I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pada Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses,

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

I. PENDAHULUAN. pelatihan dalam usaha mendewasakan manusia. Terjadi perkembangan pada proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pada Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia, memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kimia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arin Ardiani, 2014

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. model dalam pembelajaran pun dikembangkan agar dapat lebih menarik minat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

I. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

Pemetaan / Analisis SK dan KD

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in. International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

2014 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN LEVEL MAKROSKOPIK, SUB- MIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lia Apriani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar dihasilkan dari upaya pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh

b. Bagaimana respon siswa terhadapgame aljabar shoot apabila diterapkan dalam proses pembelajaran?

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta, teori, prinsip atau hukum-hukum saja, tetapi

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI

I. PENDAHULUAN. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang meliputi standar isi, standar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Johnstone (1982) dan Talanquer (2011) membedakan representasi kimia ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014

2014 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lukman Hadi, 2014 Pengembangan Software Multimedia Representasi Kimia Pada Materi Laju Reaksi

2015 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATA DIKLAT SISTEM KOMPUTER DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andika Nopihargu, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kimia didefinisikan sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang

BAB I PENDAHULUAN. molukul, ion, dan struktur merupakan fenomena yang tidak dapat dilihat secara. mewakili agar dapat memahami fenomena ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan komposisi zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat

DAFTAR ISI x LEMBAR PENGESAHAN. PERNYATAAN.. ii ABSTRAK.. iii KATA PENGANTAR. v PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang. ruang dan waktu. Dalam mempelajari gejala alam, fisika memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang dan membuat proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi untuk belajar. Pada saat ini, perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat dimanfaatkan guru sebagai media untuk memudahkan proses pembelajaran. Menurut Hamalik (1986) dalam Sukiman (2012), pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada peserta didik. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman

2 peserta didik, penyajian data atau informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Rodiah (2013) yang menyatakan bahwa siswa lebih tertarik untuk memperhatikan pembelajaran dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan dengan menggunakan media animasi kimia. Guru dapat memanfaatkan salah satu program komputer, yaitu program Macromedia Flash 2008 sebagai media pembelajaran. Program ini dapat digunakan pada mata pelajaran yang tergolong sulit dipahami, salah satunya adalah mata pelajaran kimia. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, dan sifat perubahan, dinamika, dan energetika zat. Ilmu kimia awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsif, hukum, dan teori) temuan ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (BSNP, 2006). Sejalan dengan tujuan pendidikan, BSNP (2006) merumuskan salah satu tujuan pembelajaran kimia yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi termasuk kemampuan berpikir kreatif siswa se-

3 bagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Namun, fakta menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran ini belum terukur dan tercapai. Sebagian besar konsep-konsep yang terdapat pada materi kimia bersifat abstrak. Dengan adanya Macromedia Flash 2008 ini, sesuatu yang abstrak dapat dibuat konkret dengan visualisasi statis maupun animasi sehingga siswa dapat melihat bagaimana struktur dan ikatan kimia serta reaksi-reaksi kimia yang tidak kasat mata. Konsep kimia yang bersifat abstrak dapat disampaikan dengan pendekatan yang dapat menghubungkan hal yang abstrak dengan hal yang konkret sehingga konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menerangkan konsep abstrak adalah representasi kimia. Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) mendeskrispsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi dalam konsep-konsep kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Level makroskopik, yaitu riil dan dapat dilihat, seperti fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung. Level submikroskopik, yaitu berdasarkan observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model teoritis, seperti partikel yang tidak dapat dilihat secara langsung. Level simbolik, yaitu representasi dari suatu kenyataan, seperti representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer. Untuk memahami ilmu kimia secara konseptual, dibutuhkan kemampuan untuk merepresentasikan dan mener-

4 jemahkan masalah dan fenomena kimia ke dalam bentuk representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik secara simultan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di enam SMA di Kabupaten Lampung Utara melalui wawancara dengan guru kimia dan angket siswa kelas XI IPA diperoleh informasi bahwa guru kimia dari sekolah-sekolah tersebut belum menggunakan media animasi kimia dalam pembelajaran khususnya pada penyampaian materi larutan penyangga. Namun, ada guru yang menggunakan media power point dalam menyampaikan materi pembelajaran yaitu sebanyak 16,67%. Media power point ini diperoleh dengan cara mengunduh di internet. Dilihat dari isi medianya, sebagian besar berisi materi (representasi makroskopis), sedangkan gambar, simbol-simbol atom atau molekul belum disajikan secara jelas dan lengkap. Desain power point ini pun masih kurang menarik seperti perpaduan warna background dengan tulisan belum serasi sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Materi yang disajikan singkat tetapi belum mengena pada inti materi tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, sebanyak 16,67% guru mengetahui tentang representasi kimia. Akan tetapi, fakta di lapangan mereka belum menerapkan ketiga level representasi kimia tersebut, karena keterbatasan penguasaan ICT dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung membuat guru lebih memilih menjelaskan menggunakan alat bantu papan tulis atau alat peraga yang disediakan oleh sekolah daripada menggunakan alat bantu berupa komputer. Pada dasarnya, materi larutan penyangga tidak selalu dapat dijelaskan melalui papan tulis akan tetapi ada beberapa subbagian materi yang harus divisualisasikan

5 melalui media animasi dengan bantuan komputer, sehingga dapat merangsang cara berpikir siswa dan mempertajam daya ingat siswa tentang materi tersebut. Untuk dapat memahami materi pelajaran kimia dibutuhkan suatu media yang mencakup ketiga level representasi. Media yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Penelitian pengembangan media animasi berbasis representasi kimia telah dikembangkan oleh Rodiah (2013) pada materi asam-basa Arrhenius. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Susanto (2013) pada materi faktor-faktor penentu laju reaksi, guru dan siswa memberikan respon positif terhadap media animasi yang digunakan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ernawati (2011) pada subkonsep teori atom Bohr, guru dan siswa memberikan respon positif terhadap media animasi yang digunakan. Dengan adanya media animasi tersebut guru menjadi lebih mudah menjelaskan materi pelajaran dan siswa mudah untuk memahami materi yang diajarkan guru. Berdasarkan hakikat ilmu kimia dan fakta yang ada, maka diperlukan media animasi yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan menarik perhatian siswa sehingga dapat membantu guru dan siswa menyelesaikan permasalahan pada kegiatan pembelajaran serta dapat membantu guru membuat media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan media animasi kimia yang berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah karakteristik media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dikembangkan? 2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dikembangkan? 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dikembangkan? 4. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. 2. Mengidentifikasi karakteristik media animasi berbasis representasi kimia yang dikembangkan pada materi larutan penyangga. 3. Mengidentifikasi tanggapan guru terhadap media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. 4. Mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap media animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

7 5. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan animasi berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini menghasilkan media animasi kimia yang berbasis representasi kimia yang memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi alternatif media animasi kimia berbasis representasi kimia yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi larutan penyangga dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan. 2. Menambah referensi media pembelajaran yang berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. 3. Sebagai referensi pengembangan media animasi berbasis representasi kimia dan bahan penelitian lebih lanjut. 4. Menambah referensi untuk mengembangkan media pembelajaran kimia untuk materi kimia yang lain. 1. 5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah : 1. Lokasi penelitian adalah di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara. 2. Kompetensi dasar pada materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. 3. Media animasi yang dikembangkan ini memuat materi larutan penyangga yang disajikan dalam bentuk representasi kimia.

8 4. Representasi kimia yang disajikan dalam media animasi yang dikembangkan adalah representasi kimia menurut Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) yaitu level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik. 5. Representasi makroskopis pada penelitian ini berupa tampilan hasil pengamatan pengukuran ph beberapa larutan yang diuji menggunakan indikator universal pada materi larutan penyangga. 6. Representasi submikroskopispada penelitian ini berupa disosiasi molekulmolekul pada materi larutan penyangga. 7. Representasi simbolis pada penelitian ini berupa simbol-simbol, persamaan reaksi, dan rumus kimia pada materi larutan penyangga. 8. Materi pokok pada penelitian ini adalah larutan penyangga meliputi identifikasi larutan penyangga, komponen-komponen larutan penyangga, prinsip kerja larutan penyangga, perhitungan ph larutan penyangga, dan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan kehidupan sehari-hari.