BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, untuk mendapatkan sebuah hasil kesimpulan dari faktor variabel yang akan diteliti. Dalam penyusunan skripsi ini objek penelitiannya adalah pengguna media sosial, utamanya pada pengguna twitter. Tempat yang nantinya akan menjadi lokasi penelitian adalah karyawan yang bekerja di kantor PT. Sunlife Financial Indonesia. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah metode analisis kausal. Penelitian kausal ditujukan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat antara satu atau lebih variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) sedangkan penelitian deskriptif lebih mengenai terhadap pertanyaan keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (sugiyono, 2010:36-37). Unit analisis pada penelitian ini adalah individu, yaitu para pengguna sosial media yang menggunakan twitter. 42
43 3.3 Variabel dan Pengukuran 3.3.1 Variabel Menurut (Sugiyono, 2010:38) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu : a. Variabel bebas (variabel independen) yaitu Persepsi Kemudahan Penggunaan (X 1 ) dan Persepsi Kemanfaatan (X 2 ). b. Variabel Intervening (variabel antara) merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel intervening yaitu Penggunaan Layanan Jaringan Sosial (Y). 3.3.2 Pengukuran Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Definisi skala Likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam penyusunan
44 pertanyaan yang kemudian masing-masing pernyataan diberi skor. Pemberian skor dari jawaban terhadap masing-masing variabel dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.1 Interval Penilaian Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 (Sumber : Sugiyono, 2010;94) 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen atau variable X adalah persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kemanfaatan, serta dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu pada variabel Y yaitu penggunaan jaringan sosial. Operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dijelaskan pada tabel 3.2 berikut ini :
45 Persepsi Kemudahan Penggunaan Tabel 3.2 Operasional Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan Variabel Dimensi Indikator Jelas dan mudah Komputer sangat mudah dimengerti(clear dipelajari and understandable). Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of mental effort). Sistem mudah digunakan (easy to use). Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna Mudah mengoperasikan sistem (easy to get the system). Komputer sangat mudah untuk dioperasikan sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan (Sumber: Arief Wibowo, 2006). Tabel 3.3 Operasional Variabel Persepsi Kemanfaatan Variabel Dimensi Indikator Persepsi Kemanfaatan Meningkatkan kerja Individu (improves job performance) Memberikan manfaat bagi penggunanya Jika pengguna percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya Menambah produktifitas (increases productivity) Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas individu dalam bekerja
46 Meningkatkan efektifitas (enhances effectiveness) Bermanfaat (Usefulness) Meningkatkan efesiensi waktu kerja Mendapatkan informasi (Sumber: dalam jurnal Davis et al). Kegunaan dalam kinerja secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang menggunakannya Terdapat pengaruh penting manfaat dalam pemahaman respon individual dalam teknologi informasi Pengunaan sistem mampu meningkatkan efesiensi waktu penggunanya Mudah mendapatkan informasi yang baru Tabel 3.4 Operasional Variabel Penggunaan Layanan Jaringan Sosial Variabel Dimensi Indikator Informasi (information Memperoleh informasi utility) atau berita online Penggunaan Layanan Jaringan Sosial Kesenangan (leisure/fun activities) Komunikasi (communication) Transaksi (transactions) (Sumber: www.wikipedia.co.org) Online untuk alasan yang tidak istimewa, hanya untuk kesenangan atau untuk menghabiskan waktu Mengirim atau menerima pesan, misalnya Email Membeli produk secara online, misalnya buku, musik, mainan, atau pakaian
47 3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) yang ditujukan kepada responden tentang tanggapan atau pandangannya terhadap persepsi kemudahan, persepsi kemanfaatan, dan penggunaan layanan jaringan sosial pada twitter. Pengumpulan data dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka, yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan keobjektifan data yang tepat. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden serta tanggapan pengguna media sosial twitter. Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5 dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang ditunjukkan pada tabel 3.1 diatas.
48 3.5.2 Wawancara Selain kuesioner, juga digunakan teknik wawancara untuk mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi dalam kuesioner. Namun, akan memiliki implikasi strategis bagi perusahaan, sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner. 3.6 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:137). Data primer merupakan data kuantitatif yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan diperoleh melalui responden untuk mendapat tanggapan terhadap penggunaan twitter dengan cara menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden (sampel) yang menggunakan twitter di kantor PT. Sunlife Financial Indonesia. 3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).
49 Populasi dari penelitian ini adalah pengguna media sosial twitter yang bekerja di kantor PT. Sunlife Financial Indonesia.. Dari sejumlah populasi ini diambil sampel yang jumlahnya mencukupi sehingga dengan mempelajari dan mengetahui karakteristik sampel tersebut dapat diketahui jumlah populasi. 3.7.2 Sampel Sampel (sample) didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010;81). Sampel diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti meneliti seluruh anggota populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Data dikumpulkan dengan cara metode non probability sampling yakni teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dimana teknik mengambil sampelnya dilakukan dengan cara purposive yang artinya penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian dan sampel dari penelitian ini adalah orang yang sudah bekerja dan yang menggunakan twitter. Sebagai tambahan untuk karakteristik model yang diestimasikan tersebut, ukuran sampel harus ditingkatkan dalam lingkungan dibawah ini : 1. Data menunjukkan karakteristik yang tidak normal
50 2. Menggunakan prosedur-prosedur estimasi yang pasti 3. Diharapkan lebih dari 10 persen data yang hilang Untuk memastikan solusi yang akurat, para peneliti saat ini harus mempertimbangkan sejumlah faktor-faktor potensial yang mungkin mempengaruhi peningkatan ukuran sampel melebihi petunjuk yang umum. Dari kriteria ukuran sampel diatas maka dapat dihitung ukuran minimum sampel yang digunakan adalah 5 responden untuk tiap indikator. Penentuan ukuran sampel dari populasi berdasarkan yang diisyaratkan oleh alat analisa yang digunakan. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasikan. Jadi, jumlah sampel 5-10 kali jumlah indikator dengan menggunakan rumus Hair et al.,(2006:67) : 5 x Jumlah Indikator Ukuran sampel minimum yaitu 5 x 15 = 75. Maka dari itu pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah responden yang sudah bekerja dan yang menggunakan twitter, hal ini dilakukan untuk menghindari data yang menyimpang dan juga sesuai dengan prosedur estimasi. 3.8 Metode Analisis Data Menurut Rosgandika Mulyana (2005:8) analisis data kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (scoring).
51 Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan media sosial pada pengguna twitter. Model analisis kuantitatif yang dipakai adalah : 3.8.1 Uji Instrumen a. Uji Validitas Menurut Imam Ghozali (2006 : 45) Uji validitas digunakan mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik pengujian yang sering digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: Korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) Analisis ini dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total, skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Analisis ini dapat dicari dengan menggunakan rumus: r ix ix i)( 2 2 2 2 n i ( i) n x ( x) n ( x) Keterangan: r ix = koefisien korelasi item total (bivariate pearson)
52 i = skor item x = skor total n = banyaknya subjek Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen itemitem pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) 2. Jika r hitung < r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). b. Uji Reliabilitas Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Metode pengujian reliabilitas atau keandalan instrumen dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. (Umar, 2005) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >0.6. Rumus Alpha Cronbach s (Umar, 2005) adalah sebagai berikut:
53 Dimana : r k αb 2 αt 2 = Reliabilitas instrument = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah varians butir = Jumlah varians total 3.8.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Ketentuannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variabel pengganggu atau residual normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau
54 dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006). Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2006): 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Multikolinearitas Multikolinearitas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana menurut Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
55 c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut : 1. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. 3.8.3 Uji Hipotesis Analisis regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara persepsi kemudahan penggunaan (X 1 ) dan persepsi kemanfaatan (X 2 ). Namun selain hal ini digunakan juga untuk mengetahui sejauh mana persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kemanfaatan. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini menurut Sugiono (2005:211), yaitu: Dimana : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Y = Keputusan Penggunaan
56 a = Bilangan Konstanta b = Bilangan Koefisien X 1 = Persepsi Kemudahan X 2 = Persepsi Kemanfaatan a. Uji Signifikasi Simultan (Uji F Statistik) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali;2006). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan jaringan sosial sebagai variabel terikatnya. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : H 0 : β 1 : β 2 = 0, variabel-variabel bebas (Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Kemanfaatan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial). H 1 : β 1 : β 2 0, variabel-variabel bebas (Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Kemanfaatan) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,2006) yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table :
57 Apabila F table > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila F table < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t Statistik) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Kemanfaatan) terhadap variabel terikat (Penggunaan Jaringan Sosial) secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : H 0 : β 0 0, variabel bebas (Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Kemanfaatan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Penggunaan Jaringan Sosial). H 1 : β 0 0, variabel bebas (Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Kemanfaatan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Penggunaan Jaringan Sosial). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,2006) : 1) Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t table. Apabila t table > t hitung, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Apabila t table < t hitung, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan tingkat signifikasi 95% (α = 5 %).
58 2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. 3.8.4 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisisen Determinasi (R 2 ) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R 2 ) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik karena Adjusted R 2 dapat naik turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam model.