PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

AKLIMATISASI TANAMAN ANTHURIUM (Athurium Sp) DENGAN BERBAGAI MEDIA TUMBUH DAN PUPUK DAUN GROWQUICK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

PEMBERIAN KOMPOS PELEPAH SAWIT DAN PUPUK NPK MUTIARA PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

RESPON BERBAGAI JENIS MULSA DAN PUPUK ORGANIK CAIR BATANG PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS PUPUK NPK YARAMILA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

SKRIPSI. PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (CucumisSativus L.) DENGAN PEMBERIAN DUA INTERVAL DAN BEBERAPA DOSIS URINE SAPI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PEMBERIAN DUA JENIS PUPUK KANDANG PADA DUA KALI PENANAMAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

UJI PENGGUNAAN ETHREL DAN PUPUK NPK TERHADAP PRODUKSI MELON (Cucumis Melo. L)

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH PEMBERIAN NPK GROWER DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescent L)

PRODUKTIVITAS CAISIM (Brassica juncea, L.) AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN FREKUENSI PENANAMAN

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK HAYATI BIOTAMAX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GARUT

RESPONS PANJANG DAN VOLUME AKAR SELEDRI (Apium graveolens L. var. secalinum) TERHADAP KOMPOS PELEPAH KELAPA SAWIT DAN PUPUK KOTORAN KERBAU

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN LIDAH BUAYA

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal 2)3) adalah Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK INTAN SUPER DAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

RESPONS TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK DAUN YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN ZPT HANTU TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN BUAH NAGA DAGING SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis).

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH LAPISAN DEBU GUNUNG MERAPI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL BUAH NAGA (Hylocereus undatus Haw.) DI LAHAN PASIR PANTAI PURWOREJO

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

JURNAL. FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jurnal Belantara [JBL] Vol. 1, No. 1, Maret 2018 (30-34) E-ISSN

Transkripsi:

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXVIII Nomor 2 Agustus 2013 (91-96) ISSN 0215-2525 PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE 12-45-10 PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) Application of Organic Ferlilizer and Growmore 12-45-10 on Dragon Fruit (Hylocereus costaricensis) Growth Novra Viloga, Hercules Gultom dan T. Edy Sabli Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau Telepon: 0761-674681, Fax: 0761-674681 [Diterima Desember 2012; Disetujui Juni 2013] ABSTRACT The aim of this research was to know the effect of organic fertilizer and Growmore 12-45-10 application on Naga Growth. The experiment used the randomized block design with two factors in three blocks. The first factor was application of organic fertilizer (S), which consisted of S0 (3.0 kg/pole), S1 (4.5 kg/pole), S2 (6.0 kg/pole), and S3 (7.5 kg/pole). The second factor was application of Grownore (G) which consisted of G0 (1.5 g/lt), G1 (2.0 g/lt), G2 (2.5 g/lt) and G3 (3.0 g/lt). The observed parameter was height growth, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth. The result showed that interaction of application of manure and Growmore had no effect on growth of dragon fruit. Organic fertilizer alone had a significant effect on height growth, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth with the best treatment of 7.5 kg/pole. The application of various Growmore concentrations alone showed a significant effect on height of plant, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth with the best treatment of 3.0 g/lt of water. Keywords: Dragon fruit, organic fertilizer, growmore 12-45-10 ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan Growmore 12-45-10 terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) secara faktorial yang terdiri dari dua faktor dan dibagi dalam tiga blok/kelompok. Faktor pertama adalah faktor S (Pemberian Pupuk kandang sapi) terdiri dari 4 taraf: S0 (3,0 kg/tiang), S1 (4,5 kg/tiang), S2 (6,0 kg/tiang), dan S3 (7,5 kg/tiang). Faktor kedua adalah faktor G (pemberian Growmore) terdiri dari 4 taraf: G0 (1,5 gram/liter air), G1 (2,0 gram/liter air), G2 (2,5 gram/liter air), G3 (3,0 gram/liter air). Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur. Hasil penelitian menunjukkan secara interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan Growmore tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Pemberian secara tunggal pupuk kandang sapi menunjukkan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur dengan perlakuan terbaik terdapat pada S3 (7.5 kg/tiang). Pemberian secara tunggal berbagai konsentrasi Growmore menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur dengan perlakuan terbaik terdapat pada G3 (3,0 gram/liter air). Kata Kunci: Buah naga, pupuk kandang sapi, growmore 12-45-10 PENDAHULUAN Tanaman buah naga ( Hylocereus costaricensis) yang pada awalnya dikenal oleh masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun Thailand sebagai tanaman hias dan berperan juga dalam berbagai kegiatan keagamaan terutama yang dilakukan oleh etnis Tionghoa. Setelah diketahui bahwa buahnya dapat dimakan, maka semakin banyak yang mengenalnya (Kristanto, 2008). Buah naga semakin marak di beberapa kota besar di Indonesia bahkan juga tidak tertutup kemungkinan untuk peredarannya di kota-kota kecil lainnya. Jumlah permintaan 91

Dinamika Pertanian Agustus 2013 untuk pasar lokal belum mampu dipenuhi oleh produksi di dalam negeri sendiri. Akibatnya, di beberapa supermarket dan pasar-pasar tradisional di kota-kota besar dibanjiri buah naga dari manca negara, padahal kondisi tanah dan iklim Indonesia sangat mendukung pengembangan tanaman buah naga tersebut. Buah naga memiliki khasiat untuk manusia, diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus, pengurangan kolesterol, pelindung kesehatan mulut, pencegahan pendarahan, dan obat keluhan keputihan. Di Amerika Selatan dahan buah naga dihancurkan dan diperam untuk dijadikan makanan ternak seperti sapi dan kambing, karena terbukti mampu meningkatkan produksi susu dan kualitas ternak. Adapun kandungan nutrisi buah naga yaitu: kadar gula 13 18 briks, air 90,20%, Karbohidrat 11,5 gram, asam 0,139 gram, protein 0,53 gram, serat 0,71 gram, kalsium 134,50 mg, fosfor 8,7 mg, magnesium 60,4 mg, dan vitamin C 9,4 mg (Kristanto, 2008). Guna menunjang permintaan pasar, maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan produksi tanaman buah naga dengan cara pemupukan. Lingga (1986) mengemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, maupun sisa industri. Salah satu pupuk organik yang dapat memperbaiki struktur tanah adalah pupuk kandang sapi. Pupuk kandang sapi mengandung hara makro rendah yaitu 0,3% N, 0,2% P 2O 5, 0,15% K 2O, serta kandungan CaO 0,2%. Selain melalui tanah, pupuk dapat juga diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan. Tanaman akan lebih mudah menyerap hara pupuk yang diberikan lewat daun yang berfungsi sebagai penyumbang nutrisi bagi tanaman. Growmore merupakan pupuk daun anorganik yang formulanya mengandung 12% N, 45% P, 10% K, dan beberapa unsur-unsur mikro lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tanaman walaupun yang diperlukan hanya dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui secara interaksi dan secara tunggal pengaruh pupuk kandang sapi dan Growmore 12-45-10 terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, mulai dari bulan April sampai dengan Juni 2010. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Tanaman buah naga yang telah berumur sembilan bulan dilapangan, Pupuk kandang sapi, Growmore 12-45-10, Dithane M- 45, spidol, paku, buku dan seng. Sedangkan Alat-alat yang digunakan adalah Cangkul, Meteran, Ember, Gembor, Hand sprayer dan Alat tulis. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelom-pok (RAK) secara factorial dengan dua faktor, faktor pertama S (pupuk kandang sapi) terdapat 4 taraf, yaitu: S0: 3,0 kg/tiang (1,0 kg/tanaman), S1: 4,5 kg/tiang (1,5 kg/tanaman), S2: 6,0 kg/tiang (2,0 kg/tanaman), S3: 7,5 kg/tiang (2,5 kg/tanaman). Faktor kedua yaitu faktor G adalah pemberian berbagai konsentrasi Growmore, terdiri dari 4 taraf yaitu: G0: 1,5 gr/liter air, G1: 2,0 gr/liter air, G2: 2,5 gr/liter air, G3: 3,0 gr/liter air. Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan Tinggi Tanaman Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi secara tunggal memperlihatkan pengaruh dimana perlakuan S3 (7,5 kg/plot) dan S2 (6,0 kg/plot) berbeda dengan perlakuan S1 (4,5 kg/plot) dan S0 (3,0 kg/plot). Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk kandang sapi yang semakin tinggi bersifat positif terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Semakin tingginya bahan organik di dalam tanah maka semakin baik partumbuhan tanaman buah naga. 92

Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Growmore 12-45-10 Pada Pertumbuhan Tanaman Buah Naga Tabel 1. Pertambahan Tinggi Tanaman Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm) Konsentrasi Growmore 12-45-10 Kandang Sapi G0 G1 G2 G3 S0 34,20 40,73 52,00 61,20 47,03c S1 57,83 64,56 74,90 74,16 67,86b S2 64,69 74,86 80,50 84,73 76,16a S3 72,70 80,06 90,04 97,40 85,05a 57,35b 65,05a 74,36a 79,37a KK = 1,8% BNJ S & G = 16,62 Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Keadaan ini menunjukkan bahwa makin tinggi dosis pupuk kandang makin banyak unsur hara yang diserap sehingga mempercepat pertumbuhan memanjang ruas batang. Hal ini sesuai dengan hasil analisis Nurtika dalam Wuryaningsih (1994) bahwa hubungan antara kandungan magnesium serta kalsium tanah dengan berbagai dosis pupuk kandang sapi bersifat linier positif. Pemberian pupuk Growmore secara tunggal memperlihatkan pengaruh yang nyata dimana perlakuan G3 (3 gram/liter air), G2 (2,5 gram/liter air) dan G1 (2 gram/liter air) berbeda dengan perlakuan G0 (1,5 gram/liter air). Berbeda nyatanya antara perlakuan G3, G2 dan G1 dengan perlakuan G0 hal ini disebabkan karena dengan pemberian pupuk Growmore 2 gram/liter air sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Pertambahan Panjang Sulur Data pengamatan terhadap pertambahan panjang sulur tanaman buah naga yang diperoleh, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang sulur tanaman buah naga. Pertambahan panjang sulur terpanjang terdapat pada perlakuan S3 (44,37 cm) kemudian diikuti oleh S2 (38,56 cm), perlakuan S1 (32,78 cm) dan perlakuan S0 (27,71 cm). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebabkan pertumbuhan tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik, sebab berkaitan dengan ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Sutejo dalam Efendi (2006) mengemu - kakan bahwa pupuk kandang mempunyai fungsi penting yaitu menggemburkan lapisan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk perkembangan seluruh organ-organ tanaman Pertambahan panjang sulur terpanjang terdapat pada perlakuan G3 yaitu 40,41 cm, diikuti oleh perlakuan G2 memiliki pertambahan panjang sulur 36,89 cm, G1 dengan pertambahan panjang sulur 34,75 cm, dan G0 dengan pertambahan panjang sulur 31,37 cm. Adapun unsur hara yang mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah unsur Nitrogen. Unsur N berperan dalam pembentukan hijau daun pada tanaman, begitu juga kandungan P 2O 5 dan K 2O. Terutama fosfor berperan dalam proses metabolisme, perkembangan akar, sedangkan unsur kalium membantu dalam proses pembentukan pati, mengaktifkan enzim dan juga berperan sebagai penguat batang tanaman (Hardjowigeno dalam Efendi, 2006). Pertambahan Jumlah Sulur Data pengamatan pertambahan panjang sulur tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah sulur tanaman buah naga. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata. 93

