BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB I PENDAHULUAN. senior terbesar ke 4 di Amerika Serikat menjadi awal dari drama krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa memperhatikan pertimbangan antara risikio dan keuntungan atas semua

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

BAB III METODE PENELITIAN

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar keuangan Indonesia telah mengalami pemulihan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendek maupun jangka panjang. 3 Investor yang rasional akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB I PENDAHULUAN. mendasar (primary motif) yang membedakan kegiatan investasi (investment) dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun. terkandung apabila kita ingin melakukan investasi.

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

II. LANDASAN TEORI. optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukkan kondisi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alokasi investasi (asset allocation) 2. Seleksi sekuritas ( securities selection)

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

PENGARUH ROI DAN ROE TERHADAP RISIKO SISTEMATIK SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

DAFTAR ISI. ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi pada tahun 1997 berdampak pada banyak terlikuidasinya perbankan di Indonesia, pasar modal dianggap mampu menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Indonesia pernah menyandang peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch ratings dan moody s meskipun krisis tengah melanda dunia terutama Amerika Serikat dan sebagian daerah Eropa. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana atau barang yang diharapkan akan memberikan keuntungan dikemudian hari (Fabozzi et al 2000). Pandangan modern kini tidak lagi hanya terfokus pada perbankan sebagai tempat berinvestasi namun, terdapat alternatif lainnya yaitu pasar modal sebagai sarana penghimpun dana. Investor umumnya memilih saham sebagai investasi di pasar modal yang memiliki keuntungan lebih besar dibandingkan deposito pada pasar uang. Menurut Fabozzi (1999) dalam menganalisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran resiko yang dihadapi investor dalam melaksanakan suatu investasi. Investor yang rasional akan menginvestasikan dana nya dengan memilih saham yang efisien yang memberi return maksimal dengan risiko yang tertentu atau return tertentu dengan risiko minimal. Teori keuangan menjelaskan bahwa bila risiko investasi meningkat maka tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor semakin besar. Untuk mengurangi

kerugian/risiko maka investor dapat berinvestasi dalam berbagai jenis saham dengan membentuk portofolio. Pengembalian dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat dipisahkan. Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko investasi menurut Fabozzi (1995:75) dapat dihindarkan melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal. Investor adalah risk averse. Risk averse adalah investor yang dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sama dan risiko berbeda, maka ia memilih investasi dengan tingkat risiko yang rendah dan jika mempunyai berbagai pilihan portofolio efisien, maka portofolio yang optimal yang dipilih. Menurut Elton dan Gruber (1977) analisis portofolio adalah berkenaan dengan keinginan memperoleh sekelompok sekuritas untuk dipegang, diberikan kekayaan oleh setiap sekuritas tersebut. Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efesien (Tandelilin, 2001). Investor memilih portofolio yang memberi kepuasaan melalui risiko dan return dengan memilih sekuritas yang berisiko. Portofolio optimal merupakan

sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investor yang realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan pengharapan akan meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. Namun informasi yang dihasilkan dari analisis portofolio bersifat jangka pendek, oleh sebab itu membutuhkan analisis berkelanjutan agar mendapat informasi yang relevan (Sartono dan Zulaihati, 1998). Selanjutnya Sartono dan Zulaihati juga menambahkan bahwa strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti keuntungan diperoleh melalui diversifikasi pada berbagai investasi dengan jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Investasi dalam bentuk portofolio saham tersebut merupakan salah satu pilihan dalam bermain di pasar modal. Sesuai dengan ungkapan jangan meletakan semua telur dalam satu keranjang, maka pembentukan portofolio saham yang dimaksudkan untuk mengeminimalkan risiko yang tidak sistematis dari masing-masing saham pembentukan portofolio. Portofolio saham pada dasarnya merupakan bentuk investasti jangka pendek bagi investor sehingga dalam penyusunannya memerlukan analisis jangka pendek pula (Harmono, 1999). Menganilisis portofolio diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Model analisis portofolio yang dapat digunakan oleh investor antara lain model Markowitz dan model indeks tunggal (Jogiyanto, 2008:323). Model Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko, padahal pada kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari aset bebas

risiko. Oleh sebab itu, Elton dan Gruber (2003:130) menggunakan model Indeks Tunggal untuk melakukan pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas fluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Dalam model Indeks Tunggal investor mempunyai pilihan untuk memasukan aktiva bebas risiko ke dalam portofolionya. Teknik analisis portofolio optimal menggunakan model Indeks Tunggal adalah analisis atas sekuritas yang dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan pengembalian atas tingkat keuntungan bebas risiko pada aset lain dan cut-off rate (Ci) itu sendiri tidak lain adalah merupakan perbandingan antara varian return pasar dengan sensitivitas return saham individu pada variance error saham. Saham yang memiliki ERB lebih kecil dari Ci tidak diikutkan dalam portofolio (Bawazier dan Sitanggang, 1994). Indeks yang sering digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio saham adalah IHSG dan indeks saham yang tercantum pada BEI (Jogiyanto, 2003). Saham-saham yang umumnya banyak diminati investor adalah emiten-emiten yang terdaftar pada indeks IDX30. Saham-saham tersebut adalah saham yang aktif diperdagangkan dan mempunyai likuiditas tinggi. Anggota Indeks IDX30 selalu mengalami perubahan sesuai likuiditas yang dicapai oleh emiten sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai proksi penghitungan return pasar. Fluktuatif harga pada kelompok saham IDX30 cenderung smooth menjadikan return dari capital again tidak setinggi pada sekelompok saham yang mengalami fluktuasi harga signifikan. Karakteristik saham IDX30 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu hasil dan risiko

(Sartono dan Zulaihati, 1998). Walaupun begitu masih terdapat ketidakpastian terhadap return yang diterima oleh investor yang nampak dari fluktuasi return indeks IDX30 dan fluktuasi IHSG yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 Tabel 1.1 Data Harga Empat Saham di BEI Periode 2012-2014 (Dalam Rupiah) No Nama Perusahaan 2011 2012 2013 1 Adaro Energy Tbk 19.090 13.320 13.465 2 AKR Corpindo Tbk 46.725 55.350 56.300 3 Astra Agro Lestari 225.560 212.600 253.000 4 Astra international 409.850 83.300 85.900 Sumber : Yahoo Finance tahun 2012-2014 yang telah diolah dalam bentuk tahunan Berdasarkan pada Tabel 1.1 yang diambil dari 4 return saham terbesar IDX30 dapat disimpulkan bahwa harga pasar mengalami fluktuasi, hal ini mengindentifikasikan bahwa terdapat unsur resiko dalam investasi tersebut. Meskipun saham-saham IDX30 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi di pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak terlepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya. Dalam kurun periode terjadi fluktuasi harga IDX30 naik dan ada kalanya nilai IDX30 turun dari nilai periode sebelumnya. Fluktuasi nilai return pasar menggambarkan kondisi pasar, yaitu ketika pasar sedang baik dan investor optimis bahwa investasi di pasar modal akan menguntungkan, maka akan diikuti oleh meningkatnya harga saham-saham dan kondisi tersebut sering disebut pasar bullish, dan sebaliknya ketika pasar tidak

baik akan diikuti menurunnya saham dan kondisi tersebut dinamakan pasar bearish. Tabel 1.2 akan dijelaskan bahwa IHSG mengalami fluktuasi yang tidak dapat dipastikan. Fluktuasi IHSG ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya inflasi, BI rate, dan kurs (Rupiah terhadap Dollar AS). Berikut ini pada Tabel 1.2 dijelaskan perkembangan IHSG antara tahun 2012-2014 Tabel 1.2 Tingkat Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2012 2014 Tahun IHSG Perkembangan % 2012 4317-2013 4274-1,00 2014 5227 22,30 Sumber : SEKI, Bank Indonesia, 2014 Tabel 1.2 IHSG pada tahun 2012-2014 berfluktuasi (mengalami kenaikan dan penurunan). Pada tahun 2012 sebesar 4317 kemudian turun sebesar (1,00%) menjadi 4274. Pada tahun 2014 naik lagi sebesar 22,30% menjadi 5227. Pada tabel 1.1 dan 1.2 dapat dilihat bahwa kondisi pasar tidak dapat dipastikan dan terus dapat mengalami fluktuasi baik setiap menit, jam dan setiap waktu. Jones dalam Tandelilin (2001) membedakan kondisi pasar menjadi dua kelompok, yaitu pasar bullish dan pasar bearish. Pada saat pasar dalam kondisi bullish hampir semua saham mengalami peningkatan harga yang artinya memberikan keuntungan pada investor dan sebaliknya pada saat pasar dalam kondisi bearish hampir semua mengalami penurunan harga yang menyebabkan kerugian bagi investor.

