BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pondasi penting bagi produktifitas suatu perusahaan terletak pada kinerja para

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PENTINGNYA AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN. Agus Triyono Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Merujuk pada penelitian yang dilakukan dan hasil-hasil analisana seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN. juga luar negeri. Selain persaingan antar perusahaan dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya dunia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

GATOT SOEDARTO KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

1. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis saat ini mengalami perubahan dari beberapa dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dan mengatur hak-hak serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. banyak perusahaan yang menerapkan dan mengembangkan teknologi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sangat ketat dalam semua bidang usaha. Bidang usaha tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengoptimalkan fungsi manajemennya melalui sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

I. PENDAHULUAN. Perusahaan tranportasi merupakan perusahaan yang melakukan serangkaian kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam merebutkan posisi yang

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) didirikan di

BAB I PENDAHULUAN. Data dari badan pusat satistik, data proyeksi angkatan kerja Indonesia tahun pekerja Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan. mencapai prestasi yang diukur atau dinilai.

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tantangan bagi manajemen sumber daya manusia karena abad ke-21 ini

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap. pertumbuhan dan pengembangan (Robbins & Judge, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja yang baik dan konsisten atau cenderung meningkat dari pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat terwujud jika pekerja dapat menjalankan tugas dan berkewajiban dengan baik, atau tanpa gangguan. Salah satu cara untuk memastikan pekerja dapat bekerja tanpa gangguan adalah dengan memperhatikan kondisi dan keadaan lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007). Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi akan mengalami hambatan dan mungkin sulit diwujudkan bila pekerja tidak memiliki komitmen terhadap organisasi (Ayunda, 2012). Progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bagian utama dari fungsi pemeliharaan pekerja yang merupakan suatu bagian dari progam perusahaan secara keseluruhan dalam organisasi ( Filipo,1996). Hasil survey penelitian Asia Market Intelligence pada tahun 2000 menemukan bahwa pekerja di Indonesia memiliki komitmen yang rendah pada organisasi. Penelitian ini dilaksanakan di sembilan negara Asia. Komitmen pekerja yang rendah di Indonesia ditandai dengan maraknya aksi pemogokan, tingkat absensi yang tinggi, turnover tinggi dan ketidakpuasan kerja. Fenomena komitmen pekerja pada organisasi yang ada di Indonesia sangat menarik perhatian. Perlakuan buruk yang dilakukan 1

2 oleh perusahaan terhadap pekerja mengakibatkan pemogokan dan keluarnya pekerja (Ristaniar,2010). Berita yang mengulas mengenai adanya aksi unjuk rasa, pada bulan Oktober November 2011 ribuan pekerja tambang dan pekerja Freeport Indonesia melakukan mogok kerja dan unjuk rasa besar-besaran, menuntut kenaikan upah dan perbaikan sistem keselamatan kerja di salah satu perusahaan emas terbesar di dunia itu. Pada 10 Oktober 2011, terjadi bentrokan berdarah antara massa pekerja dengan polisi, yang menewaskan dua orang pekerja PT Freeport timbulnya korban yang meninggal tersebut hanya karena pekerja memperjuangkan nasib mereka yang disepelekan oleh pihak Freeport (Daniel, 2013). Aksi unjuk rasa, demonstrasi maupun mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja, akan sangat merugikan baik bagi perusahaan maupun pekerja itu sendiri. Bagi perusahaan aksi mogok pekerja akan menyebabkan banyaknya jam kerja yang hilang, kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya dan akibatnya kinerja perusahaan akan menurun. Penurunan kinerja perusahaan berarti perusahaan akan semakin tidak mampu memenuhi tuntutan pekerja, sehingga baik perusahaan maupun pekerja akan sama-sama dirugikan. Negara Indonesia telah memberlakukan undang-undang yang lengkap tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) khususnya bagi perusahaan yang berisiko tinggi sebagaimana diatur dalam PP. No.50 tahun 2012. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa setiap

3 perusahaan yang mempekerjakan 100 pekerja atau lebih atau yang sifat proses atau bahan produksinya mengandung potensi bahaya K3 terhadap ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan SMK3 (Wana Ricks, 2012). Pentingnya dilakukan usaha-usaha untuk melindungi keselamatan pekerja di dalam menjalankan pekerjaannya telah mendapat perhatian dari pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Keselamatan Kerja no. 1 tahun 1970. Undang-Undang ini merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Undang-Undang ini pemerintah berusaha untuk menanggulangi masalah K3 baik yang menyangkut peraturan perundangan kelembagaan, pengawasan dan aturan penegakan hukumnya. Bahkan di dalam usaha untuk menggugah semua pihak untuk menyadari bahwa program K3 merupakan sesuatu yang mutlak dilaksanakan di dalam proses produksi barang dan jasa. Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1984 mengadakan suatu program Kampanye Nasional progam K3, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13, tahun 1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3, dengan kampanye ini merupakan usaha yang lebih nyata untuk memasyarakatkan dan membudayakan K3 (Oktorita,2001). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayunda pada tahun 2012 dengan judul : Hubungan Persepsi Terhadap Progam K3 dengan Komitmen Pekerja pada perusahaan Roti Kencana di dapatkan hasil bahwa terdapat

4 hubungan yang siginifikan antara sikap pekerja terhadap progam K3 dengan komitmen pekerja dengan p = 0,01 dan nilai korelasi r= 0,424 Pada survey awal masalah ini peneliti mendapatkan informasi bahwa di PT X adalah salah satu perusahaan tekstil yang memproduksi berbagai kain dengan skala komoditas tingkat adalah nasional. Dalam perusahan ini terdapat resiko bahaya potensial : mechanical risk, yaitu kecelakaan kerja yang disebabkan oleh mesin atau peralatan kerja, misalnya terjepit, terpotong, juga ada resiko terpapar debu kapas. Bukti dari rendahnya komitmen organisasi yaitu pada tingkat burn out yang tinggi. ini disebabkan, karena para pekerja merasa peraturan perusahaan terlalu ketat dan jika dilanggar, mereka akan mendapat sanksi dengan pemotongan gaji. Ini dilihat pada bulan Oktober 2014 terjadi kasus burn out sebanyak 60 pekerja, selain burn out yang tinggi, rendah komitmen organisasi juga disebabkan antara lain : kedisiplinan pekerja yang kurang dan adanya masalah sosial antar pekerja. Kasus kurang disiplinnya pekerja ini terjadi kurang lebih 15 orang, misalnya terlambat datang, tidak menggunakan masker, earplug atau sarung tangan. Tingkat turn over pada bulan juli 2014 adalah 72 tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja pengalaman dan tenaga kerja training. Menurut data laporan sebab pekerja yang keluar disebabkan oleh tenaga kerja memilih keluar. Progam K3 di perusahaan ini sudah dimulai sejak perusahaan ini berdiri, bagian pelaksana K3 berjalan sebagaimana mestinya hal ini ditunjukan dengan peraturan perusahaan tentang kewajiban memakai alat

5 pelindung diri, kecelakaan kerja juga masih terjadi, sehingga tingkat absensi pekerja bertambah. Jaminan K3 pada pekerja sangat perlu, hal ini dikarenakan apabila pekerja merasa bahwa perusahaan tidak mampu memberikan ketenangan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, maka mereka pun akan bekerja dengan perasaan khawatir, tidak mampu berkonsentrasi dengan baik yang pada akhirnya tidak adanya komitmen organisasi sehingga menurunkan produktivitas kerja. Jika perusahaan mampu memberikan ketenangan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, maka pekerja akan berkomitmen sehingga mereka mengikuti peraturan perusahaan termasuk menggunakan peralatan K3, sehingga kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dicegah (Ayunda, 2012). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen pekerja di PT. X Kabupaten Sragen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat disusun rumusan masalah adakah Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Progam K3 Dengan Komitmen Kerja? C. Tujuan 1. Tujuan Umum

6 a. Untuk mengetahui hubungan sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen kerja pada perusahaan PT. X, Kabupaten Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 di perusahaan. PT.X,Kabupaten Sragen. b. Mengetahui komitmen pekerja pada perusahaan PT.X, Kabupaten Sragen. c. Mengetahui hubungan sikap pekerja terhadap progam K3 dengan komitmen pekerja pada perusahaan PT.X, Kabupaten Sragen. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Menambah pengetahuan dan memberikan informasi tentang hubungan antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen kerja dan diharapkan dapat membuktikan bahwa ada hubungan antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen kerja pada pekerja. 2. Aplikatif a. Bagi Responden Untuk memberikan informasi tentang hubungan sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen kerja sehingga responden dalam hal ini adalah pekerja di PT.X, dapat meningkatkan kesadaran sikap K3 dan komitmen kerja.

7 b. Bagi Pengusaha Sebagai bahan pertimbangan bagi PT.X untuk melakukan upaya peningkatan terhadap progam K3 dan komitmen untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasinya. c. Bagi peneliti Merupakan sarana untuk mengembangkan diri, melatih diri, cara dan proses berfikir ilmiah serta praktis sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pendidikan. d. Bagi Institusi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penelitian ini menambah kepustakaan program diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.