BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

DAMPAK AKTIVITAS TRANSPORTASI TERHADAP KANDUNGAN Pb (Timbal) DIDALAM RAMBUT POLISI LALU LINTAS KOTA BESAR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pembangunan di Indonesia selain membawa dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan akan menimbulkan risiko berupa kerusakan lingkungan dan gangguan pada ekosistem, baik ekosistem darat, udara maupun perairan. Kerusakan lingkungan perairan antara lain disebabkan oleh adanya pencemaran. Polutan organik yang sering mencemari perairan antara lain Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT), Polycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH), pestisida, insektisida, detergen dan limbah rumah tangga yang lain. Sedangkan polutan anorganik yang sering dijumpai di perairan adalah logam berat kadmium (Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg), arsen (As), seng (Zn), tembaga (Cu), nikel (Ni) dan kromium (Cr). Polutan logam berat tersebut sangat berbahaya karena kelarutan dan mobilitas logam berat dapat menimbulkan toksisitas dan bersifat karsinogenik, bioakumulatif dan biomagnifikasi sehingga dapat menimbulkan ancaman bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Senyawa Cd dan Pb merupakan logam berat yang sangat toksik dibandingkan logam berat yang lain. Logam berat Cd dan Pb di perairan dapat terakumulasi di sedimen, di air maupun di tumbuhan dan di hewan air seperti ikan, udang dan kerang (Wardhana, 2004). Laguna Segara Anakan Cilacap menurut beberapa hasil penelitian telah menunjukkan pencemaran logam berat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Logam berat tersebut terakumulasi pada bentos, ikan, dan kerang yang sangat berbahaya apabila dikonsumsi. Laguna Segara Anakan berhubungan dengan Samudera Hindia melalui dua plawangan (kanal) yaitu Plawangan Timur dan Plawangan Barat. Laguna Segara Anakan merupakan muara 11 sungai besar baik dari Jawa Barat maupun Jawa Tengah seperti Sungai Citanduy, Cibereum, Cimeneng, Cikonde, Kayu Mati, Cikujang, Panikel, Sapuregel, Dongal, Kembang Kuning, Donan dan beberapa sungai yang lain yang membawa konsekuensi pada pencemaran perairan di Laguna Segara Anakan baik oleh limbah domestik 1

2 maupun limbah industri yang terbawa oleh aliran sungai tersebut. Kawasan Laguna Segara Anakan di perairan Sungai Donan terutama yang dekat dengan komplek industri telah tercemar limbah berbahaya, mulai dari limbah rumah tangga (emerging pollutant), sampah organik, dan non organik, limbah industri, hingga minyak serta cairan kimia yang lain. Sedangkan di kawasan tengah hingga sisi barat laguna, lebih didominasi limbah rumah tangga dan organik (Hidayati et al., 2014). Gambaran mengenai Laguna Segara Anakan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: www.maps.google.com Gambar 1. Peta Laguna Segara Anakan Berdasarkan beberapa hasil penelitian, tingkat pencemaran sungai yang bermuara di Laguna Segara Anakan dan Laguna Segara Anakan oleh logam berat sudah menunjukkan tingkat yang mengkhawatirkan, antara lain yaitu Cd dan Pb. Hasil penelitian Suryowiyoto et al. (1988) menunjukkan bahwa sungai Donan tidak hanya tercemar oleh minyak dan fenol, akan tetapi juga oleh logam berat seperti Pb (23,35 ppm), Cd (5,67 ppm) dan Cu (32,43 ppm). Hasil pemantauan kualitas perairan yang dilakukan pada tahun 2000-2004 oleh Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan (BPKSA) menunjukkan bahwa di Sungai Donan, Segara Anakan dan sekitar Segara Anakan telah terjadi pencemaran Pb, Cd, dan Cu yang cukup tinggi, yaitu kadar Pb sekitar 56,8 ppm, Cd sekitar 9,6 ppm dan Cu sekitar

3 3,6 ppm. Kondisi tersebut telah sangat jauh melebihi batas baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Penelitian logam berat pada sedimen, tanaman mangrove, dan hewan seperti ikan, udang dan kerang di Laguna Segara Anakan juga telah banyak dilakukan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar telah melampaui baku mutu. Hasil penelitian Martin et al. (1985) menunjukkan bahwa sedimen di perairan Segara Anakan telah tercemar Pb (3,00-15,2 ppm), Cd (< 0,53 ppm), dan Cr (2,80-7,30 ppm). Hasil penelitian Pagoray (1998) menunjukkan bahwa kandungan logam berat Hg dan Cd pada perairan Sungai Donan sudah melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan baku mutu untuk biota perairan dan kandungan logam berat Hg dan Cd pada sedimen tercatat 3-30 kali lipat dibandingkan di perairan. Hasil penelitian Amnan (1994) tentang Hg dan Pb pada perairan, sedimen dan kerang di Sungai Donan juga telah melampaui baku mutu atau batas yang diijinkan. Hasil penelitian Rahajeng et al. (2003) menunjukkan bahwa perairan di Laguna Segara Anakan dan beberapa sungai di sekitar Segara Anakan telah tercemar oleh Pb dan Cu, sehingga semua hasil perikanan (tanpa membedakan jenis) tercemar oleh Pb dan Cu yang berkisar antara 1,295-20,77 ppm. Hasil penelitian Prasetya et al. (2006) menunjukkan bahwa air laut, sedimen, dan kerang di Laguna Segara Anakan telah tercemar Pb dan pada sedimen nilainya telah melampaui baku mutu. Hasil penelitian Anggoro (2005) menunjukkan bahwa kandungan Pb pada jaringan pohon mangrove (akar, batang, daun, dan buah) sebagian besar telah melampaui baku mutu yang telah ditetapkan, begitu juga hasil penelitian Heriyanto (2011) menunjukkan bahwa jaringan pohon mangrove, sedimen, ikan belanak, dan udang di Laguna Segara Anakan telah tercemar oleh Mn, Zn, Cd dan As yang sebagian besar kadar cemaran telah melebihi baku mutu. Hasil penelitian Heriyanto & Subiandono (2011) juga menunjukkan bahwa jaringan pohon mangrove, ikan belanak dan udang telah tercemar oleh Cu, Pb dan Hg yang sebagian besar kadar cemaran juga telah melebihi baku mutu. Hasil penelitian Nuryanto & Sastranegara (2013) bahwa air dan sedimen di Laguna Segara Anakan telah tercemar oleh Cd, Hg dan Pb yang kadar cemaran juga sebagian besar melampaui telah nilai baku mutu.

4 Laguna Segara Anakan merupakan daerah tangkapan kerang Polymesoda erosa terbesar di Jawa Tengah. Laguna Segara Anakan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Masyarakat Kampung Laut mengenal kerang Polymesoda erosa dengan nama kerang totok dan daging kerang tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber bahan pangan alternatif untuk meningkatkan konsumsi gizi keluarga karena daging kerang mengandung protein yang cukup tinggi maupun sebagai sumber mata pencaharian dengan menjual kerang tersebut ke pasaran (Nuryanto & Sastranegara, 2010). Akan tetapi mengingat bahwa telah terjadi pencemaran oleh logam berat seperti Cd dan Pb pada perairan, sedimen dan kerang, maka akan sangat berbahaya jika daging kerang tersebut dikonsumsi secara terus menerus. Cara hidup kerang Polymesoda erosa yang membenamkan diri di dalam dasar perairan (lumpur) dan cara hidup yang bersifat menetap akan menyebabkan kandungan bahan pencemar terutama logam berat akan lebih tinggi dibandingkan dengan hewan yang lain seperti ikan dan udang jika lingkungan di perairan tersebut telah mengalami pencemaran oleh logam berat (Darmono, 2001). Gambaran mengenai kerang Polymesoda erosa dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerang Polymesoda erosa Logam berat Cd dan Pb mempunyai daya racun tinggi dan bersifat kronis sehingga apabila manusia mengkonsumsi daging kerang yang tercemar Cd dan Pb