Investor biasanya dalam melakukan penyusunan portofolio cenderung hanya mempertimbangkan return saham kandidat semata, maka untuk menghadapi pasar bullish dan bearish dapat disusun dua portofolio yang berbeda, yaitu memilih saham-saham return positif tertinggi pada masing-masing kondisi pasar. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan saham yang memberikan return tertinggi pada saat pasar bullish akan menjadi sebaliknya (merugi) pada saat pasar dikatakan bearish. Pada saat pasar dalam kondisi bullish semua saham akan menghasilkan return yang positif, penentuan kandidat saham yang masuk portofolio lebih mudah dilakukan namun pada saat kondisi pasar berubah menjadi bearish, dimana banyak saham yang mempunyai return yang negatif, tentunya akan sulit memilih saham untuk dijadikan kandidat portofolio, untuk itu perlu adanya analisis apakah perlu mempertahankan portofolio yang telah disusun sebelumnya atau perlu menyusun portofolio baru. Hal ini disadari sepenuhnya oleh Harmono (1999), sehingga menyarankan adanya analisis portofolio berkelanjutan. Sigit (2011) mengatakan bahwa model indeks tunggal diperoleh hasil optimal terbukti bahwa dengan diversifikasi dapat menurunkan risiko dari pada risiko saham individual. Penelitian Septyarini (2009) mengatakan model indeks tunggal dapat digunakkan untuk menentukan saham-saham yang membentuk portofolio optimal serta proporsinya pada saham. Wahyudi (2000) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Penelitian Wahyudi dan Hartini (2000) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian ini

juga menyatakan bahwa terdapat kolerasi positif antara excess return to beta saham dengan return saham di masa mendatang dan hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh indrawati. Menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisa portofolio optimal yang dilakukan Elton dan Gruber (1995) adalah menggunakan single indeks model. Melihat fluktuasi return saham pada indeks IDX30 pada dan IHSG pada tahun 2013-2016 yang berfluktuasi pada kondisi pasar, sehingga Harmono (1999) menyarankan adanya analisis portofolio secara berkelanjutan. Selain itu adanya perbedaaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai model indeks tunggal dalam menentukan portofolio maka memperkuat diajukannya usulan penelitian untuk menganalisis pembentukan portofolio saham menggunakan model indeks tunggal. Pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal pada saham-saham yang termasuk dalam saham unggulan IHSG dan IDX30. Kemudian akan dianalisis apakah terdapat perbedaan rata-rata return saham, risiko, dan proporsi saham dengan menggunakan IDX30 dan IHSG untuk pembentukan portofolio optimal. Objek penelitian ini hanya terbatas pada saham-saham unggulan IHSG dan IDX30 yang listing selama Februari 2013 - Juli 2016. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya data dan informasi mengenai pembentukan portofolio optimal pada saham IHSG dan IDX30 menggunakan metode Indeks tunggal, dimana model Indeks Tunggal digunakan untuk

menyerderhanakan perhitungan Model Markowitz (Wisnu,2008) dalam menganalisis portofolio, selain itu portofolio saham pada dasarnya merupakan bentuk investasi jangka pendek bagi investor sehingga dalam penyusunannya memerlukan analisis jangka pendek pula (Harmono,1999). Alasan yang kedua, karena berdasarkan penilitan terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian dari keputusan investor dalam memilih investasi berdasarkan risikonya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dirumuskan pernyataan penelitian (Research Question) sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan pembentukan portofolio saham dengan menggunakan proksi IDX30 dan IHSG melalui pendekatan model indeks tunggal? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan pembentukan portofolio saham dengan menggunakan proksi IDX30 dan IHSG melalui pendekatan model indeks tunggal. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak 1. Bagi investor dan manajer Investasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal melalui model indeks tunggal

2. Bagi pembaca Dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penerapan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pasar modal mengenai pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan