BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

: FREDILA PUTRI ARUMSARI B

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Karena sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isi deklarasi milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi tingkat kalangsungan hidup. Menurut World bank (2004), salah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup miskin. Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BERAU. Dawami Buchori Amins. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah

ANALISIS DATA PANEL TIDAK LENGKAP DENGAN TEKNIK ESTIMASI LEAST SQUARE DUMMY VARIABLE (LSDV) (Studi Kasus pada Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Rencana

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. berlangsung dalam jangka panjang (Suryana:2000).

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didukung oleh Jhingan (2004), yang mengungkap bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil, makmur, berdaya saing, maju dan sejahtera. Berbagai

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. miskin mulai dari awal peradaban hingga sekarang ini. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan (poverty) merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum kemiskinan dipahami sebagai keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Sedangkan menurut Ravallion (dalam Barika, 2013) menyatakan bahwa kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin umumnya tidak mampu membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan tidak memiliki rasa bebas. Negara sedang berkembang biasanya memiliki tingkat pendapatan perkapita rendah dan laju pertumbuhan ekonomi lambat bahkan terdapat beberapa negara yang mengalami stagnasi. Lebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi dengan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah merupakan masalah yang banyak dialami oleh negara berkembang. Menurut World Bank (2004), salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat 1

2 kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Di samping itu kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada umumnya tidak memadai. Mengatasi masalah kemiskinan tidak dapat dilakukan secara terpisah dari masalah-masalah pengangguran, pendidikan, kesehatan dan masalah-masalah lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. Dengan kata lain, pendekatannya harus dilakukan lintas sektor, lintas pelaku secara terpadu dan terkoordinasi dan terintegrasi. Oleh sebab itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu negara tergantung pada dua faktor utama, yakni: (1) tingkat pendapatan nasional rata-rata, dan (2) lebar sempitnya kesenjangan distribusi pendapatan. Setinggi apapun tingkat pendapatan nasional perkapita yang dicapai oleh suatu negara, selama distribusi pendapatannya tidak merata, maka tingkat kemiskinan di negara tersebut pasti akan tetap parah. Demikian pula sebaliknya, semerata apapun distribusi pendapatan suatu negara, jika tingkat pendapatan nasional rata-ratanya rendah, maka kemelaratan juga akan semakin meluas (Todaro, 2011). Menurut Sri Kuncoro (2014), para peneliti kemiskinan telah memiliki konsensus pada Copenhagen Programme of Action of the World Summit for Social Development tahun 1995 yang menyebutkan

3 bahwa kemiskinan mempunyai berbagai wujud, termasuk kurangnya pendapatan dan sumber daya produktif yang memadai untuk menjamin kelangsungan hidup; kelaparan, dan kekurangan gizi; kesehatan yang buruk; keterbatasan akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya; peningkatan morbiditas dan peningkaan kematian akibat penyakit; tunawisma dan perumahan yang tidak memadai; lingkungan yang tidak aman; dan diskriminasi sosial dan pengucilan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu terwujudnya suatu masyarakat yang cerdas, adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual. Menurut Bappeda Jateng (2007) Penganggulangan kemiskinan di provinsi Jawa Tengah dilaksanakan melalui lima pilar yang disebut Grand Strategy. Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan untuk memberikan perlindungan

4 dan rasa aman bagi kelompok rentan dan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Kelima, kemitraan regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas. Baik pemerintah pusat maupun daerah telah berupaya dalam melaksanakan berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan namun masih jauh dari induk permasalahan. Kebijakan dan program yang dilaksanakan belum menampakkan hasil yang optimal. Masih terjadi kesenjangan antara rencana dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan lebih berorientasi pada program sektoral. Tabel 1.1 Persentase Perkembangan Kemiskinan di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014 No Provinsi 2011 2012 2013 2014 1 DKI Jakarta 3,75 3,7 3,72 4,09 2 Jawa Barat 10,65 9,89 9,61 9,18 3 Banten 6,32 5,71 5,89 5,51 4 Jawa Tengah 15,76 14,98 14,44 13,58 5 Jawa Timur 14,23 13,08 12,73 12,28 6 DI Yogyakarta 16,08 15,88 15,03 14,55 Sumber: BPS Jawa Tengah Berdasarkan data BPS persentase penduduk miskin di Jawa periode 2011-2014 tertinggi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 14,55% di tahun 2014, Jawa Tengah berada pada urutan kedua sebesar 13,58%, sedangkan Jawa Timur berada di urutan ketiga dengan tingkat kemiskinan

5 sebesar 12,28. Jawa Barat dan Banten berada pada urutan keempat dan kelima dengan tingkat kemiskinan sebesar 9,18% dan 5,51%. Dan DKI Jakarta berada pada urutan terakhir dengan tingkat kemiskinan paling rendah di pulau Jawa yaitu sebesar 4,09%. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis masalah kemiskinan dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Pendidikan, UMR dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 4. Bagaimana pengaruh UMR terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 5. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah, dapat ditetapkan tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1. Menganalisis bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 2. Menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 3. Menganalisis bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 4. Menganalisis bagaimana pengaruh UMR terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 5. Menganalisis bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada: 1. Bagi Pemerintah provinsi Jawa Tengah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan kebijakan terutama dalam hal kemiskinan. 2. Bagi Bappeda dan BPS sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perencanaan pembangunan. 3. Sebagai referensi penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan kemiskinan. E. Metode Penelitian 1. Alat dan Model Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel yang terdiri dari Pooled Ordinary Least Square, Fixed Effect

7 Model, dan Random Effect Model. Model dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : TKM it 1PEit 2EDUC it 3UEit 4UMRit 5TG keterangan: it u TKM = tingkat kemiskinan kabupaten di Jawa Tengah PE = pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah EDUC = tingkat pendidikan kabupaten/kota di Jawa Tengah UE = tingkat pengangguran kabupaten/kota di Jawa Tengah UMR = upah minimum regional kabupaten/kota di Jawa Tengah TG = laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah = intersep 1, 2, 3 = koefisien regresi variabel bebas i = data cross section kabupaten/kota di Jawa Tengah t = data time series, tahun 2010-2014 Uit = komponen error di waktu t untuk unit cross section 2. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen, literatur-literatur, dan jurnal dari BPS, dinas-dinas terkait, dan media internet. Data yang digunakan antara lain pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, tingkat pengangguran terbuka kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, angka tamatan SMA dan perguruan tinggi kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, upah minimum regional kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, dan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

8 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjauan umum mengenai teori-teori yang digunakan sebagai literatur dan landasa berpikir yang sesuai topik dari skripsi yang dapat membantu penelitian. Dalam bab ini juga dijelaskan kerangka pemikiran atas permasalahan yang diteliti. 3. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan menguraikan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian, dan definisi operasional, metode analisis data serta estimasi model regresi dengan panel data. 4. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai gambaran umum penelitian dan analisis data dan intepretasi ekonomi. 5. BAB V : PENUTUP Bab ini menyajikan secara singkat kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan.