commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan

dokumen-dokumen yang mirip
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

PENYUSUNAN MENU SEHAT SEIMBANG BAGI GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEVI NAWANGSASI. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

anak yang berusia di bawahnya. Pada usia ini pemberian makanan untuk anak lakilaki dan perempuan mulai dibedakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

Dr. Ir. Ch. Wariyah,M.P.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

Diet untuk Orang Dewasa

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yag dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2005). b. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoadmojo (2003) faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : 1) Umur Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. 5

6 2) Jenis Kelamin Beberapa orang beranggapan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Dan hal ini sudah tertanam sejak jaman penjajahan. Namun hal itu di jaman sekarang ini sudah terbantahan karena apapun jenis kelamin seseorang, bila dia masih produktif, berpendidikan, atau berpengalaman maka ia akan cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. 3) Pendidikan Menurut Notoadmojo (1997) Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Hary (1996) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya. 4) Pekerjaan Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial

7 dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. 5) Sosial budaya dan ekonomi Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 6) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang.

8 7) Sumber informasi Menurut Hary (1996) Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. c. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Adapun kualitas pengetahuan pada masing masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu (Nursalam, 2003): Baik : Bila didapatkan jawaban benar sebanyak76%-100% Cukup : Bila didapatkan jawaban benar sebanyak 56-75% Kurang : Bila didapatkan jawaban benar sebanyak 40%-55% 2. Konsep Gizi Seimbang a. Pengertian Gizi Seimbang Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan

9 tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001). Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Para pakar gizi yang bergabung dalam Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang Tumpeng. Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).

10 Tumpeng Gizi Seimbang menjelaskan mengenai 4 prinsip Gizi Seimbang, yaitu: aneka ragam makanan sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik dan memantau berart badan ideal Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang Sumber: Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) Luas potongan Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.

11 Di atas air putih terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3 8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan.di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lainlain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacangkacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom. Di puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam Tumpeng Gizi Seimbang tidak cukup. Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut b. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan / Praktik Gizi Seimbang

12 Faktor yang mempengaruhi pelaksaan atau praktek gizi seimbang adalah (Almatsier, 2001): ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga), sosial budaya (tidak bertentangan), kondisi kesehatan, umur, berat badan, aktivitas, kebiasaan makan (like or dislike), ketersediaan pangan setempat. c. Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS) Terdapat 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS), antara lain: (Hartono 2006) 1) Makanlah aneka ragam makanan Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan harus mengandung unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kuantitas maupun kualitas. Idealnya, ada zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. 2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia sekolah dengan menggunakan KMS. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/ jaringan lain. 3) Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi

13 Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks (padipadian, umbi-umbian, tepung, sagu dan pisang) dan karbohidrat sederhana (gula). Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah lapar. Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau ± 3 4 sendok makan setiap hari. 4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah lezat hidangan. Tiga golongan lemak: lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (paling mudah dicerna), lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna), dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh (sulit dicerna). Konsumsi lemak dan minyak kurang sama dengan 10% dan tidak lebih dari 25 % dari kebutuhan energi. Komposisi konsumsi lemak nabati: hewani= 2 : 1. 5) Gunakan garam beryodium Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Kekurangan yodium dapat mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium);

14 gondok; kretin dan penurunan IQ. Indonesia kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY. Konsumsi garam beryodium ± 6 gram per hari/ 1 sendok teh. 6) Makanlah makanan sumber zat besi Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal. Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anakanak adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan produktivitas kerja. 7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bulan (ASI Eksklusif = pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI Eksklusif sebabkan jumlah sel otak berkurang 15-20%. 8) Biasakan makan pagi Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah.

15 9) Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman). Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, melancarkan dlm buang air besar dan buang air kecil. Kebutuhan air minum ± 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal 10) Lakukan aktivitas fisik secara teratur Manfaat dari melakukan aktifitas fisik adalah meningkatkan kebugaran; mencegah kelebihan berat badan; meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot; memperlambat proses penuaan. Olahraga teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan. 11) Hindari minuman yang beralkohol Alkohol mengandung energi, tapi tidak terdapat unsur gizi lain. Akibat kebiasaan minum minuman beralkohol adalah terhambatnya proses penyerapan gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, meski mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan.

16 12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah (zat-zat gizi tidak banyak yang hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah bentuk fisiknya). Ciri makanan yang tidak sehat adalah berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah, lewat tanggal kadaluwarsa dan rusak pada kemasan, terdapat zat/ bahan pengawet, cara pengolahan yang tidak benar. 13) Bacalah label pada makanan yang dikemas Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain: Tabel 2.1 Tabel singkatan dalam label Singkatan MD Keterangan Makanan yang dibut di dalam negeri ML Makanan luar negeri (import) Exp Tanggal kadaluarsa. Artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi. SNI Standart Nasional Indonesia (keterangan mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan) SP Sertifikat penyuluhan

