II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molasses), limbah cair tahu, atau sari buah (nanas,melon, markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Dalam perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari air kelapa. Nata yang dibuat dari air kelapa kemudian ditambahkan citarasa buah sehingga didapatkan produk nata berbahan baku air kelapa dengan rasa vanilla, stroberi, pisang, jeruk, jambu, biji, nanas, dan lainlain. Adanya keragaman rasa yang diciptakan dari citarasa buah mempunyai arti penting dalam upaya memasyarakatkan produk ini di Indonesia (Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006). Nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikroba Acetobacter xylinum yang membentuk serat nata saat tumbuh dalam air kelapa yang diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benangbenang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut nata. Produk ini dapat dikonsumsi sebagai makanan berserat yang menyehatkan. Disamping itu nata de coco dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku industri (Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006). Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistem pencernaan serta tidak mengandung kolesterol sehingga nata de coco baik untuk di konsumsi bagi konsumen yang
memiliki perhatian khusus pada kesehatan. Kandungan nutrisi yang terdapat pada nata de coco dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan Nutrisi Nata De Coco No Nutrisi Kandungan nutrisi per 100 gram (bahan) 1 Kalori 146 kal 2 Lemak 0,2 % 3 Karbohidrat 36,1 % 4 Kalsium 12 mg 5 Fosfor 2 mg 6 Besi (Fe) 0,5 mg Sumber : Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2006. 2.2. Penelitian Terdahulu Ardiany (2002), melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku Pembelian Susu Cair Kemasan dan Implikasinya pada Bauran Pemasaran. Analisis perilaku konsumen dengan menggunakan metode analisis fishbein dan analisis biplot yang menunjukkan bahwa dipilihnya atribut (berdasarkan urutan tingkat kepentingan). Cita rasa susu, aroma, kekentalan, harga, ketersediaan, merk, isi (volume) dan kemasan merupakan suatu evaluasi dan penilaian kepercayaan terhadap atribut penting yang harus melekat pada produk susu cair kemasan. Alasan dipilihnya atribut citarasa susu dikarenakan atribut ini merupakan salah satu pendorong dalam meningkatkan keinginan untuk meminum susu. Jika cita rasa susu dinilai enak oleh konsumen maka frekuensi meminum susu pun akan meningkat. Untuk aroma, aroma akan meningkatkan nafsu untuk mengkonsumsi susu, harapan konsumen atribut ini dapat dipenuhi dengan baik. Untuk atribut kekentalan, semakin kental susu maka konsumen semakin puas dengan kekentalan pada produk susu. Untuk atribut harga, konsumen menilai atribut ini penting karena harga yang ditawarkan diharapkan sesuai dengan mutu dan kualitas produk. Untuk atribut ketersediaan, kemudahan dalam memperoleh produk dianggap penting karena semakin mudah akses konsumen mendapatkan produk maka semakin murah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Untuk atribut merk, atribut ini termasuk penting karena semakin mudah diingat maka
semakin berpengaruh terhadap pilihan produk susu yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Untuk atribut isi (volume), isi susu dalam kemasan sebenarnya cukup baik namun penambahan isi susu beberapa gram dirasa perlu untuk meningkatkan penjualan susu. Untuk kemasan, tampilan kemasan susu penting karena dengan memberikan tampilan yang berbeda-beda sesuai dengan formula yang ada didalam susu maka akan membuat tampilan semakin menarik bagi konsumen. Variabel dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen susu cair dalam kemasan berdasarkan urutan tingkat kepentingannya adalah, untuk bauran produk yaitu cita rasa susu, aroma, kekentalan, merk, isi (volume) dan kemasan, perusahaan disarankan untuk melakukan inovasi formulasi baru untuk menghasilkan cita rasa susu, aroma, kekentalan yang beragam, untuk harga cukup pertahankan harga eceran yang ada saat ini, untuk ketersediaan diharapkan jalur distribusinya dapat diperluas hingga ketersediaan produk terjamin. Widyaningsih (2003), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Ekstrak Mengkudu Merk Pacekap. Tujuan penelitian tersebut adalah mengkaji karakteristik konsumen ekstrak mengkudu merk pacekap dan alasan konsumen yang tidak mengkonsumsi pacekap, kemudian menganalisis tahap proses keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian pacekap serta menganalisis variabel dan faktor-faktor dominan diantara variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam pembelian pacekap. Selanjutnya, menyusun rekomendasi kebijakan pemasaran berdasarkan studi perilaku konsumen terhadap pemasaran ekstrak mengkudu merk pacekap. Sedangkan pengolahan data menggunakan tabulasi deskriptif untuk menganalisis proses keputusan pembelian oleh konsumen dan analisis faktor digunakan untuk mengkaji variabel dan faktor dominan diantara variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian. Faktor dibentuk oleh analisis faktor dengan metode ekstraksi principal component analysis. Hasil dari analisis tahap proses keputusan menunjukkan bahwa manfaat utama yang diharapkan dari pembelian pacekap sebagai obat untuk mengurangi gangguan kesehatan. Hal ini didorong oleh adanya gangguan kesehatan yang
