A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi. persyaratan guna memperoleh gelar. Sarjana Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memegang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara yang dapat dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

Transkripsi:

5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV A. Gambaran Bank Rakyat Indonesia..... 45 B. Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar...52 C. Penyelesaian Terhadap Kredit Usaha Rakyat Yang Mengalami Permasalahan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar...61 PENUTUP A. Kesimpulan........ 72 B. Saran.... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 7

Berbicara tentang pembangunan, berarti berbicara mengenai pembiayaan yang merupakan salah satu faktor menentukan bagi pelaksanaan pembangunan itu. Hal tersebut untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Oleh karena itu sumber pembiayaan dalam pembangunan sangat menunjang kelancaran perekonomian nasional, yang dalam perkembangannya senantiasa bergerak cepat, kompetitif dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju. Sehingga diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang moneter, termasuk perbankan. 1 Pemenuhan kebutuhan ekonomi (kebutuhan hidup) sangat penting bagi setiap manusia. Kebutuhan ekonomi tersebut diperoleh melalui mata pencaharian, pekerjaan. Mata pencaharian tersebut ada yang bersifat formal dan informal. Pekerjaan dalam bentuk formal adalah pekerjaan pada bidang instansi pemerintah, BUMN, dan swasta. Sementara dalam bidang informal seperti pedagang, buruh, petani, dan kegiatan wira usaha lainnya. Untuk membuat kegiatan wira usaha, seperti berdagang, beternak, mendirikan industri rumah tangga, tentu membutuhkan modal awal, dengan kata lain keberadaan moda awal tersebut menentukan kelansungan wira usaha masyarakat. Namun pemerintah atau lembaga ekonomi merespon kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan modal awal dengan menyediakan kredit usaha mikro. Dalam Undang Undang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) 1 http://eprints.undip.ac.id/17439/1/fitria_dewi_purnamasari, Diakses, 12 April 2013. 8

2008 yaitu tentang Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Bab 1 Pasal 1 angka 1 mengatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini. Kredit Usaha Mikro dapat diperoleh melalui lembaga perbankan. Peranan lembaga perbankan yang sangat strategis ini ditata dan diperbaiki dengan di keluarkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan, yang kemudian direvisi dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Regulasi hukum tersebut memberi landasan yuridis yang lebih luas serta mempertegas jangkauan pelayanan bank terhadap masyarakat luas. Dalam Pasal 1 ayat (2) Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dinyatakan bahwa : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai visi dan misi yang sangat mulia yaitu sebagai lembaga yang diberi tugas mengemban amanat pembangunan bangsa demi tercapainya peningkatan taraf hidup rakyat. Untuk melakukan visi dan misi tersebut, bank berperan sebagai Agent Of Intermediary, dengan menyelenggarakan fungsi fungsi sebagai berikut : 2 1. Fungsi penghimpun dana. 2. Fungsi pemberian kredit. 2 Jurnal Legislasi Indonesia Peraturan Perundang Undangan di Bidang Lembaga Keuangan Volume 3 Nomor 3 :hal, 41. 9

3. Fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. 4. Fungsi penyedia informasi keuangan nasional bagi masyarakat. Untuk kalangan masyarakat luas mereka lebih mengenal Lembaga Perbankan seperti Bank rakyat Indonesia (BRI). Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan Bank Nasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan penyaluran kredit dalam masyarakat dapat dilakukan oleh lembaga perbankan maupun lembaga non perbankan. Untuk lembaga pebankan dapat dilakukan oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan, sedangkan untuk lembga non perbankan dapat dilakukan oleh koperasi dan lembaga pembiayaan lainnya. Dalam hal ini terlihat jelas begitu besarnya kredit yang dapat di salurkan kepada masyarakat dan tentu saja dengan permasalahan resiko kredit yang besar juga. Pembangunan Nasional ditandai dengan berkembangnya kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat. Mayoritas kegiatan masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang adalah usaha pada sektor mikro, kecil, dan menengah seperti pedagang pasar, pedagang kaki lima, penjual daging dan ikan di pasar. Sebagai pelaku usaha, tentu saja mereka juga membutuhkan modal usaha. Namun, dilema yang cukup mengharukan dalam masyarakat adalah adanya persepsi masyarakat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah bahwa meminjam uang ke bank itu sulit, memerlukan jaminan dan memiliki prosedur berbelit belit sehingga pelaku usaha seperti mereka banyak yang meminjam dana untuk modal usaha dari rentenir atau lintah darat dengan bunga yang cukup besar. 10

Dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, hal tersebut mendapat perhatian khusus dala dunia perbankan, sehingga bank umum banyak yang membuka produk perkreditan yang disebut perkreditan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini di satu sisi memberikan implikasi positif dan di sisi lain memberikan kemungkinan semakin besarnya resiko pengembalian kredit. Pelaku usaha mikro,kecil,dan menengah memiliki kecenderungan tidak memiliki kemampuan memberikan jaminan dalam penyaluran kredit, bank selalu mensyaratkan adanya jaminan kredit dan dilakukan untuk mengantisipasi resiko pengembalian kredit sehubungan dengan adanya jangka waktu kredit (tenor). Hal ini menyebabkan bank membuat produk kredit yang bisa diberikan dengan atau tanpa jaminan dari debitur dan produk kredit seperti ini sangat banyak digunakan dalam Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ada beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum Kredit Usaha Rakyat, yaitu : 3 1. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan. 2. Inpres 6 tahun 2007 tanggal 8 Maret 2007 tentang Kebijakan Percepatan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKMK guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3. MoU antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 2007. 3 Website GOOGLE; http://www.pengaturan KUR.com (tanggal 2 Mei 2013 Pukul 20.00) 11

4. Addendum I MoU Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2008. 5. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 5 tahun 2008 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan bagi UMKMK. 6. Perjanjian Kerja Sama antara Bank Pelaksana dengan Lembaga Penjaminan. 7. Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR. 8. Addendum II MoU Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 12 Januari 2010. 9. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : KEP- 07/M.EKON/01/2010 Tentang Penambahan Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat. 10. Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : KEP- 01/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Hal tersebut akan memperbesar resiko pengembalian kredit terjadi karena bank tidak memiliki jaminan bahwa kredit yang telah diberikan akan dibayar dengan lunas oleh debitur tepat pada waktunya. Menghadapi resiko tersebut, Pasal 2 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan mengamanatkan suatu prinsip agar pihak perbankan dalam melakukan kegiatan usahanya harus berasaskan Demokrasi Ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati hatian. Begitu juga Pasal 8 Undang Undang 12

Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa alam memberikan kredit, bank wajib mempunyai kenyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal agunan, dan prospek usaha calon debitur, terutama produk kredit yang tanpa agunan yang banyak disalurkan pada kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kredit Usaha Rakyat atau KUR adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana. 4 4 Website GOOGLE; http://www.kredit usaha rakyat.com(tanggal 27 April 2013 Pukul 19.00) 13

Kebutuhan akan modal yang cukup, merupakan masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha ekonoi lemah, dimana pihak bank mengharuskan permohonan kredit untuk menyertakan jaminan sebagai dasar pemberian kredit. Penyertaan jaminan tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan pihak bank atau kreditur apabila debitur tidak bisa melunasi kreditnya sesuai dengan perjanjian kredit. Hal itu semua dilakukan agar dalam penyaluran dana pada masyarakat, bank tetap bisa menjaga keseimbangan dan kesehatan serta keamanan bank dari terjadinya resiko kredit seperti penunggakan pembayaran oleh debitur. Mengingat dewasa ini kehidupan perekonomian Indonesia banyak mengalami cobaan dalam bidang ekonomi yang akan berakibat negatif terhadap kesinambungan usaha yang telah disalurkan kredit. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk menjadikan permasalahan tersebut pada penelitian ini, dengan judul : PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk UNIT KOTA 1 BATUSANGKAR. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan permasalahan permasalahan sebagai berikut : 14

1. Bagaimana pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar? 2. Bagaimana penyelesaian terhadap Kredit Usaha Rakyat yang mengalami permasalahan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak penukis peroleh dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar. 2. Untuk mengetahui cara penyelesaian Kredit Usaha Rakyat yang mengalami permasalahan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin penulis dapat melalui penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis Penelitian ini bermanfaat menambah serta memperluas wawasan pengetahuan penulis dalam menulis karya ilmiah, dimana penulisan ini merupakan sarana untuk memaparkan dan memantapkan ilmu pengetahuan terutama dalam Kajian Ilmu Hukum Perdata Bisnis, khususnya dalam bidang Hukum Perbankan. 2. Secara Praktis a. Memberian manfaat bagi individu, masyarakat terutama bagi pihak pihak yang melakukan Kredit Usaha Rakyat. 15

b. Untuk dapat menjadi bahan masukan dan informasi bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat. E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Masalah Untuk melengkapi bahan atau data kongkrit dan jawaban yang objektif, ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan, maka penulisan ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, yakni pendekatan yang menekankan pada aspek hukum, yang berkenaan dengan pokok masalah, dikaitkan dengan praktek lapangan untuk mengetahui lebih lanjut tentang peranan lansung bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif yaitu data yang berbentuk uraian uraian kalimat yang terbentuk secara sistematik yang menggambarkan hasil penelitian dan pembahasan. 2. Sumber dan Jenis Data Sumber data dari penelitian ini adalah : a. Penelitian Kepustakan (Library research), yakni penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan peraturan tertulis, penelitian ini dilakukan di : Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas. 16

Perpustakan Fakultas Hukum Universitas Andalas. Perpustakaan Fakultas Hukum Pancasila Universitas Andalas. Buku serta bahan bahan kuliah yang penulis miliki. b. Penelitian lapangan (field research) Pada penelitian ini diperoleh data dengan cara : 1) Melakukan wawancara dengan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar mengenai pelaksanaan perjanjian Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar. 2) Melakukan wawancara dengan nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar yang melakukan perjanjian Kredit Usaha Rakyat.. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Primer Data ini diperoleh dengan mengadakan penelitian secara langsung ke lapangan dan melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait yaitu pihak Nasabah dan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar. b. Data Sekunder Data sekunder ini telah diolah yang meliputi : 1) Bahan Hukum Primer 17

Yaitu bahan hukum yang mengikat dan membantu didalam : Undang Undang Dasar 1945 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan bahan penelitian yang berasal dari literature atau hasil penelitian yang berupa : a. Buku buku yang berkaitan dengan penelitian b. Makalah makalah yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti. 3) Bahan Hukum Tersier Yaitu bahan bahan yang member petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 5 Adapun bahan hokum tersier yaitu : Kamus kamus hukum. Ensiklopedia umum dan Ensiklopedia Hukum. 3. Teknik Pengumpulan Data 5 Bambang Sunggono, S.H, M.S, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2010. Hal 114 18

Dalam melakukan penelitian penulis memperoleh keterangan dan data diatas dengan cara : a. Studi dokumen. Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis) karena penelitian hukum selalu bertolak dari premis normatif 6. Untuk itu dipelajari buku-buku, jurnal, dan dokumen-dokumen serta artikel yang dapat mendukung permasalahan yang dibahas. b. Wawancara. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak. Untuk mendapatkan data ini penulis melakukan wawancara dengan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Kota 1 Batusangkar. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka atau semi tersktruktur, dalam artian bahwa pewawancara telah mempersiapkan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber, namun ditengah wawancara dimungkinkan untuk keluar dari konsep pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya demi jelasnya suatu permasalahan. 4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Teknik pengolahan data Setelah semua data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder kemudian dilakukan pengolahan data melalui proses : 6 Bambang Sunggono, Op.cit, hlm. 126 19

1. Editing Dimana data yang diperoleh tersebut terlebih dahulu diperiksa atau diteliti untuk menjamin apakah data tersebut sudah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan. 2. Coding Yaitu proses pengklasifikasian jawaban jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang ditetapkan. 7 Kemudian data tersebut akan dikategorikan dengan cara pemberian symbol menurut kriteria yang ditentukan atau diperlukan pada daftar pertanyaan. 3. Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah analisa kualitatif, dimana data yang diperoleh dalam penelitian diolah dan disusun untuk mengetahui seperti apa Bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. 7 Ibid, hal 126 20