BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB VII GERAK RITMIK. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 141

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

KISI KISI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrianisa Setianing Widi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taufik Akbar Firdaus, 2013

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

Aktivitas Ritmik dan Dansa

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

BAB I PENDAHULUAN. menuansakan pada pengalaman dan kebiasaan berolahraga siswa. Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB II KAJIAN TEORI. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Herbart

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rima Ratna Ningsih, 2013

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

Peta Konsep GERAK RITMIK

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang bidang kajiannya sangat luas, yang terfokus pada peningkatan kualitas gerak insani (human movement), tetapi secara khusus pendidikan jasmani menghubungkan antara gerak insani dengan pendidikan, hubungan itu termasuk dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang mengembangkan secara menyeluruh dalam hal kualitas fisik, mental maupun emosional seseorang. Pendidikan jasmani memiliki kontribusi yang bermakna ketika pengalaman-pengalaman dalam pendidikan jasmani berkaitan dengan proses kehidupan seseorang secara utuh. Apabila pengalaman dalam pendidikan jasmani tidak memberikan kontribusi pada kependidikan lainnya, maka pasti terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani-nya. Kajian pendidikan jasmani yang kompleks telah memberikan peran yang penting terhadap kualitas hidup manusia, hal demikian tentunya selaras dengan tujuan dari pendidikan, pendidikan jasmani yang mencakup seluruh aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) akan memiliki peran yang besar dalam peningkatan dan pengembangan peserta didik dari segala aspek yang akan berdampak positif. Dampak yang positif akan memberikan manfaat bagi kehidupan peserta didik, maupun lingkungan sekolah dam masyarakat. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP / MTs adalah sebagai berikut: a). Permainan dan olahraga, b). Aktivitas pengembangan (komponen kebugaran jasmani), c). Aktivitas senam, d). Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya (termasuk senam line dance dan senam jumat bersih dan sehat), e). Aktivitas air, dan f). Kesehatan. Apabila dilihat dari ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan salah satunya meliputi aktivitas ritmik atau senam irama.

2 Aktivitas ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan jasmani di Indonesia, karena sebelumnya kehadiran aktivitas ritmik diwakili oleh senam irama. Nama aktivitas ritmik secara tegas diangkat oleh Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK), sebagai salah satu aktivitas yang masuk ke dalam ruang lingkup pembelajaran penjas. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak termasuk dalam senam irama, dalam gerakan-gerakannya senam irama melibatkan seluruh anggota badan bergerak sehingga sesuai dengan program pendidikan jasmani, yang tidak hanya mengutamakan tuntutan fisik, tetapi juga kognitif, sosial, dan emosional. Dengan itu, secara tidak langsung aktivitas ritmik dapat berpengaruh terhadap emosional siswa terutama mengenai kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Menurut Mahendra (2008:3) mengemukakan bahwa: Senam irama atau aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Dapat diartikan bahwa senam irama sangatlah berkaitan dengan tarian atau dansa dan juga dengan iringan musik. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah antara senam jumat bersih dan sehat (jumsihat) dan senam line dance yang merupakan bagian dari senam irama atau aktivitas ritmik dapat memberikan pengaruh terhadap kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani karena walaupun kedua senam tersebut merupakan aktivitas ritmik, tetapi aliran dari kedua gerakan senam irama ini berbeda. Apabila senam jumat bersih dan sehat (jumsihat) memiliki hakikat gerakan pola gerak yang teratur dan didasari dengan gerakan pencak silat, sedangkan senam line dance merupakan senam yang memiliki gerakan dansa dengan gerakan dasar cha-cha. Senam jumat bersih dan sehat (jumsihat) terdiri dari: 1) gerakan pemanasan, 2) gerakan inti, dan 3) gerakan pendinginan. Sedangkan senam line dance merupakan senam yang gerakan dasarnya adalah gerakan dansa dengan pergerakan dan ketukan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga

3 selain fisik dan afektif juga akan mempengaruhi pada kognitif siswa karena gerakannya dilakukan secara berulang-ulang. Jenis gerakan yang sederhana membuat senam line dance ini, dapat dipelajari oleh berbagai kalangan, baik di ruang lingkup sekolah (SD, SMP, dan SMA) maupun masyarakat luas baik lelaki maupun perempuan. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak, baik perkembangan secara fisikal, kognitif, emosional, maupun sosial. Perkembangan emosional termasuk dalam domain afektif, yang paling penting adalah konsep diri, rentang perhatian, stress, penggunaan waktu luang, sikap, dan nilai. Aktivitas dalam pendidikan jasmani harus dirancang untuk memberikan pengalaman sukses kepada anak termasuk dalam aktivitas ritmik Karena itu akan memungkinan anak untuk merasa berhasil. Aktivitas dalam pendidikan jasmani harus mendorong keberhasilan sehingga setiap anak dapat memiliki perasaan senang atau gembira yang akan menimbulkan perasaan yang nyaman dengan gerakan aktivitas yang dilakukan. Perasaan atau emosi merupakan luapan rasa yang dimiliki oleh orang termasuk siswa. Perasaan dapat menggambarkan suasana hati seseorang pada saat diam ataupun saat melakukan suatu aktivitas yang berdampak pada sikap yang dikeluarkan baik positif maupun negatif begitu pula dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan melalui aktivitas ritmik yaitu senam line dance dan senam jumsihat, respon yang keluar akan tampak ketika mereka diberikan perlakuan. Adapun penulis mengutip pendapat dari Ahmadi yang diambil dari: http://weblogask.blogspot.com/2012/07/pandangan-ahli-dan-pengertian-emosi. html. Menurut Ahmadi (2003:101), menyatakan bahwa : Emosi atau perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungannya dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Unsur-unsur emosi/perasaan antara lain : (a) bersifat subyektif daripada gejala mengenal, (b) bersangkut paut dengan gejala mengenal, (c) perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.

4 Perasaan senang atau tidak senang timbul karena adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam, begitu pula dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, anak akan merasa senang atau tidak senang tergantung pada cara penyampaian pendidik dan juga materi yang diberikan. Salah satunya materi yang dipelajari dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah aktivitas ritmik, dalam penelitian ini peneliti akan memberikan dua buah aktivitas ritmik yang memiliki dasar gerak yang berbeda kepada siswa lalu bagaimana pengaruhnya pada kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Scanlan et al. (1993, p.6) dalam Wiersma (2001:154) bahwa: Enjoyment as a positive affective response to the sport experience that reflects generalized feelings such as pleasure, liking, and fun. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa kesenangan akan menimbulkan respon afektif yang positif terhadap pengalaman berolahraga sehingga akan menimbulkan perasaan secara menyeluruh, seperti kesenangan dan gembira. Dapat dijelaskan kembali bahwa pendidikan jasmani memiliki bidang kajian yang luas, pendidikan yang dapat menyentuh seluruh aspek baik dari fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Perkembangan emosi sangatlah penting bagi siswa, karena perkembangan emosi siswa dalam domain afektif, akan berperan atas perkembangan konsep diri, rentang perhatian, tingkat stress, penggunaan waktu luang sikap, dan nilai yang diambil oleh siswa. Pemberian pengalaman sukses pada siswa, akan mengembangkan emosi termasuk juga kesenangan siswa. Adapun pengalaman tersebut dapat dicapai dengan melakukan gerakan-gerakan yang dilakukan siswa dalam mempelajari pembelajaran pendidikan jasmani melalui aktivitas ritmik. Walaupun peneliti hanya ingin mengetahui tingkat kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Mahendra (2005:17) dalam bukunya Permainan dan Aktivitas Ritmik mengemukakan bahwa: Pengembangan sikap dan nilai positif terhadap partisipasi aktivitas olahraga berasal dari pengalaman yang memberikan makna dalam setiap faktor yang berhubungan dengan perkembangan emosi anak-anak. Pengalaman dalam aktivitas olahraga akan mengembangkan emosi anak secara

5 positif, oleh karena itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus memahami bukan hanya dari sudut fisiologis, tetapi psikologis juga harus dipahami. Sebab masih banyak guru pendidikan jasmani yang belum memahami dan menerapkan aspek psikologis olahraga dalam proses pembelajarannya, sehingga peran pendidikan jasmani dan olahraga dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani para siswa belum seperti yang diharapkan. Maka dari itu, aktivitas ritmik yang didasari dengan irama akan dapat mengurangi tingkat stress siswa dan mengembangkan emosi positif siswa sehingga dengan timbulnya rasa senang serta akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan pertimbangan diatas, peneliti menetapkan rencana untuk melakukan penelitian yaitu: Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Senam Line Dance dengan Senam Jumat Bersih dan Sehat terhadap Kesenangan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 29 Bandung.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah penelitian, yaitu: Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran senam line dance dengan senam jumat bersih dan sehat terhadap kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di SMP Negeri 29 Bandung?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran senam line dance dengan senam jumat bersih dan sehat terhadap kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di SMP Negeri 29 Bandung.

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a. Senam line dance dan senam jumat bersih dan sehat dapat digunakan sebagai masukan materi ajar dalam pembelajaran aktivitas ritmik. b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan senam terutama pada pembelajaran aktivitas ritmik di sekolah. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan pembelajaran aktivitas ritmik antara senam line dance dan senam jumat bersih dan sehat agar dapat mengembangkan emosi positif siswa dalam mengikuti pembelajaran. b. Sebagai gambaran dan rujukan bagi guru pendidikan jasmani tentang pembelajaran aktivitas ritmik yang baru, yaitu senam line dance dan senam jumat bersih dan sehat. c. Sebagai bahan masukan kepada lembaga-lembaga pendidikan terhadap kualitas pembelajaran penjas, khususnya pada pembelajaran aktivitas ritmik di SMP Negeri 29 Bandung. E. Batasan Masalah Agar ruang lingkup penelitian ini menjadi terarah pada tujuan yang akan dicapai, maka penulis penelitian ini hanya terbatas pada: 1. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan salah satunya adalah pembelajaran aktivitas ritmik. 2. Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan sikap badan dengan diiringi suatu irama atau musik. 3. Senam line dance dan senam jumat bersih dan sehat merupakan bagian dari pembelajaran aktivitas ritmik.

7 4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (sifat: kegembiraan, kesedihan, keharusan dan kecintaan). 5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Senang adalah puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa. 6. Mengutip dari disertasi Budiana (2012:84), menurut Scanlan dan Lewthwaite (1986) menyatakan bahwa: kesenangan berolahraga merupakan kerangka kerja yang melandasi seseorang melaksanakan aktivitas olahraga yang dimensinya meliputi: persepsi diri, kesenangan yang ditimbulkan dari guru, interaksi, keterlibatan orang tua, kompetensi diri, kesenangan yang berasal dari kegiatan penjas. 7. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran aktivitas rimik senam line dance dan senam jumsihat, dan variabel terikatnya adalah kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di SMP Negeri 29 Bandung. 8. Populasi yang diteliti adalah siswi SMP Negeri 29 Bandung. 9. Sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswi SMP Negeri 29 Bandung dari kelas VIII. 10. SMP Negeri 29 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah pertama negeri yang berada di kota Bandung. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan pada bahan analisis masalah. Teori diambil dari berbagai literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan pendapat dari

8 peneliti mengenai yang akan diteliti dengan diimbangi teori-teori, serta pengambilan hipotesis didasarkan pada rumusan masalah yang diajukan peneliti. BAB III Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan tentang cara yang akan digunakan peneliti dalam mendukung pengolahan data yang didapat setelah melakukan penelitian. BAB IV Hasil Pengolahan dan Analisis Data. Pada bab ini berisikan hasil dari pengolahan data, yang hasilnya digunakan sebagai jawaban pada penelitian yang telah dilakukan. BAB V Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta berisikan saran-saran yang membangun sebagai acuan terhadap penelitian selanjutnya.