MENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLANATION

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI SMP AL INAYAH PURWOSARI PASURUAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

ABSTRAK. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write. ABSTRACT

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE)

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

PENERAPAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN MATEMATIS SISWA. Yeni Dwi Kurino Universitas Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

Penggunaan Model Kooperatif Tipe CIRC Berbasis Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 5 PONOROGO

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

PENINGKATAN KOMPETENSI OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI AKTIVITAS KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII DI SMP

BAB II KAJIAN TEORETIS

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Kharisma et all, Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman...

Meningkatkan Kemampuan Operasi Dasar Aljabar Kelas X Melalui PBL Berpendekatan Algebraic Reasoning

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

PENGUNAAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

SKRIPSI. Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO (K ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOMUNIKASI MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

PENERAPAN MODEL KOLABORATIF TEKNIK PREDICT OBSERVE EXPLAIN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika

Ika Puspita Sari Kemampuan Komunikasi Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo pada Materi Statistika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

PENGOPERASIAN KAMERA DSLR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 5, No. 1, Februari 2016

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 26 MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X TKJ2 SMK NEGERI 1 BADEGAN

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No. 5 Tahun 2016 ISSN :

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 2 MAN 2 PONOROGO SKRIPSI

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN GENERATIVE PADA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KALIWIRO

Transkripsi:

MENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLANATION Tina Sri Sumartini STKIP GARUT; tina.srisumartini@gmail.com Abstract Based on previous observations note that the ability of some students' mathematical communication is still lacking. Therefore, it is necessary to improve students' mathematical communication ability by using Predict Observe Explanation (POE) learning model. The purpose of this study is to describe the process of implementing mathematics learning through the Predict Observe Explanation (POE) learning model in an effort to improve students' communication skills. The type of this research is Classroom Action Research (PTK) which consists of two cycles and each cycle is done with 4 stages of planning, action implementation, observation, and reflection. The subjects of this study are students of class XI SMK Al Hikmah Garut. The results showed POE learning model can improve students' mathematical communication ability with the learning stages: 1) predict: predicting the temporary answer of the given mathematical problem; 2) observe: observing other similar issues through teacher demonstrations; 3) explanation: presenting predictions and observations. Keywords: Mathematical Communication Skill, Predict Observe Explanation Learning Model Abstrak Berdasarkan pengamatan sebelumnya diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis sebagian siswa masih kurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan salah satunya menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explanation (POE). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Predict Observe Explanation (POE) dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dua siklus dan setiap siklus dilakukan dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Al Hikmah garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan tahapan pembelajaran : 1) predict yaitu memprediksi jawaban sementara dari permasalahan matematika yang diberikan; 2) observe yaitu mengamati persoalan lain yang serupa melalui demonstrasi guru; 3) explanation yaitu mempresentasikan hasil prediksi dan pengamatan. Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Model Pembelajaran Predict Observe Explanation JES-MAT ISSN 2460-8904 167

PENDAHULUAN Pendidikan matematika menjadi bagian yang penting dalam upaya melestarikan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dalam National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) pelaksanaan pembelajaran matematika, harus memperhatikan lima kemampuan matematis yaitu: koneksi (connections), penalaran (reasoning), komunikasi (communications), pemecahan masalah (problem solving), dan representasi (representations). Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang harus ditingkatkan adalah kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil pengamatan pra penelitian, terlihat beberapa siswa di SMK AL Hikmah Garut masih kurang memiliki kemampuan komunikasi matematis. Hal ini terlihat dari salah satunya masih banyaknya kesalahan dalam menggambar grafik fungsi linear dan menyusun argumen tertulis secara matematis. Selain itu, dalam hal berdiskusi masih terlihat sebagian siswa kurang dapat berkomunikasi secara lisan dengan benar. Dari penelitian yang dilakukan oleh Umar (2012) tentang Membangun Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, disimpulkan bahwa komunikasi merupakan jantung dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa siswa harus mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan sehingga pembelajaran matematika dapat dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa. Hal ini diperkuat oleh Baroody (1993) bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa dalam mengkomunikaiskan ide matematika melalui lima aspek komunikasi yaitu representing, listening, reading, discussing, dan writing. Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan metode yang relevan. Peneliti menduga bahwa model pembelajaran Predict Observe Explanation (POE) dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Model POE terdiri dari tiga tahap yaitu predict yaitu kegiatan pembelajaran yang diarahkan agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan memprediksi jawaban dari permasalahan matematis yang diberikan oleh guru. Hal ini diduga dapat meningkatkan indikator kemampuan matematis yaitu merefleksikan dan menjelaskan pemikirannya mengenai ide dan hubungan matematika. Tahap observe yaitu kegiatan pembelajaran yang diarahkan agar siswa dapat mengamati permasalahan lain yang serupa sebagai upaya untuk mengevaluasi hasil prediksinya. Hal ini diduga dapat meningkatkan kemampuan matematis dalam hal memformulasikan definisi matematika dan generalisasi melalui JES-MAT ISSN 2460-8904 168

