NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

STRATEGI PEMASARAN FITNES CENTER DENGAN MENAWARKAN PROGRAM LATIHAN BEBAN YANG VARIATIF

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROGAM LATIHAN BODY BUILDING DAPAT MENINGKATKAN MASSA OTOT MAHASISWA IKORA FIK UNY

NARASI PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP IT NURUL ISLHAH BANDA ACEH. Zulheri Is 1. Abstrak

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM PENERAPAN IPTEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan penelitian ini yaitu fat loss programme dapat memberikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

Evaluasi Prestasi Atlet Wushu Koni Kota Medan Tahun Novita (Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA LATIHAN BEBAN DI FITNESS CENTER GOR FIK UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Oktober 2016 hal. ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

PENDAHULUAN Pada zaman modern sekarang banyak cara dilakukan untuk kegiatan olahraga, baik di luar maupun di dalam ruangan. Kegiatan-kegiatan olahraga

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN

Puji Ratno * Kata Kunci : Kebugaran Jasmani, Jalur Undangan SNMPTN, SBMPTN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH WEIGHT TRAINNING DAN BODY WEIGHT TRAINING TERHADAP PENURUNAN KADAR LEMAK TUBUH MEMBER LAKI-LAKI DI JAMBULUWUK FITNES CENTER SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO 2 max.

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DAN MENTAL MELALUI AKTIVITAS OUTBOND. Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan PKR FIK UNY

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI. Oleh: Suharjana Fakultas Ilmu Keolahraaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB II KAJIAN TEORI. Bucher dalam Yustinus Sukarmin (2004: 1) mengatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Vol.VIII,NO.l April 2012 ISSN JURNAL ILMIAH KESEHATAN OLAHRAGA. o o ( ) ~.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menuaikan tugas sehari-hari dengan gampang tanpa lelah yang. masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. yang benar (Depdiknas, 2002: 1). Pendapat lain dari Junusul Hairy

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang sangat diperlukan oleh tubuh

F fitness. Since the achievement of the aerobics fitness takes time, it is

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesegaran kardiorespirasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN RENANG. Jurnal. I Wayan Nesha Dharma

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Untuk mendapatkan kekuatan fisik serta kesehatan tubuh selain

Transkripsi:

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI DAN PEMBEKALAN BAGI PETUGAS KESEHATAN HAJI TKHI DAN TKHD YANG DISELENGGARAKAN OLEH DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 0

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. Berikut ini adalah uraian tentang materi yang disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi dan Pembekalan bagi Petugas Kesehatan Haji TKHI dan TKHD tahun 2012 yang di selenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DIY pada hari Kamis- Jumat tanggal 6-7 September 2012 di Aula C Dinas Kesehatan Provinsi DIY. A. Kebugaran Jasmani Kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2004: 2). Kebugaran jasmani menurut Arma Abdoellah (1994: 146) adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1992: 19), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya, dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak. B. Komponen Kebugaran Jasmani Menurut Iskandar dkk. (1999: 5), kebugaran jasmani terdiri atas dua komponen dasar yang saling berkaitan, yaitu kebugaran statis (static fitness) dan kebugaran dinamis (dynamic Fitness). Kebugaran statis berhubungan dengan sistem otot, tulang, komposisi tubuh (postur tubuh) dan kondisi kesehatan. Kebugaran dinamis terbagi menjadi dua kategori yaitu kebugaran 1

jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness), adapun penjelasannya adalah: 1. Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan Menurut Sadoso Sumosardjuno (1992: 19) kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan mempunyai empat komponen yaitu (1) ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance), (2) kekuatan otot (strength), (3) ketahanan otot (muscular endurance), (4) kelentukan (fleksibility). Tidak jauh berbeda dengan pendapat Djoko Pekik Irianto (2004: 4), kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan memiliki empat komponen dasar, yaitu: (1) daya tahan paru-jantung, (2) kekuatan dan daya tahan otot, (3) kelentukan, (4) komposisi tubuh. Menurut Iskandar dkk. (1999: 4), kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (1) daya tahan paru-jantung (kardiorespirasi), (2) kekuatan otot, (3) daya tahan otot, (4) fleksibilitas, dan (5) komposisi tubuh. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan ini sangat diperlukan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga kesehatan. Apabila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik, mereka akan dapat melakukan aktivitas atau pekerjaan secara efektif dengan rasa senang dan penuh semangat tanpa merasakan kelelahan yang berarti. Adapun penjelasan dari lima komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah sebagai berikut: a. Daya Tahan Paru-Jantung Daya tahan paru-jantung yakni kemampuan paru-jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama (Djoko Pekik Irianto, 2004: 4). Kebugaran paru-jantung dapat diartikan sebagai kemampuan jantung yang melibatkan paru-paru, pembuluh darah, dan kelompok otot besar dalam melakukan aktivitas kerja yang ringan sampai intensitas kerja yang berat dalam waktu yang relatif lama dengan tidak mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan paru-jantung sangat penting 2

untuk menunjang kerja otot yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke dalam otot yang aktif. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari untuk menggunakan oksigen secara efisien, artinya makin besar aktivitas kerja yang dilakukan semakin banyak pula oksigen yang dipakai oleh tubuh. Begitu pula sebaliknya, jika aktivitas kerja yang dilakukan makin kecil, penggunaan oksigen oleh tubuh makin sedikit. Daya tahan parujantung bagi anak usia sekolah ditunjukkan untuk mempertahankan kemampuan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti bermain dan belajar. Begitu pula bagi yang sudah siap untuk bekerja, daya tahan parujantung juga sangat dibutuhkan, karena daya tahan paru-jantung sangat mempengaruhi produktivitas kerja. b. Kekuatan Otot Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal dengan menahan beban yang diangkatnya (Mochamad Sajoto, 1988: 45). Menurut Sadoso Sumosardjuno (1997: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal, untuk mengangkat beban. Secara mekanis kekuatan otot ini didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam kontraksi maksimal. Pada usia sekolah, latihan untuk meningkatkan kekuatan otot harus bersifat menyeluruh dan melibatkan alat gerak pasif maupun aktif. Kekuatan otot ini merupakan komponen yang penting bagi seseorang, karena kekuatan otot merupakan daya dukung gerakan dalam melakukan aktivitas kerja, sehingga diperlukan latihan kekuatan otot secara teratur. c. Daya Tahan Otot Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi secara terus-menerus pada tingkat intensitas sub maksimal (Iskandar dkk., 1999: 4). Menurut Junusal Hairy (1989: 208) daya tahan otot adalah berhubungan dengan kemampuan sekelompok otot dalam 3

mempertahankan suatu usaha dalam waktu yang lama tanpa mengalami unjuk kerja. Daya tahan otot diperlukan untuk mempertahankan kegiatan yang sifatnya didominasi oleh penggunaan otot atau kelompok otot. Seperti halnya komponen lain, daya tahan otot hanya diperlukan sebatas kebutuhan dalam melakukan aktivitas otot. Daya tahan otot akan berkurang secara bertahap seiring dengan bertambahnya umur, tetapi penurunan daya tahan otot tidak terjadi secepat menurunnya kekuatan otot. Untuk anak usia sekolah daya tahan otot sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatankegiatan di sekolah. d. Fleksibilitas (kelentukan) Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan sendi secara maksimal (Iskandar dkk., 1999: 4), dengan kata lain fleksibilitas merupakan kemampuan sendi untuk melakukan gerakan secara maksimal di dalam ruang gerak sendi. Fleksibilitas menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range of movement). Kemampuan yang cepat dan lincah untuk mengubah arah sangat memerlukan fleksibilitas tubuh. Pada umumnya anak memiliki tingkat fleksibilitas yang sangat baik. Oleh karena itu latihan fleksibilitas tidak boleh berlebihan karena dapat berpengaruh tidak baik dan dapat merusak sikap tubuh itu sendiri. e. Komposisi Tubuh Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua komponen yaitu lemak tubuh dan masa tubuh tanpa lemak (Iskandar dkk., 1999: 5). Komposisi tubuh meliputi dua hal yaitu indeks masa tubuh dan presentase lemak tubuh. Komposisi tubuh juga didefinisikan sebagai perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam persentase lemak tubuh. 2. Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Keterampilan Menurut Iskandar dkk. (1999: 5-7), komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi: (1) koordinasi, (2) 4

keseimbangan, (3) kecepatan reaksi, (4) kecepatan, (5) power, dan (6) kelincahan. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan diperlukan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan kemandirian berupa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun penjelasan tentang komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan adalah sebagai berikut: a. Koordinasi Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan sangat tepat dan efisien (Iskandar dkk., 1999: 6). Artinya dalam melakukan suatu gerakan atau aktivitas seseorang akan terlihat luwes dan harmonis karena antara gerakan dengan rangsang terkoordinasi dengan baik. Makin baik tingkat koordinasi seseorang, makin baik pula tingkat efektivitasnya dalam melakukan aktivitas. Bagi anak usia sekolah kamapuan koordonatif merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik. b. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance), sehingga tidak akan terjatuh. Mochamad Sajoto (1988: 54) mengatakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan. Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu visual, vestibular dan proprioseptif. Anak-anak usia sekolah sangat memerlukan keseimbangan yang dapat mempertahankan stabilitas posisi tubuh statik atau dinamik. c. Kecepatan Reaksi Kecepatan reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara munculnya suatu stimulus atau rangsang dan mulainya suatu reaksi (Iskandar dkk., 1999: 6). Rangsangan untuk kecepatan reaksi dapat berupa: penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan sentuhan. Kecepatan 5

reaksi sangat diperlukan dalam aktivitas gerak, sehingga komponen ini perlu dilatih dan dikembangkan. d. Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 54) kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu, termasuk jarak pendek, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bersifat lokomotor dan gerakannya bersifat siklik. Kecepatan sebagai keterampilan motorik merupakan komponen kebugaran yang diperlukan dalam aktivitas manusia sehari-hari terutama bagi anak-anak usia sekolah. e. Power Power adalah kemampuan yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif (Iskandar dkk., 1999: 7). Power adalah kemampuan melakukan gerak secara eksplosif (Mochamad Sajoto, 1988: 55). Anak usia sekolah membutuhkan power untuk menunjukkan kemampuannya pada orang lain. f. Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi tubuh atau bagian tubuh secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan (Iskandar dkk., 1999: 7). Bagi anak, kelincahan merupakan komponen kebugaran yang harus dimiliki, karena tanpa memiliki kelincahan seorang anak akan dikatakan tidak dalam keadaan normal atau mungkin sedang sakit. C. Pengertian Latihan Beban Selain aktivitas latihan diatas, latihan olahraga juga dapat dilakukan dengan menggunakan latihan beban (weight training). Menurut Suharjana (2007: 87) latihan beban (weight training) adalah latihan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan beban sebagai alat untuk menambah kekuatan fungsi otot guna memperbaiki kondisi fisik atlet, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan. Latihan beban dapat dilakukan 6

dengan menggunakan beban dari berat badan sendiri (beban dalam) atau menggunakan beban luar yaitu beban bebas (free weight) seperti dumbell, barbell, atau mesin beban (gym machine). Bentuk latihan yang menggunakan beban dalam yang paling banyak digunakan seperti chin-up, push-up, sit-up, ataupun back-up, sedangkan menggunakan beban luar sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan serta perkenaan ototnya. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1990: 39) latihan beban adalah suatu cara pemeliharaan kondisi badan dengan jalan gerakan yang berulang-ulang, misalnya mengerutkan bisep, mengangkat bahu dengan beban yang submaksimal, dan lain-lain. Menurut Thomas R. (1999: 1) latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar kebugaran, bahkan menjadi daya tarik bagi orang yang pernah pernah mengalami kelelahan/loyo, orang yang tidak berenergi, dan orang yang tidak bugar. Menurut Djoko (2000: 59) latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat badan. Menurut Djoko (2009: 65) latihan beban (weight training) disebut juga resistance training adalah salah satu jenis latihan olahraga yang menggunakan beban sebagai sarana untuk memberikan rangsang gerak pada tubuh. Pada mulanya latihan beban dikembangkan untuk melatih otot terutama untuk meningatkan kekuatan dan daya tahan serta hipertrofi otot. Dalam perkembanganya weight training dapat dirancang untuk meningkatkan daya tahan paru jantung dan memperbaiki komposisi tubuh. Beban yang dipergunakan dapat berupa bobot badan sendiri, dambel, barbel ataupun mesin beban (gym machine). Menurut Thomas R. (1999: 10) peralatan latihan beban terdiri atas dua macam yaitu mesin (gym) dan beban bebas (free weight). Yang dimaksud dengan mesin dan beban bebas adalah sebagai berikut: a. Mesin (gym) 7

Mesin (gym) terdiri atas dua jenis mesin latihan yaitu mesin pivot dan mesin cam. 1) Mesin pivot merupakan peralatan latihan beban yang memiliki satu atau lebih tumpukkan beban, yang dilakukan dengan menarik atau mendorong sebuah tuas beban yang berhubungan dengan sebuah titik putar atau menggunakan katrol. 2) Mesin cam merupakan mesin dengan beban variabel yang memiliki roda berbentuk elips, bentuknya membuat cam berfungsi sebagai tumpukkan beban yang bergerak. b. Beban bebas (free weight) Peralatan beban bebas adalah barbell dan dumbell, harganya lebih murah dari mesin, menawarkan lebih banyak variasi latihan dan membuat latihan benar-benar bebas. 1) Barbell, digunakan untuk latihan dengan menggunakan dua lengan. Barbell memberikan variasi latihan yang tidak mungkin diberikan pada mesin. Barbell dilengkapi dengan lempengan beban dengan berat yang bervariasi. 2) Dumbell, digunakan untuk latihan dengan menggunakan satu atau dua lengan. Alat ini lebih pendek dari barbell dan juga menawarkan banyak variasi latihan. Masing-masing jenis peralatan beban itu memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun menurut Djoko (2004: 39) kelebihan dan kekurangan pada masing-masing peralatan beban adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Peralatan Beban. Gym Machine Free Weight Kelebihan: a. Aman. b. Hemat waktu latihan. Kelebihan: a. Gerakan leluasa. b. Variasi latihan banyak. 8

c. Praktis. d. Dapat digunakan siapa saja. e. Bisa berlatih sendiri. Kekurangan: a. Gerakannya terbatas. b. Hanya melatih otot utama. c. Penambahan beban kurang teliti. d. Beban maksimal terbatas. c. Melatih otot secara lengkap. d. Penambahan beban teliti. e. Beban maksimal tak terbatas. Kekurangan: a. Kurang aman. b. Digunakan bagi orang yang sudah berpengalaman. c. Waktu berlatih relatif lama. d. Perlu spotter (pendampinglain). DAFTAR PUSTAKA Arma Abdoellah. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjend Pendidikan Tinggi. Baechle, Thomas.R and Groves, B.R. (1999). Weight Training: Step to Succes. Alih Bahasa Latihan Beban oleh: Razi Siregar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bompa, T.O. (1999). Periodization of strenght the new wave in strenght training. Canada: Copywell.. (1994). Theory and metodology of training. Dubuque, Lowa: Kendal/ Hunt Publishing Company. Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran. Yogyakarta: Lukman Offset. ------------------------. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset. -----------------------------. (2009). Peranan jogging dan circuit weight training pada profil lemak tubuh dan kebugaran aerobik penyandang overweight. Makalah, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Seminar. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora. 9

Junusul Hairy. (1989). Fisiologi Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjend Pendidikan Tinggi. Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Sadoso Sumosardjuno. (1992). Pengetahuan praktis kesehatan dalam olahraga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. --------------------------- (1997). Bugar Total. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan Kekuatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga, MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-101. 10