BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang Teknologi Pangan. Dalam penelitian ini tawas menjadi faktor atau variabel yang diamati. B. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari mulai pembuatan proposal hingga pengambilan data. Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. C. Bahan dan Alat 1. Bahan yang digunakan dalam analisa total protein, nitrogen terlarut adalah: Ikan tongkol yang dibeli di Pasar Wonodri, Asam Sulfat, Selenium, Kalium sulfat, NaOH, Asam Borat, Methyl Red, Methyl Blue dan HCL. 2. Bahan yang digunakan dalam analisa nitrogen non protein adalah NaOH 40 %, Asam Borat, Methyl Red, methyl Blue,H 2 SO 4 pekat, Aluminium Sulfat, HCL dan CUSO 4. 3. Alat yang digunakan dalam analisa total protein adalah : Labu destruksi, destilator, heater dan seperangkat alat gelas. 4. Alat yang digunakan dalam analisa nitrogen terlarut adalah : Labu destruksi, destilator, Heater, sentrifuse dan seperangkat alat gelas. 5. Alat yang digunakan dalam analisa nitrogen nonprotein adalah : Labu destruksi, destilator, kertas saring, corong, batu didih, heater dan seperangkat alat gelas. D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Bahan
Ikan yang sudah dibeli di Pasar Wonodri, dengan karakteristik ikan yaitu sisik masih menempel kuat, mata masih jernih, insang berwarna merah segar, daging kenyal. Ikan yang sudah dibeli kemudian disiangi terlebih dahulu sebelum digunakan lalu diambil dagingnya (filleting), daging ikan dipotong-potong dengan ukuran 2x2 dengan ketebalan 2 cm, dicuci kemudian direndam dalam larutan tawas dengan berbagai konsentrasi selama 1 1 / 2 jam. Daging ikan tongkol yang sudah direndam dengan larutan tawas dengan berat masing-masing 100 gram. Jumlah larutan tawas yang digunakan untuk merendam dua kali dari berat ikan yang akan direndam (perbandingan 1 : 2 berdasarkan berat ikan). Cara pembuatan larutan tawas yaitu misalkan 3% tawas artinya membutuhkan 6 gr tawas yang dilarutkan dalam 200 ml air. 2. Pengolahan / Perlakuan Ikan Tongkol Setelah daging ikan tongkol di rendam dengan berbagai variasi konsentrasi larutan tawas selama 1 1 / 2 jam kemudian daging ikan diambil sebanyak 0,5 gram untuk dianalisa. Dalam analisa uji protein larutan tawas yang digunakan untuk merendam ikan tongkol juga diuji kandungan proteinnya. Pada larutan diambil sampel sebanyak 10 ml pada setiap perlakuan. Adapun cara pembuatan larutan tawas yaitu misalkan 3% tawas artinya membutuhkan 6 gram tawas yang dilarutkan dalam 200 ml air. Berdasarkan prosedur penelitian kemudian dilanjutkan mengukur kandungan protein, nitrogen terlarut dan kandungan nitrogen non protein, kemudian menganalisa dengan uji statistik untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol. Dalam hal ini konsentrasi larutan tawas yang digunakan yaitu 0%, 3%, 6%, 9% dan 12%. E. Desain Penelitian Dalam melakukan uji kadar protein obyek yang diteliti yaitu daging ikan tongkol dan larutan yang digunakan sebagai perendam, sedangkan pada uji kadar nitrogen terlarut dan nitrogen non protein obyek yang diteliti yaitu hanya daging ikan tongkol saja. GAMBAR 1 SKEMA PENELITIAN
Ikan Tongkol Disiangi Filleting Dipotong-potong (ukuran 2 x 2, tebal 2 cm) Dicuci Direndam dengan larutan tawas (kons 0%, 3%, 6%, 9%, 12% selama 1 1 / 2 jam) a. Analisis Kadar Protein (Apriyantono, et al 1989 Metode Mikro Kjeldal) Dalam penentuan kadar protein pada ikan tongkol, tidak hanya dilakukan pada daging ikan saja tetapi juga dilakukan pada larutan tawas yang digunakan untuk merendam. Analisa kadar protein ini menggunakan uji kuantitatif dengan metode mikro kjeldal. Penetapan kadar protein adalah sebagai berikut : timbang 0,05 gr sampel dimasukkan kedalam labu kjeldal, ditambahkan 1,1gr HgO K 2 SO 4 atau dapat juga menggunakan silenium sebanyak 0,5 gr dan 2 ml H 2 SO 4 pekat, lalu didestruksikan sampai tidak terdapat partikel karbon (jernih). Cairan tersebut dibilas dengan ditambahkan 20 ml H 2 O, kemudian didinginkan. Erlenmeyer diisi dengan 5 ml asam borat, ditambahkan 1 tetes indikator BTB, rendam ujung alat destilasi kedalam larutan asam borat. Hasil destruksi tadi dimasukkan kedalam destilador, dengan ditambahkan 10 ml larutan NaOH 40%, indikator PP kemudian ditutup dan dipanaskan. Destroat didestilasi sampai didapat destilat sebanyak 15 ml. Kemudian destilat dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai berwarna hijau muda, begitu juga untuk blanko. Perhitungan : % N = (S - B)x N HCLx 14,007 x 100 mg Sampel Kadar protein = % N x F Keterangan :
