DESKRIPSI KOMPETENSI GURU SMP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

ANALISIS KOMPETENSI GURU MATEMATIKA BERDASARKAN PERSEPSI SISWA (THE MATH TEACHER COMPETENCY ANALYSIS BASED PERCEPTIONS OF STUDENTS)

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASKES DI SEKOLAH SE KECAMATAN BENGKAYANG TAHUN 2012 ARTIKEL PENELITIAN

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

PENGARUH PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP KINERJA MAHASISWA CALON GURU

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

ANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL. Oleh :

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES ARTIKEL PENELITIAN OLEH ATIAS NIM F

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

Keterampilan Bertanya Guru Biologi SMA Muhammadiyah Berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2014/2015

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

PEMAHAMAN GURU TERHADAP MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Deskriptif pada SMP di Kabupaten OKU Timur)

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

ANALISIS PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI DI SMA/SMK DI KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

Unnes Physics Education Journal

PROFIL KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI DI KOTA BEKASI

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal

KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

Potret Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran IPA dan IPS (Studi Kasus : SMP N 1 Salatiga) Artikel

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS V

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT. Aida Fitri 1

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

Khoirunnisa Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Redaksi, 2009: 47

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMPN SE-KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN SE-KABUPATEN PATI

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP NEGERI 1 DAN 2 KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Study Komparatif Senior dan Guru Junior)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

THE MAPPING OF KINDERGARDEN TEACHER S SOFT SKILLS AT PAYUNG SEKAKI DISTRICT OF PEKANBARU CITY

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

PROSIDING ISBN :

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

39 DESKRIPSI KOMPETENSI GURU SMP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA Titin Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura titinbasuki@rocketmail.com Abstract This research aimed to describe the competency of junior high school teachers of Mathematics and Science subjects. This research uses descriptive method with the survey method. The data source in this research is junior high school teachers of Mathematics and Science subjects which are incorporated in MGMP Sub Rayon 03 Samalantan, the number of teacher is 20. The data were collected through questionnaires. To find out the description of the competence of teachers it used descriptive analysis by using percentage. The result showed an overall competence of teachers are in a good category. The sequentially percentage of the competency of teachers are pedagogic (72.25%), professional competence (83.00%), personal competence (85.00%) and social competence (77%). Key word : Competence, Junior High School Teachers. Peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan bagaian dari usaha peningkatan mutu pendidikan, dimana guru mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai perencana dan pelaksana sesuai dengan tingkat dan perkembangan peserta didik melalui penguasaan didaktik dan metodik. Seiring dengan fenomena tersebut di atas, pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas telah dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti, pengembangan dan perbaikan kurikulum, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, sistem evaluasi, pengembangan bahan ajar, pelatihan guru dan tenaga pendidik, dan usaha lainnya. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru hendaknya memiliki kemampuan dalam menguasai bahan pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan media dan sumber pembelajaran, serta menilai prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen pasal 10 Ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas kerpofesionalan. Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) empat kompetensi yang harus

Deskripsi Kompetensi Guru SMP 40 dimiliki guru sebagai pendidik, diantaranya : 1. Kompetensi Pedagogik, yaitu: kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian yaitu: kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Profesional, yaitu: kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. 4. Kompetensi Sosial, yaitu: kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Empat kompetensi tersebut hendaknya dimiliki oleh pendidik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini membawa konsekuensi kepada guru untuk dapat meningkatkan peranan dan kompetensinya. Majid (2011) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam rangka pembinaan dan pengembangan dilakukan melalui wadah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dilaksanakan dalam satuan-satuan unit pelaksana teknis (UPT) masing-masing kecamatan / kabupaten. Salah satu MGMP dilaksanakan oleh guru-guru mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama yang berada di Sub Rayon 03 Samalantan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Kelompok MGMP IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan ini terdiri atas gabungan dari tiga kecamatan berbeda yaitu kecamatan Samalantan, Lembah Bawang, dan Monterado. Kecamatan Samalantan terletak 40 Km dari kota kabupaten Bengkayang. Perjalanan menuju kecamatan Samalantan ditempuh melalui jalur darat. Samalantan berbatasan dengan kecamatan Lembah Bawang di sebelah utara, kabupaten Landak di sebelah selatan, kecamatan Sungai Betung di sebelah timur dan kecamatan Monterado di sebelah barat. Sekolah - sekolah yang bergabung dalam kelompok MGMP IPA dan Matematika Sub Rayon 03 Samalantan ini terdiri atas 14 (empat belas) sekolah, yaitu SMP Negeri 01 Samalantan, SMP Negeri 02 Samalantan, SMP Negeri 03 Samalantan, SMP Negeri 04 Samalantan, SMP Negeri 05 Samalantan, SMP PGRI 1 Nekbare, SMP Negeri 01 Lembah Bawang, SMP Negeri 2 Lembah Bawang, SMP

