NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS MUATAN KARAKTER PADA BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTS KELAS VII

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PTK

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

PEMANFAATAN PENGGUNAAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Gemolong)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IV SD NEGERI KLECO I SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) Pendidikan Matematika ELLY SETYOWATI A 410 090 033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) oleh Elly Setyowati 1, Rita P. Khotimah 2, 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, elyginanti@gmail.com 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@ums.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika di SMP Al-Irsyad Surakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data ini ditentukan melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yaitu bersih hati, cerdas pikiran, survive dalam kehidupan, juga membentuk shakhsiyah islamiyah, dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu scientific approac. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Shakhsiyah islamiyah adalah kepribadian manusia yang terbentuk dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap). Adapun karakter yang ditanamkan di sekolah ini adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab, ulet, sopan santun, hormat terhadap guru dan tamu, religiusitas, juga kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa adalah pola mengajar guru yang belum stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan visi misi sekolah dan model pembelajaran dapat membantu menanamkan karakter siswa. Kata Kunci: karakter; kurikulum 2013.

PENDAHULUAN UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter secara terpadu di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar, terutama pembentukan karakter peserta didik sesuai tujuan pendidikan dapat dicapai. Kurikulum 2013 bertujuan agar output siswa dari pendidikan selain memiliki pengetahuan juga memiliki karakter(sikap) dan ketrampilan. Dengan 1

harapan yang sangat tinggi bahwa karakter siswa bisa berubah menjadi lebih baik, maka pada tahun 2013 pula kurikulum 2013 mulai diterapkan di sekolah. Penanaman karakter menjadi sangat penting dan bisa dijadikan pedoman pendidikan karakter pada masa mendatang, karena penanaman karakter anak akan berkembang ke sifat-sifat anak selanjutnya setelah dewasa. Hanya saja, hasil dari pendidikan itu membutuhkan waktu beberapa lama (Sumarna,2013). Kurikulum 2013 resmi diberlakukan di 6.329 sekolah dari jenjang SD hingga SMA di Indonesia mulai 15 Juli 2013. Di Jawa Tengah, berdasar data Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 (Epik), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk 877 sekolah sebagai sekolah sasaran pemberlakuan kurikulum baru. SMP Al-Irsyad merupakan salah satu dari 6 sekolah sasaran pelaksana kurikulum 2013 di Surakarta yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 ini. Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan dari penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika, khususnya di SMP Al-Irsyad Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif memberi gambaran tentang pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran 2

matematika, baik strategi yang dipakai, karakter yang diterapkan, ataupun kendala-kendala yang mungkin terjadi pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu Maret 2014 sampai dengan Juli 2014 di SMP Al-Irsyad Surakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengetahui proses berjalannya pembelajaran matematika dalam penanaman karakter siswa, dan memperjelas strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika. Wawancara tersebut digunakan untuk memperdalam dan mengetahui hal-hal yang menjadi focus penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Validitas data pada penelitian ini ditentukan melalui teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber data berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, dalam penelitian ini sumber datanya adalah guru matematika, siswa dan kepala sekolah (Sugiono,2012:83). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif mengikuti konsep Miles dan Huberman (Sugiono,2012:91). Aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data berarti data yang diperoleh di lapangan direkam dan dicatat dalam bentuk naratif, kemudian dibuat catatan refleksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, kemudian 3

dicari tema dan polanya. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Strategi pelaksanaan pembelajaran matematika dalam implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMP Al-Irsyad Surakarta dalam penanaman karakter siswa adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yang sesuai dengan karakter yang diinginkan, dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu saintific approac. Visi dari sekolah SMP Al-Irsyad adalah bersih hati, cerdas pikiran, dan survive dalam kehidupan. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Adapun misinya adalah membentuk Shakhsiyah islamiyah, yang artinya adalah kepribadian manusia, yang terbentuk dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap) (An-Nabhani,2008). Visi ini harus tercermin dalam semua kegiatan di sekolah, baik aktivitas belajar mengajar, ekstrakurikuler, pengaturan kelas, dan pengaturan warga sekolah termasuk cara berpakaian. Visi dan misi di atas adalah visi dan misi yang diungkapkan oleh sumber data yaitu Ustad Joko Subando. 4

Sumber data yang lain yaitu Ustad Arif Budi Santoso mengatakan bahwa, akar persoalan sikap yang tidak baik adalah karena agamanya. Jika ajaran agama yang didapatkan siswa tidak diamalkan dalam kesehariannya, sehingga tidak menjadi kebiasaan dan tidak terdapat ruh apabila menjalankannya, maka yang akan terjadi siswa tidak memiliki sikap dan karakter yang baik. Untuk itu visi dan misi sekolah ini sangat mendukung dalam penanaman karakter siswa. Hasil observasi penelitian di kelas menunjukan bahwa visi misi sekolah sangat efektif dalam penanaman karakter siswa. Uraian di bawah ini menceritakan pelaksanaan visi dan misi sekolah, yaitu: guru datang tepat waktu ketika masuk kelas (nilai disiplin). Guru membuka kegiatan dengan salam, kemudian diikuti dengan berdo a sebelum memulai pelajaran (nilai religious dan tanggung jawab). Jika pembelajaran dimulai pada jam pertama, maka siswa dan guru bersama-sama membaca ayat suci Al-Qur an. Guru mengabsen siswa (nilai peduli). Nilai ini dikembangkan pada kegiatan social dengan pembiasaan berinfak setiap hari dan dana sosial ketika diperlukan. Berikut foto siswi yang memberikan kotak infak kepada guru setelah selesai diedarkan: Gambar 4.1 guru mengambil kontak infak 5

Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai siswa juga selalu diingatkan mengenai pakaian yang sesuai dengan aturan sekolah, yaitu pakaian muslim (Jilbab dan Khimar). Apabila tidak sesuai dengan peraturan sekolah maka akan dikenai sanksi. Pemisahan ruang kelas siswa menurut jenis kelamin juga merupakan implementasi dari visi misi sekolah ini guna pengaturan pergaulan siswa selama belajar di sekolah. Penanaman akhlaq yang baik yang terdapat pada visi misi sekolah ini bukan hanya dilakukan pada pembelajaran saja tetapi juga dilakukan pasa saat ujian bersama. Misalnya dengan memberikan tema kejujuran, jadi sebelum ujian dimulai siswa membaca dalil tentang kejujuran. Begitu juga dengan tema kebersihan, jadi siswa membaca dalil tentang kebersihan dan menunda jam ujian jika kelas masih dalam keadaan kotor. Berikut foto pakaian siswi di SMP Al-Irsyad: Gambar 4.2 pakaian siswi lama Gambar 4.3 pakaian siswi baru Model pembelajaran dalam matematika sangat membantu dalam membentuk karakter siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sujadi (2010) mengatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun karakter bangsa. Sementara itu Prabowo dan Sidi (2012) mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMRI) dapat memahat karakter 6

siswa. Model pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 menyesuaikan dengan pendekatan sainntific approach, yaitu berbasis masalah, berbasis project, dan berbasis discovery learning. Berikut ini adalah proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dari hasil observasi: a) Mengamati Pada tahap ini, guru memberi permasalahan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok, yaitu mencermati dan mengamati tentang permasalahan yang diberikan. Permasalahan itu adalah sebagai berikut: Tes Darah. Saat ini kenakalan anak usia SMP di kabupaten Sidodadi semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hasil prestasi belajar siswa menurun. Setelah diadakan penyelidikan ternyata salah satu factor utamanya karena salah dalam pergaulan. Akibat dari pergaulan tersebut, banyak siswa yang sudah terjerumus dalam penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten bekerjasama dengan rumah sakit setempat mengadakan penelitian terhadap hal tersebut. Untuk itu diperlukan adanya tes darah pada siswa-siswi SMP di kabupaten tersebut. Adanya suatu keterbatasan menyebabkan hanya dipilih sebuah SMP yaitu SMP Suryadadi di kabupaten Sidodadi sebagai wakil untuk mengadakan tes darah pada siswa-siswinya. Hal ini dengan pertimbangan karena lokasi sekolah di kabupaten tersebut dinilai memiliki tingkat kerawanan narkoba paling besar. Pertanyaannya : 1) Perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi di kabupaten Sidodadi untuk tujuan penelitian? 7

2) Berapa sekolah yang dipilih untuk mengadakan tes darah? 3) Manakah yang merupakan sampel? 4) Manakah yang merupakan populasi? 5) Apa pengertian sampel dan populasi? b) Menanya Pada tahap ini, siswa saling bertanya antar teman kelompok tentang permasalahan dan pertanyaan yang belum dimengerti yaitu membedakan mana yang sampel dan mana yang populasi, juga perlu dan tidaknya tes darah pada semua siswa sekabupaten. Siswa juga mencoba mencari informasi mengenai pengertian sampel dan populasi di buku paket yang mereka bawa. Adapun beberapa pertanyaan itu adalah: Fatimah : Qory Qory perlu gak sih semua siswa sekabupaten di tes darahnya? Qory : gak perlu imah, coba deh kamu baca di bukumu yang populasi sama sampel tu. Di situ ada pengertian sampel dan populasi. Contohnya juga ada. Layla : berarti ini yang sampelnya itu SMP Suryadadi ya Sob? Dewi : iya ila, dan populasinya yang SMP sekabupaten Sidodadi. Qory : Sob bukan SMPnya lo yang diteliti, tapi siswa siswi di SMP itu. Percakapan di atas menunjukan bahwa dalam kelompok siswa saling bertukar pendapat untuk menyamakan persepsi mengenai jawaban permasalahan. 8

c) Menalar dan Mencoba Pada kegiatan ini siswa menalar memikirkan bagaimana solusi yang akan direncanakan dari permasahan tersebut. Salah satu kelompok mencoba merencanakan jawaban dari pertanyaan di atas yaitu 1). Tidak perlu melakukan tes darah kepada seluruh siswa sekabupaten, 2). Satu sekolahan saja yang ditunjuk untuk melakukan tes darah, 3). Siswa-siswi dari SMP Suryadadi, 4). Siswa-siswi sekabupaten Sidodadi. Ini terlihat pada gambar 4.4 berikut yang menunjukan hasil diskusi kelompok siswa: Gambar 4.4 jawaban siswa sudah tepat Berdasarkan hasil jawaban kelompok siswa di atas menunjukkan bahwa kelompok ini sudah paham mengenai sampel dan populasi, serta bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada gambar 4.5 menunjukan bahwa kelompok ini belum begitu paham mengenai sampel dan populasi. Ditunjukan dari jawaban pertanyaan perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi sekabupaten Sidodadi untuk tujuan penelitian, jawabanya adalah perlu. Jawaban yang tepat adalah tidak perlu, karena bisa menggunakan sampel. Berikut gambar 4.5 yang menunjukan jawaban siswa yang kurang tepat: 9

Gambar 4.5 jawaban siswa kurang tepat d) Menyimpulkan Pada tahap ini, kelompok memberi kesimpulan akhir dari hasil pekerjaan mereka setelah dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan yaitu pengertian sampel dan populasi. Salah satu kelompok menyimpulkan populasi adalah keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian, sedangkan sample adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian. Berikut adalah gambar 4.6 yang menunjukan hasil kesimpulan diskusi siswa : Gambar 4.6 hasil diskusi kelompok siswa Gambar 4.6 diatas menunjukan siswa sudah mengetahui pengertian dari populasi dan sampel. e) Mempresentasikan 10

Kelompok menentukan salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Adapun yang kelompok presentasikan adalah hasil dari diskusi kelompok masing-masing. Berikut siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok: Gambar 4.7 siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok Dari keseluruhan kegiatan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki tanggung jawab terhadap suatu permasalahan yang harus diselesaikan, sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam menyelesaikannya. Dalam keaktifan tersebut terdapat beberapa karakter yang bisa siswa kembangkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ulet, teliti, mau mencari informasi, kreatif, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan permasalahan, mengembangkan sikap jujur, kerja keras, peduli dan berkomunikasi. Hal itu menunjukan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa yang baik. Gambar 4.9 menunjukan sikap ulet yang siswa miliki. Berikut foto kelompok yang berusaha mencari jawaban melalui bertanya kepada peneliti : 11

Gambar 4.9 kelompok bertanya kepada peneliti Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pola mengajar guru yang belum stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Pola mengajar guru terkadang kembali seperti sebelum kurikulum 2013 diterapkan. Hal ini disebabkan banyaknya beban guru terhadap siswa yang mau menghadapi ujian salah satunya, juga pengisian form sikap. Arsip sekolah juga penilaian guru sangat banyak dan harus lengkap jika tidak mau dikomplain oleh wali murid. Adapun sarana prasarana yang kurang memadai seperti ketiadaan LCD di setiap kelas membuat penyampaian materi kurang bervariasi dan menutup kemungkinan guru untuk berinovasi, sehingga membuat pembelajaran menjadi membosankan. Kendala-kendala di atas adalah apa yang diungkapkan oleh sumber data pada saat wawancara penelitian. 12

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika yang diterapkan oleh SMP Al-Irsyad Surakarta adalah dengan melaksanakan visi misi sekolah dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan pada kurikulum 2013. Adapun visinya adalah bersih hati, cerdas pikiran, dan survive dalam kehidupan. Sedangkan misinya adalah membentuk shakhsiyah islamiyah. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP Al-Irsyadmenyesuaikan dengan pendekatan saintifik, yaitu berbasis masalah, project, dan discoveri learning.untuk pemilihan model sendiri disesuaikan dengan kondisi siswa, penguasaan guru terhadap model pembelajaran, juga materi yang mau dibawakan apakah sesuai atau tidak.adapun karakterkarakter yang ditanamkan pada siswa melalui pembelajaran matematika yang sudah dinilai dalam rapor adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab. Adapun karakter lain yang ikut serta tertanam adalah religious, sopan santun, saling menghormati, jujur, komunikatif, rasa ingin tahu, berfikir kritis dan kreatif, aktif, teliti, taat pada peraturan, dan ulet. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh warga sekolah dalam penanaman karakter siswa untuk implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika di sekolah ini adalah pola mengajar guru yang belum 13

stabil, penyesuaian siswa dengan kurikulum baru, administrasi arsip penilaian yang rumit, sarana prasarana yang kurang memadai, dan waktu yang kurang. DAFTAR PUSTAKA An-Nabhani, Taqiyudin. 2008. Kepribadian Islam ( Asy-syakhshiyah al-islamiyah ). Jakarta : HTI Press Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2010. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kemdiknas. Prabowo, Agung, dan Sidi, Pramono. (2012). Memahat Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.Makalah dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011. Tersedia: http://file.upi.edu/direktori/pro.[27 Agustus 2014]. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Sugiono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta : Anggota Ikatan Penerbit Indonesia. Surapranata, Sumarna. (2014). Kurikulum 2013 Menekankan Pembangunan Karakter Anak. Tersedia: http://smpn3klaten.blogspot.com/2014/03/kurikulum-2013-menekankanpembangunan.html. [6 Januari 2014]. 14