S = Hasil penitaran sample (ml) B = Hasil penitaran blanko (ml) N = Normalitas (HCL) F = faktor konversi protein (6,25) b. Penetapan Nitrogen Terlarut (Apriyantono, et al 1989 Metode Mikro Kjeldal) Untuk persiapan timbang sampel dengan berat 2 gram, terlebih dahulu ikan dihancurkan dengan waring blander dan ditambahkan air. Hancuran yang diperoleh disaring lalu disentrifuse. Supernatan yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan pereaksi yang sama seperti yang digunakan pada destruksi dalam analisa protein metode mikro kjeldal. Hasil tadi didestilasi kadar nitrogennya dengan menggunakan metode mikro kjeldal. Perhitungan : % N = (S - B)x N HCLx 14,007 x 100 mg Sampel Kadar protein = % N x F Keterangan : S = Hasil penitaran sample (ml) B = Hasil penitaran blanko (ml) N = Normalitas (HCL) F = faktor konversi protein (6,25) c. Penetapan Kadar Nitrogen Non Protein (Apriyantono, et al 1989 Metode Mikro Kjeldal) Untuk persiapan timbang sampel sesuai dengan ketentuan dalam hal ini sebesar 2 gram lalu pindahkan kedalam labu kjeldal. Kemudian tambahkan kira-kira 50 ml aquades dan diberi batu didih, tunggu hingga mendidih tetapi jaga jangan sampai kering, sementara hasil ekstrak masih panas, tambahkan 2 ml aluminium sulfat campur sampai merata. Panaskan kembali hingga mendidih kemudian tambahkan larutan tembaga sulfat sebanyak 50 ml campur hingga merata, biarkan dingin. Saring dengan menggunakan kertas saring dan corong, setelah itu filtrate yang didapat tampung dalam labu kjeldal kemudian tetapkan kadar nitrogennya dengan menggunakan metode mikro kjeldal.
Perhitungan : % N = (S - B)x N HCLx 14,007 x 100 mg Sampel Kadar protein = % N x F Keterangan : S = Hasil penitaran sample (ml) B = Hasil penitaran blanko (ml) N = Normalitas (HCL) F = faktor konversi protein (6,25) F. Rancangan Percobaan Pada penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas yang digunakan untuk merendam ikan tongkol terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut dan kandungan nitrogen non protein menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi perendaman tawas untuk masing-masing perlakuan, kemudian dihitung kandungan protein, nitrogen terlarut dan kandungan nitrogen non protein. Masing-masing perlakuan untuk setiap tahap penelitian secara duplo. G. Analisa Data Data yang diperoleh diedit, ditabulasi dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analisa Varians (ANOVA) Faktor tunggal dan dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut dan kandungan nitrogen non protein. Kemudian dianalisis dengan menggunakan komputer yaitu program SPSS versi 12. H. Definisi Operasional 1. Ikan tongkol adalah ikan yang dibeli di pasar Wonodri dengan berat ± 1 kilogram per ekor. 2. Konsentrasi tawas adalah kepekatan larutan tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 14 H 2 O yang digunakan dalam perendaman ikan tongkol dengan variasi 0%, 3%, 6%, 9%, 12%.
3. Kadar protein ikan adalah kandungan protein yang terdapat dalam ikan tongkol yang telah dilakukan variasi lama perandaman dan variasi konsentrasi larutan tawas yang kemudian diuji dengan menggunakan metode mikro kjeldal dan dinyatakan dalam persen. 4. Lama perendaman adalah lamanya waktu yang dilakukan dalam perendaman ikan tongkol dengan ketentuan 1 1 / 2 jam (efektif). 5. Nitrogen terlarut adalah kandungan nitrogen yang terdapat pada ikan tongkol yang ikut larut dalam proses perendaman, kemudian diuji dengan metode mikro kjeldal. 6. Nitrogen non protein adalah N yang bukan protein, tidak semua N dalam ikan adalah protein, kemudian diuji dengan metode mikro kjeldal.