BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah anggota G20 dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi (Agency Theory) melihat bagaimana kontrak dan insentif dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang wajib dipublikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB I PENDAHULUAN. manajemen keuangan harus mengambil keputusan pendanaan, keputusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

KPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi juga penting bagi para investor terkait masalah keuangan didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang semakin ketat. Kinerja perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

FASILITAS PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan oleh global financial crisis pada

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui kebijakan dividen tunai yang matang (Ronosulistyo, 2008).

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU. Salinan NO : 2/LD/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang begitu pesat antar perusahaan telah mewarnai era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB I PENDAHULUAN. Tatakelola Perusahaan ( Corporate Governance) memilki peran yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. 5.1.Simpulan. Penelitian ini didisain untuk menguji pengaruh excess cash holdings terhadap nilai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah anggota G20 dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan global. Untuk mewujudkannya, Indonesia membentuk Multi Year Action Plan (MYAP) yang bertumpu pada pentingnya infrastruktur. Investasi dalam bidang infrastruktur dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, terutama negara Less Income Countries (LICs) dan Middle Income Countries (MICs) (Idraswari dan Imaniara, 2013). Pemerintah terus mendukung penyediaan infrastruktur melalui PPP (Public Private Partnership) (Bappenas, 2013). Untuk itu, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah-langkah utama untuk memperbaiki kebijakan PPP dan kerangka kerja dalam meningkatkan daya saing program PPP. Pertama, Peraturan Presiden 13/2010, 56/2011, dan 66/2013 telah diterbitkan pemerintah sebagai amandemen kedua dan ketiga dari Peraturan Presiden 67/2005 (Kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur). Hal ini menjelaskan ketentuan yang lebih jelas mengenai proposal yang diminta, perjanjian kerjasama dan dukungan pemerintah sebagai jaminan proyek. Perjanjian kerja sama terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (identifikasi dan seleksi serta prioritas), persiapan proyek (outline business case dan penilaian kesiapan), transaksi (finalization of

2 prefeasibility study serta pengadaan), dan kontrak manajemen (perencanaan implementasi kontrak manajemen serta implementasi dan pemantauan kontrak manajemen). Peraturan Presiden 78/2010 berisi tentang pemberian jaminan pemerintah untuk infrastruktur. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 260/2010 menetapkan prosedur untuk permohonan pemberian jaminan, sedangkan PMK 223/2012 mengatur Viability Gap Fund. Kemudian, UU 2/2012 menjelaskan tentang pembebasan lahan untuk proyek pembangunan melayani kepentingan publik dan pelaksanaannya dan Peraturan Presiden 71/2012. Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah 27/2012 berisi tentang izin lingkungan yang menggantikan peraturan sebelumnya mengenai analisis dampak lingkungan. Oleh karena itu, regulasi dalam mendukung PPP menetapkan Permen Bappenas 3/2012 tentang operasional lintas sektor untuk pelaksanaan proyek-proyek dalam bidang infrastruktur. Dalam hal ini, pemerintah melalui Bappenas telah menetapkan 14 proyek prospektif contohnya Bandara Internasional Soekarno- Hatta ke Manggarai Railway dan 13 proyek potensial seperti pengembangan Maloy International Port Kalimantan Timur. Investasi modal merupakan salah satu aspek strategis untuk mengambil keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi ini harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan (Hasnawati, 2005). Di dalam perusahaan, dewan komisaris dibentuk untuk mengawasi CEO. Untuk itu, CEO harus menjamin good governance yang baik dengan memelihara hubungan investor dan manager perusahaan serta meningkatkan investasi (Kawamura, 2009). Selain itu, kinerja

3 perusahaan juga diperlukan untuk menilai apakah suatu perusahaan baik atau tidak. Kinerja perusahaan dapat menggambarkan target dan realisasi yang dicapai perusahaan (Hutchinson, 2002). Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh struktur dewan dan kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan nilai pasar terhadap IOS (Investment Opportunity Set). Pendekatan IOS digunakan untuk menganalis pertumbuhan aset (MBVA) sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan agency theory. Lippert (1996) mengungkapkan tentang agency conflict antara manajemen dan pemegang saham. Pihak manajemen mempunyai pengaruh terhadap cash flow perusahan mendatang sebagai perkembangan yang signifikan terhadap kompensasi insentif. Dalam hal ini, agency theory merupakan hal yang tepat untuk menjembatani kepentingan antara pihak manajemen dan investor. Penelitian ini merupakan modifikasi dari beberapa penelitian. Hutchinson (2002) meneliti sejauh mana pengaruh IOS, struktur dewan komisaris dan kinerja perusahaan pada 229 perusahaan dari 500 perusahaan yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX). Dalam hal ini, peneliti menggunakan proksi variabel dependen (MBVA) serta kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku dan nilai pasar yang digunakan Hutchinson (2002). Sementara itu, Skousen dan Wright (2008) meneliti tentang tingkat kecurangan pada laporan keuangan. Mereka mengemukakan bahwa peluang merupakan alasan untuk melakukan kecurangan. Oleh karena itu, persentase dewan komisaris independen dianggap mampu untuk mengurangi kecurangan sehingga laporan

4 keuangan menjadi lebih valid. Peneliti menggunakan proporsi dewan komisaris karena dewan komisaris lebih independen dalam menghasilkan keputusan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah proporsi struktur dewan komisaris berpengaruh terhadap IOS? 2. Apakah kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku berpengaruh terhadap IOS? 3. Apakah kinerja perusahaan berdasarkan nilai pasar berpengaruh terhadap IOS? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini hanya meneliti tentang pengaruh struktur dewan dan kinerja perusahaan terhadap IOS. Struktur dewan diproksikan melalui komisaris independen. Sedangkan kinerja perusahaan diukur berdasarkan nilai buku dan nilai pasar. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 2012. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur dewan dan kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku dan nilai pasar pada sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi terhadap IOS.

5 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur dewan dan kinerja perusahaan terhadap IOS sehingga pengguna dapat menilai tentang pilihan investasi yang tepat di masa yang akan datang. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak manajemen dan investor tentang pengaruh struktur dewan dan kinerja perusahaan. Karena investasi yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan.