BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. warga negaranya yang memenuhi syarat secara hukum berhak wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKLM) Dalam meghadapi era globalisasi dan penigkatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Rochmat Soemitro (dalam Waluyo, 2010) pajak adalah iuran kepada kas

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai.

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 001 TAHUN 2018 TENTANG TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BREBES

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Tujuan lainnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri Lembaga Pendidikan adalah salah satu lembaga yang mempunyai peranan dalam membentuk dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui teori-teori keahlian yang diterima dibangku kuliah dan mengaplikasikannya di lapangan melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Universitas Sumatera Utara khususnya Program Diploma III Administrasi Perpajakan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang menekankan pada pendidikan profesionalisme untuk membentuk tenaga-tenaga ahli tingkat madya yang kompeten dalam menangani pekerjaan sesuai bidang pendidikan yang ditekuninya. Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahan tersebut. Bahasan yang diambil oleh mahasiswa tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar pajak, dan meningkatkan jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengakibatkan peningkatan penerimaan daerah. Pajak daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini 1

2 menuntut pemerintah untuk lebih aktif berperan serta dalam pembangunan khususnya pembangunan daerah itu sendiri sebab daerah otonomi mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan inspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini, salah satu lembaga pemerintah yang berperan aktif dalam mengelola pendapatan asli daerah adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan titik balik dalam pengelolaaan Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan, dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. Dengan Pengalihan ini maka kegiatan proses pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagihan dan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Kabupate/Kota). Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu pajak daerah yang potensial dikarenakan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan membangun daerah tersebut. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi pajak daerah merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai membuat tahapan persiapan pelaksanaan salah satunya dengan disahkannya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun

3 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan pelaksanaannya terhitung sejak 1 Januari 2013. Bumi dan Bangunan sendiri memberikan keuntungan kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai hak atasnya dan memperoleh manfaat dari padanya, oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat yang diperolehnya kepada Negara melalui pajak yang disebut Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. Begitu besar manfaat dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan untuk kesejahteraan masyarakat dan banyak kemudahankemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan pembayaraan Pajak Bumi dan Bangunan. Meskipun masyarakat sudah diberi kemudahan atas pelaksanaan pembayaraan dan merasakan manfaat dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan seperti pembangunan sarana dan prasarana, namun pada kenyataannya di Kabupaten Serdang Bedagai masyarakatnya masih kurang partisipasi dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang menjadi kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Masyarakat menganggap pajak sebagai beban yang memberatkan yang mengurangi kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Dari pembahasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan ingin mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang dituangkan dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang berjudul Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan

4 Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Setiap usaha atau kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan dan manfaat. Berhasil atau tidaknya tujuan itu tergantung kesungguhan dari pihak yang melaksanakannya. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa sendiri,pihak universitas,atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut : 1.1 Untuk mengetahui tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 1.2 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. 1.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kepatuhan Wajib Pajak pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

5 1.4 Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak di Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri : 2.1 Bagi Mahasiswa Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa yaitu : a. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan. b. Menambah wawasan dan Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa dalam mengembangkan apa yang telah diperoleh dalam masa Praktik Kerja Lapangan pada suatu Instansi Pemerintah maupun swasta dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. c. Mengaplikasikan Teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku perkuliahan. d. Dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut. e. Memasuki dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

6 2.2 Bagi Instansi Pemerintah (Dinas PPKA) Adapun manfaat bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut : a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan positif antara Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Lembaga Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsih terhadap instansi pemerintah baik berupa saran maupun kritik yang membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan instansi tersebut. 2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Adapun manfaat diadakannya Praktik Kerja Lapangan bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu : a. Meningkatkan kerja sama antara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelaksanaan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. c. Meningkatkan Image (Pandangan) masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari Lemabaga Pendidikan Nasional khususnya Universitas Sumatera Utara. d. Mendapatkan umpan balik untuk evaluasi dan revisi kurikulum.

