PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Dairi merupakan salah satu daerah

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

ALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Teknik Budidaya Tanaman Durian

PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI KAKAO DI DESA SUROBALI KABUPATEN KEPAHYANG

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

III. BAHAN DAN METODE

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

TATA CARA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGENDALIAN HAMA PBK PADA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI DESA SURO BALI KABUPATEN KEPAHIANG ABSTRAK PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KEBUN GELAP OPT SENANG KEBUN TERANG OPT HILANG. Oleh: Erna Zahro in

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

3. METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Nama Tiga Belas Genotipe Gandum

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PISANG ASAL KULTUR IN VITRO DENGAN TEKNOLOGI PPBBI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

Afrizon dan Herlena Bidi Astuti

III. MATERI DAN METODE

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRIMER DAN SEKUNDER BIJI KAKAO

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1

PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/011/B/JUKNIS/2013 1. JUDUL ROPP : Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Propinsi Bengkulu 2. JENIS KEGIATAN : Pengkajian 3. LOKASI : Desa Suro Bali Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu 4. TUJUAN PENGKAJIAN : 1. Mendapatkan paket teknologi pengendalian hama PBK pada perkebunan kakao rakyat 2. Evaluasi adopsi petani terhadap paket teknologi pengendalian hama PBK 5. TUJUAN PEMBUATAN JUKNIS : 1. Memberi pengertian dan pemahaman kepada semua anggota tim pengkaji tentang pelaksanaan lapangan pengkajian PBK. 2. Menyamakan persepsi, memudahkan dan memandu anggota tim dalam operasional lapangan. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN 1). Persiapan Kegiatan persiapan dilakukan pada bulan Januari 2013. Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dengan kegiatan desk study untuk menyusun RPTP dan ROPP untuk menentukan perlakuan, alat dan bahan yang akan digunakan. Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan koordinasi. Koordinasi dilakukan dengan dinas/instansi terkait antara lain Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang. Lokasi pengkajian ditetapkan pada lokasi tahun Pertama yang merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman kakao di Kabupaten Kepahiang dan didaerah ini terindikasi adanya serangan hama PBK. 2

2). Operasional Kegiatan a. Penentuan Lokasi Mengingat pengkajian ini merupakan kegiatan lanjutan maka untuk kahun kedua ini lokasi pengkajian tetap di Desa Suro Bali. Luas lahan pengkajian ± 5 ha dengan jumlah petani 7 orang. Lokasi pengkajian merupakan perkebunan rakyat diversifikasi antara kopi dan kakao dalam satu hamparan. b. Ploting Lokasi Ploting lokasi dilakukan untuk menentukan petak-petak perlakuan yang dibuat berdasarkan perlakuan dan ulangan yaitu 4 perlakuan dan 7 ulangan. Ulangan merupakan jumlah petani. Setiap petani melaksanakan keempat perlakuan. Perlakuannya adalah : 1. Pengendalian nabati. 2. Pengendalian kimiawi. 3. Sarungisasi buah kakao. 4. Kontrol (kebiasaan petani). Tiga komponen teknologi pengendalian hama PBK yaitu pemangkasan, panen sering dan sanitasi tetap dilakukan oleh semua koperator c. Pengamatan Awal Pengamatan awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase dan intensitas serangan hama PBK sebelum aplikasi perlakuan. Pengamatan ini dilakukan dengan cara memanen semua kakao yang siap panen pada masing-masing petak perlakuan. Buah yang sudah dipanen dipisahkan berdasarkan masing-masing perlakuan. Kemudian buah dipecah, buah yang diserang dan buah yang tidak diserang dipisahkan. Kemudian dihitung total jumlah buah yang diamati, jumlah buah yang diserang serta jumlah buah yang tidak diserang. Untuk mengetahui perentase serangan hama PBK dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 3

PS (%) = Jumlah buah terserang Jumlah buah yang diamati X 100% Intensitas serangan hama PBK dihitung dengan tujuan untuk mengetahui berapa persen kerusakan biji. Untuk mengetahui intensitas biji yang terserang dilakukan dengan memecah buah kakao kemudian menghitung jumlah biji yang terserang. Intensitas serangan hama PBK dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah biji terserang IS (%) = X 100% Jumlah biji yang diamati Hasil penghitungan serangan PBK dibagi kedalam 3 kategori (tingkat) serangan yaitu : - Serangan ringan adalah jika 10% biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah. - Serangan sedang adalah jika 10-50% biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah. - Serangan berat adalah jika >50% biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah. d. Aplikasi Perlakuan Perlakuan yang akan dilakukan di lahan petani kooperator adalah pengendalian nabati, pengendalian kimiawi dan penyarungan buah. Sedangkan pemangkasan, panen sering, sanitasi dan pemupukan tetap dilakukan karena bukan merupakan perlakuan. Pengendalian Nabati. Pengendalian nabati yang akan dilakukan adalah pengendalian dengan menggunakan bahan yang berasal dari ekstrak tanaman yang mengandung racun bagi hama buah tanaman seperti kakao (sudah berupa produk). Dosis yang diberikan adalah setiap kemasan botol yang berisi 200 ml diencerkan sebanyak 40 liter air. Penyemprotan dilakukan 4

pada buah kakao yang sudah berukuran 8 10 cm, pada daun tanaman dan batang. Penyemprotan dilakukan dua minggu sekali. Pengendalian Kimiawi. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida. Bahan aktif yang akan digunakan adalah fipronil (Regent EC) dan lamdasihalotrin (Alika). Penyemprotan dilakukan pada saat buah berukuran 8-10 cm. Dosis penyemprotan yang digunakan adalah 1-2 ml/liter air. Frekuensi penyemprotan dilakukan sebanyak 2 minggu sekali. Sarungisasi. Sarungisasi adalah penyarungan buah kakao dengan menggunakan kantong plastik. Metode sarungisasi dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Buah yang disarungi adalah buah yang berukuran 8-10 cm. - Ukuran kantong plastik yang digunakan 30 x 15 cm dengan ketebalan 0,02 mm dan kedua ujungnya dibuka. - Cara menyarungi buah adalah dengan mengikat bagian atas plastik ke tangkai buah. - Buah dibiarkan terselubung hingga saat panen tiba. Penyarungan buah kakao dilakukan setiap kali buah kakao telah berukuran 8-10 cm. Sehingga penyarungan ini dapat dilakukan setiap minggu atau pada saat masing-masing tanaman telah ada buah yang berukuran antara 8-10 cm. Pemangkasan. Jenis pemangkasan yang akan dilakukan adalah pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (seperi cabang sakit, patah dan tunas air). Selain itu pemangkasan pemeliharaan juga bertujuan untuk meangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 5

- Mengurangi sebagian daun yang rimbun di tajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan yang menaungi. - Memotong cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya dan diameter kurang sari 2,5 cm dipotong. - Mengurangi daun yang menggantung dan menghalangi aliran udara di dalam kebun, sehingga cabang kembali terangkat. - Pemangkasan pemeliharaan ini dilakukan secara ringan di sela-sela pemangkasan produksi dengan frekuensi 2-3 bulan atau disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pemangkasan produksi bertujuan untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan ini biasanya dilakukan dua kali setahun yaitu pada akhir musim kemarau-awal musim hujan dan pada akhir musim kemarau. Pemangkasan ini dilakukan sebagai berikut : - Memotong cabang yang tumbuh meninggi (lebih dari 3-4 m). - Memangkas ranting dan daun hingga 25-50%. - Biasanya setelah pangkasan produksi tanaman kakao akan bertunas intensif dan setelah daunya menua tanaman akan segera berbunga. Di Jawa Timur pemangkasan ini dilakukan pada bukan Oktober untuk pembuahan semester satu dan April untuk pembuahan semester dua. Panen Sering. Panen sering bertujuan untuk menekan populasi hama PBK. Panen sering dilakukan dengan cara melakukan panen pada saat buah awal masak. Rotasi panen sering yang dianjurkan adalah 1 minggu sekali. Buah yang sudah dipanen dianjurkan untuk langsung dipecah dengan tujuan untuk mencegah ulat keluar dari buah dan berkepompong. Kulit buah, buah busuk, plasenta dan sisa-sisa panen segera ditanam dan ditimbun dengan tanah setebal 20 cm untuk membunuh ulat yang terdapat di dalam kulit buah dan plasenta. Sanitasi. Sanitasi bertujuan untuk menekan sumber infeksi sekecil mungkin. Sanitasi dilakukan dengan cara membuang semua buah yang menujukkan gejala serangan/busuk yang ada di pohon. Buah-buah tersebut kemudian 6

