KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017 No Butir Kisi Kisi No Soal 1 Siswa dapat menjelaskan Pengertian Globalisasi 1-3, 41 2 Siswa dapat menjelaskan Globalisasi di abad 20 serta Faktor-faktor 4-6 yang mempengaruhi globalisasi 3 Siswa dapat menjelaskan Lembaga pendukung Globalisasi dan peluang 7, 8 Globalisasi terhadap bidang ekonomi 4 Siswa dapat menjelaskan Pernyataan negara di Bidang Globalisasi 9-11. 39 5 Siswa dapat menjelaskan Perusahaan Multi Nasional 12-13 6 Siswa dapat menjelaskan Pengertian Norma 14 16 7 Siswa dapat menjelaskan Norma hukum pada masyarakat 17 8 Siswa dapat menjelaskan Sidang PPKI 18 9 Siswa dapat menjelaskan Pasal mengenai Demonstrasi (Kebebasan mengeluarkan pendapat) 19 21 10 Siswa dapat menjelaskan Pemahaman diri dan faktor yang 22 26 mempengaruhi prestasi diri seseorang 11 Siswa dapat menjelaskan Teori adversity quetions dan teori hirarki 27 29 kebutuhan 12 Siswa mampu menjelaskan contoh sikap Bela Negara 31-32 13 Siswa dapat menjelaskan Otonomi daerah 33 37 14 Siswa dapat menjelaskan Kebijakan Publik 38-39 15 Siswa dapat menjelaskan Negara bebas aktiv 44 50
RINGKASAN MATERI UJIAN AKHIR SEMSETER SMP PERGURRUAN CIKINI KELAS IX TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Globalisasi Globalisasi dapat diartikan sebagai Proses Saling Ketergantungan dan Ketersalingterkaitan dalam berbagai bidang. Globalisasi membawa peluang dan tantangan bagi semua negara. Proses Globalisasi sudah dimulai sebelum abad ke- 20, banyak faktor pendung Globalisasi diantaranya adalah : a. Sarana tranportasi b. Perkembangan IPTEK 2. Faktor yang mempengaruhi Globalisasi adalah : a. Kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi b. Kemajuan dalam bidang sarana Transportasi c. Adanya sistem perekonomian yang terbuka d. Adanya perdagangan bebas e. Sistem keungan yang liberal f. Kemudahan dalam migrasi g. Adanya kerja sama atau hubungan antar negara yang sangat erat Sedangkan yang menjadi faktor penghambat Globalisasi adalah : a. Sikap apatis dan tertutup b. Adanya sikap ketergantungan pada pemerintah c. Sikap mental yang lemah 3. Peluang Globalisasi di Bidang Ekonomi adalah a. Dampak Positif dari Globalisasi dalam sektor Ekonomi adalah : - Produksi Global dapat ditingkatkan - Meningkatnya kemakmuran dalam suatu negara - Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri perdagangan luar negeri yang lebih bebas - Dapat memperoleh lebih banyak modal - Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi b. Sedangkan faktor penghambatnya adalah - Mengahambat pertumbuhan sektor Industri - Memperburuk neraca pembayaran
- Sektor keungan tidak stabil - Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang 4. Sikap bangsa Indonesia ketika menghadapi Globalisasi adalah : - Bangkit dan Maju dengan berbagai cara - Menjalaninya - Dan berusaha meminimalisir budaya yang baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari 5. Strategi yang Efektif untuk mengahadapi Globalisasi adalah yang harus disipkan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan profesional a. Banyak perusahaan multi nasional yang membuka perusahaannya di berbagai negara alaannya karena banyak perusahaan yang ingin berekspansi ke negara lain sehingga perusahaannya bisa berkembang lebih pesat. 6. Norma pada hakikatnya adalah ukuran atau pedoman perilaku manusia, ukuran mengenai perilaku yang benar atau salah, tepat atau tidak tepat, pantas atau tidak pantas, susila atau tidak susila, sopan atau tidak sopan, pada intinya norma adalah kaidah yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup di Masyarakat. Ada banyak norma yang berlaku di masyarakat : - Norma agama - Norma kesusilaan - Norma adat istiadat - Norma kebiasaan - Norma Hukum Yang paling disoroti adalah norma hukum karena pada hakikatnya adalah serangkaian petunjuk hidup manusia yang dibuat oleh pejabat berwenang. Alasan pentingnya norma hukum adalah norma hukum memiliki sangsi yang tegas, dan lebih memberikan jaminan kepatuhan kepada warrganya, berbeda dengan norma-norma yang lainnya. 7. Sikap positif yang harus ditunjukan terhadap Proklamasi oleh seorang peserta didik adalah - Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan - Belajar dengan rajin dan tekun 8. Sidang PPKI Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil 3. Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum dibentuknya MPR dan DPR. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 1. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi. 2. Membentuk Komite Nasional (Daerah). 3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri negara. Sidang PPKI ke-3 22 Agustus 1945 1. Pembentukan Komite Nasional. 2. Membentuk Partai Nasional Indonesia. 3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat. 9. Pasal mengenai demokrasi (Kebebasan Mengeluarkan Pendapat) Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, yang antara lain menetapkan sebagai beruikut : 1. Setiap orang memiliki kewajiban terhadap masyarakat yang memungkinkan pengembangan kepribadian secara bebas dan penuh. 2. Dalam pelaksanaan hak kebebasan, setiap orang harus tunduk semata-mata pada pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan penghargaan terhadap hak serta kebebasan orang lain, untuk memenuhi syarat-syarat yang adil bagi moralitas, ketertiban serta kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
3. Hak dan kebebasan ini sama sekali tidak boleh dijalankan secara bertentangan dengan tujuan dan asas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 terdapat lima asas yang merupakan landasan kebebasan bertanggung jawab dan bertindak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Kelima asas tersebut, yaitu : 1. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban 2. Asas musyawarah dan mufakat 3. Asas kepastian hukum dan keadilan 4. Asas proporsionalitas 5. Asas mufakat Yang dimaksud atas proporsionalitas adalah asas yang meletakkan segala kegiatan sesuai dengan konteks atau tujuan kegiatan tersebut, baik yang dilakukan oleh warga negara, institusi maupun aparatur pemerintah yang dilandasi oleh etika individual, etika sosial dan etika institual. Dengan landasan atas kelima asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tersebut, maka dalam pelaksanaannya diharapkan dapat mencapai tujuan berikut, yakni \ : 1. mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 2. mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat. 3. mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan partisipasi dan kreativitas
setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan berdemokrasi. 4. menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok. Kebebasan mengeluarkan pendapat ada dalam pasal 28 UUD 1945 yaitu Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Setiap warga negara perlu memahami hak dan kewajiban warga negara dalam mengemukakan pendapat. 10. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Diri Bakat potensi Kepandaian/kecerdasan Minat Kebiasaan Motivasi Pengalaman Kesehatan Emosi Kondisi keluarga Kondisi lingkungan Sarana dan prasarana 11. Teori adversity quetions dan teori hirarki kebutuhan Teori Hirarki Kebutuhan hirarki kebutuhan dari psikolog Abraham Maslow dengan teori kebutuhan aktualisasi diri. Teori Adversity Questions dikemukakan oleh Stolz 12. Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. [1] Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing. Pasal 18 Ayat 1-7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, Pasal 18B ayat 1 dan 2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No.32 Tahun 2004) Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masingmasing. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah [2] sehingga digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844). Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundangundangan. [3] Tujuan Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik. Pengembangan kehidupan demokrasi. Keadilan nasional. Pemerataan wilayah daerah. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara dan daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI. Mendorong pemberdayaaan masyarakat. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. [4]
Asas Desentralisasi Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah kepada pemerintah daerah untuk mengurus urusan daerahnya sendiri Dekonsentrasi Adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah kepada alat-alat kelengkapan pemerintah yang berada di daerah untuk menyelenggarakan urusan tertentu Tugas pembantuan Adalah Penugasan sebagian urusan pemerintah atau pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten / kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi Ciri-ciri Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah Setiap daerah mempunyai Setiap daerah memiliki perda UUD daerah yang tidak Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU) bertentangan dengan UUD (dibawah UU) negara (hukum tersendiri) Perda terikat dengan UU UUD daerah tidak terikat Perda terikat dengan UU dengan UU negara Presiden/Raja berwenang Hanya Presiden/Raja mengatur hukum untuk negara Hanya Presiden/Raja berwenang mengatur hukum sedangkan kepala daerah untuk berwenang mengatur hukum daerah DPRD (provinsi/negara DPRD (provinsi/negara DPRD (provinsi/negara bagian/dst) tidak punya hak bagian/dst) punya hak veto bagian/dst) tidak punya hak
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah veto terhadap UU negara yang terhadap UU negara yang veto terhadap UU negara yang disahkan DPR disahkan DPR disahkan DPR Perda dicabut pemerintah Perda dicabut DPR dan DPD Perda dicabut pemerintah setiap daerah Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi Bisa interversi dari kebijakan Tidak bisa interversi dari Bisa interversi dari kebijakan kebijakan Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus asing/luar negeri harus melalui asing/luar negeri harus melalui melalui APBN dan APBD tergabung APBD untuk setiap daerah dan APBN dan APBD tergabung APBN hanya untuk negara Pengeluaran APBN dan Pengeluaran APBN dan APBD Pengeluaran APBN dan APBD dihitung perbandingan dihitung pembagian APBD dihitung perbandingan Setiap daerah tidak Setiap daerah sebagai Setiap daerah tidak sebagai negara berdaulat negara berdaulat dan sejajar sebagai negara berdaulat Daerah diatur pemerintah Daerah harus mandiri Daerah harus mandiri Keputusan pemda tidak ada Keputusan pemda diatur Keputusan pemda diatur hubungan dengan pemerintah pemerintah pemerintah Tidak ada perjanjian antar Tidak ada perjanjian antar Ada perjanjian antar daerah daerah jika SDM/SDA daerah jika SDM/SDA jika SDM/SDA dilibatkan dilibatkan dilibatkan
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan tanggung jawab bersama tanggung jawab pemda tanggung jawab bersama 3 kekuasaan daerah tidak 3 kekuasaan daerah 3 kekuasaan daerah tidak Hanya hari libur nasional Hari libur nasional terdiri dari Hanya hari libur nasional dan daerah Bendera nasional hanya Bendera nasional serta daerah Bendera nasional hanya dan sejajar Hanya bahasa nasional Beberapa bahasa selain Hanya bahasa nasional nasional setiap daerah