tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB V PEMBAHASAN. ini semuanya adalah perempuan. Oleh karena itu, variabel jenis kelamin pada

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB II LANDASAN TEORI

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

L-1. PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

Transkripsi:

1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). Menurut Menpan dalam Dhania (2010), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. b. Jenis-jenis Beban Kerja Menurut Manuaba (2000) beban kerja dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Beban Kerja Fisik Beban kerja fisik adalah beban kerja yang diterima akibat aktivitas fisik manusia. Pada saat melakukan pekerjaan fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat diketahui melalui konsumsi oksigen, denyut jantung, peredaran udara paru-paru, temperatur tubuh, konsentrasi asam laktat dalam darat, dan tingkat penguapan. 2) Beban Kerja Mental Beban yang merupakaan perbedaan antara tuntutan kerja mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan. Beban kerja yang timbul akibat aktivitas mental di lingkungan kerja antara lain disebabkan oleh:

a) Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu lama. b) Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar. c) Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton. d) Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang terisolasi dengan orang lain. c. Pengukuran Beban Kerja 1) Nadi Kerja Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linear dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan (Grandjean, 1993). Menurut Gandjean (1993) denyut nadi untuk mengestimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari: a) Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai. b) Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja. c) Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja. Sumber: Nadi Kerja Grandjean, : Denyut 1993 Nadi Kerja - Denyut Nadi Istirahat 2) Denyut Nadi

Penilaian beban kerja melalui pengukuran denyut nadi selama kerja merupakan metode untuk menilai ketegangan jantung. Perhitungan denyut nadi dapat dilakukan secara manual yaitu memakai stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: Sumber: Denyut Tarwaka, Nadi (Denyut/Menit) 2013 = Selain metode 10 denyut tersebut, dapat juga dilakukan perhitungan denyut nadi dengan metode 15 detik atau 30 detik. Adapun cara pengukuran denyut nadi dengan palpasi dapat dilakukan dengan cara meletakkan ujungujung jari tangan yaitu jari ke-2, ke-3, dan ke-4 diatas permukaan kulit di bagian radial pergelangan tangan. Saat pengukuran dimulai stopwatch dihidupkan selama 10 detik, kemudian dikalikan 6 untuk mendapatkan hasil satu menit dan setelah 10 detik stopwatch dimatikan, kemudian dicatat bunyi denyutan yang diperoleh (Nurmianto, 2003). Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja. Beban kerja dapat dikategorikan berdasarkan denyut jantung seperti tabel berikut: Tabel 2.Tingkat Beban kerja Menurut Denyut Nadi (denyut/menit) Kategori Beban Kerja Ringan 75-100 Sedang 101-125 Berat 126-150 Sangat Berat 151-175 Sangat Berat Sekali >175 10 Denyut Waktu Penghitungan 60 Denyut nadi (denyut/menit)

Sumber: Nurmianto, 2003 3) Beban Cardiovaskuler (%CVL) Klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kadiovaskuler (cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut. 4) %CVL = 5) 100 (Denyut Nadi Kerja Denyut Nadi Istirahat) Denyut Nadi Maksimum Denyut Nadi Istirahat Dimana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-umur) untuk wanita. Dari hasil penghitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3. Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan %CVL CVL Klasifikasi <30 % 30 s.d. <60% 60 s.d. <80% 80 s.d. <100% >100% Tidak terjadi kelelahan Diperlukan perbaikan Kerja dalam waktu singkat Diperlukan tindakan segera Tidak diperbolehkan beraktivitas Sumber: Tarwaka, 2013 d. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Beban kerja dapat dipengaruhi berbagai hal sebagi berikut: 1) Umur Secara empiris terbukti bahwa umur menentukan perilaku seseorang individu. Umur juga menentukan kemampuan seseorang untuk bekerja, pada usia muda individu akan lebih relatif mempunyai kemampuan dalam memikul beban kerja (Sopiah, 2008). 2) Jenis Kelamin Secara fisik, laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda. Demikian juga kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan. Perempuan lebih sering tidak masuk kerja karena sakit, hamil, serta melahirkan, akan tetapi perempuan memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan laki-laki, seperti lebih rajin, disiplin, teliti, serta sabar (Sopiah, 2008). 3) Tugas dan Tanggung Jawab

Beban kerja yang diterima seseorang dibedakan atas dasar tugas dan tanggung jawab. Seorang pemimping menerima beban mental lebih besar dibanding beban fisik yang diterima, karena seorang pemimpin harus berpikir dan memusatkan upaya untuk mengelola suatu oganisasi, sedangkan seorang pekerja akan menerima beban fisik lebih besar dibandingkan beban mental (Moeljosoedarmo, 2008) 4) Organisasi Kerja Pengaturan waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas, tanggung jawab dan wewenang dapat mempengaruhi beban kerja (Tarwaka, 2010). 5) Lingkungan Kerja Faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja seperti fisika, kimia, biologis, fisiologis, serta psikis dapat menjadi beban tambahan akibat kerja (Moeljosoedarmo, 2008) 2. Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Status gizi merupakan manifestasi keadaan tubuh seseorang akibat konsumsi energi dan zat. Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan tenaga untuk melakukan aktivitas (Almatsier, 2010). Status gizi yang baik dengan asupan kalori dalam jumlah dan waktu yang tepat berpengaruh secara positif terhadap daya kerja pekerja, sebaliknya status gizi yang kurang atau berlebihan dan asupan kalori yang tidak sesuai dalam jumlah maupun

waktu yang tidak tepat menyebabkan rendahnya ketahanan kerja ataupun perlambatan gerak sehingga menjadi hambatan bagi tenaga kerja dalam melaksanakan aktivitasnya (Nasution dkk, 2004) Menurut Budiono dkk (2003) dalam hubungan dengan kelelahan kerja, seorang lembaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang baik. Menurut Suma mur (2014) seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang buruk atau berlebih akan mengganggu pekerjaan dan mempercepat kelelahan. Masalah gizi yang salah pada orang dewasa, baik kekurangan atau kelebihan gizi merupakan masalah penting, karena dapat mempengaruhi kelelahan kerja 3. Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada saat melakukan pekerjaan, tenaga kerja mengalami prosses secara fisik dan mental. Aktifitas-aktifitas manusia memerlukan energy yang besarnya tergantung pada beban yang dilakukan dan kemampuan fisik dari masing-masing individu. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia sehingga menyebabkan kelelahan baik fisik maupun psikologis yang dapat mengakibatkan penurunan performa kerja (Manuaba, 2000) Kerja fisik mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan kebutuhan atau konsumsi energi. Aktivitas otot yang semakin kompleks dapat mempengaruhi meningkatnya kecepatan denyut jantung. Gangguan kesehatan dan daya kerja dapat timbul akibat tidak adanya keseimbangan atau kurangnya kecocokan antara beban kerja dengan kapasitas tenaga kerja. Beban keja berat yang tidak dilaksanakan dalam kondisi

aerobik berakibat pada meningkatnya kandungan asam laktat yang merupakan manifestasi dari kelelahan (Nurmianto, 2003). 4. Hubungan Status Gizi dan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Beban kerja yang semakin berat akan membutuhkan banyak energi dan nutrisi yang diperlukan atau dikonsumsi, sehingga kondisi fisik pekerja menurun dan kebutuhan akan oksigen meningkat. Ketika pekerja melakukan aktivitas dengan beban kerja yang berat, jantung dirangsang sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan pemompaannya menjadi meningkat (Nurmianto, 2003). Pada saat aktivitas meningkat dan tidak diimbangi dengan asupan energi yang cukup, maka dapat menyebabkan kurangnya cadangan energi pada tubuh dan menurunnya efisiensi otot. Oleh karena itu, asam laktat pada aliran darah meningkat serta terakumulasi dalam otot, sehingga menyebabkan penurunan kerja otot dan syaraf yang menimbulkan kelelahan (Neville et al, 2005). Hasil penelitian Haryanti (2013) mengenai hubungan antara kelebihan berat badan dengan kelelahan kerja pada pekerja perempuan di PT Iskandar Indah Printing Tekstile Surakarta menunjukkan hasil yang signifikan antara kelebihan berat badan dengan kelelahan kerja (pvalue: 0,000 < 0,01). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hariyono,dkk (2009) tentang hubungan antara beban kerja, stress kerja dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta menunjukkan hasil yang signifikan adanya hubungan beban kerja dengan kelelahan dengan hasil p-value: 0,000.