PENGARUH PENDEKATAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL (PERSONAL MODELS) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DAN HASIL BELAJAR BERMAIN FUTSAL SISWA. Abstrak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERADAP KEMAMPUAN BERMAIN HOKI DAN PEMBENTUKAN KERJASAMA

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN SOCCER LIKE GAMES DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA DI SMPN 1 KARAWANG. TETEN HIDAYAT

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alfian Rizky Maulana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODEPENELITIAN

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP KETEPATAN HASIL PUKULAN BOLA KASTI JURNAL. Oleh AHMAD HERWANTO

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Enjang Risan Solehudin, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN SERVIS GAYA FOREHAND PADA PESERTA EKSTRA KULIKULER BULUTANGKIS DI SMP KOSGORO SRAGI TAHUN 2017

R O 1 X O 2 R O 3 O 4

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2012

ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA TIM PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengandung arti bahwa metode penelitian begitu penting dalam pengumpulan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

BAB III METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Sandra Irani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODIFIKASI BOLA TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Ismawandi B.P. Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya - Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

PENGARUH PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KELINCAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGAJARAN HANDBALL LIKE GAMES TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP DALAM PEMBELAJARAN PENJAS SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PENDEKATAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Jl.Setiabudhi No.229, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia yogi.firmansyah@student.upi.edu Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendekatan teaching game for understanding (TGfU) terhadap perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian pretest-posttest group design pada sampel yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian ini didasarkan oleh perilaku siswa yang menyimpang ketika pembelajaran pendidikan jasmani. Data diambil dengan pretestposttest dan diolah dengan menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan TGfU meningkatkan perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan penambahan tugas gerak dan feedback. Terdapat perbedaan antara skor perilaku sosial siswa di awal dan akhir treatment. Kata kunci: TGfU, Perilaku Sosial, Pendidikan Jasmani. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dalam proses pembelajarannya, selain melibatkan aktivitas gerak juga mengembangkan aspek pengetahuan, sosial, emosional, dan bahkan moral. Perilaku sosial di dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani mengarah kepada kemampuan afektif/sikap, sesuai dengan yang tertera pada kompetensi inti dan kampetensi dasar. Perilaku sosial merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh atau mempengaruhi perilaku orang lain; dalam interaksi yang melibatkan perilaku individu atau kelompok (Munn et al (1972) dalam Taujiri, Y, 2014). Perilaku sosial muncul apabila terdapat interaksi yang melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Komunikasi merupakan salah satu cara dalam berinteraksi, interaksi dapat terjalin apabila siswa dilibatkan dalam situasi tertentu. Tapi karena pembelajaran yang sering menggunakan pendekatan tradisional, siswa hanya melakukan tugas gerak yang sifatnya individualitas. Sehingga interaksi yang terjadi hanya sdikit, dan akibatnya timbul permasalahan perilaku sosial dalam diri siswa, seperti kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas gerak, kurangnya rasa toleansi dan saling menghargai satu sama lain, serta sikap disiplin yang rendah. Untuk meningkatkan interaksi selama pembelajaran yang mengarah pada perilaku sosial siswa, salah satu caranya dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kaitannya yaitu perilaku sosial yang terjadi disebabkan karena interaksi yang berlangsung, yang dianggap mendukung untuk meningkatkan perilaku sosial siswa yaitu pembelajaran dengan pendekatan teaching game for understanding (TGfU). TGfU adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada permainan dan siswa untuk membelajarkan tentang permainan yang berhubungan erat dengan 208

olahraga dengan sifat pembelajaran yang konstruktifis (Griffin (2005) dalam Saryono dan Nopembri, S (2009). Pendekatan TGfU berkembang dari hasil penelitian Almond pada tahun 1983 yang sebelumnya diteliti oleh Bunker dan Thorpe (1982) dan Metzler (2000) yang dikutip oleh Faozi, Mudzakkir. (2014, hlm. 16) yang menyatakan bahwa Teaching Game for Understanding (TGfU) adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar-pelajarnya untuk memainkan permainan. Pendekatan TGfU juga lebih memperluas interaksi sosial antar siswa karena permainan yang dilakukan pastinya melibatkan satu siswa dengan siswa yang lainnya (berkelompok), sehingga proses komunikasi dan interaksi akan lebih terjalin. Bermain merupakan salah satu pengalaman belajar yang sangat berharga dalam semua aspek kecakapan. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk membangun relasi dengan orang lain, melatih keterampilan motorik serta memanfaatkan kapasitas visualnya (George Prasetya, 2013). Penelitian ini ditujukan untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan 1) Apakah terdapat pengaruh dari pendekatan teaching game for understanding (TGfU) terhadap perilaku sosial dalam pembelajaran pendidikan jasmani? 2) Apakah terdapat pengaruh dari pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani? METODE Sampel dan Pengaturan Sampel penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling sebanyak 30 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung Kota Bandung Jawa Barat. Sampel kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (pendekatan TGfU) dan kelompok kontrol (pendekatan tradisional). Prosedur Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretestposttest experimental design (Sugiyono, 2014). Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 31 Agustus 2015 hingga 25 September 2015, yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 12 kali pertemuan, dengan durasi waktu dua jam pelajaran. Instrumen. Instrumen yang digunakan yaitu angket (kuisioner) tentang perilaku sosial (tanggung jawab, toleransi dan disiplin) dengan menggunakan skala likert yang merupakan skala untuk mengukur skala sikap. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pendekatan TGfU Terhadap Perilaku Sosial Tabel Pengujian Hipotesis 1 Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan perilaku sosial siswa dengan pendekatan TGfU dari pretest ke posttest. Artinya terdapat pengaruh pendekatan teaching game for understanding (TGfU) terhadap perilaku sosial siswa (tanggung jawab, toleransi, dan disiplin) dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Apabila melihat atau mengobservasi selama proses pembelajarnnya, gejala-gejala perilaku yang timbul menggambarkan terjadinya interaksi sosial yang baik dengan menggunakan pendekatan TGfU diantaranya terjadi interaksi antar anggota setiap kelompok mengenai tugas gerak yang diberikan oleh guru, dan menyusun tugas gerak untuk tiap anggota. Dalam konteks seperti ini terjalin perilaku dan sikap kerjasama, 209

kepedulian dan tanggung jawab. Timbulnya sikap toleransi dan tanggung jawab pada diri siswa disetiap kelompok. Siswa saling menghargai pendapat setiap orang, tidak melihat siapa yang berbicara tetapi lebih memahami isi dari pendapat yang disampaikan. Terjadinya sikap saling menyalahkan antar anggota dalam suatu kelompok karena ketidakpuasan dalam melakukan tugas gerak/permainan. Namun dipihak lain kejadian seperti ini menimbulkan dan menumbuhkan sikap kepedulian serta tolenasi di dalam diri siswa. Siswa dapat menghargai perbedaan karakteristik dari siswa lain. Menghentikan permainan dan menolong siswa yang mengalami kecelakaan (jatuh atau siswi terkena lemparan bola). Bukan dilakukan oleh anggota kelompoknya saja, melainkan juga oleh kelompok lawan. Saling menghargai ditunjukan antar kelompok dengan tidak merayakan kemenangan dengan berlebihan, atau mengejek tim yang kalah. Hal ini mengandung arti bahwa TGfU menekankan pada permainan dan mengarahkan siswa untuk menemukan permainan itu, yang merupakan modal dalam berafiliasi (interaksi sosial, kedamaian sosial, dan mencari teman) dengan berharap anak-anak dapat mengembangkan peraturan, dan tantangannya untuk dapat mencapai bekerja dengan taktik yang tepat (Setiawan dan Nopembri). Pengaruh Pendekatan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Tabel Pengujian Hipotesis 2 Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat bahwa tiudak terdapat peningkatan perilaku sosial siswa dengan pendekatan tradisional artinya tidak terdapat pengaruh signifikan pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial siswa (tanggung jawab, toleransi, dan disiplin) dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Beberapa kejadian dan perilaku yang sering terjadi dan timbul yang menggambarkan kurangnya interaksi sosial yang baik dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional yaitus iswa hanya peduli terhadap tugas gerak yang di berikan guru terhadap dirinya sendiri. Hal ini merupakan perilaku yang ditimbulkan akibat tugas gerak yang diberikan mengarah kepada individualitas sehingga siswa tidak memperdulikan kejadian dilingkungannya. Terlihat persaingan yang tinggi antar siswa dalam menyelesaikan tugas gerak yang diberikan. Siswa kurang peduli dan tidak melakukan pertolongan terhadap siswa lain yang mengalami kecelakaan (jatuh) karena mereka tidak dalam interaksi satu sama lain. Namun menunjukkan tingkat disiplin yang tinggi, karena pembelajaran berpusat pada guru. Guru memegang kendali dari awal kegiatan sampai akhir pembelajaran. Pendekatan tradisional, seringkali menyudutkan para guru penjas ke dalam situasi dilematis, yaitu apakah pembelajaran menekankan pada penguasaan teknik gerakan, atau pada peningkatan kemampuan bermain sesuatu cabang olahraga, atau pada keduaduanya. Penekanan manapun yang diterapkan guru, hasilnya tidak akan mencerminkan apa yang sebenarnya diharapkan dari pengajaran penjas yang benar Hoedaya, D. (2001). Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan tradisional lebih menekankan siswa dalam konteks menguasai keterampilan suatu cabang olahraga. Guru lebih berperan aktif dalam memberikan materi pembelajaran, siswa hanya sekedar menjalankan tugas gerak yang diberikan tanpa memahami apa yang dilakukannya. Sehingga interaksi yang terjadi antara siswa kurang terjalin, yang menyebabkan perilaku sosial menyimpang diantara siswa. 210

KESIMPULAN Perilaku sosial yang terlihat pada siswa selama proses pembelajaran yaitu perilaku tanggung jawab akan tugas gerak yang diberikan, toleransi dan menghargai perbedaan antar siswa (baik perbedaan pendapat, agama, jenis kelamin, maupun kemampuan), disiplin dalam melaksanakan tugas gerak yang diberikan (tidak semaunya, melaksanakan sesuai dengan urutan dan tidak mendahului temannya). Proses tanggung jawab, toleransi, dan disiplin dalam pembelajaran pendidikan jasmani bukanlah sekedar perilaku positif antar siswa, melainkan menegaskan arti tentang bekerja dengan orang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri, dan akan selalu membutuhkan orang lain. Kondisi seperti itu, membuat anak merasa menjadi bagian dari kelompoknya, tidak merasa dikucilkan, tidak merasa sendiri dan tidak punya teman, dan anak merasa meraka berguna di dalam kelompoknya. Tugas kita sebagai guru adalah meberikan kepada mereka kondisi dan situasi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan dan membuktikan diri dalam lingkungan yang diharapkan. Adanya perubahan positif pada perilaku sosial setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran melalui pendekatan TGfU menggambarkan kesesuaian antara teori-teori yang ada dengan hasil penelitian. Begitupun dengan pendekatan tradisional yang tidak memberikan perubahan setelah diberikan perlakuan. Hal ini memberikan kejelasan dan bukti bahwa bahwa teori-teori yang ada merupakan hasil pengkajian dari suatu datadata empirik melalui suatu pembuktian lapangan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teoriteori dan data-data penelitian dapat dibuktikan secara ilmiah. Pendekatan pembelajaran TGfU seyogyanya lebih mengarah pada pemahaman taktikal dalam permainan, namun dengan adanya interaksi yang terjalin dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang beragam dalam diri siswa. Oleh karena itu akan sangat baik apabila terus diteliti, dikaji dan dikembangkan untuk mendapatkan validasi secara lebih terbuka. Untuk penelitian selanjutya gunakan sampel yang lebih banyak dan bandingkan dengan beberapa kriteria yang berbeda. 211

DAFTAR PUSTAKA Faodzi, Mudzakkir. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Game for Understanding (TGfU) Terhadap Motivasi Belajar dan Teknik Dasar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan. (Skripsi). Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas. Prasetya, George (2013). Model Pembelajaran Penjas. (sumber [online].http://marufulkahri.blogspot. com/2013/09/model-pembelajaran-penjasmelalui.html. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014). Setiawan, C. dan Nopembri, S. (-). Teaching Game for Understanding (TGfU) (Konsep dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani). (Journal). Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Taujiri, Y. (2014). Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakulikuler Pencak Silat. (Tesis). Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia 212