BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh sub Direktorat diare, Departemen

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

RENCANA TINDAK LANJUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain bermanfaat bagi manusia, tubuh manusia tersusun dari jutaan sel dan hampir keseluruhan sel tersebut mengandung senyawa air. Menurut penelitian, hampir 67% dari berat tubuh manusia terdiri dari air. Manfaat air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan, mengatur proses metabolisme, mengangkut zat-zat makanan, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. (2) Air dapat terkontaminasi oleh berbagai macam polutan misalnya mikro organisme, limbah padat, ataupun limbah cair. (3) Air juga merupakan media sarang dan penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air kotor merupakan tempat yang nyaman untuk berkembang biak berbagai bakteri dan virus penyebab penyakit. Bibit penyakit menular yang berkembang biak melalui perantara air salah satunya adalah diare. (4) Masalah tingginya penyakit diare sebagai akibat kondisi lingkungan yang tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah, air dan udara karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian dan sarana transportasi serta kondisi lingkungan fsik yang memungkinkan berkembang biaknya vektor. Kualitas air utama pada sarana penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat juga merupakan masalah utama yang perlu mendapat perhatian dan banyak dijumpai di masyarakat dan sebagai faktor risiko terjadinya penyakit diare. (4)

Penyakit diare ini sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan akan menyebabkan kematian, data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) Indonesia. Usia balita merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil dan mudah terserang penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah penyakit diare. Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Diare lebih sering terjadi pada usia di bawah 2 tahun, karena usus anak-anak sangat peka terutama pada tahun-tahun pertama dan kedua. (4) Perilaku personal hygiene merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Banyak masalah kesehatan yang ada di Indonesia, termasuk timbulnya berbagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Seperti KLB diare, penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku masyarakat untuk cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih, serta buang air besar tidak di jamban. (4) Faktor penyebab terjadinya diare juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang dikonsumsi, terlebih jika makanan mengandung bakteri dan jamur. Faktor sanitasi makanan akan berpengaruh kepada gangguan imunologis yang menyebabkan penurunan pada sistem pertahanan tubuh anak terhadap bakteri, virus, jamur yang masuk kedalam usus yang berkembang dengan cepat dan berakibat kepada kejadian diare pada anak dan berdampak juga pada malabsorpsi makanan. (2,4) Hasil penelitian Anisiati (2006) menyatakan bahwa ada hubungan antara kondisi sanitasi sumur gali (p value=0,030) dan personal hygiene (p value=0,006) dengan kejadian diare. (5) Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Geo (2012) yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara kondisi sanitasi sumur gali dan personal hygiene dengan kejadian diare. (6) Hasil penelitian Rosidi (2015) menyatakan terdapat hubungan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita. (7) Berdasarkan Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2013 prevalensi nasional diare adalah sebesar 9,00% dan prevalensi dan prevalensi diare di Provinsi Sumatera Barat masih berada di atas nilai prevalensi nasional yaitu sebesar 9,2%. Berdasarkan Laporan Tahunan 2011-2015 Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, penyakit diare berada dalam daftar sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. (8,9) Masalah kesehatan akibat penyakit diare juga terjadi di Kab. Padang Pariaman, salah satu daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman tahun 2014 dan 2015, penyakit diare masih masuk dalam daftar sepuluh penyakit terbanyak. Menurut data Seksi P2M di Dinas Kesehatan Padang Pariaman, terlihat adanya kecendrungan peningkatan kejadian diare dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2014 insiden diare adalah sebesar 214 per 1.000 penduduk, kemudian pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah kasus diare yang tercatat 217 per 1.000 penduduk. (7) Jika dilihat berdasarkan puskesmas di Kab. Padang Pariaman diketahui Puskesmas Sikabu merupakan puskesmas di Kab. Padang Pariaman dengan kejadian diare tertinggi yaitu 17,4 per 1.000 penduduk. (10) Sarana air bersih yang paling banyak dipergunakan masyarakat, khususnya di pedesaan adalah sumur gali (SGL). Sumur gali merupakan jenis sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali dibuat dengan cara menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan tanah kedap air pertama, di bawah lapisan air tanah dangkal antara 6 m sampai 15 meter dari permukaan tanah. (2)

Pada tahun 2013 sebanyak 36,53% masyarakat Indonesia menggunakan sumur gali. Dari jumlah sumur gali yang ada, 57,56% memenuhi syarat dan 42,44% tidak memenuhi syarat. (11) Untuk wilayah kerja Pukesmas Sikabu yang menggunakan sumur gali sebagai sarana untuk mendapatkan air bersih sebesar 1.358 (79%) dari 1.941 Kepala Keluarga. (10) Sumur gali yang tidak memenuhi syarat akan menghasilkan air yang tidak memenuhi syarat pula, karena tidak terlindung dari pencemaran. Pencemaran air sumur gali dapat menimbulkan penyakit, salah satunya adalah penyakit diare yang disebabkan adanya bakteri coliform pada air sumur gali. Bakteri coliform yang dapat menyebabkan penyakit diare. Adapun syarat untuk bakteri coliform yang terdapat pada Permenkes RI Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 untuk air bersih yaitu air perpipaan 10/100 ml dan bukan air perpipaan 50/100mL. (12) Hasil pemeriksaan bakteriologis air sumur gali yang dilaksanakan oleh Petugas Sanitasi Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010 dengan sampel 26 wilayah puskesmas, wilayah Puskesmas Sikabu untuk kualitas air sumur gali masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat, yang terdapat pada Kecamatan Lubuk Alung. Berdasarkan hasil uji laboratorium sampel air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Sikabung terhadap 10 unit sumur gali diperoleh hasil 3 unit sampel dengan kategori kelas C yang terdiri 2 unit sampel dengan jumlah 240 MPN coliform (kelas C) dan 1 unit sampel dengan jumlah 460 MPN coliform (kelas C) dan 4 unit sampel dengan kategori kelas B dengan jumlah 93 MPN coliform serta 3 unit sampel dengan jumlah 43 dan 23 MPN coliform (kelas A). (13) Berdasarkan hasil observasi dan pemeriksaan yang dilakukan peneliti terhadap 5 unit sumur gali diperoleh hasil 3 unit sampel berada pada kategori kelas C yang terdiri dari 2 unit

sampel dengan jumlah >400 MPN coliform dan 1 unit dengan jumlah coliform 250 MPN. Sedangkan 2 unit sampel lainnya berada pada kategori kelas B dengan jumlah 90 MPN coliform. Sementara untuk kualitas bakteriologis air sumur gali yang diajurkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 adalah golongan B (sebagai air baku air minum) harus dijaga agar selalu memenuhi kriteria sebagai air baku air minum. Selain itu faktor dari konstrusi sumur dan jarak pencemar dengan sumur gali, serta curah hujan juga berpengaruh terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa cakupan air bersih masih relatif rendah dan pemakaian sarana air bersih yang memiliki kontruksi sumur gali sesuai persyaratan dalam format inspeksi sarana SGL juga relatif rendah. Masyarakat mendapatkan air bersih sangat bergantung pada kondisi sumur gali didaerah ini, dan bila musim kemarau tiba, debit air sumur gali menyusut dan sulit diambil. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan risiko pencemaran sumur gali, personal hygiene dan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan risiko pencemaran sumur gali dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016? 2. Apakah hubungan personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016? 3. Apakah hubungan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah diketahuinya hubungan risiko pencemaran sumur gali, personal hygiene dan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi risiko pencemaran sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi personal hygiene di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 4. Diketahuinya distribusi frekuensi sanitasi makanan di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 5. Diketahuinya hubungan risiko pencemaran sumur gali dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 6. Diketahuinya hubungan personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016. 7. Diketahuinya hubungan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016.

1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Bagi Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan program kesehatan lingkungan, personal hygiene dan sanitasi makanan terutama untuk menurunkan kejadian diare pada balita. 2. Bagi Puskesmas Sikabu Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap upaya penurunan kejadian diare pada balita dengan peningkatan upaya inspeksi sanitasi sumur gali dan menghindari pencemaran (bakteriologis) air sumur gali, personal hygiene dan sanitasi makanan. 1.4.2 Manfaat Teoritis Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian atau hubungan risiko pencemaran sumur gali, personal hygiene dan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita.