BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
1. Masalah Jumlah Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI

proyeksi penduduk Kependudukan semester

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran dalam Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. topik diskusi yang semakin luas dibicarakan, baik melalui media massa maupun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ruang Lingkup dan Fungsi Dasar Mempelajari Ilmu Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

DISAMPAIKAN Oleh : Drs.Soekirno, M.Sc

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perhitungan Jumlah Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah :

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Data dan Informasi dalam Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

BAB 2 LANDASAN TEORI

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

Data dan Informasi dalam Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud


Model-Model Proyeksi Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk adalah orang-orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB III TELAAH DEMOGRAFIK

I. PENDAHULUAN. dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri: 1984). Usaha untuk melihat situasi pada masa yang akan datang merupakan usaha untuk memperkirakan pengaruh situasi dan kondisi yang terjadi terhadap perkembangan pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan dimasa depan, peramalandibutuhkan untuk menentukan suatu perisiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan yang perlu dilakukan. Pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk keperluan pajak atau keperluan mengetahuibesarnya kekuatan negaranya. Pemerintah memerlukan peramalan penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunaan yang terencana. Mengingat semua rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari penduduk dimasa mendatang. Jadi peramalan penduduk dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan, pertama percananaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai respon terhadap penduduk yang sudah diramalkan tersebut. Kedua adalah perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi. Kegunaan peramalan dalam suatu penelitian adalah untuk memperkirakan situasi dan kondisi yang akan terjadi dari suatu yang diteliti untuk masa yang akan datang setelah situasi tersebut dianalisis. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut.

2.2 Metode Peramalan Pengertian metode peramalan adalah suatu cara atau teknik dalam memperkirakan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang. Kegunaan dari metode peramalan adalah membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap pola data pada masa yang lalu. Ada dua metode peramalan, yaitu: 1. Metode Matematika (Mathematical Method) Metode matematika (mathematical method) digunakan saat kita tidak mengetahui data tentang komponen dari pada pertumbuhan penduduk, dianggap yang digunakan hanyalah penduduk keseluruhan. Dalam mathematical method kita dapat menggunakan perumusan matematika dan yang paling sederhana adalah: a. Linear dengan cara aritmatika dan geometri Pertumbuhan penduduk secara aritmatika (Arithmetic rate of growth) adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun. Pertumbuhan penduduk secara geometri (geometric rate of growth) adalah pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama setiap tahunnya. a. Non linear antara lain eksponensial Pertumbuhan penduduk eksponensial (exponential rate of growth) adalah pertumbuhan penduduk secara terus menerus (continuous) setiap hari dengan angka pertumbuhan (rate) yang konstan. 2. Metode Komponen (Component Method) Untuk meramalkan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematika maupun metode komponen karena hasil secara atotal (jumlah penduduk keseluruhan) hampir tidak ada perbedaan. Akan tetapi apabila peramalan penduduk dalam jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari lima tahun) maka perbedaan hasil peramalan makin berarti. Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat migrasi

maka penggunaan metode matematika kurang mensukseskan. Oleh karena itu metode komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen mencakup determinan-determinan pertumbuhan penduduk. 2.3 Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yang pertama orang yang tinggal di daerah tersebut, dan yang kedua adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut atau dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Pertambahan penduduk di dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar dari pada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar dari pada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negara-negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara mutlak.sensus penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, denganlaju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk.

Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa banyak penduduk yang pindah dari desaan ke kota, atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban); serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari lokalitasrural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkandalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Pertambahan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua pertiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia. Kegiatan industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan. Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya permintaantenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota. 2.4 Pertumbuhan Penduduk Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkat kematian. Demografi biasa digunakan untuk menyebut studi tentang sifat dan interaksi ketiga tingkat tersebut, serta pengaruh perubahan ketiganya terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk (Howthorn, 1970: 3). Hingga abad ke-17 pertumbuhan penduduk sangat lambat dan tidak tetap dikarenakan perang, epidemik, kekurangan gizi dan kelaparan. Sejak pertengahan abad ke-17 pertumbuhan penduduk dunia telah melonjak naik, terutama karena sangat menurunnya tingkat kematian sehingga manusia rata-rata hidup lebih lama. Suatu rumus yang sederhana tetapi penting yaitu 70 dibagi dengan tingkat pertumbuhan

penduduk tiap tahun, banyak digunakan oleh ahli demografi untuk memperkirakan kapan jumlah penduduk menjadi dua kali lipat (Haupt dan Kane, 1978: 46). Apabila tingkat pertumbuhan penduduk 2 persen, maka jumlah penduduk akan menjadi dua kali lipat dalam waktu 35 tahun. Apabila tingkatnya 1,9 persen, maka waktu yang diperlukan untuk menjadi dua kali lipat adalah sekitar 37 tahun. Menjelang permulaan abad ke-20, tampak mortalitas telah menurun di banyak negara barat dan fertilitas juga mulai menurun. Pengalaman historis ini yang mendorong apa yang sekarang dianggap teori pokok dalam demografi, yaitu teori transisi demografi atau teori transisi. Pada dasarnya transisi demografi menguraikan tentang perubahan dari satu situasi stasioner (situasi dengan pertumbuhan penduduk nol) ke situasi yang lain. Sebelum terjadi transisi tingkat kematian tinggi, dan tingkat kelahiran juga tinggi. Tahap transisi terjadi apabila mortalitas turun dan disusul turunnya tingkat kelahiran. Sesudah tahap transisi, tingkat kelahiran dan kematian akan sama lagi, yaitu keduanya rendah. Banyak masalah untuk menerapkan teori transisi kepada negara-negara berkembang. Pada suatu tingkat generalisasi, teori itu dengan tepat meramalkan bahwa di negara-negara berkembang, mortalitas akan lebih turun dari pada fertilitas, tetapi kurang tepat meramalkan kapan dan bagaimana fertilitas dapat turun. Namun demikian, Freedman berpendapat bahwa tingkat moderenisasi tipe Barat yang tinggi, tidak harus dialami suatu negara untuk mencapai penurunan fertilitas. Ia menekankan dua faktor yang mungkin penting di RRC, Indonesia, Korea, Taiwan dan Muangthai yaitu menyalurkan ide kepada rakyat bahwa mereka dapat membatasi fertilitas mereka sendiri, dan menyediakan alat-alat kontrasepsi agar dapat diperoleh dengan mudah. Di Indonesia, keluarga berencana mungkin merupakan sektor pembangunan yang justru lebih maju dari pada sektorsektor lainnya. Ciri pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan antara faktor kelahiran, kematian dan migrasi yang merupakan suatu keadaan yang unik. a. Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Fertilitas menunjukkan

jumlah anak lahir hidup dan lebih mudah dihitung untuk wanita, sebab merekalah yang melahirkan anak. Satu cara sederhana untuk mengukur fertilitas adalah mengambil rata-rata anak lahir hidup dari wanita golongan usia tertentu. Wanita yang mampu melahirkan seorang anak hidup, secara biologis adalah subur (fekund), sedangkan wanita yang tidak ammpu melahirkan anak lahir hidup adalah steril. b. Mortalitas Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Tingkat kematian saling berbeda antara kelompok penduduk satu dan kelompok penduduk yang lainnya. Tingkat kematian penduduk laki-laki biasanya lebih tinggi dari pada tingkat kematian penduduk perempuan. Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah dari pada tingkat kematian bayi, anak, dan penduduk usia lanjut. Penduduk negara maju mempunyai tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk negara yang sedang berkembang. c. Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan. 2.5 Jenis-jenis Pertumbuhan Penduduk 1. Pertumbuhan Penduduk Alami Pertumbuhan penduduk alami merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian. Untuk dapat mengitung pertumbuhan penduduk alami dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

P = L M (2.1) Di mana: P = Pertumbuhan penduduk L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian Kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya angka kelahiran dan kematian adalah sebagai berikut : a. Penggolongan Angka Kelahiran 1. Angka kelahiran rendah, jika angka kelahiran kurang dari 30. 2. Angka kelahiran sedang, jika angka kelahiran antara 30-40. 3. Angka kelahiran tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 40. b. Penggolongan Angka Kematian: 1. Angka kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10. 2. Angka kematian sedang, jik aangka kematian antara 10-20. 3. Angka kematian tinggi, jika angka kematian lebih dari 20. 2. Pertumbuhan Pendududuk Migrasi Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Jumlah imigrasi yang melebihi jumlah emigrasi aka nmenambah jumlah penduduk di negara yang bersangkutan. Sebaliknya, jika emigrasi lebih besar dari imigrasi, jumlah penduduknya akan mengalami penurunan. Adapun rumus pertumbuhan penduduk migrasi adalah: PM = I E (2.2) Di mana: PM = Total penduduk migrasi I = Jumlah Imigrasi E = Jumlah Emigrasi

Setelah diketahui pertumbuhan secara alami dan pertumbuhan penduduk migrasi maka selanjutnya akan diketahui pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung secara keseluruhan. Rumus pertumbuhan penduduk total adalah : Pt = (L - M) + (I - E) (2.3) Keterangan : P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah Kematian I = Jumlah Imigrasi E = Jumlah Emigrasi 2.6 Angka Pertumbuhan Penduduk Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk per tahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%). Untuk menghitung besarnya angka pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, akan digunakan rumus Exponential Growth, yaitu: = (2.4) =. = + = = = = (2.5)

di mana: = Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun awal = Angka pertumbuhan penduduk = Waktu dalam tahun = Bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya 2,7182818