disterilisasi kemudian dituang ke dalam cawan petri yang sudah steril. Media yang sudah dingin siap untuk ditanam inokulum.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. BAHAN DAN METODE

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

III. METODE PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

Metodologi Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

LAMPIRAN. Ekstraksi dengan 25 ml etil asetat digojog 10 menit dalam corong pemisah. Etil asetat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioproses Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), jalan Taman Kencana No 1 Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan yang dimulai pada bulan November 2007 sampai dengan bulan Juli 2008. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: bejana Erlenmeyer, tabung reaksi, shaker, vortex, syringe, chamber KLT (kromatografi Lapis Tipis), autoklaf, terrnometer, ph meter, stirrer, magnetic stirrer, kolom kromatografi, statip, buret, gelas piala, corong Buchner, spatula, pengaduk gelas, gelas ukur, cawan petri, pipet tetes, labu ukur, neraca analitik, oven, dan lemari es. Bahan yang dibutuhkan yaitu: Potato Dextrose Agar (PDA) (Difco), MgS04.7H20 (E- Merck), Bacto pepton (Difco), asam sitrat (E-Merck), polivinil alkohol (E-Merck), kalium dihidrogen fosfat (E-Merck), dikalium hidrogen fosfat (E-Merck), aseton (E-Merck), tris hidroksiarninometan (E-Merck), gliserol (E-Merck), petroleum benzene (E-Merck), asam asetat glasial (E-Merck), dietileter (E-Merck), asam klorida (E-Merck), natrium hidroksida (E-Merck), etil asetat (E-Merck), heksana (E-Merck), iodine (E-Merck), lempeng KLT silika gel G-60 (E-Merck), silika gel serbuk G-60 F254 (E-Merck), kertas saring Whatman No 40, glass wool, kertas HVS 80 g, fenolftalein, lipase komersial Rhizomucor miehei (Sigma), 1,3 diasilgliserol (Sigma), 1,2 diasilgliserol (Sigma), tripalmitin (Sigma), fungi yang digunakan yaitu Rhizopus sp dan Monilia sitophila koleksi dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, dan CPO yang didapat dari PT Perkebunan Nusantara VIII. Metode Kerja Pembuatan Media Padat Media padat yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Media PDA dibuat dengan cara melarutkan 39 g PDA (Difco) ke dalarn 1L akuades lalu

disterilisasi kemudian dituang ke dalam cawan petri yang sudah steril. Media yang sudah dingin siap untuk ditanam inokulum. Pembuatan Media Fermentasi Media fermentasi terdiri dari 1 gram MgS04, 1 gram K&P04, 50 gram pepton, dan 30 ml CPO kemudian dilarutkan ke dalam 1 L akuades. Medium fermentasi yang telah homogen dibagi masing-masing 50 ml dan dituang ke dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian disterilisasi (Christakopoulos et al. 1992). Pembuatan Medium Gliserolisis Medium gliserolisis mengandung 0,8 g gliserol, 40 ml heksana, 50 ml buffer tris HC150 rnmol ph 7, dan 2 g CPO (Mappiratu 1999). Pemilihan Isolat Penghasil Lipase Terbaik Percobaan pendahuluan dilakukan untuk memilih satu buah isolat yang menghasilkan aktivitas lipase tertinggi. Isolat pertama yaitu Neurospora sitophila, isolat ini merupakan koleksi dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Mikroba kedua yang digunakan yaitu Rhizopus sp. Rhizopus yang digunakan ada tiga buah isolat yang berbeda. Rhizopus pertama (Rl) merupakan isolat koleksi dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Laboratorium Mikroba. Isolat ini mulanya hasil isolasi dari tempe. Isolat Rhizopus kedua (R2) didapat dari isolasi mikroba dari tanah koleksi Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Laboratorium Mikroba. Sedangkan isolat Rhizopus ketiga (R3) didapat dari isolasi jamur tempe yang berasal dari Bogor dan koleksi Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Laboratorium Bioproses. Pertama kali isolat ditumbuhkan ke dalam media agar kentang (PDA). Setelah itu isolat yang telah tumbuh di PDA diambil satu ose, kemudian dimasukkan ke dalam medium fermentasi. Kemudian kultur dikocok dengan kecepatan 120 rpm selama 7 hari, setiap hari sampel diambil untuk dihitung biomassa sel kering dan kadar asam lemak bebas untuk menentukan aktivitas katalitik dari lipasenya. Pemanenan dilakukan dengan cara sampel disaring