dikumpulkan pada suatu tempat untuk kemudian dibenamkan di dalam tanah. Pembenaman dilakukan dengan timbunan tanah sedalam 30 sm dari permukaan tanah agar sumber penyakit tidak terpercik oleh air hujan. Jamur Phytopthora palmivora sebagai penyebab busuk buah dapat bertahan di dalam selama bertahun-tahun, maka sebelum dibenamkan sebaiknya dicampur terlebih dahulu dengan hijauan daun dan ditambah dengan urea kemudian ditutup dan dimampatkan dengan tanah. Ukuran lubang yang akan digunakan adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm. e. Pemupukan Tanaman Pemupukan dilakukan pada semua tanaman kakao milik petani koperator. Tujuan pemupukan ini adalah agar tanaman berproduksi secara optimal. Pemupukan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada bulan April dan bulan Oktober. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36, KCl, dan Kieserit. Dosis pemupukan yang digunakan adalah berdasarkan rekomendasi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka). Yaitu untuk masing masing tanaman yang berumur antara 5 10 tahun yaitu 115 g urea, 90 g TSP, 85 g KCl dan 60 g kieserite. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat lingkaran pada sekeliling tanaman. Jarak lingkaran dari tanaman disesuaikan dengan tajuk tanaman. Pupuk disebarkan pada lubang keliling yang telah dibuat pada masing-masing tanaman kemudian pupuk disebarkan pada lubang tersebut. Setelah pupuk disebarkan lubang kemudian ditutup dengan menggunakan tanah yang berasal dari galian untuk lubang pupuk tersebut. f. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada dua tahap yaitu tahap pertama pengamatan awal dan tahap kedua pengamatan setelah aplikasi perlakuan. Pengamatan awal bertujuan untuk mengetahui berapa persentase serangan hama PBK sebelum perlakuan dilakukan. Pengamatan dilakukan terhadap persentase buah yang terserang dan intensitas serangan. 7

Pengamatan tahap kedua dilakukan 1 bulan setelah perlakuan diaplikasikan di lapangan. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap persentase dan intensitas hama PBK. g. Data yang Diamati Data yang akan diambil di lapangan adalah : 1. Pengamatan awal terdiri dari persentase dan intensitas serangan hama PBK. 2. Pengamatan setelah perlakuan terdiri dari persentase dan intenitas serangan. Pengamatan dilakukan 1 bulan setelah aplikasi. Pengamatan selanjutnya dilakukan satu bulan sekali. 3. Produksi (kg/ha) produksi atau hasil panen biji kakao dihitung sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Penimbangan hasil dilakukan sebelum dan setelah aplikasi. h. Fermentasi Biji. Semua hasil panen diharuskan dilakukan fermentasi. Fermentasi dan pengeringan bertujuan untuk meningkatan mutu kakao dan meningkatkan harga jual. Fermentasi biji kakao ini belum banyak dilakukan petani, akibatnya mutu kakao yang dihasilkan masih rendah. Rendahnya mutu tersebut mengakibatkan kakao Indonesia hanya dipakai sebagai bahan campuran makanan cokelat maksimal 10 % ( Ducan and Veldsman, 1993 ). Fermentasi adalah proses yang mutlak dilakukan agar terbentuk perisa (lavor) dan aroma biji kakao yang baik. Sedangkan pengeringan adalah merupakan proses penunjang agar hasil fermentasi yang baik tetap baik hingga sudah pengeringan berakhir. Penerapan fermentasi biji kakao ini sekaligus untuk menjawab kekawartiran petani agar biji kakao yang dihasilkan bisa dijual dan dengan harga yang lebih tinggi. Aplikasi fermentasi biji juga untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada petani kakao akan manfaat dan pentingnya fermentasi biji kakao dalam mengantisipasi pasar ekpor biji kakao. Tahapan pelaksanaan fermentasi adalah : 8

Panen Buah Kakao dipetik saat matang, karena mempuyai kondisi fisiologi yang optimal dalam hal pembentukan senyawa penyusun lemak dalam biji. Buah yang dipanen terlalu tua menyebabkan prosentase biji cacat bertambah karena pada buah tua, biji-biji yang telah berkecambah. Sedangkan buah yang dipanen mudah, biji kakao mempunyai rendemen lemak rendah dan banyak menghasikan biji pipih, kuit biji kakao cenderung tinggi dan menghasilkan cita rasa khas coklat yang tidak maksimal SortasiBuah Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah-buah sehat dan buah-buah rusak agar buah yang sehat tidak tercemar oleh buah-buah yang rusak, supaya biji kakao yang dihasilkan bermutu tinggi. Pengupasan Buah Bertujuan untuk mengeluarkan dan memisahkan biji kakao dari kulit buah dan plasenta. Biji ditampung pada tempat yang bersih dan kulit serta plasentanya dibenamkan di kebun. Buah-buah yang rusak dikupas tersendiri dan difermentasikan sendiri, terpisah dari buah-buah sehat. Kulit buah langsung dibenamkan dikebun untuk menghindari penyebaran hama di kebun. Pemecahan buah dilakukan dengan golok dan harus hatihati untuk menghindari biji terpotong/terbelah, biji cacat mudah terinfeksi oleh jamur. Biji-biji yang telah dikupas segera dimasukkan ke dalam bak fermentasi. Keterlambatan atau penundaan proses pengolahan dapat berpengaruh negatif pada mutu karena terjadi pra fermentasi biji kakao secara tidak terkontrol ( Chatt, 1953 dan Jones, 1987 ). Kotak fermentasi Fermentasi akan membentuk cita rasa coklat serta mengurangi rasa pahit dan sepat yang ada dalam biji kakao. Untuk kesempurnaan proses fermentasi yang perlu diperhatikan adalah berat biji yang akan difermentasi, pengadukan ( pembalikan ), lama fermentasi dan rancangan kotak fermentasi. Untuk skala kecil ditingkat petani disini untuk berat 40 9

Kg diperlukan ukuran peti masing-masing panjang dan lebar 40 cm serta tinggi 50 cm. Fermentasi dapat dilakukan dalam skala besar, kelompok tani, atau pertanian, tergantung dari jumlah biji yang akan difermentasikan. Prinsip atau cara kerjanya sama saja yaitu : Biji Kakao basah dimasukakkan ke dalam peti/kotak fermentasi. Lamanya fermentasi sekitar 4-5 hari, tiap hari dilakukan pembalikan agar suhunya tidak terlalu tinggi. Pada hari 1-2 fermentasi dilakukan pada peti fermentasi I. Pada hari ke tiga biji kakao dipindahkan ke peti II dan berlangsung sampai hari kelima. Pemindahan dari peti I ke peti II sekaligus berfungsi sebagai proses pembalikan biji. Pada hari kelima fermentasi berakhir, biji kakao kemudian dijemur diatas para-para bambu. Para-para dapat dibuat dari bambu dengan ketinggian kurang lebih 0,5 meter dari permukaan tanah. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah biji yang akan dijemur. Untuk skala kecil, lebarnya 1 meter dan panjang 4 meter. Para-para tersebut diberi atas plastik transparan, yang berfungsi sebagai pelindung biji dari hujan dan cuaca lembab pada malam hari. Pengeringan dengan sistem para-para dapat mencegah terjadinya kontaminasi dan proses pengeringan berlangsung lebih cepat. Pengeringan dihentikan bila kadar air biji telah mencapai 7 %. 10

6. RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN No. Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan: Desk study/pengumpulan X x data sekunder Penyempurnaan proposal x 2. Pelaksanaan: Hunting dan pemantapan lokasi X Sosialisasi X Penentuan kooperator x Penerapan teknologi x X X X X X X X Pengamatan x x x x x x x x 3. Pengolahan data X x 4. pelaporan X 7. PENGESAHAN No. Uraian Nama Tanda Tangan 1. Penjab Teknis Pelaksanaan Drs. Afrizon,M.Si 2. Penanggung Jawab Kegiatan Drs. Afrizon,M.Si 11