17 d. Perbedaan Gizi Seimbang dengan 4 Sehat 5 Sempurna Slogan 4S5S yang dipopulerkan oleh Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, pada tahun 1950-an dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan iptek gizi, seperti halnya slogan "Basic Four" di Amerika yang merupakan acuan awal 4S5S pada masa itu. "Basic Four" dari AS yang diciptakan tahun 1940-an bertujuan mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak lemak, tinggi gula, dan kurang serat. Namun, setelah dievaluasi tahun 1970-an, ternyata slogan tersebut tidak memperbaiki pola makan penduduk Amerika, yang disertai dengan meningkatnya penyakit degeneratif terkait gizi. Sejak itu, slogan "Basic Four" diperbarui dan disempurnakan menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet" dengan visual piramida. Sesuai dengan prinsip Gizi Seimbang, pola makan berdasarkan "Pedoman Gizi Seimbang" (PGS) tidak dapat berlaku sama untuk setiap orang. Tiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas fisik, memerlukan PGS yang berbeda sesuai kondisi masing-masing. Hal ini berbeda dengan pola makan berdasarkan slogan "4 sehat 5 sempurna" (4S & 5S) yang berlaku bagi semua orang di atas dua tahun. Tak jelas bagaimana pedoman yang mengelompokkan makanan hanya ke dalam 4 kelompok secara kualitatif itu dapat menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan berbagai golongan masyarakat.

18 Pada saat slogan 4S5S diciptakan tahun 1950-an, diasumsikan bahwa kebiasaan makan masyarakat makin sehat sehingga berbagai masalah kesehatan karena kekurangan dan kelebihan gizi dapat dicegah dan dikurangi. Asumsi ini ternyata tidak terwujud, baik di Indonesia maupun negara-negara lain, termasuk negara asal 4S5S di AS. Oleh karena itu pedoman 4S5S sejak awal tahun 1990-an secara internasional telah digantikan oleh pedoman yang lebih rinci yang disebut PGS dengan alasan sebagai berikut: Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan PGS menekankan pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. PGS pun memperhatikan aspek kebersihan makanan, aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola hidup sehat lain. Susu bukan "makanan sempurna" seperti anggapan umum selama ini. Dengan anggapan itu banyak orang, termasuk kalangan pemerintah, menganggap susu merupakan "jawaban" atas masalah gizi. Sebenarnya, susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging. Oleh karena itu di dalam PGS, susu ditempatkan dalam satu kelompok dengan sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas protein, telur dalam ilmu gizi dikenal lebih baik dari susu karena daya cerna protein telur lebih tinggi daripada susu.

19 3. Konsep Status Gizi a. Pengertian Status Gizi Status gizi berasal dari kata status dan gizi. Status diartikan sebagai tanda tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh suatu keadaan, sedangkan gizi sebagai hasil proses dari organism dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, metabolism, dan pembuangan untuk memelihara hidup, pertumbuhan, dan fungsi organ tubuh, serta untuk produksi energy. Jadi status gizi adalah tanda tanda atau penampilan fisiologis yang disebabkan intake gizi dan penggunaannya oleh organism (Gibson, 1990) Menurut Supariasa dkk (2002), status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan dalam bentuk variabel tertentu. Sebagai contoh gondok endemik, merupakan suatu keadaan dimana ada ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

20 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi status gizi balita, antara lain: 1) Usia anak Balita usia 0-59 bulan merupakan kelompok balita yang sangat rentan terhadap kekurangan gizi karena sedang dalam masa pertumbuhan sehingga memerlukan asupan gizi yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. 2) Jenis kelamin anak Menurut Almatsier (2003) menyatakan tingkat kebutuhan protein anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan anak perempuan hal ini dipengaruhi oleh tingkat aktifitas anak laki-laki lebih banyak dibanding anak perempuan. 3) Jumlah anggota keluarga Semakin banyaknya jumlah anggota keluarga maka jumlah makanan yang diperoleh setiap individu dalam keluarga tersebut akan semakin sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena distribusi makanan dalam tiap anggota keluarga tersebut berbeda. 4) Pekerjaan orang tua Pekerjaan orang tua menentukan taraf hidup anak tersebut dalam suatu masyarakat.

21 5) Pendapatan orang tua Indikator masalah gizi dalam masyarakat adalah tingkat kemiskinan. Kemiskinan yang memicu terjadinya gizi buruk diakibatkan karena ketidakmampuan kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. 6) Tingkat pendidikan orang tua Jika pendidikan orang tua tinggi maka upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya pun akan semakin tinggi karena pengaruh pengetahuan dan ketrampilan dari orang tua. 7) Tingkat pengetahuan pengasuh anak Kurangnya pengetahuan pengasuh anak akan menyebabkan kesalah pahaman tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan. Jika pengetahuan pengasuh anak bertambah tentang gizi seimbang, maka pemenuhan gizi anak akan baik, tetapi bila pengetahuan pengasuh anak rendah maka pemenuhan gizi pada anak juga akan terpengaruh. c. Klasifikasi status gizi Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak balita bahwa sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi serta hasil temu pakar gizi di Indonesia pada bulan Mei 2000 di Semarang, standar baku antopometri yang digunakan secara nasional di Indonesia disepakati menggunakan standar baku World Health Organization National Center

