BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Dalam sastra manusia dapat mengekspresikan diri mereka tentang segala hal yang berkaitan dalam kehidupan mereka. Berbagai macam hal itu berbeda dari satu individu dengan individu yang lain. Demikian pula objek karya sastra adalah realitas kehidupan, meskipun dalam menangkap realitas tersebut sastrawan tidak mengambilnya secara acak. Lebih lanjut Kuntowijoyo (1987: 127) mengungkapkan realitas merupakan sebuah peristiwa sejarah adalah sebagai berikut: Apabila realitas itu adalah sebuah peristiwa sejarah, maka karya sastra dapat, pertama, mencoba menerjemahkan peristiwa itu dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarang. Kedua, karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya mengenai peristiwa sejarah, dan ketiga seperti juga karya sejarah, karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali peristiwa sejarah dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang. Sangidu (2004: 43) mengungkapkan bahwa karya sastra adalah tanggapan pencipta (pengarang) terhadap dunia sekelilingnya (realitas sosial) yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra merupakan pencerminan karya sastra. Dengan demikian dalam karya sastra tidak hanya sebuah imajinasi yang dapat dinikmati, tetapi bisa dipelajari mengenai sosiologi, psikologi, adat istiadat, moral, budi pekerti, agama, tuntunan masyarakat, dan tingkah laku manusia di suatu massa. Banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran yang berharga dari sebuah karya sastra. Novel merupakan bentuk karya sastra yang disebut fiksi. Menurut The American College Dictionary (dalam Tarigan, 1984: 164) dapat kita jumpai 1
2 keterangan bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Dengan kata lain, novel memiliki ciri khas, yaitu kemampuan dalam menyampaikan permasalahan dengan kompleks secara penuh dan mengkreasikan sebuah dunia yang jadi. Selain itu, novel juga memiliki fungsi sebagai karya sastra yang indah dan berguna atau sering disebut dengan fungsi dulce et utile. Oleh karena itu, novel tidak hanya bersifat seni, tetapi juga dapat ditemukan nilainilai kemanusiaan yang ada di dalamnya dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Nilai-nilai kemanusiaan yang ada dalam novel membentuk sistem sosial dalam masyarakat melalui rangkaian cerita yang disampaikan pengarang. Novel dikatakan baik apabila penulisnya mampu mengangkat sebuah sistem sosial dan konflik sosial ke dalam jalinan cerita yang menarik dan memberikan nilai moral di dalamnya. Salah satu novel yang dapat memberikan gambaran tentang kehidupan sosial masyarakat Indonesia adalah novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim. Novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim merupakan novel sejarah. Novel ini menceritakan realitas sosial mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia pada era reformasi pada tahun 1998. Salah satu peristiwa yang paling menonjol adalah wacana yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa reformasi yang terjadi pada tahun 1998. Novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim bercerita tentang kehidupan seorang anak perempuan Walikota Malang, yang bernama Putri. Putri beserta keluarganya tinggal di sebuah rumah dinas. Ayahnya sebagai walikota sedangkan ibunya tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga. Putri mencintai teman kampusnya yang bernama Neno. Neno adalah mahasiswa yang aktif di organisasi kampus, karena kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, Neno masuk daftar TO (Target Operasi) aparat penegak hukum. Putri mencintai Neno karena dia selalu merasa nyaman jika berada di dekatnya. Novel ini mengangkat realitas sosial yang terjadi pada masa reformasi tahun 1998. Novel ini merupakan commit gambaran to user sejarah pemerintahan Kabinet
3 Pembangunan VII dengan Soeharto sebagai presidennya. Novel ini mengungkapkan nilai-nilai patriotisme dan pendidikan. Selain itu, novel ini terdapat berbagai kepentingan kelas sosial yang saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Novel 1998 karya Indraswari Ibrahim memiliki daya tarik tersendiri apabila dibandingkan dengan novel-novel lain. Novel ini mengangkat kisah cinta anak Walikota yang terbelenggu dalam pemerintahan Soeharto. Putri, anak Walikota Malang yang mencintai Neno anak dari keluarga yang berkecukupan dan dia merupakan seorang aktivis kampus. Percintaan Putri dan Neno selalu diceritakan oleh sahabatnya yang keturunan Tionghoa yaitu Heni. Heni juga teman sekelas Putri serta satu organisasi dengan Putri. Kedekatan Putri dan Heni sudah seperti saudara sendiri, bahkan keluarga Putri sudah menganggap Heni seperti anak mereka sendiri, begitu pula sebaliknya. Namun, suasana politik pada saat itu kurang bersahabat pada mereka. Putri dan Heni harus berpisah karena Heni dan keluarganya takut menjadi korban konflik pemerintah. Orang Tionghoa menjadi sasaran kemarahan masyarakat atas terjadinya krisis moneter. Banyak toko warga Tionghoa yang dijarah, bahkan ada wanita etnis Tionghoa yang diperkosa hingga dibunuh. Suwarno, ayah Putri adalah Walikota Malang yang juga tidak dapat berbuat apa-apa untuk melindungi Heni dan warganya. Suwarno sendiri merupakan Walikota Malang yang partainya tidak disukai masyarakat saat itu. Apabila Suwarno bertindak atau melakukan sesuatu, Suwarno takut kalau hal itu akan membahayakan dirinya serta keluarganya Karena peristiwa tersebut, Putri harus dihadapkan pada keadaan yang sulit. Dia harus memilih melindungi keluarganya/jabatan ayahnya sebagai walikota atau sahabat-sahabatnya seperti Neno dan Heni yang sedang berada dalam incaran (korban) politik saat itu. Pandangan nasionalisme Putri dan Neno juga menjadi daya tarik yang perlu diperhitungkan. Nasionalisme yang diusung Putri dan Neno (terutama Neno) adalah menginginkan kepemimpinan yang demokratis. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan gambaran kondisi politik Indonesia di tahun 1998. Banyak commit permasalahan to user sosial yang muncul, seperti
4 terjadinya kejahatan, konflik, hingga pertikaian mengenai diskriminasi etnis. Masalah tersebut memberi dampak yang luar biasa bagi Indonesia di berbagai sektor, khusunya pada sektor politik atau pemerintahan. Permasalahan yang tidak kunjung selesai, akhirnya membuat Suharto untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden. Peneliti berharap dengan meneliti novel tersebut, permasalahan sosial serupa tidak muncul lagi dikemudian hari. Ratna Indraswari Ibrahim adalah seorang sastrawan yang lahir di Malang, 24 April 1949. Ia merupakan anak ke enam dari sebelas bersaudara. Sejak kecil ia suka membaca dan menulis. Ia menyelesaikan seluruh jenjang pendidikan di Malang, terakhir di Universitas Brawijaya. Keterbatasan diri Ratna tidak membatasinya dalam berkarya. Ia sangat tertarik pada masalah politik, sosial, dan budaya. Cerpen pertamanya diterbitkan oleh majalah MIDI pada tahun 1975. Sejak itu puluhan cerpen Ratna menghiasi media massa nasional. Dari 1993-1996, cerpen-cerpennya masuk dalam antologi Cerpen Terbaik Kompas. Sejumlah bukunya yang telah terbit bernama Namanya Massa (2001), Lakon di Kota Kecil (2001), Sumi dan Gambarnya (2003), Lemah Tanjung (2003), Bukan Pinang Dibelah Dua (2003), Noda di Pipi Seorang Perempuan (2003), Bajunya Sini (2004), dan Perasaan Perempuan (2004). Dedikasi dan semangat Ratna Indraswari Ibrahim bagi dunia sastra Indonesia telah terbukti dan membuat Mendiknas memberikan penghargaan Kesetiaan Bersastra pada Oktober 2004. Penghargaan yang sama juga beliau terima dari Dewan Kesenian Malang pada April 2005. Rumahnya di Jalan Diponegoro, Malang, menjadi tempat banyak penulis belajar dan menggali inspirasi dari beliau. Pada 28 Maret 2011, Ratna wafat. 1998 adalah novel terakhir beliau yang diterbitkan posthumous. Karyakaryanya telah memberi warna cerah pada dunia sastra Indonesia dan Ratna Indraswari Ibrahim akan selalu dikenang sebagai salah satu penulis perempuan terbesar di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim akan sebagai bahan penelitian skripsi, dan penelitian ini mengambil judul Analisis Novel 1998 Karya Ratna Indraswari Ibrahim (Tinjauan
5 Sosiologi Sastra). Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan berbagai macam persoalan sosial yang terdapat dalam novel tersebut. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahann sebagai berikut. 1. Bagaimanakah gambaran setting sosial pada novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim? 2. Apa sajakah problem sosial yang muncul pada novel 1998 dan apakah penyebabnya? 3. Bagaimanakah solusi dalam mengatasi problem sosial pada novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim? 4. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan dalam novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengetahui: 1. Gambaran setting sosial dalam novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim. 2. Problem sosial yang muncul dalam novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim beserta penyebabnya. 3. Solusi dalam mengatasi problem sosial pada novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim. 4. Nilai-nilai pendidikan dalam novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
6 1. Teoretis a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel Indonesia sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan kritik sastra Indonesia. b. Menjadi masukan secara teoretis dalam memahami serta mendalami karya sastra pada umumnya dan karya sastra novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim pada khususnya. 2. Praktis a. Meningkatkan daya apresiasi terhadap novel. b. Menambah wawasan kepada penikmat karya sastra, khususnya informasi tentang kehidupan lampau khususnya di era reformasi.