BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab (responsibility), mereka harus peka serta memiliki pertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. global ini sangatlah penting peranannya. Auditor internal dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance), upaya pemulihan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tuanakotta, 2013:7) (Tuanakotta, 2013:113) (Sukrisno, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan Negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

2015 PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

Unisba.Repository.ac.id. BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini kecurangan tidak asing lagi terdengar di berbagai informasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan kecil menjadi besar dan perusahaan besar pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik baik di pusat maupun di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang semakin tajam di lingkungan bisnis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para pimpinan atau manajemen perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara lebih efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah bagi badan usahanya (R.Ait dan Risa, 2013). Keberadaan auditor internal dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, maka dari itu auditor internal diharapkan memegang teguh prinsip integritas, obyektivitas, kerahasiaan (confifentially) dan kompetensi yang harus tercermin dalam perilakunya. Sehingga auditor internal dapat memberikan masukan-masukan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Ardani,2015). Pelaksanaan kegiatan audit internal merupakan tahapan-tahapan penting yang dilakukan oleh auditor internal dalam menjalankan proses audit untuk menentukan arah, tujuan dan pendekatan dalam proses audit internal. Tahapantahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal adalah perencanaan audit,

2 pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil audit, tindak lanjut hasil audit (Hiro Tugiman,2006:18). Kualitas audit yang dilakukan oleh auditor internal masih menjadi sorotan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan pemeriksaan audit yang tidak terdeteksi oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) sebagai auditor internal. Bahkan pada akhirnya ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai auditor eksternal. Kenyataan menunjukkan bahwa kualitas audit internal dari Sistem Pengawasan Intern (SPI) masih relatif kurang baik (Ida Rosnidah,2010). Bila melihat kualitas audit BUMN dan lembaga pemerintah yang terjadi di Indonesia tampak pula adanya kelemahan Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan kurangkanya kepatuhan terhadap perundang-undangan, sehingga dapat dikatakan kualitas pelaksanaan audit internal masih belum optimal. Auditor internal belum mampu menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik demikian pula dengan kinerja yang dirasakan oleh perusahaan BUMN. Pernyataan tersebut dijelaskan pada pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Semester II/2014 yang menyatakan hasil pemeriksaan BUMN pada 651 objek pemeriksaan yaitu 135 objek pemeriksaan Pemerintah Pusat, 479 objek pemeriksaan pada pemerintah daerah dan BUMD, serta 37 objek pemeriksaan pada BUMN dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, sebnayak 73 merupakan pemeriksaan keuangan, 233 objek pemeriksaan kinerja dan 345 objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu (BPK,2014).

3 Hasil pemeriksaan BPK dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) memuat temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Setiap temuan dapat terdiri dari satu atau lebih permasalahan yang berdampak finansial dan berimplikasi hukum diantaranya 2.482 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI), 7.789 ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, yang mengakibatkan kerugian Negara/perusahaan millik Negara, kekurangan penerimaan, penyimpangan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan sebesar Rp 40,55 miliar (BPK,2014). Selain itu, terdapat 59.999 rekomendasi yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan terdapat 2.158 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti diantaranya memperbaiki Sistem Pengendalian Intern dan/atau tindakan yang bersifat administrative dan/atau tindakan korektif lainnya berdasarkan data yang dijelaskan melalui Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun 2014 tersebut. Hal tersebut menjadi suatu indikasi bahwa pelaksanaan audit internal pada BUMN dan lembaga pemerintah lainnya tidak berjalan dengan optimal (BPK,2014). Berikut sampel permasalahan Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Semester II/2014 diantaranya asset-aset tetap yang dibeli dari Dana Abadi Umat tidak dicatat namun dilaporkan dalam Laporan Keuangan Badan Pengelola Dana Abadi Umat (LK BP DAU), terdapat aset yang belum ditelusuri keberadaanya, adanya aset yang tidak dilengkapi dengan bukti kepemilikan, serta piutang macet, kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang, kelebihan pembayaran selain kekurangan volume, rekanan tidak menyelesaikan pekerjaan dan lainnya yang mengakibatkan kerugian BUMN senilai Rp 76,14

4 miliar. Hal tersebut terjadi di 5 BUMN, yaitu PT PANN, PT Pelindo II, PT Telkom, PT Berdikari dan Perum Bulog (BPK,2014). Penyebab dari kasus-kasus kelemahan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga pemerintah menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Ikhtisar Pemeriksaan Semester (IHPS) II (2014) adalah manajemen atau dewan direksi dan pelaksana belum sepenuhnya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dnegna ketentuan yang berlaku serta kurang cermat dalam melakukan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi pelaksanaan pengendalian dan pengawasan internal belum berjalan dengan baik karena masih rendahnya kepatuhan pada aturan dan kecermatan dari pelaksanan pengawasan dan pengendalian internal. Auditor internal sebagai penilai yang independen dan tugas utamanya adalah pengawasan, masih terlihat kesulitan dalam penemuan dan pemberian rekomendasi yang diberikan kepada manajemen atau direksi atas masalah yang muncul di dalam perusahaan sehingga pemecahan atas penyimpangan yang terjadi masih sulit untuk ditemukan dan diselesaikan secara internal (Vienanty,2013). Fungsi audit internal seharusnya lebih berfungsi sebagai mata dan telinga manajemen, karena butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang dan senantiasa mengawasi internal control perusahaan (Robert Tampubolon,2005:1). Dengan banyaknya kasus yang terjadi di atas menunjukkan kualitas pelaksanaan audit internal tidak berjalan dengan baik karena kurangnya dorongan dari amnajemen atau direksi juga komite

5 audit untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif (Vienanty,2013). Faktor-faktor penentu kualitas audit diantaranya adalah kompetensi dan independensi auditor internal. Hali ini di dapat dari pernyataan AAA (American Accounting Association) Financial Accounting Standard Committee (Christiawan,2002:83) yang mengungkapkan bahwa, Kualitas audit ditentukan oelh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Independensi auditor internal diindikasikan bahwa laporan audit yag bersifat Unqualified Opinion masih menjadi sorotan masyarakat, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memperikan opini mengenai kewajaran laporan keunagan yang berkaitan dengan keperntinga banyak pihak, di sisilain juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaan dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Padahal menurut (Kharismatuti,2012) Independensi berarti tidak mudah dipengaruhi, ada dua dimensi yang digunakan yaitu tekanan klien dan kerjasama dengan klien. Posisi yang unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas audit (Singgih dan Bawono,2010). Selain itu, kurangnya pendidikan dan pelatihan auditor internal diungkapkan oleh Rahmawati dan Winarna (2002) dalam risetnya menemukan fakta bahwa auditor, expectation gap terjadi karena kurangnya pengalaman kerja

6 dan pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Hal tersebut terbukti dari kurangnya auditor internal tidak bersertifikat QIA (Qualified Internal Auditor).Dewasa ini, secara keseluruhan jumlah auditor internal lembaga pemerintah dan non pemerintahan sebanyak kurang lebih 50.000. Namun, yang baru tersertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) secara nasional hanya 4000 orang dan Tbk sebanyak 5000 orang dan sisanya dimasing-masing instansi lainnya (Ketua Dewan sertifikasi Qualified Internal Auditor, Hari Setianto,2016). Padahal auditor internal harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengalaman dan pengetahuan, pendidikan dan pelatihan (Sekar Mayangsari,2003). Salah satu upaya menumbuhkan perekonomian bangsa melalui peningkatan standar kualitas dari audit internal itu sendiri, sehingga sangat penting peran pengawasan (audit internal) baik pemerintah maupun non pemerintah (Boediono,2016). Hal yang menjadi acuan baiknya kualitas pelaksanaan audit internal dapat dipegaruhi oleh independensi auditor tersebut, dimana auditor tidak terintervensi oleh pihak lain sehingga auditor internal dapat melaksanakan tugas sesuai dengan standar audit berlaku. Selain independensi auditor internal yang berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaana udit internal, kompetensi auditor internal juga berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. Kualitas pelaksanaan audit internal saat ini sangat penting, karena hasil auditdigunakan sebagai bahan pertimbangan dlaam mengambil keputusan. Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat ditindak lanjuti auditee (Vera Chintya,2015).

7 Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi, (Kharismatuti,2012) menyimpulkan bahwa kompetensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit dilihat berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara mandalam. Independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit dilihat dari seberapa lama hubungan auditor dengan klien mempunyai potensi untuk menjadikan auditor puas pada apa yang dilakukan, melakukan prosedur audit yang kurang tegas dan selalu tergantung pada pernyataan manajemen (Kharismatuti,2012). Penelitian yang dilakukan pada KAP Big Four di Indonesia tentang pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas terhadap kualitas audit, Singgih Muliani dan Bawono (2010), menyimpulkan bahwa independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi, due professional care dan akuntabilitas secra parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Tjun Tjun et al., (2012), telah melakukan penelitian mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. Hasil dari penelitiannya bahwa kualitas audit yang terdiri dari pengetahuan dan pengalaman yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, berbeda dengan hasil independensi, bahwa hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah auditor dan jasa non audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

8 Berdasarkan latar belakang penelitian maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Internal (Survey pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI)). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh independensi auditor internal terhadap kualiatas pelaksanaan audit internal pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi auditor internal terhadap kualiatas pelaksanaan audit internal pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh Independensi terhadap kualitas pelaksanaan audit pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh Kompetensi terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI).

9 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran guna mendukung penegmbangan teori yang sudah ada dan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan yag berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi akuntansi dan audit internal, khususnya mengenai Kualitas Pelaksanaan Audit Internal dari segi Independensi dan Kompetensi Auditor Internal. 1.4.2 Kegunaan Praktis Dengan tercapainya tujuan ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai berikut: 1. Bagi para auditor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan untuk mengetahui independensi dan kompetensi auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 2. Bagi pihak perusahaan, mampu memberikan pengawasan pada setiap kegiatan operasi di perusahaan yang lebih optimal dalam melaksanakan kualitas audit internal. 3. Bagi penulis, penelitian ini dapat memeberikan ilmu dan wawasan menegnai independensi, kompetensi, dan kualitas pelaksanaan audit internal. 4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan teori ilmu akuntansi dan audit internal.

10 5. Bagi para peneliti, diharapkan mampu menjadi dasar atau acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam ujian siding akhir pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Widyatama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Jl Moch Toha No. 77 Bandung. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2016 sampai bulan Januari 2017.