A. PENDAHULUAN Akses terhadap informasi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dan dilindungi konstitusi. Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya, serta segala sesuatu yang berhubungan pada kepentingan publik. Pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi. Keterbukaan informasi merupakan prasyarat utama dalam pengelolaan sumber daya publik secara partisipatif dan bertanggung jawab. Upaya pemerintah yang telah memberikan jaminan hukum bagi keterbukaan informasi membutuhkan juga prasyarat-prasyarat lain yakni masyarakat itu sendiri. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari kata Demokratia yang berarti kekuasaan rakyat. Demokratia sendiri terdiri dari dua kata yakni demos yang mempunyai arti rakyat dan kratos yang mempunyai arti kekuasaan atau kekuatan. Unsur rakyat merupakan unsur utama dalam sistem demokrasi, demikian juga dalam UU KIP. Hal ini terlihat dalam unsur filosofis dan sosiologis pembentuk UU KIP yang tertuang dalam konsideran yakni hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) telah mendorong pelaksanaan keterbukaan 1
informasi publik dalam penyelenggaraan negara. Negara harus transparan, akuntabel, dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik. Setiap orang berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan undang-undang. 1 Melalui penjelasan dimaksud maka dapat disimpulkan bahwa keterbukaan informasi sebagai pilar utama demokrasi untuk mencegah korupsi sehingga tercipta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Hal tersebut dapat secara nyata terlihat dalam beberapa sengketa informasi yang diselesaikan oleh Komisi Informasi Pusat dimana keterbukaan informasi publik dapat mencegah dan menghindari terjadinya korupsi. Contohnya antara lain adalah sengketa Dana Bos di beberapa sekolah Jakarta (ICW dengan 5 SMA di Jakarta), rekening gendut (ICW dengan Polri), dan Laporan Hasil Pemeriksaan Audit Investigasi (Pattiro dengan BPK). Cita-cita tersebut dapat dilaksanakan dengan pengawalan oleh Komisi Informasi sebagai lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. 2 Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi Informasi kabupaten/kota 3. Pada tahun 2017 Komisi Informasi yang telah terbentuk sejumlah 30 Komisi Informasi Provinsi, 4 Komisi Informasi 1 Pasal 4 ayat (1) UU KIP. 2 Pasal 23 UU KIP. 3 Pasal 24 ayat (1) UU KIP. 2
Kabupaten dan 1 Komisi Informasi Kota. Keberadaan Komisi Informasi Provinsi yang sudah bertambah jumlahnya diharapkan dapat bekerja optimal mengingat fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dapat memberikan kontribusi atau dampak bagi Indonesia. Keberadaan Komisi Informasi sebagai lembaga negara di Indonesia yang mengawal keterbukaan informasi publik juga diharapkan memberikan stimulan pembangunan yang berdemokrasi dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan bebas korupsi. Melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-8 Komisi Informasi se-indonesia tahun 2017 diharapkan ada persamaan pandangan dan hubungan yang sinergis antara Komisi Informasi Pusat dengan Komisi Informasi Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam mengimplementasikan UU KIP, Renstra, dan program-program kerjanya dengan perspektif jauh ke depan, untuk kepentingan lembaga maupun bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, serta peradaban manusia. A. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud 1. Memperkuat koordinasi secara nasional untuk menjalankan fungsi, tugas, dan wewenang Komisi Informasi yang sinergis; 2. Membahas regulasi terkait keterbukaan informasi publik; dan 3. Merumuskan masalah-masalah dan solusi-solusi strategis yang harus diambil oleh Komisi Informasi Pusat dan Daerah, baik dari sisi internal maupun eksternal kelembagaan. 3
Tujuan 1. Melakukan koordinasi secara nasional untuk peningkatan kinerja Komisi Informasi; 2. Finalisasi hasil rumusan Rapat Kerja Teknis Komisi Informasi se- Indonesia tahun 2017; 3. Pengesahan hasil finalisasi Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi se-indonesia tahun 2017; 4. Menghasilkan rekomendasi strategis dan solutif baik untuk kepentingan internal Komisi Informasi maupun kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, serta peradaban manusia. B. PENERIMA MANFAAT Dengan diadakannya Rakornas ke-8 Komisi Informasi se-indonesia ini, maka akan diperoleh manfaat internal bagi Komisi Informasi Pusat yakni perkuatan koordinasi untuk peningkatan kinerja Komisi Informasi dalam menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya sesuai dengan amanah UU KIP. Penerima manfaat lainnya adalah untuk eksternal lembaga Komisi Informasi, yaitu dengan terciptanya good governance di semua Badan Publik yang bebas korupsi, terciptanya masyarakat informasi dengan kesadaran akan hak konstitusional warga negara akan komunikasi dan informasi, serta terciptanya suasana dengan nilai-nilai demokratis antara negara dan rakyat. C. OUTPUT Output kegiatan ini berupa kegiatan Rapat Koordinasi Nasional yang dihadiri oleh Komisi Informasi se-indonesia, baik komisioner dan personel sekretariat, yang diharapkan akan menghasilkan: 4
1. Solusi strategis atas permasalahan dan program yang ada di pemerintahan Indonesia; dan 2. Pembagian peran dan tugas kepada Komisi Informasi atas permasalahan dan kepentingan yang ada baik internal maupun eksternal. D. OUTCOME Melalui output di atas diharapkan Rakornas ke-8 Komisi Informasi se- Indonesia tahun 2017 memiliki kontribusi dan dampak bagi bangsa Indonesia dalam mengawal jaminan akses masyarakat terhadap informasi publik untuk mewujudkan asas-asas demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang bebas korupsi, serta upaya perwujudan pembangunan berkelanjutan. E. STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN Tahapan dan Waktu Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pada: Waktu : 15 18 November 2017 Tempat : Swiss-bel Hotel Makassar, Sulawesi Selatan. Susunan Acara : Terlampir Peserta : +/- 273 peserta, yang terdiri atas: 1. 7 orang Komisioner Komisi Informasi Pusat Periode 2013-2017; 2. 7 orang Komisioner Komisi Informasi Pusat Periode 2017-2021; 3. 210 orang perwakilan dari 30 Komisi Informasi Provinsi masingmasing 6 orang; 4. 24 orang perwakilan dari 4 Komisi Informasi Kabupaten masingmasing 6 orang; 5. 6 orang perwakilan dari 1 Komisi Informasi Kota; 6. 9 orang Tenaga dan Asisten Ahli Komisi Informasi Pusat; 7. 26 Sekretariat Komisi Informasi Pusat; 5
8. 4 orang Pemantau dari Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara; 9. 5 orang tamu undangan dari Komisi Informasi Nepal 10. 10 orang Koalisi Masyarakat Sipil. F. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN Tabel: Rencana Jadwal Pelaksanaan Waktu Pencapaian Keluaran No. NAMA KEGIATAN Bulan November 1 Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi se-indonesia dengan Lokasi di Makassar G. BIAYA YANG DIPERLUKAN Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan dibebankan kepada Anggaran Komisi Informasi Pusat. H. DISKUSI PUBLIK Pada hari pertama penyelenggaraan Rakornas ke-8 ini juga dilaksanakan Diskusi Publik dengan topik dan narasumber sebagai berikut: 1. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI Tema: Urgensi Amandemen UU KIP 2. Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Tema: Sinergi Komisi Informasi dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Pencegahan Praktik Korupsi. 6
3. Prof. Dr. Dwi Aries Tina Pulubuhu, Rektor Universitas Hasanuddin Tema: Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia: Perspektif Sosiologis. 4. Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tema: Implementasi Satu Data dengan Sistem Pemerintahan Berbasis TIK. 5. Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri RI Tema: Kebijakan Optimalisasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPID. 7
KOMISI INFORMASI PUSAT Jadwal Kegiatan Diskusi Terbatas Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi Rabu, 15 November 2017 WAKTU KEGIATAN PIC KET 13.00 15.00 Registrasi Peserta dan Makan Siang Panitia Lokal Pembukaan Diskusi Terbatas 1. Menyanyikan Lagu Kebangsaan RI Indonesia Raya 2. Pembacaan Doa Panitia Lokal 15.00 15.30 Sekretaris KI 3. Laporan Panitia Provinsi 4. Sambutan dan Pembukaan Acara oleh Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Ketua KI Provinsi Sulawesi Selatan Coffee Break Tema Diskusi Terbatas: Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi 15.30 17.30 17.30 18.30 19.00 selesai Dirjen IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri RI Penutupan Diskusi Terbatas dan Persiapan Makan Malam bersama Gubernur Sulawesi Selatan Jamuan Makan Malam bersama Gubernur Sulawesi Selatan Moderator: Komisioner KI Provinsi Sulawesi Selatan Panitia Lokal Panitia Lokal Dresscode: Batik 8
Jadwal Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional ke-8 Komisi Informasi se-indonesia Tahun 2017 Kamis, 16 November 2017 WAKTU KEGIATAN PIC KET 09.00 11.00 Registrasi Peserta dan Check in Panitia Pembukaan 1. Tarian Selamat Datang Tarian 4 Etnis Sulawesi Selatan 2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan RI Indonesia Panitia Raya 3. Menyanyikan Mars Komisi Informasi Dresscode: 11.00 12.00 4. Pembacaan Doa 5. Laporan Panitia Sekretaris KI Pusat Pria: Batik Lengan Panjang 6. Sambutan Komisi Informasi Pusat Ketua KI Pusat 7. Sambutan Selamat Datang Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo 8. Pembukaan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla 9. Pidato Kunjungan Kerja oleh Komisi Informasi KI Nepal Nepal 10. Foto Bersama Panitia 12.00 13.30 ISHOMA Panitia DISKUSI PUBLIK I >> Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR (Tema: Urgensi Amandemen UU KIP) >> Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 13.30 15.30 (Tema: Sinergi Komisi Informasi dan Komisi Moderator: Pemberantasan Korupsi dalam Pencegahan Komisioner KIP Praktik Korupsi) >> Prof. Dr. Dwi Aries Tina Pulubuhu, Rektor Universitas Hasanuddin (Tema: Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia: Perspektif Sosiologis) Coffee Break 15.30 17.30 DISKUSI PUBLIK II >> Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Tema: Implementasi Satu Data dengan Sistem Pemerintahan Berbasis TIK) >> Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri RI (Tema: Kebijakan Optimalisasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPID) Moderator: Komisioner KIP Wanita: Menyesuaikan 17.30 19.30 ISHOMA Panitia 9
19.30 21.00 21.00 selesai Pleno I: Pemaparan Hasil Rakernis ke-7 Komisi Informasi se-indonesia dan Perumusan Rapat Bidang Rakornas ke-8 Komisi Informasi se- Indonesia Istirahat Komisioner KIP Panitia Jumat, 17 November 2017 WAKTU KEGIATAN PIC KET 07.00 09.00 Sarapan Panitia 09.00 11.00 Rapat Bidang Koordinator dan Peserta Coffee Break 11.00 14.30 ISHOMA Panitia 14.30 18.00 Lanjutan Rapat Bidang 18.00 19.00 Persiapan Jamuan Makan Malam bersama Walikota Panitia Makassar Coffee Break 19.00 selesai Jamuan Makan Malam bersama Walikota Makassar Panitia Sabtu, 18 November 2017 WAKTU KEGIATAN PIC KET 07.00 08.00 Sarapan Panitia Rapat Pleno: Perumusan hasil Rakornas ke-8 Komisi Komisioner 08.00 10.00 Informasi se-indonesia tahun 2017 KIP 10.00 10.30 Konferensi Pers II Panitia Coffee Break 10.30 11.00 Penutupan dan Check Out Panitia 10
.RPLVL,QIRUPD VL 3XVDW 11 'LJLWDOO\ VLJQHG E\.RPLVL,QIRUPDVL 3XVDW '1 FQ.RPLVL,QIRUPDVL 3XVDW JQ.RPLVL,QIRUPDVL 3XVDW F,QGRQHVLD O,' R., 3XVDW RX., 3XVDW H VXVDQWRUL]NL#JPDLO F RP 5HDVRQ, DP DSSURYLQJ WKLV GRFXPHQW /RFDWLRQ 'DWH