HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK Imunisasi campak merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit campak. Dengan imunisasi yang efektif, maka 90% anak-anak akan kebal dari serangan penyakit terutama campak. Pada kenyataannya di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang masih ditemukan angka cakupan imunisasi campak yang masih jauh dari target yang ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan petugas yang masih rendah serta peran kader posyandu yang belum maksimal. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara peran kader dengan cakupan program imunisasi campak di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang Desain penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional. Populasinya adalah ibu balita usia 1 tahun di Desa Sudimoro yang berjumlah 117 orang. Sampel yang diambil yaitu ibu balita 1 tahun di Desa Sudimoro yang memenuhi kriteria penelitian berjumlah 91 orang. Data penelitian ini diambil menggunakan kuesioner dalam bentuk close ended dan KMS. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan coding, scoring dan tabulating. Hasil analisa disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Setelah dilakukan uji Mann-Withney didapatkan angka signifikansi 0,000 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan antara peran kader dengan cakupan program imunisasi campak pada balita. Untuk meningkatkan program imunisasi terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan cakupan imunisasi di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang saran yang dapat dilakukan adalah diantaranya dengan meningkatkan penyuluhan, meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta meningkatkan peran aktif bidan dan kader desa dengan meningkatkan pelatihan, mengikuti seminar kesehatan dan pemberian reward. Kata Kunci: Peran, Cakupan Program Imunisasi, Campak Halaman 43
PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dicapai secara optimal apabila orangtua melakukan berbagai upaya seperti memberikan nutrisi yang adekuat, memfasilitasi kegiatan bermain dan melakukan upaya pemeliharaan kesehatan. Salah satunya dengan pencegahan penyakit yaitu pemberian imunisasi yang merupakan pemberian kekebalan pada tubuh bayi atau anak, sehingga anak terhindar dari suatu penyakit (Yupi Supartini, 2004). Imunisasi campak merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit campak. Strategi imunisasi yang lengkap dan jangka panjang diperlukan untuk memecahkan dan memelihara pemecahan sirkulasi virus campak. Dengan imunisasi yang efektif, maka 90% anak-anak akan kebal dari serangan penyakit terutama campak (dr. Budi Rahaju, 2007). Pada kenyataannya di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang. masih ditemukan angka cakupan imunisasi campak yang masih jauh dari target yang ditetapkan. Imunisasi campak umumnya merupakan bagian dari serangkaian imunisasi rutin untuk balita, sayangnya masih banyak anak di Indonesia yang belum menerima imunisasi campak. Kelalaian untuk memberikan imunisasi campak pada balita telah mengakibatkan lebih dari 15.000 anak Indonesia terserang campak (Ade, 2007). Di Jawa Timur, penanganan imunisasi campak belum berjalan efektif, dari 100 anak yang diimunisasi hanya 90 anak yang efektif terbebas, sedangkan 10 anak belum terbebas. Pada 2006, KLB campak yang terjadi di Propinsi Jatim mencapai 32 kejadian, jumlah penderita 602 orang, dengan jumlah kematian mencapai 3 orang tersebar di 16 kabupaten/kota, diantaranya Jember, Pasuruan, Situbondo dan Trenggalek (dr. Budi Rahaju, 2007). Pada tahun 2007, di Kabupaten Jombang, pelayanan imunisasi pada anak untuk desa yang mencapai UCI hanya 49,32% dari target 90% (dinkespropjatim, 2007). Cakupan (kunjungan) bayi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 94,10%, dimana 12 kabupaten/kota belum mencapai target yang ditentukan, yakni 90%. Salah satu kabupaten itu adalah kabupaten Jombang 56,54%. Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang. pada tahun 2007, cakupan imunisasi campak hanya 58,8% dari target 90%. Dengan sasaran 124 anak, yang telah diimunisasi campak hanya 73 anak. Hingga pada tahun 2013, cakupan imunisasi campak di Desa sudimoro masih dibawah target yaitu 52,1%. Imunisasi dilakukan untuk mencegah dan memberantas penyakit campak. Keberhasilan imunisasi campak dapat diukur dari pencapaian imunisasi campak yang memenuhi target yang ditentukan. Tetapi terdapat beberapa alasan mengapa cakupan imunisasi campak di beberapa Puskesmas ada yang masih sangat rendah atau belum mancapai target diantaranya karena ada desa yang jauh dan sulit dijangkau, ada masyarakat yang tidak mau mengimunisasikan anaknya, kurangnya kesempatan dari ibu untuk membawa anaknya imunisasi, keterbatasan tenaga, ada desa yang belum lengkap imunisasinya, ketidakhadiran ibu balita untuk imunisasi campak anaknya, pengetahuan petugas yang masih rendah serta peran kader posyandu yang belum maksimal. Alasanalasan tersebut diatas dapat menyebabkan meningkatnya angka kematian balita yang diakibatkan oleh komplikasi campak dari para balita yang belum diimunisasi campak. (Kristiani Mukhlis, 2006) Langkah-langkah yang dapat disarankan untuk meningkatkan program imunisasi terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan cakupan imunisasi adalah diantaranya dengan menyediakan dana dan sarana transportasi, penambahan tenaga, memberikan pancingan seperti makanan tambahan dan permainan saat kegiatan imunisasi, meningkatkan penyuluhan, meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta meningkatkan peran aktif bidan dan kader desa dengan meningkatkan pelatihan, mengikuti seminar kesehatan dan pemberian reward. Tujuan Umum penelitian ini Untuk menganalisis hubungan peran kader dengan cakupan program imunisasi campak pada balita di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik cross sectional Populasi ibu-ibu balita ( 1 tahun) di desa Sudimoro Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang yang berjumlah 117 orang.teknik pengambilan sampel Hal 44
