BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak terpisah-pisah. (i) Upaya promotif (peningkatan kesehatan), ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan, lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal. (ii) Upaya preventif (pencegahan penyakit) ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi serta pemeriksaan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini. (iii) Upaya kuratif (pengobatan) adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya. (iv) Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan bagi penderita yang dirawat dirumah, maupun 12
13 kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit tertentu, misalnya TBC dan Stroke (Effendy, 1998). Pemeriksaan kesehatan tahunan dan peraturan hukum kesehatan di Jepang merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dalam upaya pemeliharaan kesehatan. Tujuannya adalah meminimalisir indikator terjadinya penyakit metabolik terkhususnya dalam bentuk pencegahan penyakit yang ditujukan bagi keselamatan pekerja industri yaitu untuk pemeliharaan dan promosi kesehatan dalam area tempat kerja. Salah satu tujuan utama pemeriksaan kesehatannya adalah pencegahan hiperurisemia (kadar asam urat tinggi >7 mg/dl) (Nakanishi, dkk, 1999). 2.2 Teori Perubahan Perilaku 1. Menurut teori Stimulus Organism Response (S O R), perubahan perilaku bergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Keberhasilan perubahan perilaku yang terjadi sangat ditentukan kualitas dari sumber (misalnya, gaya bicara, kredibilitas, dan kepemimpinan). 2. Teori yang dikemukakan pertama kali oleh Festinger (1957), menyatakan bahwa Cognitive Dissonance Theory merupakan ketidakseimbangan psikologis
14 berupa ketegangan diri yang berusaha mencapai keseimbangan (consonance) kembali. Dalam diri manusia, terdapat dua elemen kognisi yang saling bertentangan, yaitu pengetahuan dan pendapat atau keyakinan. Stimulus yang diterima individu dapat menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda di dalam diri individu. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku baik itu dalam lingkungan fisik, sosial budaya atau ekonomi, serta perubahan perilaku pada anggota masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal (Maulana, 2009). 3. Perubahan perilaku terjadi melalui tiga tahap mulai dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan praktik (practice). Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hasil tahu tersebut terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Setelah seseorang menerima informasi melalui proses promosi kesehatan maka pengetahuan yang dimiliki oleh individu tersebut akan meningkat lebih baik sehingga nantinya akan membuat individu tersebut berpikir untuk merubah sikap sesuai dengan pengetahuan baru yang di peroleh. Selanjutnya individu tersebut akan mewujudkan sikap dalam bentuk tindakan atau
15 perilaku. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan dari peran tokoh masyarakat setempat (Notoatmodjo, 2007). 2.3 Peran Elit dalam Perubahan Perilaku Kesehatan Pengertian tokoh masyarakat sendiri diartikan juga dengan elit masyarakat, dimana para elit bertindak mewakili masyarakat serta sebagai pedoman dalam perilaku kesehatan dasar yang akan diikuti bagi warganya. Tokoh masyarakat dapat dikategorikan atau dibagi kedalam tokoh masyarakat formal atau elit formal dan tokoh masyarakat informal atau elit informal. Partisipasi tokoh masyarakat adalah keterlibatan masyarakat yang diperankan oleh elit non formal. Jadi berbicara partisipasi tokoh masyarakat berarti berbicara partisipasi masyarakat itu sendiri. Secara umum pengertian dari partisipasi masyarakat dalam perilaku kesehatan adalah keperansertaan semua anggota atau wakil-wakil masyarakat untuk ikut membuat keputusan dalam proses perencanaan dan pengelolaan pembangunan termasuk didalamnya memutuskan tentang rencanarencana kegiatan yang akan dilaksanakan, manfaat yang
16 akan diperoleh, serta bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaannya (Manolang, 2013). Bagi para tokoh masyarakat di Desa Batur, menghindari makan kacang-kacangan merupakan bentuk pencegahan timbulnya kadar asam urat yang tinggi sedangkan untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi adalah dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam. Beberapa tokoh masyarakat lainnya juga mengatakan selain mengurangi garam, dengan mengkonsumsi daun seledri juga dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, tindakan untuk mengurangi kadar kolestrol yang tinggi, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan yang berminyak terutama menghindari pola pengolahan makanan yang menggunakan minyak sampai berwarna kehitaman, serta kebiasaan masyarakat adalah memanaskan kembali masakan yang telah dimasak secara berulang-ulang dengan maksud menghemat biaya belanja dan tidak perlu memasak sayuran baru sebagai lauk makan (Karwur dkk, belum dipublikasikan). Pola makan yang sehat berarti pola makan yang memperhatikan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan oleh
17 tubuh, dengan porsi yang tepat atau tidak berlebihan, dan bersumber dari bahan-bahan alami (Noviyanti, 2015). Pola konsumsi makan memiliki peran penting dalam keterkaitan terhadap kejadian gangguan metabolik. Pola makan yang salah dan aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor dominan pencetus terjadinya gangguan metabolik, yaitu ditandai dengan tekanan darah yang tinggi (>120/80 mmhg), kadar kolestrol tinggi (>200 mg/dl), kadar asam urat tinggi (laki-laki: >7 mg/dl dan perempuan: >6 mg/dl), dan kadar gula darah tinggi (>180 mg/dl ± 90 menit setelah makan). 2.4 Risiko Tingkatan Penyakit Berbahaya yang dapat terjadi sebagai akibat Indikator Kolesterol tinggi, Asam Urat Tinggi, Gula Darah Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi. Kolesterol merupakan senyawa lemak yang lunak seperti lilin (wax). Sebagian besar kebutuhan kolesterol tubuh dibuat oleh hati, tetapi kolesterol tambahan juga didapat dari makanan seperti kuning telur, daging, ayam, makanan laut, dan susu. Dalam kondisi normal, kolesterol yang dibentuk oleh tubuh jumlahnya dua kali lipat dari kadar kolesterol makanan yang kita konsumsi. Kadar kolesterol dalam darah dan jaringan digunakan sebagai sumber energi. Sirkulasi kolesterol dalam darah dibantu oleh protein
18 dengan membentuk ikatan lemak dan protein atau dikenal dengan lipoprotein. Berdasarkan densitas dan ukurannya, terdapat 5 jenis lipoprotein utama yaitu klomikron, very-low density lipoprotein (VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), low-density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL). Kelainan pada salah satu metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida yang berperan dalam penyakit pembuluh darah. Kolesterol yang menempel pada permukaan dalam dinding pembuluh darah mirip karat yang semakin menebal dalam alur pipa besi. Lambat laun akan mengeras dan menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. Sementara itu, sumbatan pembuluh darah dan pecahnya pembuluh darah di otak mengakibatkan terjadinya penyakit stroke. Penyakit pembuluh darah merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Aterosklerosis merupakan penyakit pembuluh darah yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan dan organ yang seharusnya dialiri darah menjadi kekurangan pasokan darah (iskemia). Aterosklerosis terjadi akibat adanya penumpukan plak atau lemak kolesterol. Pembentukan plak lemak dalam
19 arteri yang terjadi terus menerus mengakibatkan penyempitan dan berakhir pada penyumbatan arteri (Rusilanti, 2014). Setiap orang memiliki asam urat yang mengalir bersama darah dalam pembuluh darah, karena asam urat merupakan hasil akhir dari proses metabolisme tubuh secara alami. Secara rutin tubuh manusia memproduksi asam urat melalui proses katabolisme (pemecahan) purin. Oleh karena itu, asupan beberapa jenis makanan yang mengandung purin juga berpotensi memicu meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh. Peningkatan produksi asam urat (hiperurisemia), menyebabkan asam urat merembes ke organ-organ di sekitar jaringan pembuluh darah dan membentuk timbunan kristal-kristal asam urat. (1) Penimbunan kristal asam urat pada sendi-sendi tulang dan jaringan di sekitarnya menyebabkan terjadinya penyakit asam urat. (2) penimbunan kristal asam urat pada ginjal dan saluran kencing mengakibatkan terjadinya penyakit ginjal. Jika kadar asam urat dalam tubuh sudah cukup tinggi, maka beban kerja ginjal akan semakin berat. Selain dibuang melalui ginjal bersama urine, asam urat juga dikeluarkan melalui usus, pembuangan asam urat melalui ginjal sebesar
20 70%, sementara pembuangan asam urat melalui usus hanya 30%-nya (Suriana, 2014). Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh tubuh untuk membuat kadar gula darah menjadi rendah dan menggerakkan gula ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi. Pada diabetes tipe I, kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup karena tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, diabetes tipe II terjadi akibat tubuh menghasilkan insulin secara berlebihan tetapi tidak digunakan sebagai mestinya, sel tubuh tida dapat menerima fungsi insulin yang menurunkan tingkat gula darah. Pada tingkatan diabetes tipe II yang lebih tinggi, pankreas pada akhirnya terlalu lelah untuk memompa insulin yang sedemikian banyak sehingga berhenti memproduksi dalam jumlah yang cukup. Diabetes mempunyai dampak komplikasi serius jangka panjang yang mengiringinya, diantaranya risiko amputasi, kebutaan (retinopathy), penyakit jantung dan stroke, dan kerusakan ginjal (Smith, 2003). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah
21 seseorang dengan ukuran tinnggi, berat, tingkat aktivitas, dan kesehatan normal adalah 120/80 mmhg. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darh tepi, dan peningkatan volume aliran darah. Faktor gizi juga sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak (stroke) karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Tekanan darah yang terlalu tinggi juga memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Tingginya tekanan darah juga membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal serta tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata (Utami, 2009).