BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif dan menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No. 2 (2017) : 47-54

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, menuntut ilmu wajib hukumnya. Dengan ilmu manusia dapat mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Kalam Allah yang pertama turun yaitu tentang baca tulis adalah kunci ilmu terdapat dalam QS. Al Alaq ayat 1-5 Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 1 Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan akan pendidikan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. Dengan pendidikan berarti membentuk manusia yang cerdas sesuai dengan salah satu tujuan Negara Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 tersebut berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang 1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2005, h. 2.

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, salah satu jembatannya adalah pendidikan (sekolah). Di sekolah diajarkan berbagai macam pengetahuan di antaranya Pendidikan Agama Islam (PAI). Peserta didik disiapkan untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta pengggunaan pengalaman. 2 Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bidang studi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari bidang studi lainnya, karena bidang studi secara keseluruhan berfungsi sebagai alat untuk tercapainya tujuan umum pendidikan nasional. Oleh karena itu, antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya saling membantu dan saling menguatkan. Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah sampai saat ini masih terdapat kesan bahwa mata pelajaran PAI sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan dan kurang motivasi penting. PAI juga kurang diberikan sekolah hanya dua jam pelajaran dalam satu minggu. Kesan tersebut sesungguhnya merupakan suatu hambatan yang harus diatasi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI diperlukan suatu proses pembelajaran yang baik, sehingga dapat memotivasi siswa untuk menyenangi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Dengan proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula, karena hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu 2 Abdul Rachman Shaleh, 2005, Pendidikan Agama Islam dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT Raja Grafindo, hh. 37-38.

proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. 3 Pembelajaran yang efektif sangat terkait dengan kinerja guru. Guru dituntut untuk menyiapkan atau mendesain segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang berlangsung. Umumnya, persiapan awal yang dilakukan adalah membuat suatu rancangan pembelajaran, yaitu membuat perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran ini selanjutnya menjadi tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah berikutnya, yaitu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami model pembelajaran yang diterapkan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, akan berdampak positif pada tingkat penguasaan atau hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran dipilih dan dirancang sedemikian rupa sehingga lebih menekankan pada aktivitas siswa. Menurut Nurul Wati dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. 4 Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama 3 Nana Sudjana, 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 65. 4 Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukstivistik Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Bandung: Remaja Rodaskarya, h. 5.

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. 5 Sejalan dengan memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satunya adalah memilih suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif di dalam kelas saat proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik individu maupun kelompok, melatih kemampuan komunikasi antar siswa dalam proses pembelajaran, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ilmu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe Think-Talk-Write (TTW). Strategi yang dikenalkan oleh Huinker & Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. 6 Alur kemajuan strategi TTW dimulai melalui keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah membaca selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat cacatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan tipe TTW, dapat melatih siswa untuk menulis hasil diskusinya kebentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. 5 Isjoni, 2009, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar, h. 1. 6 Huinker dan Laughlin,1996, Strategi Pembelajaran, Bandung: Prenada Media, h. 82.

Penggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TTW memberikan pengaruh yang sangat signifikan dengan hasil belajar. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TTW bisa meningkatkan hasil belajar siswa karena metode ini mendorong pemahaman siswa terhadap pemahaman materi pembelajaran. 7 Berdasarkan pengamatan awal yang telah peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Ukui dalam proses pembelajaran PAI mendapatkan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa secara klasikal masih rendah, ketuntasan secara klasikal di bawah 75% sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75%. 2. Ada siswa yang tidak mau berdiskusi dengan temannya yang lebih unggul. 3. Ada siswa yang belum memiliki keberanian untuk berbicara menyelesaikan masalahnya. 4. Guru tidak membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 5. Guru tidak menyimpulkan hasil pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud melakukan sebuah penelitian eksperiman dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. B. Penegasan Istilah Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para 7 Martinis Yamin dan Ansari I Bunsu, 2009, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, h. 83.

pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. 8 Model pembelajaran merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan keaktifan siswa. 2. Model pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen 9. 3. Model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan pemahaman dan komunikasi Pendidikan Agama Islam siswa. 10 Model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mendapatkan pengalaman belajarnya. 11 Hasil belajar yang dimaksud adalah skor atau nilai yang menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diperoleh dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan. 8 Trianto, 2007, Op.Cit, h. 5. 9 Rusman, 2010, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, h. 202. 10 Martinis Yamin dan Ansari I Bunsu, 2009, Op.Cit, h. 84. 11 Nana Sudjana, 2005, Op.Cit, h. 22.

C. Permasalahan 1. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah hasil belajar siswa yang rendah ada hubungannya dengan keaktifan siswa dalam belajar? b. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe think talk write berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar? c. Apakah rendahnya hasil belajar siswa ada hubungannya dengan model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat? d. Apa upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa? e. Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe think talk write terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI? 2. Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan permasalahan yang mengitari kajian ini, maka peneliti menfokuskan pada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Ukui Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar PAI siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 kecamatan Ukui kabupaten Pelalawan. 2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat berguna: a. Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan tentang pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif pada PAI. b. Praktis 1) Bagi siswa, sebagai masukan bagi siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Ukui. 2) Bagi guru, diharapkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Ukui. 3) Bagi sekolah, sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Ukui. 4) Bagi peneliti,sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi penulis yang kelak dapat diterapkan di sekolah.