dengan vakurn menggunakan kertas saring Whatman No. 40 yang telah diketahui bobotnya (Price & Stevens 1996). Biomassa sel dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 OC hingga bobotnya konstan dan filtrat digunakan untuk menghitung aktivitas lipase. Uj i Aktivitas Lipase Penentuan kadar asam lemak bebas (Ibrahim 1991) dilakukan dengan melarutkan 3 g CPO dan 1 g polivinil alkohol ke dalam 40 ml buffer fosfat-sitrat ph 5 dan ditambah dengan 1 ml larutan enzim. Sampel diinkubasi pada suhu 37 OC selama 30 menit. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 20 ml campuran aseton : etanol (1:l vlv). Kemudian sampel dititrasi menggunakan NaOH 0,05 N menggunakan indikator fenolhlein hingga titik akhir berwarna merah muda. Kemudian kadar asam lemak bebas dihitung menggunakan persamaan: i I V X N NaOH X BM NaOH Kadar asam lemak bebas = Bobot sampel Keterangan: V = Volume NaOH yang dipakai untuk titrasi N NaOH = Normalitas NaOH BM = Berat molekul NaOH Satu unit aktivitas lipase didefinisikan sebagai jumlah enzim untuk membebaskan 1 mol asam lemak bebas per menit pada kondisi percobaan. Setelah isolat terbaik didapat yaitu isolat yang menghasilkan aktivitas lipase tertinggi dan waktu optimumnya, maka isolat tersebut digunakan sebagai penghasil lipase yang akan digunakan selanjutnya dalam proses hidrolisis enzimatik. Isolat tersebut ditanam dalam medium fermentasi kemudian enzimnya dipanen berdasarkan waktu optimum yang telah diperoleh.

Isolasi Enzim Lipase Pemanenan enzim dilakukan dengan menyaring kultur agar sel fungi terpisah dari medium. Penyaringan dilakukan dengan vakum menggunakan corong Buchner, kertas saring yang digunakan yaitu kertas saring Whatman No 40. Filtrat diekstraksi menggunakan aseton dingin dengan perbandingan filtrat dan aseton 1 :2. Endapan kemudian dicuci menggunakan bder tris HC1 ph 7, setelah larut lalu disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit (Muderhwa & Ratomahenina 1985). Ekstrak enzim kasar disimpan dalam lemari pendingin sampai siap digunakan dalam produksi DAG (penyimpanan tidak lebih dari dua hari). Metode lain untuk mendapatkan ekstrak enzim kasar yaitu cairan fermentasi yang telah dipisahkan biomassanya langsung dikeringbekukan Weeze dried). Serbuk yang didapat disimpan di dalamfieezer untuk kemudian dipakai dalam produksi DAG. Sampel kemudian diuji aktivitas enzimnya. Sampel dengan aktivitas enzim tertinggi akan digunakan dalam reaksi gliserolisis. Optimasi Produksi DAG Penentuan kondisi optimum produksi DAG meliputi empat parameter yaitu: ph optimum, suhu optimum, konsentrasi substrat optimum, dan waktu optimum (Wilson & Walker 1994). Produksi DAG dilakukan dengan cara menambahkan ekstrak enzim kasar yang telah diperoleh ke dalam medium gliserolisis. Penetapan kondisi optimum yang pertarna kali yaitu penetapan waktu optimum. Ekstrak enzim kasar dimasukkan ke dalam medium gliserolisis lalu medium diinkubasi pada suhu ruang. Sampel diambil setiap hari untuk dihitung kadar TAG, DAG, dan MAG-nya. Reaksi gliserolisis dihentikan hingga didapat waktu optimum dalam memproduksi DAG. Setelah waktu optimum produksi DAG didapat, percobaan dilanjutkan dengan penentuan substrat optimum. Ekstrak enzim dimasukkan ke dalam media gliserolisis, hanya saja substrat CPO konsentrasinya divariasi (lg, 2 g, dan 3 g). Kemudian medium diinkubasi pada suhu ruang dan penghentian waktu gliserolisis berdasarkan pada waktu optimum yang telah didapat. Pada akhir reaksi kadar DAG dihitung dengan metode yang sama.