metode penemuan, membaca wacana matematika dengan pemahaman, dan mengklarifikasi dan memperluas pertanyaan terhadap matematika yang dipelajarinya. Tahap explanation yaitu kegiatan pembelajaran yang diarahkan agar siswa mampu berkomunikasi dalam menyatakan ide matematika secara lisan maupun tulisan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana deskripsi model pembelajaran Predict Observe Explanation (POE) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan beberapa siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. LANDASAN/KAJIAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Pendidikan matematika dimulai dari komunikasi antara guru dengan siswa. Guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan, berkaitan dengan kemampuan guru dalam menyampaikan materi matematika sehingga dapat dipahami oleh siswa dan komunikasi secara tulisan berkaitan dengan kemampuan guru dalam menyampaikan konsep matematika dalam bentuk tulisan sehingga siswa bisa belajar selain ketika bersama guru. Bentuk komunikasi tulisan bisa berupa pembuatan buku ajar sebagai sarana transformasi ilmu pengetahuan. Selain guru, siswa pun harus memiliki kemampuan komunikasi dalam memahami konsep matematika dan dalam menyampaikannya kembali kepada orang lain. Komunikasi menjadi kunci keberhasilan proses pembelajaran dimana guru dan siswa menyatu dalam lingkungan belajar yang ideal. Baroody (1993) mengemukakan lima aspek komunikasi, yaitu: representasi, mendengar, membaca, diskusi, dan menulis. Noraini (2009) mengemukakan bahwa menulis mendorong tingkat efektifitas kognitif yang memaksimalkan potensi belajar untuk memodifikasi dan merestrukturisasi pengetahuan matematika. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa menulis dalam pembelajaran matematika memiliki kegunaan yaitu: 1. Menulis membantu siswa menjadi sadar apa yang mereka ketahui dan yang tidak diketahui, bisa dan tidak bisa dilakukan 2. Ketika siswa menulis, mereka terhubung dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3. Menulis membantu siswa merangkum pengetahuan mereka dan memungkinkan guru untuk memahami alur pemikiran siswa 4. Menulis membantu siswa memunculkan ide-ide yang baru 5. Menulis membantu siswa merefleksikan apa yang mereka ketahui 6. Menulis membantu siswa membangun matematika untuk mereka sendiri. Matematika syarat akan simbol-simbol sehingga dalam JES-MAT ISSN 2460-8904 169