41 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 6. No. 2. Juli 2015: 39-48 Dwi Darma Aping, SMP Negeri 01 Monterado, SMP Negeri 02 Monterado, SMP Negeri 03 Monterado, SMP PGRI Pakkucing, SMP Pelita Sangkinahu. Kegiatan MGMP yang telah dilaksanakan di Sub Rayon 03 Samalantan, selama ini memegang peranan penting sebagai wadah kegiatan pengembangan diri karena di dalam kegiatan MGMP terdapat pelatihan dan kegiatan kolektif guru. Pelaksanaan kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) berjalan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah dan tanya jawab, diskusi dan workshop. Kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan juga menjadi pendorong guru-guru termotivasi mengikuti kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kegiatan MGMP ini telah dilakukan secara rutin oleh kelompok guru-guru IPA dan Matematika di Samalantan. Dari hasil wawancara dengan beberapa guru diperoleh informasi guru-guru sangat antusias mengikuti semua kegiatan dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) karena berdampak pada meningkatnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk memperoleh informasi jenis-jenis kompetensi yang dimiliki oleh kelompok guru IPA dan Matematika yang tergabung dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan. Metode Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia (Sukmadinata, 2006). Metode survey mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang jenisjenis kompetensi yang dimiliki oleh guru IPA dan Matematika SMP yang tergabung dalam MGMP Sub Rayon 03 Samalantan. Waktu penelitian adalah bulan September tahun 2014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling yakni guru-guru yang mengikuti kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan Kabupaten Bengkayang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 20 orang guru yang tergabung dalam MGMP IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada guru. Menurut Riduwan (2006: 35), angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak

Deskripsi Kompetensi Guru SMP 42 sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.. Penelitian ini menggunakan angket skala Likert dengan menyajikan 20 pernyataan dengan 5 pilihan jawaban. Adapun penilaian untuk masing-masing pilihan jawaban adalah sebagai berikut: 1 = Tidak pernah 2 = jarang 3 = kadang-kadang 4 = sering 5 = selalu Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan dan dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data skor hasil angket guru melalui metoda statistik. Pengolahan data untuk mengetahui kompetensi guru dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyatakan skor dalam bentuk persentase dengan rumus: R NP = SM x100 % Keterangan: NP = Persentase kompetensi R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum (Purwanto, 1991). b. Menafsirkan persentase dengan kriteria: 87% - 100% Sangat Baik 70% - 86% Baik 53% - 69% Cukup 36% - 52% Kurang 36% Kurang Sekali (Modifikasi Purwanto, 1991). Hasil dan Pembahasan Penelitian dilakukan dengan memberikan angket kepada guru-guru yang tergabung dalam MGMP IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan sebanyak 20 pernyataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kompetensi yang dimiliki oleh guruguru yang tergabung dalam MGMP IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan Kompetensi guru yang ingin dideskripsikan mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Adapun rekapitulasi hasil yang diperoleh untuk setiap item pernyataan kompetensi guru tersebut disajikan pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Persentase Kompetensi Guru. No Indikator Total Skor Persentase (%) KOMPETENSI PEDAGOGIK 1 Memiliki keinginan untuk mengetahui latar belakang pribadi peserta didik 75 75 2 Berusaha membantu memecahkan problemproblem yang dihadapi peserta didik 75 75 3 Ikut serta mengembangkan kurikulum yang disesuikan dengan kondisi spesifik lingkungan 73 73 sekolah 4 Mampu untuk memilih metode/strategi 71 71

43 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 6. No. 2. Juli 2015: 39-48 No Indikator Total Skor Persentase (%) pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran 5 Mempu menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif, dan menyenangkan 70 70 6 Mempu menggunakan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran 67 67 7 Memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran dengan merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan 76 76 benar 8 Mampu mengalokasikan waktu 71 71 Total skor 72.25 KOMPETENSI KEPRIBADIAN 9 Memiliki kewibawaan 85 85 10 Memiliki sifat keterbukaan baik pada rekan kerja maupun peserta didik 87 87 11 Memiliki tanggung jawab 90 90 12 Mampu menjadi panutan dan teladan bagi peserta didik 80 80 Total skor 85.50 KOMPETENSI PROFESIONAL 13 Memiliki kemampuan penguasaan materi pelajaran 90 90 14 Memiliki kemampuan untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi pada bidang 77 77 yang lain 15 Memiliki kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah 50 50 16 Memiliki kemampuan pengembangan profesi 54 54 Total skor 83.50 KOMPETENSI SOSIAL 17 Memiliki kemampuan berinteraksi dengan peserta didik 87 87 18 Memiliki kemampuan berinteraksi dengan sesama guru 89 89 19 Memiliki kemampuan berinteraksi dengan kepala sekolah 88 88 20 Memiliki kemampuan berinteraksi dengan pegawai Tata Usaha 89 89 21 Memiliki kemampuan berinteraksi dengan anggota masyarakat 82 82 Ket: Skor maksimal = 100 Dari rekapitulasi angket diperoleh hasil bahwa persentase kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru memberikan pengaruh yang paling tinggi dibandingkan persentase Total skor 77.00 kompetensi profesional, sosial, dan pedagogik. Adapun keseluruhan kompetensi guru yang diperoleh disajikan pada Gambar 1.

Deskripsi Kompetensi Guru SMP 44 90 PERSENTASE KOMPETENSI 85 Persentase 80 75 70 65 Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial Jenis Kompetensi Guru Gambar1: Persentase Jenis Kompetensi Guru. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam kepribadian yang mantap, berwibawa, stabil, dewasa dan berakhlaq mulia serta mampu sebagai teladan bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian dalam penelitian ini memiliki persentase tertinggi terhadap kompetensi guru secara keseluruhan. Sebagian besar guru menyatakan telah memiliki kewibawaan, memiliki sifat keterbukaan baik pada rekan kerja maupun peserta didik, memiliki tanggung jawab dan berharap dapat menjadi panutan dan teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini menjadi sangat penting karena tolak ukur seorang guru adalah menjadi contoh atau teladan bagi siswanya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Montori (2013) bahwa tolak ukur keberhasilan guru dalam menghadapi tantangan di era tanpa batas ini tidak cukup hanya bermodalkan hardskill (kemampuan keahlian, pelatihan, atau pengalaman), tetapi juga harus bermodalkan softskill, yaitu kemampuan mengelola diri sendiri dan membangun hubungan harmonis dengan siswa dan seluruh stakeholders pendidikan. Untuk itu guru harus memiliki karakter, sikap dan tindakan yang baik dihadapan siswa/ siswinya maupun bagi orang lain. Pada kompetensi profesional diketahui bahwa guru memiliki kemampuan yang baik dalam menguasai materi. Selain itu dalam proses pembelajaran guru juga memiliki kemampuan untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi pada bidang yang lain. Hal ini didukung oleh Subandi dan Isnandar (2010: 1) dimana salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan mediator bagi siswa untuk dapat belajar secara

45 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 6. No. 2. Juli 2015: 39-48 efektif dan efisien. Karena itu guru harus berperan mendorong siswa untuk belajar. Dalam hal ini guru dituntut menjadi profesional dalam penguasaan materi dan pembelajaran. Subandi dan Isnandar (2010: 1) juga menyatakan bahwa perlu adanya upaya keras untuk bisa mengubah perilaku guru dari penyampai atau pemberi pengetahuan menjadi pembangkit proses belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah paradigma tersebut adalah mengadakan pelatihan guru (inservice training). Guru-guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar cukup lama dan memegang paradigma penyampai pengetahuan harus diubah pola pikirnya menjadi pembangkit belajar untuk siswanya. Guru dituntut bertindak lebih aktif, kreatif, dan bertanggungjawab. Guru harus memandang siswa sebagai subjek belajar dalam proses pembelajaran. Berarti guru harus memfasilitasi siswa untuk mudah mengonstruksi pengetahuan. Dalam hal ini, guru harus memiliki kemampuan untuk mengemas materi pelajaran supaya menjadi bermakna bagi siswa, menciptakan situasi kelas yang mendorong siswa untuk berpikir dan berinteraksi, serta menciptakan situasi yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk belajar. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik dalam penyampaian suatu materi atau ilmu. Guru juga memegang peran yang penting dalam proses pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai dari proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan PP Nomor 16 tahun 2009 bahwa akan dilaksanakan Kinerja Guru (PKG) yang nilainya 90% dari hasil kegiatan pembelajaran guru, guru dituntut untuk mampu menerapkan berbagai strategi di dalam kelas (Grafura, 2012: 10). Sejalan dengan hal tersebut kompetensi profesional lainnya yang dituntut oleh pemerintah adalah dengan diberlakukan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tertanggal 10 Nopember 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya mensyaratkan Publikasi ilmiah/ karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam pengusulan kenaikan pangkat dan golongan mulai dari golongan III a ke III b hingga golongan IVe mulai 1 Januari 2013. Namun disisi lain kemampuan guru dalam melakukan penelitian, penyusunan karya ilmiah dan kemampuan dalam mengembangkan profesi lainnya masih dirasakan kurang oleh guru-guru atau dengan kata lain berada pada kategori rendah. Hal ini diketahui saat kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan Kabupaten Bengkayang, guru yang tergabung didalam MGMP Sub Rayon 03 Samalantan menyatakan bahwa salah satu kendala dalam hal kenaikan pangkat adalah dikarenakan kesulitan dalam melakukan penelitian dan publikasi ilmiah serta kurangnya pengetahuan dan informasi terkini menyebabkan beberapa guru kesulitan dalam melakukan pengembangan diri.

Deskripsi Kompetensi Guru SMP 46 Pada kompetensi sosial, didapatkan hasil bahwa guru-guru yang tergabung dalam kelompok MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sub Rayon 03 Samalantan memiliki kemampuan dalam berinteraksi baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha dan stakeholder atau anggota masyarakat lainnya. Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sub Rayon 03 Samalantan menjadi pertemuan rutin untuk melakukan diskusi berbagai hal yang terkait dengan proses pembelajaran, pembimbingan maupun pembinaan langsung dari pihak yang kompeten dibidangnya, serta melakukan pelatihan, seminar maupun workshop dengan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Kompetensi pedagogik memiliki persentase terendah dibandingkan kompetensi lainnya. Meskipun demikian kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guruguru tersebut masih berada pada kategori baik. Kaitannya dengan kompetensi pedagogik, guru-guru yang tergabung dalam kelompok MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sub Rayon 03 Samalantan menyatakan memiliki keinginan untuk mengetahui latar belakang pribadi peserta didik serta berusaha membantu memecahkan problemproblem yang dihadapi peserta didik. Latar belakang sosial ekonomi yang berbeda yang dimiliki oleh peserta didik turut mempengaruhi hasil belajar yang diperolehnya. Hal yang demikian menuntut guru untuk dapat mengetahui permasalahanpermasalahan yang dimiliki oleh peserta didik bahkan turut membantu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Sebagai contoh ada beberapa peserta didik yang memiliki prestasi akademik baik namun kesulitan dalam perekonomian difasilitasi untuk dapat memperoleh beasiswa. Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru juga turut serta dalam mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah. Guruguru yang tergabung didalam MGMP Sub Rayon 03 Samalantan juga menyatakan memiliki kemampuan untuk memilih metode/strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran dan menggunakan sumber belajar/ media/ alat peraga yang sesuai dalam pembelajaran. Variasi pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar juga telah dilakukan, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Menurut Syaefudin (2009) jenis-jenis pola interaksi pembelajaran yakni: 1) pola gurumurid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah), 2) pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi), 3) pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain, 4) pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi

47 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 6. No. 2. Juli 2015: 39-48 (multiarah), 5) pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran. Selain itu juga variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran sudah dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun variasi yang telah dilakukan antara lain variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Sejalan dengan pendapat Trianto (2009) dalam proses pembelajaran seorang guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini tentunya akan sangat mendukung perwujudan PP Nomor 16 tahun 2009 dengan akan dilaksanakan Kinerja Guru (PKG), guru dituntut untuk mampu menerapkan berbagai strategi di dalam kelas (Grafura, 2012: 10). Selain itu guru juga mampu menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Terkait dengan kompetesi pedagogik, diketahui saat kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA dan Matematika SMP Sub Rayon 03 Samalantan Kabupaten Bengkayang beberapa guru masih merasa kesulitan dalam melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 yakni merencanakan penilaian yang tepat, dan melakukan pengukuran dengan benar. Beberapa guru menyatakan masih sulit melakukan penilaian, hal ini dikarenakan guru belum terlatih dan terampil membuat instrumen penilaiannya. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 2012). Dalam penerapan kurikulum 2013 ada tiga penilaian yang harus dilakukan oleh guru yaitu penilaian pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Penilaian keterampilan merupakan salah satu titik berat dalam penilaian kurikulum 2013, karena sejauh ini penilaian ini termasuk yang jarang dilakukan oleh guru-guru. Pada kurikulum sebelumnya guru lebih dominan menggunakan penilaian pengetahuan (kognitif).

Deskripsi Kompetensi Guru SMP 48 Simpulan dan Saran Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah deskripsi kompetensi guru-guru yang tergabung dalam MGMP Matematika dan IPA Sub Rayon 03 Samalantan secara berurutan dilihat dari hasil penelitian yaitu kompetensi pedagogik berada pada kategori baik (72.25 %), kompetensi kepribadian berada pada kategori baik (85.00 %), kompetensi profesional berada pada kategori baik (83.00 %), dan kompetensi sosial berada pada kategori baik (77.00 %). Perlu memfasilitasi guru dengan berbagai bentuk kegiatan guna peningkatan kompetensi profesional guru khususnya berkaitan dengan kemampuan guru dalam melakukan penelitian, penyusunan karya ilmiah dan kemampuan dalam mengembangkan profesi danpeningkatan kompetensi pedagogik khususnya dalam hal merencanakan penilaian yang tepat, dan melakukan pengukuran dengan benar. Perlu penelitian lanjutan guna menggali konten materi yang dikuasai oleh guru SMP yang tergabung dalam kelompok MGMP Sub Rayon 03 Samalantan. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa Grafura, Lubis. 2012. Metode dan Starategi Pembelajaran Yang Unik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: - Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Jakarta: Rosda Montori, Soleman. 2013. Guru: Teladan, Tanggung Jawab, Kreativitas (Refleksi Hari Pendidikan Nasional). http://www.antarasulut.com. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 Purwanto, M.N. 1991. Prinsip- Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Riduwan. (2006). Belajar Mudah Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Subandi dan Isnandar. 2010. Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP. Jurnal J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010. Syaefudin, S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.