BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. apakah bank tersebut berada dalam keadaan baik (sehat) atau mungkin dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau

Farah Esa B

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi mikro di Indonesia dan semakin

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sistem pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

Skripsi SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BANK. (Studi kasus pada BPR BKK Karangawen Kabupaten Demak)

Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa. perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dengan repositioning yang dilakukan Bank Mandiri sejak berdiri sampai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akuntansi indonesia. Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. Faktor lingkungan berperan penting bagi perusahaan terutama. dalam pemilihan arah dan formulasi strategi perusahaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja adalah proses dimana suatu perusahaan menentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara benar. Dalam era globalisasi dan persaingan usaha yang semakin ketat, para eksekutif perusahaan semakin mendapatkan tuntutan yang semakin berat yaitu tingginya harapan shareholder atas tingkat keuntungan yang semakin tinggi tetapi disisi lain perusahaan dihadapkan pada kenyataan bahwa kinerja perusahaan semakin sulit untuk diprediksi dan dikendalikan. Untuk menghasilkan kemakmuran yang optimal bagi para shareholder, manajemen perlu menjalankan fungsi-fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Strategi itu muncul setelah melalui proses perencanaan dan pertimbangan oleh pihak manajemen perusahaan. Perencanaan adalah proses menyadari kesempatan dan ancaman dari luar, menentukan tujuan yang akan diinginkan dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka manajemen harus melakukan evaluasi dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Sementara itu, pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Kedua fungsi tersebut merupakan fungsi yang saling 1

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pengendalian yang efektif akan tercapai bila didukung oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tanpa pengendalian menjadi kurang bermanfaat. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau dikenal dengan BNI adalah sebuah perusahaan yang memulai sebuah rencana kerjanya dari level corporate wide melalui penyusunan corporate strategy yang dijadikan sebagai arah bisnis, kemudian dijabarkan kembali dalam sebuah Rencana Kerja Akhir Perusahaan (RKAP), Business Plan, dan terakhir adalah pembagian alokasi target. Berikut ini adalah corporate strategy BNI pada tahun 2011 : 1. Penajaman fokus portofolio bisnis BNI pada segmen business banking dan consumer & retail Banking. 2. Peningkatan dan perbaikan kualitas earning asset. 3. Pertumbuhan dana murah yang lebih yang agresif dan diversifikasi fee based income (FBI) 4. Peningkatan efisiensi operasional. 5. Perbaikan customer experience. 6. Memperkuat BNI Incorporated. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut dapat digunakan salah satunya untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penilaian kinerja unit hingga individu karyawan, kenaikan remunerasi karyawan, bahan evaluasi dan 2

sebagainya. Selama ini banyak perusahaan yang berorientasi pada aspek keuangan saja. Seorang manajer yang kinerjanya dinilai berhasil menaikkan tingkat keuntungan pada tingkat yang lebih tinggi akan dinilai berhasil dan akan diberi imbalan berupa finansial maupun nonfinansial dari perusahaan. Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan saja akan dapat menyesatkan. Pasalnya kinerja keuangan yang baik dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan kurang cermat dalam melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Selama ini sistem pengendalian keuangan yang dikembangkan dalam perusahaan digunakan untuk memfasilitasi dan memantau alokasi modal finansial dan fisik secara efisien. Namun ukuran-ukuran yang dihasilkan dari alat-alat tersebut tidak cukup handal untuk mengimbangi perkembangan pada jaman teknologi informasi seperti sekarang ini. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif dan terbuka, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, namun lebih dari itu. Perusahaan memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa depan perusahaan melalui perubahan-perubahan yang dilaksanakan sejak sekarang. Kondisi ini kemudian membawa dunia bisnis kepada pemikiran-pemikiran baru yang lebih maju untuk mengimbangi laju informasi. Benturan antara keharusan membangun kapabilitas kompetitif jangka panjang dengan tujuan yang tidak 3

tergoyahkan dari model akuntansi keuangan biaya historis akan menciptakan sebuah sintesis, yakni Balance Scorecard. Menurut Amin (2001) Balance Scorecard merupakan sekelompok tolok ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi. Suatu strategi pada dasarnya merupakan suatu teori tentang bagaimana mencapai tujuan organisasi. Dalam pendekatan balanced scorecard, manajemen puncak menjabarkan strateginya dalam tolok ukur kinerja sehingga karyawan memahaminya dan dapat melaksanakan sesuatu untuk mencapai strategi tersebut. Banyak perusahaan yang mengklaim telah menerapkan balance scorecard sebagai tolok ukur kinerja perusahaan. Padahal mereka baru menerapkan model pengukuran yang relatif lebih seimbang ketimbang hanya menggunakan pengukuran kinerja yang berbasis pada ukuran keuangan semata. Keberhasilan penerapan balance scorecard sangat ditentukan oleh proses penyusunan pengembangan balance scorecard itu sendiri. Pengembangan balance scorecard yang tidak tepat pada akhirnya akan kembali mengantarkan perusahaan kepada model pengukuran yang tidak mampu menjelaskan strategi perusahaan. Atau dengan kata lain perusahaan menerapkan model pengukuran yang relatif berimbang saja atau hanya merupakan model pengukuran kinerja yang berbasis finansial belaka. Balanced scorecard (BSC) merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan oleh Robert Kaplan pada tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (Performance Measurement) yang mengukur kinerja 4

perusahaan. Robert Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan. Pendekatan tersebut berdasarkan 4 (empat) perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. BNI mulai membangun model pengukuran kinerja yang diadaptasi dari balanced scorecard pada tahun 2006, yang kemudian disempurnakan pada tahun 2011 ke dalam 6 perspektif yaitu financial, growth, risk, customer, employee dan process. Setelah pada periode sebelumnya, yakni sejak tahun 2006 BNI telah melakukan pengukuran kinerja hanya dengan 2 (dua) perspektif yaitu : finansial dan operasional. Saat ini pengukuran kinerja, dilakukan pada 6 (enam) level organisasi yaitu BNI_wide, sektoral, divisi, wilayah, cabang dan sentra, sedangkan untuk level kantor layanan dan kantor kas masih dalam proses pengembangan. Dengan pengembangan enam perspektif dan pengukuran seluruh level, diharapkan pengukuran kinerja menjadi lebih berimbang, lebih obyektif dan terkait (linkage.) Proses pengendalian kinerja dalam perusahaan merupakan sebuah proses yang cukup kompleks yang melibatkan berbagai tingkatan manajemen dalam perusahaan. Secara umum tingkat manajerial yang akan terlibat dalam proses pengendalian kinerja perusahaan meliputi tingkat aktivitas harian, tingkat operasional, dan juga tingkat strategis. Ketiga tingkatan ini akan mengorganisasikan dan menyinergikan kegiatan mereka dalam mencapai dan mengandalkan kinerja perusahaan. 5

Dalam menghadapi tantangan di sektor perbankan yang semakin kompetitif, manajemen BNI mempunyai visi dan misi sebagai arah tujuan perusahaan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut telah dirumuskan Rencana Jangka Panjang Perusahaan yang terbagi dalam tiga fase transformasi yaitu : Unggul dalam layanan pada tahun 2008 Unggul dalam layanan dan kinerja pada tahun 2013 Menjadi Bank Kembagaan Nasional yang unggul dalam kinerja dan layanan pada tahun 2018. Pada kenyataannya, sampai saat ini keunggulan kinerja keuangan yang dicanangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan belum terlihat tandatandanya untuk terwujud. Hal ini terlihat dari kinerja BNI dibandingkan dengan bank pesaing sampai dengan semester I- 2012 sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1. Peringkat 4 Bank Terbesar Indonesia Juni 2012 Bank Asset Kredit DPK Bunga Laba Mandiri 1 1 1 1 2 BRI 2 2 2 2 1 BCA 3 3 3 3 3 BNI 4 4 4 4 4 Sumber : www.bi.go.id (2013) Sebagai upaya untuk meningkatkan performance BNI di tengah persaingan perbankan, BNI melakukan suatu proses transformasi bisnis yang disebut dengan program BNI Reformasi 1.0 dengan berbagai proyek perbaikan secara komprehensif dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan BNI dalam memberikan solusi kebutuhan perbankan secara holistic kepada para nasabah. 6

Program BNI Reformasi 1.0 yang dilakukan sepanjang tahun 2011 merupakan rangkaian program yang telah diinisiasi sejak kick off pada Desember 2009. Pada tahun 2011 Program BNI Reformasi telah memasuki fase implementasi dan diharapkan selesai pada tahun 2014. Perbaikan yang dilakukan adalah transformasi bisnis yang sebelumnya lebih berorientasi pada product centric kini berubah kearah customer centric. Beberapa inisiatif penting untuk mendukung transformasi ini diantaranya adalah perbaikan business process, people and organization development, IT improvement, cost structure, enterprise risk management (ERM), serta planning and budgeting (P&B). Berbagai proyek yang dilakukan, tentu akan merubah proses bisnis BNI secara keseluruhan, termasuk cara pengukuran kinerja. Oleh karena itu dalam scope proyek pengukuran kinerja berbasis Balance Scorecard akan melakukan perubahan secara bertahap. Untuk mengukur keberhasilan proses perubahan tersebut, perusahaan perlu memiliki suatu metode penilaian kinerja yang baik. Metode balanced scorecard dapat memperbaiki metode yang telah ada sebelumnya karena memperhatikan keseimbangan aspek pengukuran. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tehadap implentasi Balance Scorecard di BNI dengan judul Evaluasi Kinerja Perusahaan dengan pendekatan Balanced scorecard studi kasus pada PT. BNI (Persero) Tbk. Pertimbangannya, karena sejak terjadinya perubahan cara bisnis BNI dari product centric menjadi customer centric belum ada penelitian untuk melihat pengukuran kinerja di berbagai level organisasi. 7

1.2 Perumusan Permasalahan Rumusan permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah tujuan perusahaan sudah tercapai sesuai dengan menerapkan Balance Scorecard? 2. Apa faktor-faktor mendukung dan menghambat dalam pencapain kinerja ditetapkan perusahaan? 3. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan pencapaian kinerja perusahaan? 1.3. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga dan agar penelitian ini tetap dilakukan secara lebih mendalam, maka penelitian dibatasi hanya pada Kinerja BNI tahun 2012. Penelitian dilakukan antara tanggal 1 Februari 31 Juli 2013. Permasalahan yang diteliti adalah pengaplikasian balanced scorecard sebagai alat untuk menterjemahkan visi,misi dan strategi perusahaan ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan balance scorecard 2. Mengidentifikasikan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam 8

pencapaian kinerja perusahaan 3. Merumuskan upaya perbaikan untuk pencapaian kinerja perusahaan 1.5. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai konsep pengukuran kinerja berdasarkan Balance Scorecard pada BNI. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : A. Bagi penulis Hasil penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang balanced scorecard termasuk penerapannya dalam mengukur kinerja perusahaan. B. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini menunjukan gambaran mengenai implementasi pengukuran sistem kinerja balance scorecard terhadap sistem pengukuran kinerja konvensional serta dapat dijadikan masukan mengenai adanya alternatif pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan alat ukur balanced scorecard. C. Bagi Universitas Gajah Mada Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi mengenai implementasi balanced scorecard pada perusahaan perbankan. 9

1.6. Sistematika Pembahasan Rangkaian penelitian ini akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan landasan teori yang menjadi landasan konseptual dalam penyusunan penelitian yaitu mengenai pengertian kinerja, teori balanced scorecard dan strategy map. BAB III : METODE PENELITIAN DAN PROFIL ORGANISASI Pada bab ini diuraikan metode pengumpulan data dan metode analisis data dalam penelitian serta gambaran tentang obyek penelitian dan profil perusahaan. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan analisis dan pembahasan strategi manajemen khususnya pengaplikasian metode balanced scorecard untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. 10

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan peneliti dalam bidang sejenis. 11