memahaminya memerlukan kemampuan komunikasi. Menurut Sumarmo (2000), pengembangan bahasa dan simbol dalam matematika bertujuan untuk mengkomunikasikan matematika sehingga siswa mampu untuk: 1. Merefleksikan dan menjelaskan pemikirannya mengenai ide dan hubungan matematika 2. Memformulasikan definisi matematika dan generalisasi melalui metode penemuan 3. Menyatakan ide matematika secara lisan dan tulisan 4. Membaca wacana matematika dengan pemahaman 5. Mengklarifikasi dan memperluas pertanyaan terhadap matematika yang dipelajarinya 6. Menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematika dan peranannya dalam mengembangkan ide matematika. Elliot dan Kenney (1996) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi terdiri dari empat aspek berikut: 1. Kemampuan tata bahasa yaitu kemampuan siswa untuk memahami kosakata dan struktur yang digunakan dalam matematika seperti: merumuskan suatu definisi dari istilah matematika, menggunakan simbol/notasi dan operasi matematika secara tepat. 2. Kemampuan memahami wacana yaitu kemampuan siswa untuk memahami serta mendeskripsikan informasi penting dari permasalahan matematika. 3. Kemampuan sosiolinguistik yaitu kemampuan siswa dalam menginterpretasikan gambar, grafik atau kalimat matematika ke dalam uraian yang sesuai dan menyajikan permasalahan matematis ke dalam bentuk gambar atau grafik. 4. Kemampuan strategis yaitu kemampuan membuat prediksi atas hubungan antar konsep dalam matematika, menyampaikan ide matematika dengan gambar atau grafik, dan menyelesaikan persoalan secara runtut. Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah merefleksikan dan menjelaskan pemikirannya mengenai ide dan hubungan matematika, kemampuan membuat prediksi atas hubungan antar konsep dalam matematika, menyatakan ide matematika secara lisan dan tulisan, membaca wacana matematika dengan pemahaman, dan mengklarifikasi dan memperluas pertanyaan terhadap matematika yang dipelajarinya. B. Pembelajaran Predict Observe Explanation (POE) Model pembelajaran POE terdiri dari tiga kegiatan yaitu `Tahap predict adalah tahap dimana siswa membuat prediksi mengenai sesuatu yang sedang dihadapinya. Prediksi bermula dari pengetahuan awal yang dimilikinya dan didukung oleh sumber-sumber lain yang sesuai dengan kebutuhan.tahap observe yaitu tahap dimana siswa mengamati dan menuliskan sesutu yang menjadi objek pengamatan berdasarkan prediksi yang dimilikinya. Tahap explanation yaitu tahap kegiatan siswa untuk menjelaskan hasil pengamatannya dan membahas hubungan yang terjadi antara prdiksi JES-MAT ISSN 2460-8904 170

dengan pengamatan yang telah dilakukan. Dalam tahap predict dan observe mungkin saja terdapat ketidaksesuaian sehingga harus diluruskan pada tahap explanation. Model pembelajaran POE memberikan kesempatan kepada siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimilikinya dengan pengetahuan baru dalam lingkungan sekitar. Siswa akan mampu memahami masalah dengan lebih mendalam dan menghubungkan berbagai aspek yang dalam masalah tersebut. Ketika membuat prediksi, siswa melibatkan pemahaman yang telah dimilikinya untuk untuk mengkonstruksi pemahaman baru melalui kepekaannya terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Tahap prediksi juga memberikan kesempatan bagi siswa untk secara eksplisit mengakui pengetahuan awal mereka sebagai titik awal untuk perubahan konseptual (Costu, Ayas, & Niaz, 2010; Johnston&Scott, 1991). Dalam hal ini memberi keuntungan bagi guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa sehingga dapat menentukan langkah yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tepat sasaran. Tahap kedua dari pembelajaran POE adalah observasi dimana siswa dapat memahami konsep secara lebih mendalam. Kemungkinan siswa akan mengalami konflik kognitif karena menghadapi situasi dimana prediksi berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Selanjutnya siswa harus mampu merubah konsep yang sudah didesain dalam pikirannya menjadi konsep yang baru berdasarkan pengamatannya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran guru dalam mengajukan beberapa pertanyaan yang akan menuntun siswa untuk menggabungkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru diperoleh (Costu, et al, 2010). Tahap ketiga yaitu siswa memberi penjelasan dari hasil prediksi dan observasi yang telah dilakukannya. Pada tahap ini siswa dapat lebih memahami konsep yang sedang dipelajari karena berawal dari prediksi yang telah dibuatnya kemudian diperkuat dengan pengetahuan baru yang diperoleh lewat observasi. Pada tahap ini juga siswa bisa saling bertukah pikiran dan membenarkan kesalahan konsep yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Tahapan POE dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1 Tahapan Model Pembelajaran POE Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Predict Pendahuluan Guru menyeting pembelajaran siswa mengkondisikan diri mengikuti aturan yang dibuat Eksplorasi Guru memberikan pertanyaan untuk pengidentifikasian dan siswa menjawab pertanyaan guru dengan membangkitkan JES-MAT ISSN 2460-8904 171

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa pengaktifan pengetahuan awal pembelajar pengetahuan awal yang telah dimilikinya Prediksi Guru memberikan uraian siswa membuat prediksi masalah sehingga siswa penyelesaian masalah mampu membuat prediksi matematis berdasarkan tahap tahap penyelesaian eksplorasi Observe Mengamati Guru mengarahkan siswa untuk mengamati konsep masalah yang sesungguhnya Restrukturisasi Guru merestrukturisasi pengetahuan awal pembelajar agar terbentuk konsep yang diharapkan Aplikasi Diskusi Review Evaluasi dan Guru meminta siswa untuk menerapkan konsep yang baru terhadap permasalahan yang lain Explanation Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil temuannya dan mendiskusikannya Guru meninjau kembali apa yang telah terjadi pada diri pembelajar berkaitan dengan suatu konsep/pembelajaran siswa mengamati demonstrasi guru secara mendetail siswa mulai menggabungkan pengetahuan awal yang dimilikinya dengan pengetahuan baru yang sudah ditemukan siswa mengaplikaiskan konsep yang telah diperolehnya untuk menyelesaikan permasalahan yang baru siswa saling menjelaskan hasil temuannya dan mendiskusikannya Siswa meninjau kembali konsep berdasarkan hasil diskusi METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada semester 3 tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TI 2 SMK AL Hikmah Garut. Kegiatan pembelajaran matematika dirancang dengan PTK dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa kelas XI TI 2 SMK AL Hikmah Garut dengan menggunakan pembelajaran Predict Observe Explanation (POE). PTK ini dibangun oleh dua siklus sesuai dengan kecukupan pelaksanaan penelitian. Lewins dan Mc Niff menggambarkan PTK sebagai tahapan spiral yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut digambarkan sebagai berikut JES-MAT ISSN 2460-8904 172

Gambar 1 Tahapan Penelitian Tindakan kelas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PTK ini terdiri dari 2 siklus dengan tahapan sebagai berikut: Siklus 1 1. Perencanaan Peneliti mulai melakukan kegiatan perencanaan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lembar penilaian), Instrumen soal kemampuan komunikasi matematis. 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan berdasarkan tahap perencanaan dengan menerapkan pembelajaran POE. Sebelum pembelajaran siswa sudah dikondisikan secara berkelompok sesuai dengan daftar yang telah dibuat oleh peneliti. Tahap 1: Predict Pembelajaran dimulai dengan mengajukan berbagai pertanyaan prasyarat untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa. Kemudian peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa dan meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan dalam LKS dan membuat prediksi mengenai jawaban sementara dari permasalahan tersebut. Tahap 2: Observe Tahap observe yaitu mengamati demonstrasi guru. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan pengamatan mereka Setelah mengamati, setiap kelompok JES-MAT ISSN 2460-8904 173

berdiskusi kembali untuk memperbaiki kekurangan dari jawaban mereka. Tahap 3: Explanation Setelah siswa melakukan pengamatan dan berdiskusi, maka pada tahap explanation perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sehingga terjadi diskusi antar kelompok siswa dan juga peneliti. 3. Pengamatan Peneliti mengamati setiap proses pembelajaran. 4. Refleksi Hasil refleksi dgunakan untuk menyimpulkan data dan sebagai informasi pertimbangan perencanaan pada siklus kedua. Siklus 2 Tahapan pelaksanaan siklus kedua sama dengan tahapan pelaksanaan pada siklus kesatu. Perbandingan kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 2 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siklus 1 dan Siklus 2 B. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran POE. Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa, pada siklus 1 masih ada 23,25% siswa yang kemampuan komunikasi matematisnya masih rendah. Hal tersebut diakibatkan karena siswa masih merasa baru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model POE terutama dalam memprediksi jawaban dari masalah yang diberikan. Menurut Elliot dan Kenney (1996) salah satu kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan membuat prediksi atas hubungan antar konsep dalam matematika. Oleh karena itu, dilakukan siklus kedua untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran dengan model POE sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa dapat meningkat. Hal yang dilakukan adalah dengan mempertajam pertanyaan pada tahap prediksi dari siklus ke dua sehingga siswa mampu memahami maksud dari masalah yang disajikan. Hal ini JES-MAT ISSN 2460-8904 174

terjadi terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini sesuai dengan pendapat Costu, et al (2010) bahwa mengajukan beberapa pertanyaan yang akan menuntun siswa untuk menggabungkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah siklus kedua dilaksanakan, masih ada 7% siswa yang masih kurang kemampuan komunikasinya. Namun demikian, terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 4%. Hasil di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran POE berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran POE memiliki tahapan penting dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Pada tahap predict, siswa mulai mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dan membuat prediksi terhadap permasalahan. Pada tahap ini, siswa merefleksikan dan menjelaskan pemikirannya mengenai ide dan hubungan matematika. Selain itu, siswa dapat mengoptimalkan pengetahuan awal yang dimilikinya untuk membangun pengetahuan baru dengan proses prediksi. Tahap prediksi memberikan kesempatan bagi siswa untuk secara eksplisit mengakui pengetahuan awal mereka sebagai titik awal untuk perubahan konseptual (Costu, Ayas, & Niaz, 2010; Johnston&Scott, 1991). Pada tahap observe, siswa melakukan pengamatan terhadap demonstrasi guru sehingga merestrukturisasi pengetahuan awal yang dimiliki dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah fungsi kuadrat. Dalam tahap ini siswa dapat memformulasikan konsep dan mengklarifikasi hasil prediksinya berkaitan dengan jawaban dari permasalahan matematika. Pada tahap ketiga explanation, siswa mempresentasikan hasil prediksi dan pengamatannya sehingga terjadi diskusi antar siswa dan guru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Model pembelajaran POE dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan tahapan pembelajaran : 1) predict yaitu memprediksi jawaban sementara dari permasalahan matematika yang diberikan; 2) observe yaitu mengamati persoalan lain yang serupa melalui demonstrasi guru; 3) explanation yaitu mempresentasikan hasil prediksi dan pengamatan. Saran 1. Model pembelajaran POE perlu dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian-penelitian berikutnya untuk meningkatkan aspek kemampuan lain. 2. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan model pembelajaran POE agar lebih memperhatikan lagi alokasi waktu yang digunakan sehingga JES-MAT ISSN 2460-8904 175

setiap tahap pembelajaran dapat dilaksanakan dengan optimal. 3. Peneliti yang lain bisa mencoba untuk menggunakan pembelajaran POE dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada jenjang sekolah yang berbeda dan materi yang berbeda DAFTAR PUSTAKA Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasioning, and Communicating, K-8 Helping Children Think mathematically. New York: Macmillan Publising Company. Coştu, B., Ayas, A., & Niaz, M. (2010). Promoting conceptual change in first year students understanding of evaporation. Chemistry Education Research and Practice, 11(1), 5-16. Elliot, P. C & Kenney, M. J. (1996). Communication In Mathematics, K-12 & Beyond. USA : NCTM. Johnston, K., & Scott, P. (1991). Diagnostic teaching in the science classroom: Teaching/learning strategies to promote development in understanding about conservation of mass on dissolving. Research in Science & Technological Education, 9(2), 193-212. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics, United States of America: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. Noraini, I. (2009). Enhancing Students Understanding in Calculus Trough Writing. International Electronic Jurnal of Mathematics Education, 4 (1), ISSN 1306-3030. Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan Umar, W. (2012). Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika. Infinity, 1(1). JES-MAT ISSN 2460-8904 176