Dinamika Pertanian Agustus 2013 Tabel 2. Pertambahan Panjang Sulur Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm) Konsentrasi Growmore 12-45-10 Kandang Sapi G0 G1 G2 G3 S0 23,73 25,63 29,60 31,90 27,71d S1 30,86 33,03 33,10 34,16 32,78c S2 34,46 36,56 38,86 44,36 38,56b S3 36,46 43,80 46,03 51,20 44,37a 31,37b 34,75b 36,89a 40,41a KK = 0,79% BNJ S & G = 3,79 Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Tabel 3. Pertambahan Jumlah Sulur Tanaman Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Konsentrasi Pemberian Growmore 12-45-10 (cm) Konsentrasi Growmore 12-45-10 Kandang Sapi G0 G1 G2 G3 S0 2,3 2,6 3,3 4,6 3,20c S1 3,0 5,3 4,3 10,6 5,80b S2 6,6 9,0 9,0 11,0 8,90a S3 7,0 9,0 10,6 14,3 10,22a 4,72b 6,47b 6,80b 10,12a KK = 2,69% BNJ S & G = 2,53 Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah sulur terbanyak terdapat pada perlakuan S3 (10,22) kemudian diikuti oleh S2 (8,90), perlakuan S1 (5,80) dan perlakuan S0 (3,20). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebabkan pertumbuhan tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik. Unsur hara yang diberikan pada penelitian sebelumnya masih tersedia di dalam tanah, sehingga tanaman tidak kekurangan unsur hara. Pada penelitian ini, pemberian dosis pupuk kandang sapi 7,5 Kg/plot sudah dapat menyediakan unsur hara organik bagi tanaman. Pertambahan jumlah sulur terbanyak terdapat pada perlakuan G3 dengan pertambahan jumlah sulur mencapai 10,12 buah, kemudian diikuti oleh perlakuan G2 dengan pertambahan jumlah sulur 6,80 buah, perlakuan G1 pertambahan jumlah sulurnya adalah 6,47 dan terakhir adalah perlakuan G0 yang berjumlah 4,72 buah. Pupuk daun Growmore digunakan pada tanaman muda sehingga dapat diharapkan segera menjadi kuat dan cepat pertumbuhannya dan juga diperlukan bagi tanaman saat akhir kurang memerlukan unsur fosfat dan kalium yang tinggi (Darmono dalam Sugeng, 2007). 94 Pertambahan Lilit Sulur Data pengamatan terhadap pertambahan lilit sulur tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan lilit sulur tanaman buah naga. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Pertambahan lilit sulur tertinggi terdapat pada perlakuan S3 (9,13 cm) kemudian diikuti oleh S2 (7,29 cm), perlakuan S1 (7,19 cm) dan perlakuan S0 (6,47 cm). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebabkan pertambahan lilit sulur tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik terhadap pertambahan lilit sulur tanaman. Tingginya pertambahan lilit sulur pada perlakuan S3 yaitu 9,13 cm disebabkan karena dosis pupuk kandang sapi 7,5 Kg/plot sudah dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara sehingga pertumbuhannya jauh lebih baik dari perlakuan yang lebih rendah darinya. Sedangkan Rendahnya perlakuan S0 karena pemberian pupuk kandang dengan dosis 3,0

Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Growmore 12-45-10 Pada Pertumbuhan Tanaman Buah Naga Tabel 4. Pertambahan Lilit Sulur Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm) Konsentrasi Pemberian Growmore 12-45-10 Kandang Sapi G0 G1 G2 G3 S0 5,46 5,96 7,33 7,13 6,47b S1 5,46 7,66 7.83 7,83 7,19b S2 6,43 7,20 7,53 8,03 7,29b S3 7,53 8,93 9,16 10,90 9,13a 6,22b 7,43a 7,96a 8,47a KK = 1,32% BNJ S & G = 1,32 Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%. kg/plot, sehingga menyebabkan tanaman mengalami kekurangan unsur hara yang mengakibatkan rendahnya pertumbuhan tanaman sesuai dengan pendapat Suriatna dalam Arifin (2000) yang mengemukakan bahwa apabila tanaman kekurangan unsur hara maka pertumbuhannya akan lambat dan kerdil. Pertambahan lilit sulur tertinggi pada berbagai konsentrasi Growmore adalah pada perlakuan G3 yaitu 8,47 cm, diduga karena unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada pupuk Growmore sudah dapat mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanaman, sehingga didapat pertambahan lilit sulur yang tertinggi. Hal ini berbeda dengan perlakuan G0 yaitu 6,22 cm, diduga karena kekurangan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Rinsema dalam Sugeng (2007) menge - mukakan bahwa pemberian pupuk pada tanaman dimana tanah dalam kondisi yang baik dapat menambah unsur hara pada tanaman. Gambar 1. Tanaman Buah Naga di Lapangan KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara interaksi pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Growmore 12-45-10 tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur maupun terhadap pertambahan lilit sulur. 2. Pemberian Pupuk Kandang Sapi secara tunggal berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan terhadap pertambahan lilit sulur, dengan dosis pemberian terbaik S3 (7,5 kg/tiang). 3. Pemberian Growmore 12-45-10 secara tunggal berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan terhadap pertambahan lilit sulur, dengan konsentrasi pemberian terbaik G3 (3,0 gram/liter air) DAFTAR PUSTAKA Arifin. 2000. Uji Pemberian Berbagai Pupuk Kandang dan Pupuk NPK Prima (23:15:15) Pada Pertumbuhan Tanaman Sawi ( Brassica juncea. L). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru. Effendi, Riswan. 2006. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan NPK 15:15:15 Trehadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta. Lingga, P. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugeng. 2007. Pengaruh Pemberian Growmore dan Ethrel Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun ( Cucumis 95

Dinamika Pertanian Agustus 2013 sativus. L). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru Wuryaningsih, S. 1994. Pengaruh Jenis dan Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Mawar Kultivar Cherry Brandy. Journal of Horticulture, 4(2): 41 47. 96