BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan serius merupakan kejadian sehari-hari yang sering dijumpai di beberapa kota besar di Indonesia. Kemacetan menjadi ciri khusus daerah perkotaan di negara sedang berkembang, khususnya kota yang berpenduduk di atas 2 juta jiwa. Sejak tahun 1996, jumlah tersebut telah dicapai oleh beberapa kota seperti DKI Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Yogyakarta. Pada tahun 2020 diperkirakan hampir semua ibukota propinsi di Indonesia akan dihuni lebih dari 2 juta jiwa yang berarti pada dasawarsa tersebut para pembina daerah perkotaan akan dihadapkan pada permasalahan baru yang memerlukan suatu solusi yang baru pula yaitu permasalahan transportasi perkotaan (Tamin, 1995, 1997). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pelayanan transportasi, memecahkan berbagai permasalahan transportasi dan mengantisipasi berbagai perkembangan maka selain diperlukan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) diperlukan juga pengembangan perkeretaapian perkotaan dan regional di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Profillidis (2006) menjelaskan kereta api layak dijadikan backbone (tulang punggung) transportasi khususnya di wilayah perkotaan karena mempunyai keunggulan diantaranya daya angkut yang banyak, hemat energi dan ramah lingkungan. Untuk mendukung perwujudan cita-cita ini maka di dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional telah direncanakan pembangunan dan pelayanan kereta api perkotaan Yogyakarta pada periode waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Pengembangan perkeretaapian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan transportasi perkotaan dan mendorong terciptanya kota yang layak huni. 1
2 Perencanaan kereta perkotaan sebagai transportasi yang berkelanjutan harus diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi Green Daerah Istimewa Yogyakarta yang menargetkan adanya pembangunan dan penataan transportasi di Yogyakarta sekaligus memperbaiki kualitas hidup masyarakat serta infrastruktur dan tata kota. Trem/LRT (Light Rail Transit) dipilih sebagai moda transit dalam pengembangan transportasi berbasis rel (Rail Oriented Development/ROD) di Yogyakarta karena sesuai dengan kondisi eksisting dan potensi yang dimiliki Yogyakarta. Trem/LRT mudah beradaptasi dan fleksibel dengan jalan-jalan di wilayah perkotaan yang memiliki tikungantikungan tajam, misal di pusat kota dan kawasan kota tua (Widoyoko, 2010). Pengoperasian suatu moda tanpa didukung oleh kesediaan calon pengguna untuk menggunakan moda tersebut menjadi suatu indikasi kegagalan dalam perencanaannya. Maka dari itu diperlukan suatu kajian terhadap preferensi dan kemampuan daya beli calon pengguna sebelum dioperasikannya Trem/LRT di Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa masalah yang perlu dikaji. Adapun permasalahan tersebut antara lain adalah. a. Apa saja faktor pelayanan yang diharapkan oleh calon pengguna apabila Trem/LRT dioperasikan di Yogyakarta? b. Berapa besar kesediaan calon pengguna untuk memanfaatkan jasa Trem/LRT? c. Berapa besar daya beli calon pengguna Trem/LRT berdasarkan kemampuan membayar (ability to pay/atp) dan kemauan membayarnya (willingness to pay/wtp)? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. a. Mengetahui faktor pelayanan yang diharapkan oleh calon pengguna apabila Trem/LRT dioperasikan di Yogyakarta.
3 b. Mengetahui berapa besar kesediaan calon pengguna untuk memanfaatkan Trem/LRT. c. Mengetahui besaran daya beli calon pengguna Trem/LRT berdasarkan ability to pay (ATP) dan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah. a. Memberikan masukan tentang pelayanan yang dibutuhkan dalam pengoperasian Trem/LRT. b. Memberikan gambaran seberapa besar kesediaan masyarakat dalam memanfaatkan Trem/LRT sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan mengenai potensi demand penumpang. c. Memberikan masukan kepada pemerintah mengenai keterjangkauan daya beli masyarakat yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan tarif Trem/LRT kedepannya. 1.5. Batasan Masalah Berdasarkan tujuan penelitian di atas, batasan studi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Responden dalam penelitian ini adalah warga Yogyakarta yang menggunakan TransJogja (captive responden) atau kendaraan pribadi (choice responden) untuk transportasi sehari-hari dari tempat asal ke tempat tujuan seperti bekerja, kuliah, maupun sekolah. b. Penelitian membatasi lokasi survei pada pusat kota yang terletak di rencana jalur Trem dengan jangkauan area survei (catchment area survey) ± 300 m dari rencana penempatan halte Trem. c. Penelitian ini membatasi kondisi hipotetik dalam skenario discrete choice berdasarkan tarif, waktu tempuh, potongan harga dan waktu tunggu.
4 1.6. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.1. Tabel 1. 1 Keaslian penelitian No Peneliti Judul Metode Analisis Output 1 Suhartono (2003) Analisis Keterjangkauan Daya Beli Pengguna Jasa Angkutan Umum dalam Membayar Tarif di Kabupaten Kudus 2 Muhammad Rahmad Permata (2012) 3 Emi Muti ah Hidayati (2013) Analisa Ability To Pay dan Willingness To Pay Pengguna Jasa Kereta Api Bandara Soekarno Hatta Manggarai Implikasi Kenaikan Tarif Kereta Api Prameks Terhadap Loyalitas Komuter Solo-Yogyakarta a. Analisis ability to pay (ATP) b. Analisis willingness to pay c. Analisis BOK d. Load factor dan tingkat performansi angkutan kota a. Benchmarking b. Analisis validitas dan reliabilitas c. Uji hipotesis sampel tunggal a. Analisis Faktor b. Analisis validitas dan reliabilitas c. Multinomial logistic regression d. Uji signifikasi uji wald dan uji likelihod ratio a. Nilai rata-rata ability to pay (ATP) b. Nilai rata-rata c. BOK angkutan umum d. Load factor a. Nilai rata-rata ability to pay (ATP) dan b. Nilai pencegahan kecelakaan berdasarkan WTP pengguna jasa KA a. Loyalitas komuter terhadap kenaikan tarif b. Tarif ideal berdasarkan ATP dan WTP komuter c. Proporsi calon pengguna Prameks 4 Suryo Pratomo (2013) Analisis Permintaan Penumpang Kereta Api yang Menghubungkan Antar Bandara Ditinjau dari Competitor Market a. Analisis faktor b. Pemodelan ordered probit dengan program Limdep a. Faktor pelayanan yang dibutuhkan calon penumpang b. Probabilitas calon pengguna kereta antar bandara 5 Eko Rahadi Nurtanto (2014) Kajian Pengoperasian Trem/LRT Sebagai Angkutan Massal Internal di Kawasan Kampus UGM Kajian teknis Rute Trem yang dimungkinkan di kawasan UGM
5 Tabel 1.1 Lanjutan No Peneliti Judul Metode Analisis Output 6 Sapto Priyanto (2015) Analisis Preferensi dan Daya Beli Pengguna TransJogja dan Kendaraan Pribadi Terhadap Rencana Pengoperasian Trem/LRT di Yogyakarta. a. Analisis faktor b. Pemodelan ordered probit dengan program Limdep c. Analisis ATP dan WTP a. Faktor pelayanan yang dibutuhkan calon penumpang Trem/LRT b. Probabilitas calon pengguna Trem/LRT c. Nilai rata-rata ability to pay (ATP) dan c. Tarif ideal Trem/LRT