5 tersebut, maka akan mendapat dampak negatif antara lain yaitu gangguan saraf, gangguan ginjal dan gangguan kardiovaskuler seperti peningkatan atau hipertensi (Widowati et al., 2008). Tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang banyak dialami oleh masyarakat. Namun demikian, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami tinggi, karena gejala tinggi tidak terasa terutama pada stadium awal (Gunawan, 2001). Berdasarkan data 10 besar penyakit di wilayah kerja UPT Puskesmas Kampung Laut tahun 2013 dan tahun 2014 untuk kasus tinggi (hipertensi esensial) menduduki peringkat kedua yaitu 967 kasus dan 1.022 kasus. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan antara paparan Cd dan Pb dengan, yaitu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Staessen et al. (1988), Riyadina et al. (2002), Vupputuri et al. (2003), Pasorong et al. (2007), Deyot et al. (2013) dan Chen et al. (2014). Paparan Pb yang tinggi di Thailand menyebabkan tinggi pada 20% orang dewasa (Suparwoko & Firdaus, 2007). Masyarakat Kecamatan Kampung Laut memiliki kebiasaan mengkonsumsi daging kerang secara terus menerus sepanjang hidup, sehingga kemungkinan terjadinya akumulasi dan biomagnifikasi Cd dan Pb sangat tinggi. Hal tersebut akan membahayakan masyarakat yang mengkonsumsi daging kerang Polymesoda erosa, sehingga masyarakat perlu mendapatkan informasi tentang dampak Cd dan Pb terhadap kesehatan. Maka dengan demikian, dilakukan penelitian tentang Tekanan Darah pada Pengkonsumsi Daging Kerang Polymesoda erosa Ditinjau dari Kadar Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Rambut di Kampung Laut Cilacap Jawa Tengah, sehingga dari hasil penelitian ini didapatkan informasi mengenai pengaruh konsumsi daging kerang Polymesoda erosa yang tercemar Cd dan Pb terhadap. Sebagai indikator telah terjadi paparan Cd dan Pb pada manusia maka dapat menggunakan sampel rambut, karena waktu tinggal Cd dan Pb pada rambut lebih lama dibandingkan pada darah dan urin.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan dalam latar belakang maka rumusan masalah yang dipandang penting, menarik dan perlu diteliti adalah 1. Adakah hubungan frekuensi dan jumlah konsumsi daging kerang Polymesoda erosa dengan kadar Cd dan Pb pada rambut di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah; 2. Adakah hubungan kadar Cd dan Pb pada rambut dengan di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah; 3. Faktor apakah yang paling berhubungan dengan rambut di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi daging kerang Polymesoda erosa dengan kadar Cd, Pb pada rambut dan sebagai dampak pencemaran perairan di Laguna Segara Anakan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini antara lain: a. Menganalisis hubungan frekuensi dan jumlah konsumsi daging kerang Polymesoda erosa dengan kadar Cd dan Pb pada rambut di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah; b. Menganalisis hubungan kadar Cd dan Pb pada rambut dengan di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah; c. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Pengembangan ilmu pengetahuan Menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah pencemaran perairan oleh logam berat Cd dan Pb dan dampak terhadap kesehatan masyarakat terutama terhadap akibat mengkonsumsi daging kerang Polymesoda erosa yang telah tercemar oleh Cd dan Pb dan dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti lain. 2. Pemerintah daerah Sebagai bahan informasi dan pertimbangan kepada pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran perairan di Laguna Segara Anakan, pengawasan keamanan pangan biota terutama kerang Polymesoda erosa dari Laguna Segara Anakan dan pengawasan terhadap masyarakat pengkonsumsi biota dari Laguna Segara Anakan serta pencegahan penyakit darah tinggi (hipertensi). 3. Masyarakat Sebagai informasi tentang dampak mengkonsumsi daging kerang Polymesoda erosa yang telah tercemar Cd dan Pb terhadap. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini hanya menekankan pada masalah peningkatan yang ada kaitan dengan konsumsi daging kerang Polymesoda erosa yang tercemar oleh Cd dan Pb dengan indikator kadar Cd dan Pb pada rambut orang dewasa di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian-penelitian yang ada kaitan dengan konsumsi biota laut, paparan Cd dan Pb dengan dapat dilihat pada Tabel 1.

8 Tabel 1. Keaslian penelitian Nama peneliti dan tahun Judul Hasil Perbedaan Persamaan Staessen et al. (1988) The Relationship Between Blood Pressure and Environmental Exposure to Lead and Cadmium in Belgium Urin kadmium (CDU) berhubungan dengan Urin timbal (PBU) tidak berhubungan dengan bebas: CDU, PBU, umur, dan jenis kelamin Analisis data: regresi sederhana terikat: Riyadina et al. (2002) Faktor-faktor Risiko Hipertensi pada Operator Pompa Bensin (SPBU) di Jakarta Kadar Pb darah merupakan faktor preditor atau determinan yang bermakna untuk terjadinya hipertensi setelah mengendalikan faktor umur, lama kerja, lama merokok dan kebiasaan konsumsi alkohol bebas: kadar Pb darah, umur, status perkawinan, pendidikan, lama kerja, BMI, riwayat keluarga hipertensi, stress, merokok, minum alkohol dan makanan asin Metode: Diskriptif Analisis Data: : Uji Chi square & Regresi Logistik Ganda terikat: (hipertensi) Metode: Rancangan Cross sectional Siagian (2005) Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb, Cd, Cr Terhadap Biota Laut dan Konsumennya di Kelurahan Bagan Deli Belawan tingkat konsumsi memiliki pengaruh dominan dibandingkan variabel umur terhadap konsentrasi logam pada rambut umur dan tingkat konsumsi memiliki pengaruh terhadap konsentrasi Cd dan Cr pada rambut bebas: umur terikat: Kadar Pb, Cd, Cr pada rambut Metode: Diskriptif Analisis data: Uji F, Uji T dan Analisis regresi linear berganda bebas: tingkat konsumsi Pasorong et al. (2007) Hubungan Kadar Plumbum (Pb) dan Hipertensi pada Polisi Lalu Lintas di kota Manado Ada hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan terjadinya hipertensi, setelah mengendalikan lama kerja, lama dinas, riwayat keluarga yang hipertensi, aktivitas merokok dan olah raga bebas: Kadar Pb dalam darah antara: Lama paparan, alat pelindung diri dan lokasi jalan raya tempat bekerja Analisis data: Uji regresi logistik berganda (binary logistic) terikat: Tekanan darah

9 Nama peneliti dan tahun Judul Hasil Perbedaan Persamaan Marianti & Prasetya (2013) Rambut Sebagai Bioindikator Pencemaran Timbal pada Penduduk di Kecamatan Semarang Utara Telah terjadi pencemaran timbal pada sebagian penduduk Semarang Utara dengan tingkat ringan sampai sedang dan pencemaran kemungkinan di duga berasal dari air minum bebas: Kadar Pb ikan dan kadar Pb air terikat: Kadar Pb rambut Metode: Diskriptif Analisis data: Diskriptif kualitatif - Deyot et al. (2013) Masa Kerja, Kadar Timbal Darah dan Kejadian Hipertensi pada Petugas Parkir di Jalan Malioboro Yogyakarta Tidak terdapat hubungan masa kerja dengan kadar Pb darah Terdapat hubungan kadar Pb darah dengan kejadian hipertensi dengan korelasi positif yang lemah bebas: Masa kerja antara: Kadar Pb darah pengganggu: Merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi kopi Analisis Data: Uji Pearson korelasi dan Chi square terikat: (hipertensi) Metode: Observasional dengan rancangan Cross sectional Sumber: Staessen et al. (1988), Riyadina et al. (2002), Siagian (2005), Pasorong et al. (2007), Marianti & Prasetya (2013), dan Deyot et al. (2013).