II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK MINUMAN NATA DE COCO DENGAN MERK ES CAMPUR PRODUKSI PT. AMICO, BEKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I PENDAHULUAN. Industri Minuman Tahun

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari sumber daya manusia tentang perkembangan sektor industri di

BAB I PENDAHULUAN. membantu pencernaan. Kandungan kalori yang rendah pada Nata de Coco

BAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran produk makin terbuka luas. 1. buah-buahan sampai saat ini masih sangat sederhana (tradisional) dan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau. maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan enzim-enzim,

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa daerah ada yang menyebutnya Cery ada juga yang menyebutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS GULA TERHADAP SIFAT MORFOLOGIS PRODUK MAKANAN BERSERAT TINGGI NATA DE PINA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden (Anak Sekolah Dasar)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molasses), limbah cair tahu, atau sari buah (nanas,melon, markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Dalam perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari air kelapa. Nata yang dibuat dari air kelapa kemudian ditambahkan citarasa buah sehingga didapatkan produk nata berbahan baku air kelapa dengan rasa vanilla, stroberi, pisang, jeruk, jambu, biji, nanas, dan lainlain. Adanya keragaman rasa yang diciptakan dari citarasa buah mempunyai arti penting dalam upaya memasyarakatkan produk ini di Indonesia (Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006). Nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikroba Acetobacter xylinum yang membentuk serat nata saat tumbuh dalam air kelapa yang diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benangbenang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut nata. Produk ini dapat dikonsumsi sebagai makanan berserat yang menyehatkan. Disamping itu nata de coco dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku industri (Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006). Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistem pencernaan serta tidak mengandung kolesterol sehingga nata de coco baik untuk di konsumsi bagi konsumen yang

memiliki perhatian khusus pada kesehatan. Kandungan nutrisi yang terdapat pada nata de coco dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan Nutrisi Nata De Coco No Nutrisi Kandungan nutrisi per 100 gram (bahan) 1 Kalori 146 kal 2 Lemak 0,2 % 3 Karbohidrat 36,1 % 4 Kalsium 12 mg 5 Fosfor 2 mg 6 Besi (Fe) 0,5 mg Sumber : Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006. 2.2. Penelitian Terdahulu Ardiany (2002), melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku Pembelian Susu Cair Kemasan dan Implikasinya pada Bauran Pemasaran. Analisis perilaku konsumen dengan menggunakan metode analisis fishbein dan analisis biplot yang menunjukkan bahwa dipilihnya atribut (berdasarkan urutan tingkat kepentingan). Cita rasa susu, aroma, kekentalan, harga, ketersediaan, merk, isi (volume) dan kemasan merupakan suatu evaluasi dan penilaian kepercayaan terhadap atribut penting yang harus melekat pada produk susu cair kemasan. Alasan dipilihnya atribut citarasa susu dikarenakan atribut ini merupakan salah satu pendorong dalam meningkatkan keinginan untuk meminum susu. Jika cita rasa susu dinilai enak oleh konsumen maka frekuensi meminum susu pun akan meningkat. Untuk aroma, aroma akan meningkatkan nafsu untuk mengkonsumsi susu, harapan konsumen atribut ini dapat dipenuhi dengan baik. Untuk atribut kekentalan, semakin kental susu maka konsumen semakin puas dengan kekentalan pada produk susu. Untuk atribut harga, konsumen menilai atribut ini penting karena harga yang ditawarkan diharapkan sesuai dengan mutu dan kualitas produk. Untuk atribut ketersediaan, kemudahan dalam memperoleh produk dianggap penting karena semakin mudah akses konsumen mendapatkan produk maka semakin murah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Untuk atribut merk, atribut ini termasuk penting karena semakin mudah diingat maka

semakin berpengaruh terhadap pilihan produk susu yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Untuk atribut isi (volume), isi susu dalam kemasan sebenarnya cukup baik namun penambahan isi susu beberapa gram dirasa perlu untuk meningkatkan penjualan susu. Untuk kemasan, tampilan kemasan susu penting karena dengan memberikan tampilan yang berbeda-beda sesuai dengan formula yang ada didalam susu maka akan membuat tampilan semakin menarik bagi konsumen. Variabel dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen susu cair dalam kemasan berdasarkan urutan tingkat kepentingannya adalah, untuk bauran produk yaitu cita rasa susu, aroma, kekentalan, merk, isi (volume) dan kemasan, perusahaan disarankan untuk melakukan inovasi formulasi baru untuk menghasilkan cita rasa susu, aroma, kekentalan yang beragam, untuk harga cukup pertahankan harga eceran yang ada saat ini, untuk ketersediaan diharapkan jalur distribusinya dapat diperluas hingga ketersediaan produk terjamin. Widyaningsih (2003), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Ekstrak Mengkudu Merk Pacekap. Tujuan penelitian tersebut adalah mengkaji karakteristik konsumen ekstrak mengkudu merk pacekap dan alasan konsumen yang tidak mengkonsumsi pacekap, kemudian menganalisis tahap proses keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian pacekap serta menganalisis variabel dan faktor-faktor dominan diantara variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam pembelian pacekap. Selanjutnya, menyusun rekomendasi kebijakan pemasaran berdasarkan studi perilaku konsumen terhadap pemasaran ekstrak mengkudu merk pacekap. Sedangkan pengolahan data menggunakan tabulasi deskriptif untuk menganalisis proses keputusan pembelian oleh konsumen dan analisis faktor digunakan untuk mengkaji variabel dan faktor dominan diantara variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian. Faktor dibentuk oleh analisis faktor dengan metode ekstraksi principal component analysis. Hasil dari analisis tahap proses keputusan menunjukkan bahwa manfaat utama yang diharapkan dari pembelian pacekap sebagai obat untuk mengurangi gangguan kesehatan. Hal ini didorong oleh adanya gangguan kesehatan yang

menjadi motivasi utama dalam pembelian pacekap. Pertimbangan utama responden membeli pacekap adalah manfaat untuk kesehatan, responden melakukan pembelian pacekap bersamaan dengan pembelian produk lainnya. Sebagian besar responden mengaku merasa puas dalam mengkonsumsi pacekap. Variabel dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian pacekap adalah higienitas, harga, iklan, pendapatan, dan pengetahuan tentang manfaat mengkudu. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses keputusan pembelian pacekap adalah promosi, produk, ekonomi, dan pribadi konsumen. Keempat faktor dominan tersebut merupakan komponen utama hasil ekstraksi principal component analysis. Faktor promosi terdiri atas iklan, aroma mengkudu tidak bau, dan merk. Faktor produk terdiri atas higienitas dan praktis untuk dikonsumsi. Faktor ekonomi disusun oleh harga dan pendapatan. Faktor pribadi konsumen tersusun oleh pengetahuan tentang manfaat mengkudu, gangguan kesehatan, dan motivasi untuk membeli. Nurhakim (2004), melakukan penelitian mengenai nilai dan kepuasan konsumen keunggulan bersaing teh botol sosro (TBS) yang bertujuan untuk mempelajari tanggapan konsumen terhadap atribut TBS dan Tekita (pesaing utamanya), menganalisis nilai dan kepuasan konsumen dan keunggulan bersaing TBS. Kesimpulan yang diperoleh indikator kepuasan yang terjadi adalah asimilasi negatif untuk TBS (konsumen memberikan toleransi atas kekurangan kinerja TBS) dan indikator untuk evaluasi kepuasan terhadap Tekita adalah kontras dimana penyataan PUAS konsumen terhadap tekita merupakan sesuatu yang dilebih-lebihkan, hanya karena Tekita memiliki volume lebih banyak maka kekurangan pada atribut lainnya seolah-olah diabaikan. Savitri (2004), melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan konsumen minuman teh kemasan botol yang bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut mutu minuman teh, menganalisis tingkat kepuasan konsumen, memantau proses-proses yang berhubungan dengan harapan konsumen serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis Quality Function Deployment. Kesimpulan yang diperoleh adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan harapan konsumen sudah cukup baik dan pihak

manajemen mutu perlu melakukan pemantauan dan perbaikan proses untuk meningkatkan mutu. Menurut Sumarwan dalam Nurhakim (2004), ada berbagai alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen antara lain : analisis faktor, analisis diskriminan, analisis regresi berganda, uji Chi-Square, ataupun analisis Structural Equation Modeling (SEM). Namun untuk pengukuran tingkat kepuasan konsumen dengan cara menilai kinerja masing-masing atribut, menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode IPA merupakan salah satu teknik penerapan untuk mengukur dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan kinerja. Kelebihan analisis ini berguna untuk melihat atribut-atribut mana saja dari produk yang perlu ditingkatkan maupun atribut-atribut mana saja dari produk yang harus dikurangi, sehingga produsen dapat mengevaluasi produknya dengan baik. Sedangkan kelemahan analisis ini adalah, analisis ini hanya mengukur kinerja berdasarkan kriteria sangat baik samapai dengan tidak baik untuk keseluruhan atribut. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam menilai atribut-atribut produk. Kombinasi antara dua hal ini akan menetralisir berbagai kelemahan dan tetap mempertahankan kesederhanaan dalam mengkomunikasikan hasil perhitungan. Berdasarkan penelitian terdahulu atribut yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara kepentingan dengan tingkat kinerja dari masingmasing atribut yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah : rasa, aroma, desain kemasan, kekenyalan, gizi, vitamin dan serat, kandungan bahan pengawet, kadar rasa manis, harga, ukuran volume produk, kemudahan memperoleh produk, kejelasan tanggal kadaluarsa, jaminan halal dan izin depkes, mutu dan kualitas, dan tambahan selasih. Atribut lain dan menjadi pembeda dalam penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah atribut kekenyalan, atribut ini diambil untuk mengukur seberapa kenyalkah nata de coco yang ada dalam minuman nata de coco dengan merk es campur dan apakah kekenyalan yang ditawarkan telah sesuai dan memenuhi harapan konsumen. Sedangkan atribut tambahan selasih, atribut ini diambil dikarenakan produk nata de coco dalam kemasan yang bermerk es campur terdapat tambahan selasih yang merupakan ciri

khas dari es campur itu sendiri karena itu atribut ini diambil sebagai bahan pertimbangan. Atribut-atribut tersebut dianalisis menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang didapat dari atribut-atribut yang akan dianalisis, sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen menggunakan alat analisis Customer Satisfaction Index. Analisis-analisis ini bertujuan untuk menghitung prioritas terbaik yang didapatkan dari atribut-atribut yang dianalisis dan mencari prioritas perbaikan untuk mengantisipasi kelemahan, mempertahankan, dan mengutamakan prioritas terbaik yang ada pada atribut-atribut produk minuman nata de coco dengan merk es campur.