BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels (EPA, 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran mobil murah yang disebut mobil hemat energi dan harga

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri otomotif semakin ketat. Terutama industri mobil di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Produksi & Penjualan mobil (Gaikindo-diolah) Tahun 2006 s.d 2013 di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

Gambar 1. 1 Pola konsumsi energi di Indonesia ditinjau dari sumbernya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Astra Daihatsu Motor (ADM)

-2- Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

ANALISIS POTENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS UNTUK SEKTOR TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Industri Mobil Low Cost Green Car

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat. Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

Gambar 1.1 Statistik Energi total Indonesia (sumber:bppt, Outlook Energi Indonesia. 2013)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor

Solusi Cerdas Membantu Program Pembatasan BBM Dengan Pengunaan BBG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

TUGAS AKHIR PENGUJIAN GAS BUANG PADA MESIN BAJAJ BER BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN KONVENSIONAL (PREMIUM/BENSIN)

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Proses

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

GREEN TRANSPORTATION

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

SISTEM PAKAR PEMILIHAN MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN (LOW COST GREEN CAR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIKAP MASYARAKAT DI KOTA JAKARTA TERHADAP KEBERADAAN LOW COST AND GREEN CAR (LCGC) ABSTRAK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Angka Penjualan Kendaraan Beroda Empat Country Passenger Commercial Vehicles Vehicles

POTENSI PEMANFAATAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) SEBAGAI BAHAN BAKAR BAGI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat semakin banyaknya kendaraan di Indonesia mengakibatkan

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 36 SERI E

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

2015 ANALISIS TATA LETAK DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM PERTAMINA CABANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

RWUBLIK INDONESIA. MENERI EfJERGl PAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

2016 PENGARUH KEPRIBADIAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KIA RIO

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bahwa dalam rangka pelaksanaan diversifikasi energi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Emisi karbon dioksida global dari bahan bakar fosil meningkat secara signifikan dari tahun 1990 hingga tahun 2008. Fakta ini dirujuk dari data tingkat emisi karbon dioksida (CO 2 ) dari bahan bakar fosil tahun 1990-2008 yang dirilis oleh United States Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 2012. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels 1990-2008 (EPA, 2012) Indonesia merupakan salah satu negara kontributor emisi CO 2 dari bahan bakar fosil. Adapun penyumbang emisi CO 2 di Indonesia terdiri dari beberapa sektor dan kontribusinya terlihat dari Gambar 1.2. 1

2 Gambar 1.2. Kontributor Emisi CO 2 Indonesia Tahun 2005 (Sinaga, 2012) Berdasarkan Gambar 1.2., sektor transportasi menyumbangkan emisi CO 2 dari bahan bakar fosil sebesar 23% dan 90,7% dari emisi tersebut disumbangkan oleh transportasi darat. Tingginya kadar emisi CO 2 dari sektor transportasi darat dapat diturunkan dengan cara meningkatkan penggunaan kendaraan ramah lingkungan, misalnya kendaraan yang sumber energinya berasal dari sumber energi terbarukan, kendaraan yang kadar emisi gas buangnya rendah, dan lain sebagainya. Selain untuk menurunkan kadar emisi CO 2, penggunaan kendaraan ramah lingkungan dapat menurunkan konsumsi bahan bakar fosil yang dewasa ini jumlah ketersediaanya berkurang dan harganya yang melonjak naik seiring berjalannya waktu. Saat ini, Indonesia telah membuat dua program untuk mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013). Program tersebut diantaranya sebagai berikut. 1. Peningkatan pengunaaan low cost green car (LCGC). Landasan hukum dari program ini adalah Peraturan Menteri Perindustrian RI no. 33 Tahun 2013 tentang pengembangan produksi kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau. Program ini dilakukan karena LCGC menggunakan bahan bakar pertamax yang memiliki nilai Reasearch Octane Number (RON) lebih tinggi dibanding premium/solar. Selain itu, dengan

3 penggunaan pertamax sebagai bahan bakarnya, maka subsidi BBM pun bisa diturunkan. Implementasi dari program ini dilakukan dengan cara diluncurkannya beberapa produk LCGC dari produsen mobil kenamaan, misalnya: Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun Wagon R. Sejak diluncurkan mulai September 2013, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tercatat total penjualan LCGC di tahun 2013 adalah 51.180 unit atau sekitar 4% dari total penjualan mobil di Indonesia dan potensi pasar penjualan LCGC pada tahun 2014 diprediksikan Vincent Cobee, selaku Head of Datsun Corporate Vice President, naik menjadi 250.000 unit (Kurniawan, 2014). 2. Penggunaan bahan bakar gas hidrokarbon untuk transportasi. Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2011), program ini dipilih karena gas hidrokarbon memiliki RON yang sangat tinggi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan teknologi permesinan kendaraan dan tidak menimbulkan pencemaran udara. Sasaran utamanya adalah kota/kabupaten yang memiliki sumber gas bumi atau dilalui jaringan distribusi gas bumi atau mempunyai tingkat pertumbuhan kendaraan/emisi gas buang yang tinggi. Implementasi program ini diwujudkan melalui penggunaan CNG (Compressed Natural Gas) konverter kit pada kendaraan transportasi. Indonesia sendiri telah memiliki regulasi mengenai penggunaan CNG konverter kit ini yang terdiri dari: Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No. 19 Tahun 2010 mengenai pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar gas yang digunakan untuk transportasi, Peraturan Presiden RI No. 64 Tahun 2012 tentang penyedian, pendistribusian, dan penetapan harga bahan bakar gas untuk transportasi jalan, Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 39 Tahun 2012 tentang penggunaan bahan bakar gas jenis CNG pada kendaraan bermotor, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 70 Tahun 2012 mengenai pemberlakuan persyaratan teknis rangkaian komponen konverter kit untuk kendaraan bermotor secara wajib, dan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 141 Tahun 2007 tentang penggunaan bahan bakar gas untuk angkutan umum dan kendaraan operasional pemerintah daerah.

4 Namun dalam prakteknya, realisasi program penggunaan bahan bakar gas tersebut memiliki tantangan tersendiri bagi setiap pihak terkait, berbeda dengan realisasi program LCGC yang menunjukkan hasil positif dalam kurun waktu singkat. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2011), beberapa tantangan yang harus dilewati adalah sebagai berikut. a. Bagi konsumen; persepsi mengenai gas sebagai bahan bakar yang berbahaya dan mudah meledak, kurangnya informasi mengenai keselamatan dan keekonomisan pemakai bahan bakar gas serta cara mendapatkan konverter kit, dan sulitnya menemukan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). b. Bagi pemerintah; besarnya biaya investasi dan biaya operasional dari pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar. c. Bagi produsen; rendahnya minat konsumen untuk menggunakan bahan bakar gas, rendahnya jumlah infrastruktur pengisian bahan bakar gas, dan masih ragu akan kepastian hukum dan pengembalian investasi. Dari fakta tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada kendaraan berbahan bakar gas. Tantangan pada adopsi kendaraan berbahan bakar gas ini saling berhubungan satu sama lain, sehingga membuat permasalahan menjadi kompleks. Permasalahan yang kompleks sendiri dapat diselesaikan dengan metode penelitian pemodelan dan simulasi sistem. Pemodelan dan simulasi sistem memiliki beberapa pendekatan, yaitu: discrete event simulation (DES), system dynamic (SD), dan agent-based modeling (ABM). Pada kasus adopsi teknologi, pendekatan yang dapat digunakan adalah SD dan ABM. Pendekatan DES bukan menjadi pendekatan yang tepat dikarenakan model simulasinya berdasarkan pada proses dan agen/entitas yang dimodelkan tidak memiliki otonomi untuk melakukan aktivitas, misalnya berinteraksi satu sama lain dan sebagainya. Pada penelitian ini, riset yang dibahas adalah pengembangan model simulasi adopsi kendaraan berbahan bakar gas yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Pendekatan yang dipilih penulis adalah ABM yang dipadukan dengan riset empiris yang bertujuan untuk mendapatkan data. ABM dipilih karena model simulasinya mewakili tiap individu agen dalam suatu sistem

5 sosial yang dinamis (Macal dan North, 2007). Hal ini tidak diakomodir oleh pendekatan SD karena asumsi yang digunakan dalam pendekatan SD adalah tiap agen dianggap homogen dan tidak terdapat interaksi antaragennya, berbeda dengan SD, agen pada ABM bersifat kebalikannya, heterogen dan dapat berinteraksi serta mempengaruhi satu sama lain yang selanjutnya bisa memunculkan emerging properties akibat segala interaksi yang terjadi (Macal dan North, 2007). Oleh karena itu, pendekatan ABM dipilih agar model lebih dapat merepresentasikan sistem nyata. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang ditelaah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengevaluasi intervensi yang efektif dalam meningkatkan adopsi kendaraan berbahan bakar gas dengan pemodelan dan simulasi berbasis agen. 1.3. Asumsi dan Batasan Masalah Hal yang menjadi asumsi dan batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya serta menggunakan kendaraan pribadi roda empat sebagai alat transportasi harian. b. Objek penelitian yang dipilih adalah kendaraan berbahan bakar gas dengan menggunakan CNG konverter kit. c. Kompetisi teknologi yang dimodelkan adalah kompetisi teknologi antara objek penelitian dengan LCGC (tanpa penggunaan CNG konverter kit) dan kendaraan pribadi roda empat yang saat ini digunakan subjek penelitian. Ketika subjek penelitian memilih menggunakan LCGC, maka diasumsikan bahwa kendaraan yang digunakan saat ini dijual. d. Hal yang dimodelkan dalam penelitian ini adalah mekanisme proses pengambilan keputusan adopsi kendaraan dari perspektif end-user.

6 e. Subjek penelitian diasumsikan telah mengetahui dan memahami teknologi penggunaan CNG konverter kit dan LCGC. f. Jenis jaringan sosial yang digunakan untuk membangun model adalah small world. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dipenuhi pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Membagun model simulasi berbasis agen untuk adopsi kendaraan berbahan bakar gas dengan penggunaan CNG konverter kit. b. Mengevaluasi intervensi yang efektif dalam meningkatkan adopsi kendaraan berbahan bakar gas secara signifikan. c. Memberikan rekomendasi intervensi yang paling tepat dilakukan agar adopsi kendaraan berbahan bakar gas dengan penggunaan CNG konverter kit tumbuh lebih cepat. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dihasilkannya sebuah model simulasi adopsi kendaraan berbahan bakar gas. Model ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menganalisis intervensi yang tepat agar adopsi kendaraan berbahan bakar gas bisa tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan kendaraan berbahan bakar gas yang cepat ini diharapkan memberi kontribusi positif untuk mewujudkan kondisi udara yang lebih bersih karena dapat menurunkan kadar CO 2 dari sektor transportasi darat, menurunkan ketergantungan akan bahan bakar minyak pada kegiatan transportasi darat, dan menurunkan subsidi bahan bakar minyak.