7 C. Uraian Teoritis Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Menurut P.J.A Andriani di dalam buku Brotodihardjo (2003:2) pajak adalah iuran wajib kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang dan wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang), dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Dari pandangan ahli pajak Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M dan Brock Horace R yang diterjemahkan oleh buku karangan Zain, M (2005:11), Pajak adalah: Suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Sedangkan pengertian pajak menurut Soemitro di dalam buku karangan Mardiasmo (2002:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan degan tidak mendapat jasa timbal

8 (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas-fasilitas yang kita nikmati untuk dapat hidup layak disuatu negara. Sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan atau menimbun kekayaan. Pajak menurut Pemungut dan Pengolalanya sesuai yang terdapat di dalam buku Perpajakan Indonesia karangan Waluyo (2011: 12) terdiri dari : 1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pusat dan digunakan membiayai rumah tangga negara. Pajak Pusat terdiri dari : a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah d. Bea Materai e. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan 2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas : 2.1 Pajak Provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari atas :

9 a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan. e. Pajak Rokok 2.2 Pajak Kabupaten/Kota adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota. Pajak Kabupaten/Kota yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari : a. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Hotel g. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan h. Pajak Air Tanah i. Pajak Parkir j. Pajak Sarang Burung Walet k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

10 dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 2. Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. a. Bumi : Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota. b. Bangunan : Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. 3. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata: a. mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau; b. memperoleh manfaat atas bumi, dan atau; c. menguasai bangunan, dan atau; d. memperoleh manfaat atas bangunan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

11 4. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan osetiap tahun sesuai perkembangan wilayah. Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah. Sedangkan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) adalah besaran nilai jual objek yang akan dimasukan kedalam perhitungan pajak terhutang. Besarnya NJKP yaitu: a. Apabila NJOP-nya Rp 1.000.000.000.00 adalah 40% b. Apabila NJOP-nya Rp 1.000.000.000.00 adalah 20% 5. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah yaitu paling tinggi sebesar 0,3% D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri Yang menjadi Ruang Lingkup dalam laporan Praktik Kerja Lapangan yang akan adalah : 1. Tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Persentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

12 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 4. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam meningkatkan kepatuhan dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan a. Pengajuan judul dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU b. Mengajukan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada Pengurus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan c. Seminar Proposal d. Pemberian Dosen Pembimbing e. Adanya Surat Pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri f. Konsultasi Kepada Dosen Pembimbing g. Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2. Studi Literatur

13 Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan seperti : buku-buku, artikel ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Kabupaten Serdang Bedagai, mengenai upaya peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dalam rangka menunjang pendapatan daerah. Dalam observasi ini, penulis memberikan surat pengantar untuk melaksanakan pengamatan terhadap data yang akan diminta kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 4. Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data mengenai jumlah tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan melalui : a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumbersumber pustaka,undang-undang, dokumentasi, maupun literatur yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 5. Analisa dan Evaluasi

14 Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan analisis dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan di interpretasikan secara objektif, jelas dan sistematis. F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data adalah sebagai berikut : 1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide) Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada pihak yang berkaitan mengenai hal-hal yang menjadi objek pembahasan selama proses wawancara berlangsung. 2. Daftar Observasi (Observation Guide) Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada objek yang diteliti guna memperoleh data-data yang benar. 3. Daftar Dokumentasi (Optimal Guide) Yaitu mengumpulkan catatan catatan dan data data yang telah diperoleh dari instansi, berhubungan dengan data objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri,Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri,

15 Metode Pengumpulan data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kabupaten Serdang Bedagai sebagai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Struktur Organisasi, dan Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai, Uraian Tupoksi, Struktur Dinas Pendapatan Daerah dan Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Pada bab ini penulis membahas mengenai ketentuan umum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta Keberatan dan Banding. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang tata cara pembayaran PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

16 Serdang Bedagai, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh fiskus dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas dalam PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal-hal, ide-ide, atau gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau masalah yang dibahas dari Objek Pembahasan yang terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN