PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

dokumen-dokumen yang mirip
IbM KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI KELURAHAN REJOMULYO KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di negara

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA. Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penyajian data dan analisa data yang telah penulis lakukan

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA

IbM Pengrajin Anyaman Rotan di Kabupaten Jember: Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA

Pembinaan Kelompok UPPKS Ibu Berkarya di Kabupaten Serdang Bedagai. Izwar lubis (Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, sehingga dapat mengubah gaya

ARTIKEL: KEMITRAAN PENDIDIKAN VOKASI PADA PENGOLAHAN LIMBAH AKRILIK DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI (GRAFIR) DI KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan

PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. berfikir kreatif dan ramah terhadap lingkungan. Untuk menyelaraskan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PEMASARAN KAIN LURIK

IBM HOME INDUSTRI BERBAHAN DASAR THERMO PLASTICS RUBBER (TPR)

BAB 1 PENDAHULUAN. TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko. buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah pusat perbelanjaan, baik yang menawarkan fasilitas lengkap ataupun yang

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. limbah pertanian. Limbah pertanian merupakan sisa hasil pertanian yang

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan dengan teori teori melainkan

METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENYEDIAAN MEDIA PEMASARAN SEPATU BORDIR UNTUK PENGRAJIN DI KABUPATEN SIDOARJO

LAPORAN PROPOSAL PENGANTAR BISNIS AKSESORIS

PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *)

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu pengelolaan manajemen perusahaan yang baik. menyempatkan diri untuk datang ke toko ini, karena itu merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan maupun

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi khususnya dalam teknologi informasi banyak

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Akibatnya akan terjadi keefisiensian waktu, biaya dan resource, serta

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam perkembangannya dan memberikan kita kemudahan dalam

IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. maju di berbagai bidang, membuat masyarakat harus selalu up to date mengikuti,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA STEM-BANANA (KERAJINAN HAND-MADE PELEPAH PISANG) PENGHASIL UANG. Bidang Kegiatan: PKM Kewirausahaan.

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PADA USAHA KERAJINAN BATU PUTIH GUNUNGKIDUL

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

BAB II DESKRIPSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN KONTINUITAS INDUSTRI KERTAS HANDMADE

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana rencana yang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB II METODE PERANCANGAN

PEMANFAATAN PECAHAN INDUSTRI KACA UNTUK PEMBUATAN KERAJINAN MINIATUR

E-Marketing. dalam Strategi Pemasaran MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah berkembang pesat dan menjadi begitu penting dalam menunjang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sepatu Shop merupakan sebuah toko sepatu yang menjual bermacam-macam

LAPORAN KEMAJUAN. I b PE KERAJINAN HANDICRAFT DAN TOYS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DAN KLATEN

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan dengan teknologi. Karena dengan adanya teknologi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Optik ANNISA yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani 157 (Timur RS. Muslimat)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO Amak Yunus, Moh Ahsan, Syahminan Universitas Kanjuruhan Malang amakyunus@unikama.ac.id, ahsan@unikama.ac.id, syahminan@unikama.ac.id ABSTRAK. Pelatihan desain model terompah (paccak) bertujuan untuk menambah wawasan pada pengrajin tentang desain terompah yang banyak diminati di lingkungan pengrajin terutama santri pondok pesantren sehingga pengrajin dapat mengembangkan desain yang selama ini masih menggunakan alat seadanya. Metode yang ditawarkan pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah diskusi tentang permasalahan mitra, pendampingan dan pelatihan. Salah satu permasalahan yang dihadapi mitra adalah desain terompah yang diproduksi selama ini masih menggunakan alat seadanya dengan motif yang begitu-begitu saja. Mitra kedua sebagai penjual hasil pengrajin dari mitra satu, dimana tempat atau etalase dari mitra. Diperlukan pendampingan dalam mengembangkan desain keset. Kegiatan pelatihan berisi tentang pengembangan desain produk keset yang unik dan belum ada di pasaran sehingga dapat meningkatkan daya saing kedua mitra. Peran serta mitra pada kegiatan pengabdian berupa menyediakan tempat untuk pelatihan. Hasil pengabdian menunjukkan kedua mitra dapat menghasilkan desain keset yang unik antara lain bergambar hello kitty dan rainbow. Selain itu pada pelaksanaan pelatihan kedua mitra tampak antusias dan senang, hal ini terbukti dengan kehadiran kedua mitra pada saat pelatihan. Kata Kunci: desain model; terompah; situbondo PENDAHULUAN Usaha pembuatan terompah kayu ini terletak di Jalan KHR. Syamsul Arifin Dusun Sukorejo Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, berjarak sekitar kurang dari 1 kilometer dari Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi iyah Sukorejo. Pondok tersebut menampung sekitar 16.000 santri dan 1.000 guru atau tenaga pengajar. Karena Pondok Pesantren tersebut sangat memegang teguh nilai-nilai salafi, banyak santri yang memburu terompah atau sandal yang terbuat dari kayu tersebut. Bapak Slamet, sebagai salah satunya pengrajin terompah kayu di Sukorejo, karyanya sangat diminati santri Salafiyah-Syafi iyahi. Semakin banyaknya santri dari tahun ke tahun membuat Bapak Slamet kewalahan melayani permintaan pasar. Dalam 1 bulan, pesanan terompah kayu rata-rata 100 sampai 150 pasang dengan harga jual Rp 10.000 hingga Rp 20.000 setiap pasangnya. Padahal Bapak Slamet hanya bisa memproduksi 50 sampai 60 pasang terompah setiap bulan. Hal ini dikarenakan hanya ada 1 tenaga kerja dan keterbatasan alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam proses produksi masih menggunakan alat konvensional atau peralatan yang sederhana. Selain dari proses produksi, perolehan bahan baku yang sangat sulit juga memperlambat proses pengerjaan produk. Gambar 1. Hasil produksi pengrajin terompah (Paccak) sebelum menggunakan alat 256

Sementara itu mitra yang lain, Ibu Habiba usahanya fokus pada penjualan sandal terompah kayu. Ibu Habibah sudah merintis usaha penjualan terompah ini sudah 3 tahun namun usahanya tetap dan tidak mengalami peningkatan. Penjualan hanya mencukupkan media offline seperti banner dan brosur. Beliau mulai merintis penjualan terompah kayu sejak tahun 2013. Sementara ini, terompah kayu yang dijual bukan hanya produk dari Situbondo saja namun juga berasal dari berbagai daerah, misalnya dari Pasuruan dan Banyuwangi. Tetapi display terompah kayu yang diletakkan di atas lantai membuat terompah menjadi tidak mewah dan acak-acakan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan etalase kaca untuk mempercantik dan merapikan penempatan terompah kayu tersebut. Gambar 2. Tempat penjual terompah (paccak) yang maih diletakkan dilantai Selain pada teknik pemasaran yang kurang menunjang, mitra kedua juga kurang memahami teknik manajemen usaha untuk meningkatkan usaha mereka. SDM (Sumber Daya Manusia) yang hanya berasal dari tamatan SMP (Sekolah Menengah Pertama) inilah yang membuat usaha mereka menjadi macet, karena mereka belum memiliki bekal dalam pendidikan manajemen usaha. METODE PELAKSANAAN Program ini untuk meningkatkan mitra usaha menjadi usaha mikro dilakukan proses sebagai berikut : 1) Pengadaan alat bantu produksi Proses pembuatan produk memerlukan waktu yang lama karena masih menggunakan peralatan konvensional, sehingga pengabdi melakukan pengadaan alat bantu produksi yang berguna untuk mempercepat proses produksi pada mitra. Pengadaan peralatan modern antara lain: Mesin Gergaji Meja, diperlukan untuk memotong balok kayu, berfungsi untuk mempercepat pekerjaan dengan tingkat akurasi yang lebih baik; Mesin Kasut Kayu, adalah mesin inti yang berfungsi untuk membentuk pola terompah; Mesin Amplas, berfungsi untuk menghaluskan permukaan terompah sehingga terompah aman dan nyaman dipakai di kaki. Untuk mitra ke dua pengabdi menyediakan etalase. 2) Pelatihan Penggunaan Peralatan Pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja pada mitra usaha Pengrajin Terompah Kayu dalam menjalankan mesin sehingga dapat membantu dalam memperbaiki pelaksanaan kerja yang tidak efisien. Pelatihan bagi sumber 257

daya manusia sangat diperlukan agar tenaga kerja bisa paham dan mengerti serta mampu mengoperasikan mesin sehingga apa yang menjadi tujuan mitra usaha pengrajin terompah kayu bisa cepat terlaksana dan mencapai target. 3) Pelatihan Manajemen Usaha Pelatihan manajemen usaha berfungsi untuk membekali mitra dalam menjalankan usahanya. Mulai dari bagaimana membentuk program-program hingga evaluasi kerja sebagai dasar dalam menjalankan usahanya dikemudian hari. manajemen usaha dimaksudkan agar pemilik mampu mengembangkan usaha yang sudah mereka bangun agar menjadi usaha mikro yang besar. 4) Pelatihan Manajemen Pemasaran berbasis Online Transfer ilmu pengetahuan dalam marketting ini dimaksudkan agar sirkulasi penjualan berjalan dengan lancar. Dengan pelatihan marketting ini, mitra usaha pengrajin terompah kayu tidak hanya bisa menjual kepada masyarakat di sekitarnya, tetapi juga bisa ke berbagai daerah, bahkan bisa mengekspor ke berbagai negara. Pelatihan manajement pemasaran ini di dikhususkan untuk pemasaran berbasis online, karena melihat keadaan masyarakat yang semakin global dan selalu memegang gudget, sehingga media sosial menjadi bahan pertimbangan untuk berbisnis. Metode pelaksanaan pelatihan dapat dilihat seperti pada diagram gambar 3. Observasi Pengadaan Alat Pelatihan Manajemen Pemasaran (Online) Moh. Ahsan & Helmy Pelatihan Penggunaan Alat Syahminan Pelatihan Manajemen Usaha Amak Yunus E.P Penambahan Produksi Pendampingan Gambar 3. Metode Pelaksanaan Pelatihan Desain Model Terompah (Paccak) 5) Observasi dilakukan dalam dua tahap, yang pertama observasi untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dialami mitra, dan observasi kedua untuk memecahkan masalah dengan mencari solusi-solusi yang evektif dan efisien secara bersama antara pengabdi dengan mitra. Dari observasi tersebut ditemukan hasil bahwa mitra membutuhkan beberapa peralatan dan pelatihan untuk menunjang usaha mereka. Pengadaan peralatan dan diadakan pelatihan penggunaan peralatan. Selanjutnya diadakan pelatihan manajemen usaha dan manajemen pemasaran berbasis online. HASIL YANG DICAPAI Dari analisis masalah yang sudah diselesaikan dengan berbagai metode akhirnya mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan terget yang diharapkan oleh pengusul. Dengan adanya alat bantu yang sudah disebutkan diatas mitra mendapatkan banyak sekali manfaat. Produksi yang menggunakan alat konvensional menjadi peralatan yang modern dan canggih, sehingga proses pengerjaan lebih cepat. Disisi lain kualitas dari produk itu sendiri semakin baik. Produk lebih halus dan kuantitas lebih dari produksi sebelumnya. 258

Gambar 4. Serah terima mesin bobot untuk mitra 1 Penggandaan alat baru yang dilakukan akan dilakun pelatihan penggunaan peralatan pula karena bagaimanapun perpindahan dari alat konvensional menjadi peralatan modern membutuhkan keahlian dan waktu untuk menggunakannya agar alat bisa bermanfaat dan optimal. Pengrajin pada awalnya hanya memproduksi 50-60 perbulan, dengan mesin modern ini pengrajin dapat memproduksi hingga 150 lebih. Dengan adanya peningkatan hasil produksi itu maka penghasilanpun akan meningkat pula. Pengadaan etalase pada mitra 2 pun juga dapat membantu memperindah penataan toko, sehingga terlihat rapih dan menarik untuk dikunjungi. Gambar 5. Pelatihan pemaksimalan produk dan manajemen usaha Pelatihan pengunaan peralatan yang telah dilakukan akan dilanjutkan dengan pelatihan manajemen usaha, adanya pelatihan manajemen usaha ini adalah untuk membekali mitra dalam menjalankan usahanya. Mulai dari bagaimana membentuk program-program hingga evaluasi kerja sebagai dasar dalam menjalankan usahanya dikemudian hari. manajemen usaha dimaksudkan agar pemilik mampu mengembangkan usaha yang sudah mereka bangun agar menjadi usaha mikro yang besar. Transfer ilmu pengetahuan dalam marketting ini dimaksudkan agar sirkulasi penjualan berjalan dengan lancar. Dengan pelatihan marketting ini, mitra usaha pengrajin terompah kayu tidak hanya bisa menjual kepada masyarakat di sekitarnya, tetapi juga bisa ke berbagai daerah, bahkan bisa mengekspor ke berbagai negara. Pelatihan manajement pemasaran ini di dikhususkan untuk pemasaran berbasis online, karena melihat keadaan masyarakat yang semakin global dan selalu memegang gudge, sehingga media sosial menjadi bahan pertimbangan untuk berbisnis. Dari adanya pelatihan manajemen usaha dan pelatihan manajemen pemasaran berbasis online ini para mitra dapat menghendel bagaimana keberlanjutan usaha mereka. Mitra lebih fokus untuk melanjutkan usahanya, disisi lain penjualan berjalan dengan pesat karena pemasaran bukan lagi dengan sistem manual, tetapi sudah berbasis online yang para konsumennya bukan hanya santri dan masyarakat situbondo namun juga di luar kota. Produk yang dihasilkan setelah mendapatkan atau menggunakan mesin hasilnya lebih berfariasi dan bermotif namun masih kurang dalam pengecetan karena masih menggunakan manual dan masih baru belajar. Berikut ini gambar 6 hasil terompah yang sudah diwarnai/dicat dan dipotong menggunakan mesin 259

Gambar 6. Hasil Terompah yang sudah diwarnai dan dipotong menggunakan mesin KESIMPULAN Dari adanya pengabdian ini mitra 1 dan mitra 2 mengalami peningkatan. Untuk mitra 1 mengalami peningkatan produksi dan untuk mitra 2 mengalami banyak peningkatan pengunjung. Namun untuk mitra 2 masih terdapat kelemahan dari segi penggunaan alat masih belum familiar dan masih membutuhkan tegangan listrik yang lebih tinggi karena tegangan listrik yang ada masih kurang. Hasil produksi belum maksimal karena proses pengecetan butuh inovasi dan ketelatenan dalam membuat motif sehingga membutuhkan pelatihan dalam membuat motif gambar pada terompah DAFTAR PUSTAKA Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Buku I, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga diakses tgl 2 Agustus 2017 Perkakasku [Internet]. [cited 09 Agustus 2017]. Available from http://www.perkakasku.com/etalase.php?pkat=msn,mgp,gss diakses bulan agustus http://www.infokursus.net/download/0206101235buku_4_modul_3_manajemen_us AHA_KECIL.pdf diakses tanggal 1 Agustus 2017 http://www.kedaiperkakas.com/19- mesin-gergaji-potong diakses tanggal 02 Agustus 2017 260