menjadi motivasi utama dalam pembelian pacekap. Pertimbangan utama responden membeli pacekap adalah manfaat untuk kesehatan, responden melakukan pembelian pacekap bersamaan dengan pembelian produk lainnya. Sebagian besar responden mengaku merasa puas dalam mengkonsumsi pacekap. Variabel dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian pacekap adalah higienitas, harga, iklan, pendapatan, dan pengetahuan tentang manfaat mengkudu. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses keputusan pembelian pacekap adalah promosi, produk, ekonomi, dan pribadi konsumen. Keempat faktor dominan tersebut merupakan komponen utama hasil ekstraksi principal component analysis. Faktor promosi terdiri atas iklan, aroma mengkudu tidak bau, dan merk. Faktor produk terdiri atas higienitas dan praktis untuk dikonsumsi. Faktor ekonomi disusun oleh harga dan pendapatan. Faktor pribadi konsumen tersusun oleh pengetahuan tentang manfaat mengkudu, gangguan kesehatan, dan motivasi untuk membeli. Nurhakim (2004), melakukan penelitian mengenai nilai dan kepuasan konsumen keunggulan bersaing teh botol sosro (TBS) yang bertujuan untuk mempelajari tanggapan konsumen terhadap atribut TBS dan Tekita (pesaing utamanya), menganalisis nilai dan kepuasan konsumen dan keunggulan bersaing TBS. Kesimpulan yang diperoleh indikator kepuasan yang terjadi adalah asimilasi negatif untuk TBS (konsumen memberikan toleransi atas kekurangan kinerja TBS) dan indikator untuk evaluasi kepuasan terhadap Tekita adalah kontras dimana penyataan PUAS konsumen terhadap tekita merupakan sesuatu yang dilebih-lebihkan, hanya karena Tekita memiliki volume lebih banyak maka kekurangan pada atribut lainnya seolah-olah diabaikan. Savitri (2004), melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan konsumen minuman teh kemasan botol yang bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut mutu minuman teh, menganalisis tingkat kepuasan konsumen, memantau proses-proses yang berhubungan dengan harapan konsumen serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis Quality Function Deployment. Kesimpulan yang diperoleh adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan harapan konsumen sudah cukup baik dan pihak
manajemen mutu perlu melakukan pemantauan dan perbaikan proses untuk meningkatkan mutu. Menurut Sumarwan dalam Nurhakim (2004), ada berbagai alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen antara lain : analisis faktor, analisis diskriminan, analisis regresi berganda, uji Chi-Square, ataupun analisis Structural Equation Modeling (SEM). Namun untuk pengukuran tingkat kepuasan konsumen dengan cara menilai kinerja masing-masing atribut, menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode IPA merupakan salah satu teknik penerapan untuk mengukur dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan kinerja. Kelebihan analisis ini berguna untuk melihat atribut-atribut mana saja dari produk yang perlu ditingkatkan maupun atribut-atribut mana saja dari produk yang harus dikurangi, sehingga produsen dapat mengevaluasi produknya dengan baik. Sedangkan kelemahan analisis ini adalah, analisis ini hanya mengukur kinerja berdasarkan kriteria sangat baik samapai dengan tidak baik untuk keseluruhan atribut. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam menilai atribut-atribut produk. Kombinasi antara dua hal ini akan menetralisir berbagai kelemahan dan tetap mempertahankan kesederhanaan dalam mengkomunikasikan hasil perhitungan. Berdasarkan penelitian terdahulu atribut yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara kepentingan dengan tingkat kinerja dari masingmasing atribut yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah : rasa, aroma, desain kemasan, kekenyalan, gizi, vitamin dan serat, kandungan bahan pengawet, kadar rasa manis, harga, ukuran volume produk, kemudahan memperoleh produk, kejelasan tanggal kadaluarsa, jaminan halal dan izin depkes, mutu dan kualitas, dan tambahan selasih. Atribut lain dan menjadi pembeda dalam penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah atribut kekenyalan, atribut ini diambil untuk mengukur seberapa kenyalkah nata de coco yang ada dalam minuman nata de coco dengan merk es campur dan apakah kekenyalan yang ditawarkan telah sesuai dan memenuhi harapan konsumen. Sedangkan atribut tambahan selasih, atribut ini diambil dikarenakan produk nata de coco dalam kemasan yang bermerk es campur terdapat tambahan selasih yang merupakan ciri
khas dari es campur itu sendiri karena itu atribut ini diambil sebagai bahan pertimbangan. Atribut-atribut tersebut dianalisis menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang didapat dari atribut-atribut yang akan dianalisis, sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen menggunakan alat analisis Customer Satisfaction Index. Analisis-analisis ini bertujuan untuk menghitung prioritas terbaik yang didapatkan dari atribut-atribut yang dianalisis dan mencari prioritas perbaikan untuk mengantisipasi kelemahan, mempertahankan, dan mengutamakan prioritas terbaik yang ada pada atribut-atribut produk minuman nata de coco dengan merk es campur.