Penentuan ph optimum reaksi gliserolisis dilakukan dengan variasi ph 6, 6.5, 7, 7.5, dan 8. Dengan kondisi waktu dan konsentrasi substrat yang telah ditentukan. Kemudian komponen hasil hidrolisis dihitung dengan metode yang sama. Setelah waktu, konsentrasi substrat, dan ph optimum dari reaksi gliserolisis ditentukan, tahap selanjutnya untuk penetuan kondisi optimum yaitu variasi suhu inkubasi. Reaksi gliserolisis dilakukan di atas suhu ruang yaitu 37 "C, 42 OC, dan 50 "C. Kadar DAG yang didapat dihitung dengan metode yang sama. Reaksi gliserolisis diulang dengan menggunakan kondisi optimum kemudian sampel dipanen untuk optirnasi teknik pernisahan produk. Analisis TAG, DAG, MAG, dan FFA Fraksi masa komponen TAG, DAG, MAG, dan FFA dari reaksi gliserolisis dianalisis dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) (AOAC 1995). Lempeng yang digunakan adalah lempeng silika gel G 60, sebanyak 10 pl contoh ditotolkan sedikit demi sedikit ke dalam lempeng tersebut dan dielusikan dengan campuran petroleum benzene : dietileter : asam asetat glasial(90: 10: 1). Lempeng KLT yang sudah dielusikan dibiarkan mengering terlebih dahulu, kemudian visualisasi noda dilakukan dengan menggunakan uap iodine. Kristal iodine dituangkan ke dalam cawan petri hingga rata. Lempeng KLT yang sudah kering diletakkan di atas cawan petri selama dua menit (hingga terlihat noda cokelat). Noda yang terlihat langsung diberi tanda menggunakan pensil. Noda yang terlihat dijiplak menggunakan kertas HVS 80 gr lalu ditimbang bobotnya. Fraksi masa komponen dihitung dengan persamaan:

Pemisahan TAG, DAG, MAG, dan FFA Hasil Hidrolisis CPO Setelah semua kondisi optimum produksi DAG didapat kemudian dicari teknik pemisahan DAG dari komponen lain yang ada di dalam medium gliserolisis. Teknik yang dicoba yaitu teknik kromatografi kolom (Watanabe 2006). Kolom kromatografi (panjang 30 cm diameter 2,5 cm) diisi dengan glass wool setinggi 1 cm dan silika gel secara perlahan hingga padat (sebelurnnya 7 gr silika gel dibuat bubur dengan menggunakan larutan heksana : etilasetat (80:20, vlv)). Contoh hail gliserolisis sebanyak 20 rnl dimasukkan ke dalam kolom lalu dielusikan dengan campuran heksana : etil asetat (80:20, vlv). Setiap fraksi dikumpulkan sebanyak 1 ml. Fraksinasi dihentikan apabila hasil fi-aksinasi sudah terlihat jernih. Komposisi hasil gliserolisis tiap-tiap fraksi dianalisis menggunakan metode KLT. Selain dari kolom kromatografi teknik pernisahan yang dicoba yaitu teknik pendinginan bertahap. Pendinginan dimulai dari suhu 20 OC, 15 OC, dan 10 OC. Contoh yang terpisahkan dengan kristalisasi dianalisis menggunakan metode KLT. Diharapkan pada 20 OC TAG mengkristal kemudian diikuti dengan kristalisasi DAG pada suhu 15 OC, dan MAG pada 10 OC. Teknik pendinginan yang lain yaitu pendinginan pelarut (modifikasi Watanabe 2006). Sampel hasil gliserolisis dilarutkan ke dalam heksana dengan perbandingan 1:4. Sampel yang telah dilarutkan disimpan dalam lemari pembeku selama 24 jam, lapisan cair yang terbentuk disentrifbgasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit pada suhu 4 OC. Setiap produk yang terbentuk atau terpisah dianalisis menggunakan KLT. Perbesaran Skala Gliserolisis dm Pemurnian DAG Reaksi gliserolisis CPO dan teknik pemisahan komponen hail gliserolisis yang optimum digunakan untuk reaksi gliserolisis dalam skala yang lebih besar dan reaksi gliserolisis berulang. Reaksi gliserolsis berulang dilakukan dengan menggunakan substrat TAG hasil pemisahan. Reaksi gliserolisis berulang dihentikan ketika kadar TAG sudah relatif sedikit. Perhitwigan kadar TAG dihitung menggunakan metode KLT.

Skala gliserolisis diperbesar menjadi 10 kali lipat dari skala sebelurnnya. Besarnya medium yang digunakan menjadi 400 ml heksana, 500 ml buffer tris HCl 50 mm ph 7, 8 g gliserol, clan 30 g CPO. Suhu reaksi gliserolisis diset pada 42 OC dan diinkubasi selama 18 jam. Kemudian DAG diisolasi dengan Kromatografi kolom. Jumlah silika yang digunakan juga diperbesar menjadi 10 kali lipat. Sebanyak 70 g silika gel digunakan sebagai fasa diam pada kromatografi kolom. Hasil Msinasi yang mengandung TAG dikumpulkan kemudian pelarutnya diuapkan. Setelah sampel bebas dari pelarut TAG yang tersisa ditimbang bobotnya kemudian digliserolisis lagi dan difiaksinasi kembali.