menggunakan teknik simple random sampling dimana setiap elemen diseleksi secara acak. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Peran Kader Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Peran Kader di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang.pada Bulan Juli 2014. No Kategori N (%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 19 42 30 20,88 46,15 32,97 Jumlah 91 100 Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 42 orang (46,15%) menyatakan peran kader di Desa Sudimoro dalam kategori cukup dan sebagian kecil responden yaitu 19 orang (20,88%) menyatakan peran kader di Sudimoro baik. didapatkan bahwa sebagian besar responden menyatakan peran kader di Desa Sudimoro cukup, yaitu 42 orang (46,15%), namun terdapat 32,97% responden yang menyatakan peran kader masih kurang. Menurut teori yang diungkapkan Beck, Etal faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan adalah kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran, konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan dan kesesuaian serta keseimbangan antar peran yang diemban. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi peran kader dalam melaksanakan kegiatan pokok kader kesehatan. Dalam penelitian ini peran kader yang relatif belum maksimal tersebut disebabkan karena keterbatasan jumlah kader, frekuensi pelatihan kader dan tugas rangkap kader kesehatan. Dari hasil penelitian, didapatkan jumlah kader di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang berjumlah 20 orang dimana setiap posyandu hanya dibawahi oleh 3 kader dan rata-rata tidak semua kader hadir pada saat kegiatan posyandu. 2. Cakupan Program Imunisasi Campak pada Balita Tabel 4.2 Karakteristik Penilaian Data Cakupan Program Imunisasi Campak pada Balita di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang.pada Bulan Juli 2014. No Kategori N (%) 1 2 Diimunisasi Tidak Diimunisasi 56 35 61,54 38,46 Jumlah 91 100% Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (61,54%) balita di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh kabupaten Jombang.pada Bulan Juli 2014. melakukan imunisasi campak, namun jika dibandingkan dengan target imunisasi campak Kabupaten Jombang sebesar 90% maka dapat dikategorikan cakupan imunisasi campak tidak tercapai. Cakupan Program Imunisasi Campak didapatkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 56 orang (61,54%) dilakukan imunisasi campak. Tetapi angka prosentase tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan yaitu 90%. Menurut Notoatmodjo pendidikan mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan informasi termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Dari penelitian yang didapat menunjukkan bahwa angka cakupan program imunisasi di Sudimoro masih jauh dari target, hal ini dimungkinkan karena kurangnya informasi yang didapat, jumlah tenaga kesehatan yang sedikit, didukung pula oleh latar belakang sebagian besar responden yang sebagian besar lulusan SD (67,03%). 3. Hubungan Peran Kader dengan Cakupan Program Imunisasi Campak pada Balita didapatkan peran kader baik dan cakupan program imunisasi tercapai sebanyak 19 orang (100%). Responden yang menyatakan peran kader cukup dan cakupan program imunisasi tercapai sebanyak 37 orang (88,09%), sedangkan responden yang menyatakan peran kader cukup tetapi cakupan program imunisasi Halaman 45
tidak tercapai sebanyak 5 orang (11,90%) dan responden yang menyatakan peran kader kurang, sebagian besar cakupan program imunisasi tidak tercapai sebanyak 29 orang (100%). Dengan menggunakan uji statistik Mann-Withney, diperoleh angka signifikansi p = 0,000. Karena p < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran kader dengan cakupan program imunisasi campak pada balita. SIMPULAN 1. Sebagian besar responden yaitu 42 orang (46,15%) menyatakan peran kader di Desa Sudimoro kategori cukup. 2. Cakupan program imunisasi campak pada balita di Desa Sudimoro tidak tercapai karena prosentase balita yang diimunisasi campak hanya 56 balita (61,54%) dari 91 balita. 3. Ada hubungan antara peran kader dengan program imunisasi campak pada balita dengan uji Mann-Withney dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). SARAN Saran dari hasil yang didapat adalah : 1. Bagi Puskesmas dan Tempat Pelayanan Kesehatan Sebaiknya bidan lebih sering melakukan pelatihan pada kader untuk meningkatkan peran kader dalam pelayanan kesehatan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya ibu balita di Desa Sudimoro lebih banyak untuk bertanya tentang kegunaan program imunisasi pada petugas kesehatan terutama imunisasi campak dan lebih aktif mengikuti kegiatan posyandu. 3. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian dan sebagai pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui peran kader dengan cakupan program imunisasi campak dengan menggunakan instrumen yang lebih valid DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Biddulph, John dan John Stace. 1999. Kesehatan Anak Untuk Perawat, Petugas Penyuluhan Kesehatan dan Bidan di Desa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Departemen Kesehatan RI. 1999. Kartu Menuju Kesehatan. Jakarta: Depkes RI Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Merenstein, Gerald B. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Jakarta: Widya Mukhlis, Kristiani. 2006. Hubungan Faktor Individu dan Organisasi Dengan Kinerja Petugas Vaksinasi. http://lrckmpk.ugm.ac.id Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Hal 46
Rahaju, Budi. 2007. Imunisasi Dapat Cegah Delapan Jenis Penyakit. www.dinfokom-jatim.go.id Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. http://library.usu.ac.id Halaman 47