BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan (poverty) merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum kemiskinan dipahami sebagai keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Sedangkan menurut Ravallion (dalam Barika, 2013) menyatakan bahwa kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin umumnya tidak mampu membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan tidak memiliki rasa bebas. Negara sedang berkembang biasanya memiliki tingkat pendapatan perkapita rendah dan laju pertumbuhan ekonomi lambat bahkan terdapat beberapa negara yang mengalami stagnasi. Lebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi dengan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah merupakan masalah yang banyak dialami oleh negara berkembang. Menurut World Bank (2004), salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat 1
2 kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Di samping itu kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada umumnya tidak memadai. Mengatasi masalah kemiskinan tidak dapat dilakukan secara terpisah dari masalah-masalah pengangguran, pendidikan, kesehatan dan masalah-masalah lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. Dengan kata lain, pendekatannya harus dilakukan lintas sektor, lintas pelaku secara terpadu dan terkoordinasi dan terintegrasi. Oleh sebab itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu negara tergantung pada dua faktor utama, yakni: (1) tingkat pendapatan nasional rata-rata, dan (2) lebar sempitnya kesenjangan distribusi pendapatan. Setinggi apapun tingkat pendapatan nasional perkapita yang dicapai oleh suatu negara, selama distribusi pendapatannya tidak merata, maka tingkat kemiskinan di negara tersebut pasti akan tetap parah. Demikian pula sebaliknya, semerata apapun distribusi pendapatan suatu negara, jika tingkat pendapatan nasional rata-ratanya rendah, maka kemelaratan juga akan semakin meluas (Todaro, 2011). Menurut Sri Kuncoro (2014), para peneliti kemiskinan telah memiliki konsensus pada Copenhagen Programme of Action of the World Summit for Social Development tahun 1995 yang menyebutkan
3 bahwa kemiskinan mempunyai berbagai wujud, termasuk kurangnya pendapatan dan sumber daya produktif yang memadai untuk menjamin kelangsungan hidup; kelaparan, dan kekurangan gizi; kesehatan yang buruk; keterbatasan akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya; peningkatan morbiditas dan peningkaan kematian akibat penyakit; tunawisma dan perumahan yang tidak memadai; lingkungan yang tidak aman; dan diskriminasi sosial dan pengucilan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu terwujudnya suatu masyarakat yang cerdas, adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual. Menurut Bappeda Jateng (2007) Penganggulangan kemiskinan di provinsi Jawa Tengah dilaksanakan melalui lima pilar yang disebut Grand Strategy. Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan untuk memberikan perlindungan
4 dan rasa aman bagi kelompok rentan dan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Kelima, kemitraan regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas. Baik pemerintah pusat maupun daerah telah berupaya dalam melaksanakan berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan namun masih jauh dari induk permasalahan. Kebijakan dan program yang dilaksanakan belum menampakkan hasil yang optimal. Masih terjadi kesenjangan antara rencana dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan lebih berorientasi pada program sektoral. Tabel 1.1 Persentase Perkembangan Kemiskinan di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014 No Provinsi 2011 2012 2013 2014 1 DKI Jakarta 3,75 3,7 3,72 4,09 2 Jawa Barat 10,65 9,89 9,61 9,18 3 Banten 6,32 5,71 5,89 5,51 4 Jawa Tengah 15,76 14,98 14,44 13,58 5 Jawa Timur 14,23 13,08 12,73 12,28 6 DI Yogyakarta 16,08 15,88 15,03 14,55 Sumber: BPS Jawa Tengah Berdasarkan data BPS persentase penduduk miskin di Jawa periode 2011-2014 tertinggi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 14,55% di tahun 2014, Jawa Tengah berada pada urutan kedua sebesar 13,58%, sedangkan Jawa Timur berada di urutan ketiga dengan tingkat kemiskinan
5 sebesar 12,28. Jawa Barat dan Banten berada pada urutan keempat dan kelima dengan tingkat kemiskinan sebesar 9,18% dan 5,51%. Dan DKI Jakarta berada pada urutan terakhir dengan tingkat kemiskinan paling rendah di pulau Jawa yaitu sebesar 4,09%. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis masalah kemiskinan dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Pendidikan, UMR dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 4. Bagaimana pengaruh UMR terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014? 5. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014?
6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah, dapat ditetapkan tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1. Menganalisis bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 2. Menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 3. Menganalisis bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 4. Menganalisis bagaimana pengaruh UMR terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. 5. Menganalisis bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada: 1. Bagi Pemerintah provinsi Jawa Tengah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan kebijakan terutama dalam hal kemiskinan. 2. Bagi Bappeda dan BPS sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perencanaan pembangunan. 3. Sebagai referensi penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan kemiskinan. E. Metode Penelitian 1. Alat dan Model Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel yang terdiri dari Pooled Ordinary Least Square, Fixed Effect
7 Model, dan Random Effect Model. Model dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : TKM it 1PEit 2EDUC it 3UEit 4UMRit 5TG keterangan: it u TKM = tingkat kemiskinan kabupaten di Jawa Tengah PE = pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah EDUC = tingkat pendidikan kabupaten/kota di Jawa Tengah UE = tingkat pengangguran kabupaten/kota di Jawa Tengah UMR = upah minimum regional kabupaten/kota di Jawa Tengah TG = laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah = intersep 1, 2, 3 = koefisien regresi variabel bebas i = data cross section kabupaten/kota di Jawa Tengah t = data time series, tahun 2010-2014 Uit = komponen error di waktu t untuk unit cross section 2. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen, literatur-literatur, dan jurnal dari BPS, dinas-dinas terkait, dan media internet. Data yang digunakan antara lain pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, tingkat pengangguran terbuka kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, angka tamatan SMA dan perguruan tinggi kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, upah minimum regional kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014, dan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011-2014. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
8 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjauan umum mengenai teori-teori yang digunakan sebagai literatur dan landasa berpikir yang sesuai topik dari skripsi yang dapat membantu penelitian. Dalam bab ini juga dijelaskan kerangka pemikiran atas permasalahan yang diteliti. 3. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan menguraikan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian, dan definisi operasional, metode analisis data serta estimasi model regresi dengan panel data. 4. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai gambaran umum penelitian dan analisis data dan intepretasi ekonomi. 5. BAB V : PENUTUP Bab ini menyajikan secara singkat kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan.