UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN KLAMPOK WATU(Syzygium litorale)

dokumen-dokumen yang mirip
UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL TUMBUHAN GOWOK (Syzygium polycephalum)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

UJI FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN JAMBU BOL (Syzygium malaccense)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KLOROFORM TUMBUHAN GOWOK (Syzygium polycephalum)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN OBAT YANG TERDAPAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRINING FITOKIMIA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccencis)

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

3 METODOLOGI PENELITIAN

UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No. 2, May 2014

BAB IV PROSEDUR KERJA

OPTIMALISASI EKSTRAKSI DAN UJI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LIBO (FICUS VARIEGATE BLUME) ABSTRACT

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Suaibatul Aslamiah & Haryadi, Identifikasi Kandungan Kimia Daun Pohon Beringin (Ficus benyamina L.)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

FRAKSI n-heksana DARI EKSTRAK METANOL DAUN MANGGA KASTURI (Mangifera casturi KOESTERM) DAN UJI FITOKIMIA

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Bagan Alir Uji Fitokimia. a. Uji Alkaloid

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

FRAKSI SEMI POLAR DARI DAUN MANGGA KASTURI (Mangifera casturi Kosterm) ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

BAB III METODE PENELITIAN

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ASETON DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol.. (Kamilia Mustikasari & Dahlena Ariyani)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

Transkripsi:

UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN KLAMPOK WATU(Syzygium litorale) PHYTOCHEMICAL SCREENING ON METHANOL EKSTRAK FROM STEAM BARK KLAMPOK WATU(Syzygium litorale) Dian Arista Setiabudi* and Tukiran Departement of Chemistry, Faculty of Matematics and Natural Sciences State University of Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), telp 031-8298761 *Corresponding author, email: Bientang.ariesta@gmail.com Abstrak. Tumbuhan klampok watu (Syzygium littorale) merupakan tumbuhan dalam family Myrtaceae. Sejauh ini, hanya sedikit penelitian terkait dengan tumbuhan klampok watu (Syzygium littorale) baik pada daun, buah, kulit batang atau bagian lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan zat aktif (Alkaloid, saponin, tannin, fenolik, terpenoid, steroid dan flavonoid) yang ada pada kulit batang tumbuhan Klampok watu (Syzygium litorale). Ekstraksi sampel dilakukan dengan teknik maserasi menggunakan pelarut metanol, hasil maserasi dilakukan partisi menggunakan pelarut n-heksana dan kloroform. Uji fitokimia ekstrak metanol kulit batang klampok watu (Syzygium litorale) hasil partisi diketahui terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder golongan saponnin, terpenoid, tannin, flavonoid dan fenolik. Kata kunci: Fitokimia, Klampok watu, Syzygium litorale. Abstract. Plant klampok watu including Myrtaceae family. So far, few have reported research on Klampok watu (Syzygium littorale) plants either on leaves, fruit, bark or other parts. The purpose of this study was to determine the active content (Alkaloids, saponins, tannins, phenolics, terpenoids, steroids and flavonoids) that exist on the skin Klampok watu (Syzygium litorale). The sample extraction was performed by maceration technique using methanol solvent, partition by using n-hexane and chloroform solvent. Phytochemical test of extract methanol klampok watu (Syzygium litorale) extract is known to contain secondary metabolite compounds of saponnin, terpenoid, tannin, flavonoid and phenolic groups. Keywords: Phytochemical, Klampok watu, Syzygium litorale. PENDAHULUAN Syzygium litorale atau yang biasa dikenal oleh masyarakat dengan nama tumbuhan klampok watu atau klampok alas ini diklasifikasikan sebagai kingdom plantae; subkingdom termasuk tracheophyta atau termasuk tumbuhan berpembuluh; kelas magnoliopsida atau termasuk tumbuhan dikotil (berkeping dua); ordo Myrtales; famili Myrtaceae dan dari genus Syzygium. Syzygium litorale termasuk tumbuhan langka yang dapat tumbuh di daerah dekat aliran sungai. Hibistus dari tumbuhan ini berupa pohon dengan tinggi 8-12 meter. Syzygium litorale tumbuh dan tersebar di kabupaten Malang, berada pada ketinggian batas bawah 18 m dpl dan batas atas 405 m dpl [1]. Tumbuhan yang memiliki takson yang sama memiliki hubungan yang erat terutama pada tingkat family, genus dan spesies. Dari hubungan tersebut dimungkinkan adanya persamaan zat kandungan yang memiliki hubungan kekerabatan yang sama. Distribusi kandungan kimia tumbuhan sesuai dengan 155

kedudukan taksonomi tumbuhan berdasarkan ciri-ciri morfologi dinamakan kemotaksonomi. Uji fitokimia kulit batang tumbuhan syzygium litorale ekstrak klorofom diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tannin, fenolik, flavonoid, terpenoid, alkaloid dan saponin. Pengetahuan penelitian Sejauh ini, berdasarkan hasil penelusuran literatur peneliti mengenai tumbuhan klampok watu sangat sedikit baik dari komponen kimia maupun dari bioaktivitasnya [2]. Dalam makalah ini akan dilaporkan hasil uji skrining fitokimia dari kulit batang tumbuhan klampok watu. METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan meliputi neraca analitik, corong kaca, vacuum rotary evaporator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer berparuh, kompor listrik, corong Buchner, labu ukur, gelas kimia, gelas ukur, spatula, pompa vakum, kasa, penjepit tabung reaksi, dan mesin penggiling. metanol sampai volume pelarut berada 1 cm di atas sampel. Filtrat hasil maserasi disaring dengan pipa vakum kemudian diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator diperoleh ekstrak kental metanol dan hasilnya ditimbang, didapatkan berat sebanyak ± 967,6 g. Ekstrak kental digunakan untuk uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan. Tahap Uji Fitokimia 1. Alkaloid Kulit Batang Tumbuhan Klampok Watu (Syzygium Litorale) ditambah 2 ml HCl 2N dan dikocok. disiapkan 3 tabung yang berbeda kemudian Filtrat dimasukkan. Ditambah 1 tetes reagen Mayer pada tabung pertama, ditambah 1 tetes reagen Dragendorff tabung kedua, dan tabung ketiga ditambah reagen Wagner sebanyak 1 ml. Terbentuknya endapan kuning menunjukkan hasil positif reagen Mayer, endapan merah reagen Dragendorff, dan endapan coklat atau kemerahan reagen Wagner [3]. Bahan Bahan-bahan yang digunakan meliputi ekstrak metanol tumbuhan Syzygium litorale, metanol teknis, n- heksana teknis, kloroform p.a, metanol p.a, methanol, HCl 2N, asetat anhidrat, H 2 SO 4 pekat, FeCl 3 1%, NaCl 10%, pita Mg, HCl pekat, 1N HCl, etanol 70% dan 1% gelatin. PROSEDUR PENELITIAN Tahap Preparasi Sampel Sampel sebanyak 25 kg kulit batang tumbuhan Syzygium litorale. Kulit batang tumbuhan tersebut selanjutnya dibersihkan dari kotoran yang menempel seperti lumut dan lain-lain. Setelah bersih kulit batang dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan dengan dianginkan hingga diperoleh sampel kulit batang tumbuhan Syzygium litorale kering, kemudian digiling hingga diperoleh serbuk ± 9.5 kg. Serbuk kering dimaserasi selama 3x24 jam dengan cara merendam sebanyak ± 9,5 kg serbuk halus dari kulit batang Syzygium litorale dengan menggunakan pelarut Gambar 1. Persamaan reaksi Alkaloid 156

2. Steroid dan Terpenoid (Syzygium Litorale) ditambah asetat anhidrat kemudian ditambah H 2 SO 4 pekat. Uji positif pada steroid ditunjukkan oleh terbentuknya warna biru dan hijau. Terbentuknya warna jingga, ungu dan kuning keemasan Menujukkan uji positif pada triterpenoid [3]. 5. Saponin (Syzygium Litorale) ditambahkan 2 ml aquades dan dikocok selama 1 menit, lalu ditambah HCl 1N sebanyak 2 tetes. Ekstrak positif mengandung saponin apabila busa yang terbentuk tetap stabil ± 7 menit maka [4]. Gambar 4. Persamaan reaksi Saponin [6] Gambar 2. Mekani Mekanisme Reaksi antara Pereaksi Liebermann-Burchard dengan Steroid 3. Fenolik (Syzygium Litorale) ditambah 10 tetes FeCl 3 1%. apabila menghasilkan, merah, ungu, biru, atau hitam pekat dan warna hijau menunjukkan positif mengandung fenol [4]. 4. Flavonoid (Syzygium Litorale) dicampur etanol 70% sebanyak 3 ml lalu dikocok, dipanaskan, dikocok dan disaring. Filtrat diperoleh ditambah 0,1 g Mg dan HCl pekat 2 tetes. Warna kuning,merah dan jingga menunjukkan adanya kandungan flavonoid [4]. 6. Tanin (Syzygium Litorale) ditambah NaCl 10% sebanyak 5 tetes lalu disaring kemudian ditambah 1% gelatin dan 10% NaCl. Terbentuk endapan putih menunjuukan positif adanya kandungan tanin [3]. HO HO + Fe3+ Gambar 5. Persamaan reaksi Tanin HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Skrining Fitokimia Hasil skrining Fitokim ekstrak metanol kulit batang tumbuhan klampok watu disajikan pada tabel 1. HO + Fe() 3 Gambar 3. Persamaan reaksi Flavonoid 157

Tabel 1. Hasil skrining fitokim ekstrak metanol kulit batang tumbuhan klampok watu Uji fitokim Hasil Kesimpulan Gambar Alkaloid Meyer Tidak terbentuk endapan, larutan bewarna kuning (-) Wagner Tidak terbentuk endapan larutan bewarna jingga (-) Dragendrof Tidak terbentuk endapan larutan bewarna jingga (-) Steroid larutan bewarna jingga (-) Terpenoid larutan bewarna jingga Fenolik Larutan bewarna hitam Flavonoid Larutan bewarna kuning Saponin Terbentuk Busa, Larutan berwarna jingga Tanin Terdapat endapan berwarna putih, Larutan berwarna jingga Keterangan: + = mengandung - = tidak mengandung 158

Senyawa Alkaloid Pada pengujian alkaloid, ekstrak metanol kulit batang tumbuhan klampok watu diuji menggunakn reagen meyer, degandroff dan wagner. Pada ekstrak metanol kulit batang klampok watu saat diuji dengan reagen meyer, tidak terjadi perubahan tidak terbentuknya endapan putih, pada uji reagen wagner, tidak terjadi perubahan membentuk endapan bewarna coklat, dan pada uji reagen degandroff, tidak terjadi perubahan membentuk endapan bewarna jingga. Menunjukkan hasil negatif pada alkaloid. Persamaan reaksi yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 1. Senyawa Fenolik. Ekstrak metanol kulit batang tumbuhan klampok watu diuji menggunakan FeCl 3. Senyawa fenolik merupakan reaksi pengomplekan dimana ion Fe 3+ dari reagen FeCl 3 membentuk komplek dengan senyawa fenolik berwarna hitam. Dikatakan positif mengandung senyawa fenolik apabila terbentuknya warna hitam pada ekstrak metanol. Senyawa Flavonoid. Pada pengujian flavonoid, ekstrak metanol kulit batang klampok watu direaksikan dengan HCl dan logam Mg akan terbentuk warna kuning. Senyawa flavonoid merupakan reaksi oksidasi, dimana senyawa flavonoid akan dioksidasi oleh Mg 2+ dengan membentuk kompleks dengan ion magnesium. Menunjukkan kandungan positif flavonoid apabila terbentuknya warna kuning. Polihidroksi dari flavonon akan direduksi oleh logam magnesium dalam asam klorida dalam larutan etanol sehingga membentuk garam benzopirilium yang berwarna merah, kuning, atau disebut dengan garam flavilium [5]. Persamaan reaksi yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 3. Senyawa Saponin Pada pengujian saponin, ekstrak methanol dikocok dan terbentuk busa yang stabil. Reaksi hidrolisis merupakan prinsip uji saponin dimana di dalam air senyawa saponin membentuk busa karena proses hidrolisis. Positif adanya kandungan saponin dengan terbentuk busa yang relatif stabil. Persamaan reaksi yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 4. Senyawa Tanin Pada uji tannin, ekstrak metanol larutan bewarna jingga dan saat direaksikan dengan gelatin dan NaCl terbentuknya suatu garam. Terbentuknya suatu garam dikarenakan reaksi senyawa tanin dengan NaCl dan gelatin yang berupa endapan putih. Ekstrak metanol klampok watu positif mengandung tannin dengan Terbentuknya endapan putih. Persamaan reaksi yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 5. Senyawa terpenoid dan Sterioid Pada uji Terpenoid dan Steroid, reagen Liebermann-Burchard untuk menguji adanya senyawa steroid dan terpenoid. Ekstrak metanol kulit batang tumbuhan klampok watu diuji dengan reagen Liebermann-Burchard larutan berwarna jingga. Terbentuknya warna jingga menujukkan positif adanya terpenoid. Mekanisme reaksi steroid dengan reagen Liebermann-Burchard ditunjukkan pada Gambar 2. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diambil kesimpulan bahwa Kulit batang tumbuhan klampok watu ekstrak metanol terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder golongan Tanin, Flavonoid, Fenolik, Terpenoid, dan Saponin. DAFTAR PUSTAKA 1. Mudiana, Deden. 2010. Keanekaragaman dan Studi Habitat Klampok (Syzygium) di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Laporan Akhir Program Insentif Penelitian dan Perekayasa LIPI yang tidak dipublikasikan. Purwodadi. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi LIPI. 2. Mahmuda, Fitriyatul. 2016. Identifikasi Senyawa Antioksidan Hasil Isolasi dari Ekstrak Kloroform Kulit Batang Tumbuhan Klampok 159

Watu (Syzygium litorale). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 3. Tiwari, Prashant., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G & Kaur, H. 2011. Phytochemical Screening and Extraction: A Review. International Pharmaceutica Sciencia. 1 (1): 98-106. 4. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB. 5. Sastrohamidjojo, Hardjono. 1991. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty. 6. Marliana, S., Suryanti, Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol, Surakarta: Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Sebelas. 160