BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai perusahaan di berbagai negara saat ini. IR adalah mekanisme dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selama satu periode dalam suatu laporan yang diterbitkan di akhir periode tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan yang terdapat dalam laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya principal mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan agent

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memperhatikan dan

BABl PENDAHULUAN. Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun perusahaan hanya fokus pada tujuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan terkait kinerja perusahaan. Informasi keuangan dan non-keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan bagian yang sangat penting bagi pelaku bisnis, pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,


BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perdagangan di regional, nasional maupun internasional. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional seperti kasus PT Lapindo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Salatiga) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

PENGARUH KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak masyarakat, baik secara perorangan maupun kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan alam. Selain mengolah

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

2015 PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN PENERAPAN CARBON MANAGEMENT ACCOUNTING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

Rangkuman Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi suatu entitas tertuang dalam bentuk laporan keuangan, sementara itu pelaporan selalu berkembang mengikuti kebutuhan pemangku kepentingan. Pada abad ke-21 ini, isu mengenai pengelolaan lingkungan, tanggungjawab sosial, dan tata kelola perusahaan (environmental, social, and governance ESG) sebagai bagian dari tanggungjawab entitas semakin banyak didiskusikan. Pemangku kepentingan juga dihadapkan pada kenyataan seperti krisis keuangan global, perubahan iklim dan ekologi secara global, hingga ledakan populasi dunia. Muncul kesadaran bahwa jumlah populasi global meningkat, sementara ketersediaan sumber daya alam terbatas, dan semakin berkurang (Prickett, 2014). Permasalahan di atas mengarahkan perhatian pemangku kepentingan pada upaya pembangunan berkelanjutan. World Commission on Environment and Development, United Nations (1987) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka (James, 2014). Entitas dalam berbagai bentuk dan ukuran melakukan tindakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan meminimalkan dampak negatif perusahaan dalam konteks ESG, sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan. 1

Kemajuan selanjutnya, investasi global pada energi baru meningkat dari $50 milyar pada tahun 2004 menjadi $260 milyar pada tahun 2011 (James, 2014). Forum of Sustainable and Responsible Investment (2012) melaporkan bahwa saat ini lebih dari $3 triliun diinvestasikan untuk corporate social responsibility dan pembangunan berkelanjutan (James, 2014). Pemangku kepentingan berekspektasi bahwa entitas mampu memberikan kontribusi positif dalam konteks ESG. Pada entitas ekonomik, pemangku kepentingan tidak hanya mengutamakan tercapainya kinerja keuangan yang memuaskan dalam jangka pendek, tetapi juga perspektif nilai jangka panjang dan berkelanjutan. Pemangku kepentingan semakin banyak berekspektasi pada perusahaan atas pelaporan berkelanjutan yang formal dan komprehensif sebagai sarana pengungkapan informasi. Pada tahun 2011, terdapat peningkatan signifikan sebesar 30% atas permintaan pelaporan isu ESG, dibandingkan dengan tahun 2010 (Roth, 2014). Pelaporan entitas mengarah pada kebutuhan akan standar yang komprehensif, memuat konteks ESG, menunjukkan penciptaan nilai jangka panjang serta berterima global, namun ringkas dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Maka pemangku kepentingan secara global sepakat untuk membuat rerangka internasional untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Terbentuklah badan internasional atas pelaporan terintegrasi (integrated reporting) yang disebut International Integrated Reporting Council (IIRC). IIRC didirikan secara formal pada tahun 2010 oleh The Prince of Wales Accounting for Sustainability Project, Global Reporting Initiative (GRI), International Federation of Accountants, Mervyn E. King (Ketua IIRC), Sir Michael Peat, International Accounting Standards Board, U.S. Financial Accounting Standards Board, pimpinan kantor akuntan publik Big Four, International Organization of Securities Commissions, World Bank, dan World Business Council for Sustainable Development (Prickett, 2014). IIRC membagikan wawasan 2

bahwa komunikasi atas penciptaan nilai dan pemikiran terintegrasi seharusnya menjadi langkah penting dalam evolusi pelaporan, pada segala praktik bisnis baik sektor publik maupun swasta. Pada Desember 2013 IIRC merilis International Framework Integrated Reporting <IR> diikuti dengan konsultasi selama tiga bulan, kemudian menghasilkan lebih dari 350 respon secara global, yang kebanyakan mendukung pelaporan terintegrasi. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan dukungan terhadap usaha IIRC dalam mengembangkan rerangka global ini. IIRC berhasil mendapatkan perhatian entitas di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Austria, Inggris, Belanda, Australia, India dan Afrika Selatan untuk mengimplementasikan <IR> dengan mempertimbangkan manfaat yang akan diraih setelahnya (Prickett, 2014). <IR> telah digunakan pada beberapa contoh perusahaan seperti Novo Nordisk, Sony, Hyundai Engineering, Siemens, dan Mercedes Benz. Sementara itu, sejauh ini Indonesia belum mewajibkan implementasi <IR> bagi pelaporan entitas. Perhatian terhadap implementasi <IR> merupakan salah satu bentuk kepedulian pemangku kepentingan terhadap isu ESG, terutama sebagai bagian dari proses penciptaan nilai yang dilakukan oleh perusahaan. Melihat fenomena global di atas, penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana tingkat keselarasan antara <IR> dan pelaporan entitas di Indonesia. Tingkat keselarasan akan diukur dengan melihat penggunaan Guiding Principles serta ketersediaan Content Elements <IR> dalam laporan tahunan perusahaan. Pelaporan yang semakin maju dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengembalikan kepercayaan publik pada entitas, meningkatkan keyakinan investor dan pemangku kepentingan lainnya, serta memastikan alokasi modal secara efisien dalam perekonomian global. Kontribusi <IR> dalam pelaporan terutama dengan meningkatkan kualitas informasi yang ada untuk penyedia modal, sehingga memungkinkan alokasi modal yang lebih 3

efisien dan produktif. Ian Ball, CEO International Federation of Accountants, menyatakan bahwa pelaporan terintegrasi adalah mekanisme yang kuat untuk membantu pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang lebih baik terkait sumber daya yang dikonsumsi dan kehidupan masa mendatang (Business and The Environment, 2010). 1.2 Batasan Penelitian Rerangka internasional Integrated Reporting <IR> baru saja dirilis pada Desember 2013 oleh IIRC. Negara-negara secara global mulai mengacu <IR> pada pelaporan tahun 2014. Karena Indonesia belum mewajibkan entitas mengacu <IR> untuk kepentingan pelaporan, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sejauh mana tingkat keselarasan antara <IR> dan laporan tahunan perusahaan di Indonesia. Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan tingkat keselarasan merupakan kesesuaian antara kedua hal tersebut (<IR> dan laporan tahunan) yang diketahui dengan membandingkan keduanya. Laporan tahunan yang dianalisis dalam penelitian ini dibatasi hanya pada laporan tahun 2014. Pertama, karena tahun 2014 adalah tahun pelaporan pertama setelah rilisnya <IR>. Kedua, pada saat penelitian ini dilakukan, perusahaan belum menerbitkan laporan tahun 2015. <IR> dapat diimplementasikan pada segala jenis entitas, termasuk entitas non profit dan sektor publik. Namun demikian, penelitian ini dilakukan terbatas pada entitas ekonomik, yakni entitas yang bertujuan untuk mencari laba. Entitas yang diteliti adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah tingkat keselarasan antara rerangka Integrated Reporting <IR> dan laporan tahunan perusahaan di Indonesia, dengan mempertimbangkan Guiding Principles dan Content Elements yang dirumuskan dalam rerangka? 4

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat keselarasan pelaporan di Indonesia dengan Guiding Principles dan Content Elements <IR>. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk menyajikan perbandingan antara rerangka Integrated Reporting <IR> yang dikembangkan oleh International Integrated Reporting Council (IIRC), dengan praktik pelaporan pada perusahaan publik di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I adalah Pendahuluan yang berisi informasi yang mendasari mengapa penelitian ini dilakukan. Pada bab II yaitu Landasan Teori, dijelaskan teori yang meliputi konsep pelaporan terintegrasi, Guiding Principles dan Content Elements <IR>. Bab selanjutnya adalah Metoda Penelitian, berisi bagaimana metoda yang dilakukan dalam penelitian. Bab IV yaitu Analisis Data dan Pembahasan, membahas hasil analisis data yang telah dilakukan. Terakhir adalah Bab V yakni Penutup yang berisi kesimpulan penelitian serta keterbatasan atas penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya. 5