PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA PANGGUNG BONEKA

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENGGUNAAN STRATEGI SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS IV SDN BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA Rias Anjani 1), Retno Winarni 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail : princess4njani@gmail.com Abstract: The objective of this research is to improve the story content comprehension skills through the sociodrama learning method. This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of the research were the students and the teacher. The sources of the data of the research were the students in Grade V, their class teacher, learning activities, and documents. The data of the research were gathered through observation, test, interview, and content analysis. The data were validated by using the data triangulation and the method triangulation. The conclusion is the use of sociodrama can improve the story content comperehension skills in Grade V of State Primary School of Pesantren. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan memahami isi cerita melalui penggunaan metode Sosiodrama. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa dan guru. Sumber data berasal dari siswa kelas V, guru kelas V, kegiatan pembelajaran, dan dokumen. Pengumpulan data digunakan observasi, tes, wawancara, dan kajian dokumen. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan metode. Simpulan penelitian ini adalah penerapan Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V SDN Pesantren. Kata kunci : keterampilan memahami isi cerita, metode Sosiodrama. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia dalam kurikulum tahun 2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Tarigan (2008: 1) mengemukakan pendapatnya bahwa Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhu- bungan satu sama lain. Salah satu bidang aktivitas materi pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pengajaran menyimak (listening skills). Keterampilan menyimak tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan 1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD UNS dan praktek yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berkonsentrasi dalam menyimak sesuatu. Dengan menguasai keterampilan menyimak, diharapkan siswa dapat menangkap dan memahami pesan, ide, serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahan simakan. Untuk itu keterampilan menyimak sudah harus di tingkatkan mulai dari pendidikan di sekolah dasar. Apabila keterampilan menyimak tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami pesan, ide, serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahan simakan akan semakin berkurang atau tidak akan berkembang secara maksimal. Menyimak merupakan salah satu dari kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat prasekolah hingga tingkat perguruan tinggi. Proses menyimak itu sendiri memerlukan perhatian yang serius dari siswa. Tarigan (2008:27) berpendapat bahwa Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang di dengar. Sedangkan pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, akan tetapi belum diikuti oleh unsur pemahaman karena itu belum menjadi suatu tujuan. Kegiatan menyimak sendiri mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha un-

tuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman yang merupakan salah satu unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa, permasalahan yang muncul adalah, keterampilan memahami isi cerita siswa ma sih sangat rendah. Masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM (75). Menurut guru kelas V saat diwawancarai, banyak siswa yang tidak memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Guru juga kekurangan referensi metode pembelajaran yang efektif untuk kelas V, karena hal tersebutlah banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pembelajaran. Menurut hasil wawancara dengan siswa kelas V, sebagian besar siswa menjawab bosan saat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Guru kadang hanya menerangkan saja di depan kelas, atau cara mengajarnya masih kurang dalam menarik perhatian siswa. Guna mengatasi masalah di atas, digunakan metode pembelajaran Sosiodrama, yang merupakan salah satu jenis metode yang berasal dari keluarga besar model pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, metode Sosiodrama sudah pasti menekankan pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Browne (2005: 9) mengemukakan pendapatnya bahwa Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif. Menguatkan pernyataan Browne di atas, Sprague mengungkapkan pendapatnya mengenai Sosiodrama. Ia mengatakan bahwa Sosiodrama merupakan salah satu metode pembelajaran berkelompok dalam pendidikan. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berimajinasi berlatih hidup dalam sebuah kelompok sosiodrama, tanpa adanya hukuman karena melakukan kesalahan seperti yang biasa dilakukan jika melakuan hal yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Metode sosiodrama sendiri menyediakan kelompok pelatihan untuk aksi kolektif dan pendidikan (Browne, 2005: 8). Tanpa harus pusing mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang rumit, guru dapat membimbing siswa keluar kelas untuk melaksanakan sosiodrama di alam terbuka. Jadi, kejenuhan yang terjadi di dalam kelas dapat diatasi. Pelaksanaannya juga bisa dilakukan di aula, sehingga tidak menjenuhkan. Dengan demikian siswa yang pada awalnya kurang memperhatikan materi yang hanya dijelaskan oleh guru di depan kelas dapat tertarik dengan penyajian materi menggunakan sosiodrama ini dan kemampuan memahami isi cerita anak dapat meningkat. Metode pembelajaran, Sosiodrama memiliki beberapa keunggulan yaitu : (1) Membantu mengembangkan kreativitas siswa; (2) Memupuk kerja sama antar siswa; (3) Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama; (4) Siswa lebih memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan karena menghayati sendiri; (5) Memupuk keberanian siswa berpendapat di depan kelas; dan (6) Melatih siswa untuk menganalisis masalah sosial dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalahnya, yaitu: Apakah penggunaan Metode Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V SD Negeri Pesantren tahun ajaran 2013/ 2014? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan memahami isi cerita dengan Metode Sosiodrama siswa kelas V SD Negeri Pesantren tahun ajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Pesantren, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan pada semester II (semester genap) tahun ajaran 2013/2014, dilakukan selama 5 bulan. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan April 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas V dan guru. Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Pesantren tahun ajaran 2013/ 2014 yakni nilai keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V SD Negeri Pesantren tahun ajaran 2013/ 2014. Sumber data sekunder penelitian meliputi berbagai arsip atau dokumen, di antaranya adalah: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan rapor semester I siswa kelas V SD Negeri Pesantren, Ke-

camatan Tambak, Kabupaten Banyumas tahun ajaran 2013/ 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: wawancara, observasi, kajian dokumen dan tes. Validitas data digunakan triangulasi metode dan triangulasi data. Teknik analisis data digunakan analisis deskriptif komparatif (Suwandi, 2008 : 25) serta analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (Iskandar, 2009:76). HASIL Sebelum melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, dilakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas V. Berdasarkan hsil wawancara dengan guru kelas V, didapatkan daftar rekapitulasi nilai keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V pada semester I. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Pesantren dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Data frekuensi nilai keterampilan memahami isi cerita semester I Interval Nilai Frekuensi (fi) (%) 1 47 51 3 8,1 2 52 56 4 10,8 3 57 61 5 13,5 4 62 66 8 21,6 5 67 71 10 27,03 6 72 76 4 10,81 7 77-81 3 8,1 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa kelas V belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah, yaitu 75. Siswa yang mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yaitu sebanyak 30 siswa atau 81% dan siswa yang dapat mencapai nilai sama dengan atau lebih dari 75 yaitu 7 siswa atau 19%. Selain itu capaian nilai rata- rata kelas pada semester I masih rendah, hanya sebesar 65. Data hasil observasi efektivitas pembelajaran keterampilan memahami isi cerita mununjukkan bahwa skor rata-rata efektivitas pembelajaran sebelum adanya tindakan hanya sebesar 1,67 yang menunjukkan bahwa efektifitas pembelajaran dalam kategori kurang efektif. Hal tersebut dikerenakan kurangnya minat siswa dalam memperhatikan materi pe- lajaran yang disampaikan oleh guru. Guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang menarik, hanya saja masih kurang variatif. Guru setelah menerapkan metode Sosiodrama dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat peningkatan skor baik dalam aspek nilai keterampilan memahami isi cerita maupun efektivitas pembelajarannya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Data frekuensi nilai keterampilan memahami isi cerita Siklus I Interval Nilai Frekuensi (fi) (%) 1 40-46 1 2,7 2 47 53 1 2,7 3 54 60 9 24,3 4 61 67 4 10,8 5 68 74 12 32,43 6 75 81 9 24,32 7 82 88 1 2,7 Pada siklus I, belum terjadi peningkatan yang signifikan, siswa yang berhasil mencapai nilai KKM hanya ada 10 siswa atau sekitar 27% saja, sedangkan yang belum mencapai KKM berjumlah 27 siswa atau sekitar 73%. Nilai rata- rata kelas yang diperoleh hanya sebesar 66,81. Pada siklus I juga terjadi peningkatan skor rata-rata efektivitas pada pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan perolehan skor rata-rata di siklus I sebesar 3,58 dengan kategori efektif. Meskipun target peningkatan skor ratarata efektivitas pembelajaran sudah tercapai, akan tetapi persentase ketuntasan klasikal baru mencapai 27% saja. tersebut masih sangat jauh dari apa yang di targetkan peneliti pada indikator kinerja yaitu 80 %. Dengan demikian tindakan perlu dilanjutkan ke siklus II. Pada tindakan di siklus II, terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal dan efektivitas pembelajaran keterampilan memahami isi cerita yang cukup signifikan. ketuntasan klasikal mencapai 84%, angka tersebut di atas target indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yang hanya sebesar 80%. Hal serupa juga terjadi pada peningkatan jumlah skor rata-rata efektivitas pembelajaran yang mencapai kategori sangat efektif, dengan skor rata- rata 3,83. Sehingga tindakan

dapat dihentikan di siklus II. data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3. Data frekuensi nilai keterampilan memahami isi cerita Siklus II Interval Frekuensi Nilai (fi) (%) 1 60 65 2 5,4 2 66 71 4 10,8 3 72 77 7 18,9 4 78 83 10 27 5 84 89 5 13,5 6 90 95 7 18,9 7 96 101 2 5,4 Data pada siklus II menunjukkan bahwa siswa yang mampu mencapai nilai KKM (75) sebanyak 31 siswa atau sekitar 84% sedangkan siswa yang belum mampu hanya sejumlah 6 siswa atau sekitar 16%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh juga mengalami peningkatan, yaitu 81,15. Efektivitas pembelajaran di siklus II ini menunjukkan hasil yang memuaskan dengan skor rata- rata 3,83 dengan kategori sangat efektif. PEMBAHASAN Menurut Moreno, Sociodrama as an experiential group-as-a-whole procedure for social exploration and inter-group conflict transformation. Yang bila diartikan Sosiodrama adalah satu berpengalaman grup sebagai salah satu jalan yang utuh untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok. (Kellermann. 2007: 1). Weiner dalam Browne (2005: 7) menambahkan Sociodrama is a social learning activity based in a group setting. Yang menyatakan bahwa sosiodrama merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang berbasis pada kerja kelompok. Menguatkan pendapat tersebut, Sprague mengungkapkan bahwa sosiodrama adalah salah satu metode berkelompok dalam pendidikan. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan imajinasi untuk berlatih hidup dalam sebuah kelompok sosiodrama, tanpa ada hukuman karena melakukan kesalahan seperti yang biasa dilakukan jika melakuan hal yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Metode sosiodrama menyediakan kelompok pelatihan untuk aksi kolektif dan pendidikan (Browne, 2005: 8). Penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V. Dengan terlibat secara langsung dalam pementasan drama, siswa lebih tertarik untuk memperhatikan kegiatan pembelajaran, siswa dapat menyimak dan memahami isi cerita pendek yang ditampilkan oleh teman-temannya dalam pementasan drama di depan kelas. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai keterampilan memahami isi cerita dan efektivitas pembelajaran keterampilan memahami isi cerita, antara lain: (1) Data nilai keterampilan memahami isi cerita pada semester I, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) yaitu sebanyak 30 siswa atau 81% dan siswa yang sudah mendapat nilai sama dengan atau di atas KKM (75) hanya sebanyak 7 siswa atau 19%. Untuk efektivitas pembelajaran mencapai skor 1,67 dengan kategori kurang efektif (2) Data nilai keterampilan memahami isi cerita pada siklus I, hanya 10 siswa yang mencapai batas nilai KKM atau 27% dan 27 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 73%. Efektivitas pembelajaran mencapai kategori efektif dengan skor 3,53. (3) Data nilai keterampilan memahami isi cerita pada siklus II, 31 siswa atau 84% yang mendapatkan nilai di atas KKM (75) dan 6 siswa atau 16% mendapat nilai di bawah KKM (75). Nilai terendah 65, tertinggi 100 dan rata-rata nilai 81,15. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan pada siklus II sudah melebihi target indikator kinerja yang ditetapkan peneliti, yaitu 80% persentase ketuntasan klasikal dan efektivitas pembelajaran yang mencapai kategori efektif. Dengan demikian tindakan dapat dihentikan di siklus II. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat dilaporkan adanya peningkatan keterampilan memahami isi cerita dengan digunakannya metode Sosiodrama dalam setiap tindakan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 di bawah ini: Tabel 4. Data peningkatan keterampilan memahami isi cerita, sebelum dan sesudah tindakan. Tindakan Nilai ratarata Jumlah siswa tuntas ketuntasan Semester I 65 6 19% Siklus I 66,81 10 27% Siklus II 81,15 31 84%

Tabel 5. Data peningkatan efektivitas pembelajaran keterampilan memahami isi cerita, sebelum dan sesudah tindakan Tindakan Skor rata- rata Kategori Semester I 1,67 Kurang Efektif Siklus I 3,58 Efektif Siklus II 3,83 Sangat Efektif SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan memahami isi cerita siswa kelas V SD Negeri Pesantren, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas tahun ajaran 2013/ 2014. DAFTAR PUSTAKA Browne, Rollo. (2005). Towards A Framework For Sociodrama. A thesis presented to the Board of Examiners of the Australia and New Zealand Psychodrama Association Incorporated in partial fulfilment of the requirements toward certification as a sociodramatist. Iskandar. (2009). Penelitian Pendidikan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. Kellermmen, P.F. (2007). Sociodrama and Collective Trauma. Publisher: Jessica Kingsley. Suwandi,S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Rayon Guru 13. Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: angkasa.