Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

Analisa Pengaruh Variasi Derajat Kampuh Terhadap Distorsi Yang Dihasilkan Pada Posisi Pengelasan 3G SMAW Sambungan Butt-Joint

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Studi Kekuatan Sambungan Plat Pada Spot Welding Ditinjau dari Kekuatan Tarik dan Geser

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

Persentasi Tugas Akhir

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENENTUAN PARAMETER PENGELASAN RANGKA UTAMA SEPEDA MOTOR MATIC BAGIAN DEPAN MENGGUNAKAN LAS MIG OTOMATIS (PANASONIC TM-1400G3)

Analisa pengaruh variasi kuat arus, media pendingin, dan merk elektroda terhadap kekuatan tarik dan distorsi sudut sambungan baja st 37

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB II KERANGKA TEORI

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGIN HASIL SAMBUNGAN LAS BAJA PADUAN TERHADAP NILAI KETANGGUHAN. Abstract

ANALISA TERBENTUKNYA TEGANGAN SISA DAN DEFORMASI PADA PENGELASAN PIPA BEDA JENIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

JURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH MASUKAN PANAS (HEAT INPUT) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK SAMBUNGAN LAS TIG Al-13,5Si

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-351

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MAKRO HASIL PENGELASAN GMAW(MIG)

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

PENGARUH ARUS DAN JARAK KAMPUH PENGELASAN TERHADAP DISTORSI SAMBUNGAN PELAT BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SMAW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

ANALISA ELECTRODE CONSUMABLE TYPE OK AUTROD

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

Pengelasan dan Pengujian Tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel Mauliddia Yanti.A*, Nurman Pamungkas, S.T., M.T., Andrew. W. P. Mantik, S.T. * Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam29461, Indonesia E-mail: mauliddia_mse@yahoo.co.id Abstrak Distorsi dapat mempengaruhi sifat dan kekuatan dari sambungan las-lasan, karena itu usaha untuk mengatur dan meminimalkan nilai distorsi inilah yang menjadi perhatian utama pada penelitian ini. Distorsi yang terbentuk dapat diatur dengan mengatur urutan-urutan pengelasan dan jeda waktu antar urutan pengelasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah jeda waktu antar urutan penge lasan dapat mempengaruhi terjadinya distorsi, sehingga dapat diketahui jeda waktu yang paling baik untuk mendapatkan nilai distorsi yang paling kecil. Parameter pengelasan untuk MIG robotic welding menggunakan kecepatan pengelasan 6cm/min, kecepatan kawat las 0.5m/min, kuat arus 69A, tegangan 17.3 V, akan dibuat tetap untuk setiap percobaan. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan kurva perbandingan antara jeda waktu antar sequence terhadap besar ukuran distorsi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai distorsi pada jeda waktu 0 menit adalah 3.13mm, pada jeda waktu 1 menit adalah 2.32mm, pada jeda waktu 10 menit adalah 1.28mm, dan pada jeda waktu 20 menit adalah 0.82mm. Dapat disimpulkan bahwa nilai distori yang paling kecil untuk ASTM A36 dengan 3mm sambungan T-Joint, menggunakan MIG robotic welding menggunakan urutan pengelasan simetris dan diberi jeda waktu 20 menit. Sehingga semakin besar jeda waktu antar sequence, maka semakin kecil distorsi yang terbentuk. Kata Kunci: MIG Robotic Welding, Urutan Pengelasan, Jeda Waktu Abstract Distortion can affect the mechanical properties and strength of welded joints, therefore attempts to control and minimize the value of these distortions are of major concern in this study. Distortion can be formed by setting the welding sequences and the lag time between the welding sequences. The purpose of this study was to determine whether the lag time between welding sequences can affect the occurrence of distortion, so that it can be known the best lag time to get the smallest distortion value. Welding parameters used for MIG robotic welding are travel speed 6cm/min, 0.5m/min, 69A ampere, 17.3V voltage, will be made constant for each experiment. Analysis of the results of the study was conducted using a comparison curve between lag time between welding sequences against the size of the distortion. From the research results, the distortion value of lag time 0 min is 3.13mm, lag time of 1 min is 2.32mm, lag time 10 min is 1.28mm, and lag time 20min is 0.82mm. It can be concluded that the smallest distortion value for ASTM A36 with thickness 3mm, using MIG robotic welding using symmetrical welding sequence and given a time interval of 20 minute. So the greater the lag time between the welding sequence the smaller the distortion is formed. Keywords: MIG Robotic Welding, Welding Sequence, Lag Time 1 Pendahuluan Kemajuan teknologi di berbagai bidang juga dimanfaatkan pada bidang pengelasan, seperti penggunaan MIG Robotic Welding sebagai alternatif untuk pengelasan MIG manual. Tingkat akurasi dan efisiensi yang lebih tinggi menjadi alasan MIG Robotic Welding mulai dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Dalam banyak hal penggunaan las MIG sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena sifat-sifatnya yang sangat baik, seperti kemudahan operasi pengelasan karena konsentrasi busur yang tinggi sehingga membuat percikannya sedikit, efisiensi yang sangat baik, ketangguhan dan

elastisitas, kekedapan udara, ketidak pekaan terhadap retak dan sifat-sifat lainnya lebih baik dari pada yang dihasilkan dengan cara pengelasan yang lain[1]. Namun pendistribusian panas yang tidak merata pada material saat pengelasan berlangsung serta proses pendinginan yang tidak merata memungkinkan munculnya tegangan sisa dan deformasi pada struktur las. Pemanasan yang menyebabkan pemuaian serta pendinginan cepat yang menyababkan penyusutan dapat menyebabkan terjadinya distorsi[2]. Distorsi yang terjadi dapat mempengaruhi sifat dan kekuatan dari sambungan las-lasan, karena itu usaha untuk mengatur dan meminimalkan nilai distorsi ini lah yang menjadi perhatian utama pada penelitian ini. Distorsi dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, seperti metode pengelasan, masukan panas, ketebalan plat, bentuk sambungan, sudut sambungan, sudut penahan, urutan-urutan pengelasan, dan urutan urutan pengerjaan. Pada struktur las dengan sambungan las yang majemuk perlu untuk ditentukan urutan pengelasan dan urutan pengerjaannya, yaitu perintah dimana logam las diperuntukkan pada satu garis las. Urutan pengerjaan tersebut diberikan sepanjang garis las atau melewati lapisan-lapisan las majemuk pada satu garis las[3]. Pada setiap urutan pengelasan, akan terbentuk jeda waktu. Pengaturan jeda waktu antar urutan pengelasan akan menjadi objek penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah jeda waktu dapat mempengaruhi terjadinya distorsi, sehingga dapat diketahui jeda waktu yang paling baik untuk mendapatkan nilai distorsi yang paling kecil. dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu persiapan berupa pembuatan geometri untuk T-Joint dan persiapan alat dan bahan yang digunakan pada penelitian. (a) (b) Gambar 2 Geometri : (a) Dimensi; (b) Arah dan Urutan Pengelasan[4]. Material yang akan digunakan adalah ASTM A36. Berikut adalah komposisi dari ASTM A36 secara detail setalah di uji komposisi material yang akan digunakan selama penelitian. Seperti terlihat pada Tabel 2.1 Mechanical Composition Element Content Carbon, C 0.126% Silicon, Si 0.57% Manganese, Mn 1.07% Phosphorous, P 0.03% Gambar 1 Contoh Urutan Pengelasan dan Pengerjaan 2 Metodologi Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Proses penelitian akan Sulfur, S 0.17% Copper, Cu 0.14% Tabel 1 Komposisi ASTM A36 Tahap persiapan dimulai dari pemotongan material menggunakan mesin gerinda potong. Selanjutnya

cleaning material menggunakn mesin gerinda tangan, wire bruss, dan amplas. Terakhir yaitu proses tacking menggunakan mesin las SMAW. Tahapan selanjutnya pengaturan parameter pengelasan pada mesin MIG robotic welding Qrox Cloos. Gambar 4 Contoh Pengukuran Distorsi[5] Gambar 3 MIG Robotic Welding Qrox Cloos Semua parameter pengelasan akan dibuat tetap untuk setiap material pengujian, seperti pada Tabel 2.2. Gambar 5 Metode Pengukuran Distorsi Analisa data menggunakan kurva perbandingan antara jeda waktu antar sequence dengan besar nilai distorsi. Rincian alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3. Parameter Pengelasan Motode Pengelasan : MIG Robotic Welding Travel Speed : 6 cm/min Wire Speed : 0.5 m/min Oscillation Width : 3 mm Ampere : 69 A Voltage : 17.3 V Material : ASTM A36 Electrode : Er70s-6 Dia. Electrode : 1.2 mm Tabel 2 Parameter Pengelasan Tahapan selanjutnya yaitu proses pengelasan berupa pengaturan welding sequence Gambar 2.1.(b) dan jeda waktu antar sequence hingga tahapan terakhir yaitu pengukuran nilai distorsinya. Urutan pengelasan menggunakan urutan pengelasan maju, yaitu di sepanjang garis las. Pengukuran besar nilai distorsi akan dilakukan dengan mengukur perbandingan tinggi (mm) dan besar sudut distorsi ( o ) yang terbentuk dengan menggunakan mistar. Gambar 6 Flowchart Penelitian

3 Analisa Data dan Pembahasan Pengukuran distorsi dilakukan pada tiga titik di setiap sisi material untuk setiap material pengujian. Ketiga titik ini akan di hitung rata-ratanya. Sehingga didapatkan satu nilai distorsi dan besar sudut distorsi yang terbentuk. pada percobaan dengan jeda waktu 10 menit, 1 menit, dan 0 menit. Perbandingan nilai distorsi untuk setiap jeda waktu dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 7 Metode Pengukuran Nilai rata-rata distorsi yang didapat dalam satuan panjang (mm), kemudian dikonversi kedalam satuan sudut (deg) menggunakan rumus phytagoras, seperti terlihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kurva Distorsi terhadap Jeda Waktu dalam Satuan Panjang (mm) Berdasarkan hasil pengukuran distorsi yang telah dilakukan, didapatkan nilai rata-rata distorsi dalam satuan panjang (mm) dan dalam satuan sudut (deg) yang di jabarkan pada Gambar 10 dan Gambar 11. Gambar 8 Rumus Phytagoras Pada percobaan pertama dilakukan proses pengelasan tanpa diberikan jeda waktu antar sequence. Didapatkan nilai distorsi di titik-1 adalah 3.1mm; titik-2 adalah 3.1mm; titik-3 adalah 3.175mm. Percobaan kedua dilakukan proses pengelasan dengan diberikan jeda waktu antar sequence yaitu 1 menit. Didapatkan nilai distorsi di titik-1 adalah 2.3mm; titik-2 adalah 2.3mm; dan titik-3 adalah 2.35mm. Nilai distorsi yang didapatkan lebih kecil dari pada nilai distorsi pada percobaan dengan jeda waktu 0 menit. Percobaan ketiga dilakukan proses pengelasan dengan diberikan jeda waktu antar sequence yaitu 10 menit. Didapatkan nilai distorsi di titik-1 adalah 1.25mm; titik-2 adalah 1.3mm; dan titik-3 adalah 1.3mm. Nilai distorsi yang didapatkan lebih kecil dari pada niai distorsi pada percobaan dengan jeda waktu 1 menit dan 0 menit. Percobaan keempat dilakukan proses pengelasan dengan diberikan jeda waktu antar sequence yaitu 20 menit. Didapatkan nilai distorsi di titik-1 adalah 0.75mm; titik-2 adalah 0.85mm; dan titik-3 adalah 0.85mm. Nilai distorsi yang didapatkan lebih kecil dari pada niai distorsi Gambar 10 Kurva Distorsi (mm) terhadap Jeda Waktu Gambar 11 Kurva Distorsi ( ) terhadap Jeda Waktu

4 Kesimpulan Setelah dilakukan empat percobaan dengan jeda waktu setiap percobaan adalah 0 menit, 1 menit, 10 menit, dan 20 menit antar urutan pengelasan. Didapatkan nilai distorsi berturut-turut untuk masing-masing jeda waktu yaitu 3,13mm, 2,32mm, 1,28mm, 0,82mm. Maka, didapatkan nilai distorsi terkecil untuk ASTM A36 tebal 3mm sambungan T- Joint, dengan travel speed 6cm/min, wire speed 0.3m/min, yaitu menggunakan jeda waktu 20 menit antar sequence. Sehingga semakin besar jeda waktu antar sequence, maka semakin kecil distorsi yang terbentuk. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. References [1] Wiryosumarto, H.,dan Okumura, T. 2000.Teknologi Pengelasan Logam edisi 8. Jakarta: Pradnya Paramita [2] Sunary. Hery. 2008.Teknik Pengelasan Kapal Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional [3] Sunary. Hery. 2008.Teknik Pengelasan Kapal Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional [4] Top 7 Shop Assignments on Gas Welding Joints (2015). Gas Welding T-Joints. From http://www.yourarticlelibrary.com/metallurgy/weldi ng-science/top-7-shop-assignments-on-gas-weldingjoints/83854/ [5] Feng, Zhili. 2005. Processes and Mechanisms of Welding Residual Stress and Distortion. North America : CRC Press LLC