BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 responden

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. progresif karena gigi terpajan lingkungan rongga mulut (Hartono dan. umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

DAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ORANG TUA TENTANG PEMBERIAN SUSU BOTOL DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA PRASEKOLAH

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan pada masa. dengan adanya nanah di dalam gusi (Gunadi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

KARYA TULIS AKHIR. Oleh : DINDA VIKA YULINA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU TENTANG KESEHATAN GIGI TERHADAP EARLY CHILDHOOD CARIES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI MELALUI KEGIATAN SIKAT GIGI BERSAMA PADA SISWA TK AL-FATTAH KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat umum dan menyebar di seluruh dunia di. mana angka prevalensinya semakin meningkat, walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

Asri Atyanta*, Farichah Hanum**,Musri Amurwaningsih***

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Orang Tua... (Made Ayu Lely Suratri, et.al.)

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karbohidrat oleh bakteri, gigi, dan saliva.karies yang terjadi pada gigi desidui

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan anggota keluarga terutama anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut termasuk karies gigi. Pengetahuan mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan. 1 Anak memperoleh pengetahuan dan pendidikan pertama kali dari seorang ibu sehingga ibu meliki peran yang besar dalam menjaga kesehatan anak termasuk juga kesehatan rongga mulut anak, sehingga ibu harus memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang mengalami karies gigi mempunyai tingkat pengetahuan ibu yang kurang sedangkan responden yang tidak mengalami karies sebanyak 50,8% mempunyai tingkat pengetahuan ibu yang baik. Nilai estimasi faktor risiko tingkat pengetahauan dengan kejadian karies didapatkan rasio prevalensi sebesar 3,313 sehingga dapat diartikan bahwa, ibu yang mempunyai pengetahuan kurang memiliki risiko terjadinya karies gigi 3,313 dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik. 2 Pola asuh orang tua khususnya ibu berperan penting dalam merubah kebiasaan yang buruk dalam menjaga kesehan anak. Perilaku ibu merupakan hal yang penting karena anak akan melihat, menilai dan meniru perilaku yang kemudian 1

secara sadar atau tidak akan diresapi dan menjadi kebiasaan bagi anak sehingga apabila perilaku ibu baik anak akan mengikuti perilaku tersebut yang diharapkan anak memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan rongga mulut mereka dimasa yang akan datang. 3 Rongga mulut harus dijaga dimulai dari usia dini agar masalah kesehatan pada rongga mulut anak dapat dicegah sedini mungkin. Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan rongga mulut anak. Karies yang terjadi pada anak disebut juga Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini adalah penyakit karies gigi yang banyak mengenai anak. Menurut American Dental Association (ADA), ECC ditandai dengan satu atau lebih kerusakan gigi (baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas), kehilangan gigi (akibat karies) atau penambalan permukaan gigi sulung pada usia prasekolah antara usia lahir hingga usia 71 bulan. 4 Anak usia 4 5 tahun merupakan fase prasekolah. Pada fase ini anak memasuki tahapan preoperasional, selama tahapan ini anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berfikir anak-anak juga berkembang. Tumbuh kembang utama anak pada fase prasekolah antara lain meningkatnya keterampilan motorik kasar dan halus. Pada fase ini juga kekuatan anak meningkat, kemandirian, kemampuan mengontrol dan merawat dirinya juga meningkat. 5 Masalah kebersihan harus sudah ditanamkan sejak seorang anak mampu menggunakan pikirannya. Mereka harus dibiasakan menolong dan merawat dirinya sendiri. Misalnya, pada waktu mengajarkan kebersihan gigi, anak dapat diberi pengertian, bahwa gigi yang tidak di sikat akan selalu tampak kotor, berbau dan mudah diserang penyakit. 6 Pada fase ini menyikat gigi merupakan salah satu 2

perkembangan motorik halus pada anak dan peningkatan dari kemampuan merawat diri. Data World Health Organization (WHO) tahun 2003 menggambarkan bahwa angka kejadian karies pada anak sekitar 60 90% kasus. 7 Anak usia 4 5 tahun yang tinggal di pedesaan mengalami 95,9% kejadian karies, dengan nilai def-t (decayed, extracted, filled, tooth) 7,98 dan anak yang tinggal di perkotaan mengalami 90,5% kejadian karies, dengan nilai def-t 7,92. Menurut Community Dental Oral Epidemiology anak usia taman kanak-kanak di Indonesia mempunyai risiko besar terkena karies. 8 Masalah kesehatan gigi dan mulut meningkat di Indonesia berdasarkan RISKESDAS tahun 2007 dan 2013 pada anak usai 1 4 tahun dari 6,9% menjadi 10,4% dan anak usia 5 9 tahun dari 21,6% menjadi 28,9%. Peningkatan karies gigi pada anak dapat mempengaruhi kualitas hidup anak serta dapat menyebabkan meningkatnya potensi risiko karies gigi anak dimasa yang akan datang. 9 Pengalaman karies sebelumnya merupakan suatu indikator yang kuat untuk menentukan terjadinya karies di masa yang akan datanng. Li dan Wang mengatakan bahwa anak yang mempunyai karies pada gigi sulung mempunyai kecenderungan tiga kali lebih besar untuk terjadinya karies pada gigi permanen. 10 Berdasarkan uraian tersebut menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan pengetahuan dan perilaku orang tua tentang kesehatan rongga mulut dengan kejadian ECC anak usia 4 5 tahun di taman kanak-kanak tersebut. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah satu pengajar di TK tersebut bahwa belum terdapat pengadaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan 3

sebagian besar TK tersebut juga belum dilakukan penelitian tentang karies dini maka dengan adanya penelitian ini juga akan diperoleh data yang berguna untuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Oleh karena itu, menjadi hal manarik bagi peneliti untuk meneliti di TK tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan identifikasi masalah yaitu: 1. Apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan ECC anak usia 4 5 tahun di taman kanak-kanak di wilayah sekitar 2. Apakah terdapat hubungan perilaku ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan ECC anak usia 4 5 tahun di taman kanak-kanak di wilayah sekitar 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan ECC anak usia 4 5 tahun di taman kanak-kanak di wilayah sekitar 2. Mengetahui hubungan perilaku ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan ECC anak usia 4 5 tahun di taman kanak-kanak di wilayah sekitar 4

1.4 Manfaat Karya Ilmiah 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi Orang Tua Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku orang tua dalam menjaga kesehatan gigi anak usia 4 5 tahun yang dalam pemeliharaannya memerlukan peran serta orang tua. 2. Manfaat bagi Masyarakat Umum Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk membantu meningkatkan pengetahuan, perilaku dan kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. 1.4.2 Manfaat Akademis 1. Manfaat bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini dapat menambah informasi yang dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan upaya pencegahan ECC pada anak usia 4 5 tahun. Penelitian ini juga berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut tentang ECC pada anak di masa yang akan datang. 2. Manfaat untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan kepada peneliti, dimana diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah karies gigi anak yang sampai sekarang masih belum dapat terpecahkan, dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk Fakultas 5

Kedokteran Gigi (FKG UKM) dan menjadi data untuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UKM. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan orang tua tentang pencegahan karies anaknya akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak, menurut Sariningrum orang tua perlu mengetahui dan mengajarkan hal-hal yang baik pada anak, serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri. Sebaliknya, orang tua yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai pencegahan karies, cenderung kurang mempedulikan kesehatan gigi dan mulut anak sehingga dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. 11 Hal ini didukung dari penelitian yang dilakukan Nugroho, dkk yaitu terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dengan kejadian karies pada anak prasekolah Intan Permata Aiisyiyah. Selain itu, didukung juga penelitian yang dilakukan oleh Sarininggrum dan Irdawati yaitu terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan orang tua dengan kejadian karies pada anak balita di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jatipurno 11,12 Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan 6

faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. 11 Perilaku yang tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak berperan dalam kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Nugroho, dkk yaitu terdapat hubungan perilaku orang tua tentang frekuensi penambahan gula pada susu botol dan tentang waktu minum atau pemberian susu botol dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah Intan Permata Aisyiyah. 12 Notoatmodjo tahun 2007 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang memiliki perilaku baru, maka harus melalui beberapa tahapan antara lain awareness, interest, evaluation, trial dan adoption. Ibu yang tidak menerapkan perilaku kesehatan rongga mulut yang baik seperti pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi secara teratur, memperhatikan pola makan dan melakukan kunjungan kedokter gigi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan karies gigi pada anak berarti ibu belum sampai pada tahapan trial yaitu keinginan mencoba perilaku ataupun adoption yaitu perilaku yang muncul sesuai kesadaran, pengetahuan dan sikap yang dimiliki, sehingga mampu melakukan tindakan yang dianggap baik. 13 Anak memperoleh perilaku kebiasaan makan, kebersihan mulut dan kebiasaan kesehatan rongga mulut lainnya diperoleh mulai dari orang tua terutama ibu sehingga ibu haruslah memiliki pengetahuan baik dan menerapkannya ke perilaku ibu yang baik pula sehingga karies gigi dapat dicegah sedini mungkin karena 7

pengetahuan dan perilaku ibu merupakan faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terbentuknya karies gigi. 4 Dari apa yang diuraikan di atas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku orang tua tentang kesehatan rongga mulut dengan tingginya prevalensi karies gigi pada anak yaitu ECC. Pengetahuan Ibu tentang kesehatan rongga mulut Rendah Perilaku Ibu tentang kesehatan rongga mulut Rendah Tidak tahu Kurang peduli terhadap kesehatan rongga mulut anak Tidak menerapkan dan mengadopsi perilaku baik terhadap pemeliharaan kesehatan rongga mulut anak Early Childhood Caries (ECC) Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran 1.5.2 Hipotesis Penelitian 1. Terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan early childhood caries (ECC) anak usia 4 5 tahun 2. Terdapat hubungan perilaku ibu tentang kesehatan rongga mulut dengan early childhood caries (ECC) anak usia 4 5 tahun 8

1.6 Metodologi Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dimana peneliti mencari hubungan antar variabel, yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap data yang dikumpulkan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di TKK KB-TK Indriyasana, TKK Nur ANKA, TKK Al-Hidayah, dan TKQ/TPQ Al-Inayah Bandung dan waktu penelitian mulai dari bulan September 2015 Juli 2016. 9