22 for Health Statistics (WHO-NCHS). Di bawah ini merupakan klasifikasi status gizi anak menurut WHO 2005, dimana klasifikasinya adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Tabel WHO 2005 Indeks Status Gizi Ambang Batas BB Menurut Umur (BB/U) TB Menurut Umur (TB/U) BB Menurut TB (BB/TB) d. Penilaian Status Gizi Antropometri Gizi Lebih >+2 SD Gizi Baik -2 SD sampai +2SD Gizi Kurang <- -3SD Gizi Buruk <-3SD Normal Pendek <-2SD (stunted) Sangat Pendek <-3SD Obesitas >+3SD Gemuk >+2SD Resiko Gemuk >+1SD Normal -2SD sampai +2SD Kurus <- -3SD (wasted) Kurus sekali <-3SD Sumber: WHO 2005 Penilaian status gizi pada anak di lakukan dengan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai usia dan tingkat gizi (Supariasa, 2002). Penyimpangan pertumbuhan dapat diketahui dengan pengukuran berat badan terhadap tinggi badan dan pengukuran lingkar kepala anak yang dapat digunakan untuk menunjukkan status gizi dari balita. Dalam penilaian status gizi peneliti menggunakan pengukuran berat badan terhadap umur balita.

23 Untuk pengukuran BB/U dilakukan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pertama- tama dilakukan pengukuran Berat Badan yaitu dengan menggunakan timbangan berat badan anak dengan cara anak berdiri pada timbangan. Kemudian baca angka yang ditunjukkan pada timbangan. Selanjutnya mencatat tanggal lahir anak dengan melihat KMS. Setelah ditemukan BB dan U anak kemudian sesuaikan pada tabel BB/U, akan ditemukan standar deviasi dari hasil pengukuran, maka akan dapat dibaca status gizi dari anak tersebut dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Gizi lebih jika > 2 SD 2) Gizi baik jika -2 SD sampai dengan 2 SD 3) Gizi kurang jika < - 2 SD sampai dengan -3 SD 4) Gizi buruk sekali jika < - 3 SD Ada beberapa jenis parameter yang dapat dilakukan untuk mengukur tubuh manusia yaitu umur, berat badan, tinggi badan,, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lipatan kulit (Soetiningsih, 1998). Antpometri dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

24 a. Tergantung umur, yaitu berat badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. b. Tidak tergantung umur, yaitu berat badan terhadap tinggi / panjang badan, LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring stick), dan LLA terhadap standar baku A. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Status Gizi Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ada dua yaitu penyebab langsung, dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi. Timbulnya KEP tidak hanya disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan tetapi juga disebabkan oleh penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup tetapi sering terserang diare atau demam dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang tidak cukup makanan, daya tahan tubuh akan melemah, mudah terserang infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya KEP (Soekirman, 1999/2000). Kekurangan Energi Protein walaupun masih ringan mempunyai pengaruh negatif terhadap daya tahan tubuh anak terhadap infeksi, dan infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi anak (Depkes RI, 1999) Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi yaitu ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan pada anak serta pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan di keluarga (household food security) adalah kemampuan keluarga untuk

25 memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun gizinya. (Soekirman, 1999/2000) Gizi sangat berperan dalam status gizi anak-anak. Anak-anak yang kekurangan makanan akan menjadi kurus (wasting) dan cebol (stunting), sedang anak yang kurus dan cebol dapat menjadi baik kembali setelah diberikan makanan yang cukup (Satoto, 1990). Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis, termasuk untuk tumbuh. Keseimbangan energi bisa dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Menurut Riyadhi (2001) dalam Nurmiati (2006) menyatakan gangguan status nutrisi pada anak balita umumnya dikarenakan keluarga tidak memperhatikan perlunya gizi yang seimbang untuk pertumbuhan anak. Anak tidak akan tumbuh dengan baik tanpa perawatan dari keluarga yang tinggal bersama anak. Salah satu yang menyebabkan kurangnya perawatan yang baik bagi anak adalah rendahnya tingkat pengetahuan pengasuh anak terhadap gizi seimbang. Sehingga anak tidak diberikan gizi yang sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Husaini (2002) pemberian makan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang

26 diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci masalah gizi.

27 B. Kerangka Konsep Pengetahuan pengasuh tentang gizi seimbang Tertarik terhadap tindakan gizi seimbang Evaluasi terhadap tindakan gizi seimbang Perilaku pemberian makanan Faktor yang memperngaruhi status gizi balita 1 3 tahun: Usia anak Jenis kelamin anak Pekerjaan orang tua Pendapatan orang tua Tingkat pendidikan ibu Intake gizi balita Status Gizi Lebih Baik Kurang Buruk Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel luar : Variabel perantara : Variabel penelian

28 C. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat pengetahuan pengasuh anak tentang gizi seimbang, maka semakin baik pula status gizi anak usia 1 3 tahun.