USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI CAFE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN RESTORAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVQUAL

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN MENGGUNAKAN DIMENSI BANKING SERVICE QUALITY DENGAN METODE SERVICE QUALITY (Studi Kasus di Bank X ) *

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) *

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH MAKAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ASURANSI KENDARAAN DI PT.X DENGAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DI EDULAB CABANG JALAN KALIMANTAN BANDUNG *

BAB II LANDASAN TEORI

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa dengan Menggunakan Metode Service Quality di Baraya Travel Bandung *

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN SERVICE KENDARAAN BERMOBIL MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DI PT SILOAM KIA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PASS 17 EVENT ORGANIZER BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB IV METODE PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG ATAU PAKET MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PELAYANAN JASA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI STASIUN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL *

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

ANALISIS SERVICE QUALITY UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN TIK DI UNIVERSITAS SILIWANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

DAFTAR ISI. ABSTRAK iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.. v

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Menggunakan Metoda Service Quality (Servqual) *

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Service Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Service Quality Di Dealer Yamaha Cicadas*

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga layanan internet banking serta telephone banking (Hart dan Smith,1998).

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa di Perguruan Tinggi X dengan Menggunakan Metode SERVQUAL *

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. suatu pihak pada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH MAKAN SARI BUNDO CABANG MERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

Kuesioner untuk pihak karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari tiga bahasan utama yaitu jasa atau layanan (service), kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN DENGAN PENDEKATAN METODE SEVICE QUALITY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION PADA KAFE HOUSE OF PADMANING SURABAYA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PEMBUATAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI KELAS I BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY*

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Kata kunci: Kepuasan, Logika Fuzzy, SERVQUAL. Keywords: Satisfaction, Fuzzy Logic, SERVQUAL

Analisa Tingkat Kepuasan Kualitas Layanan Perguruan Tinggi Swasta Berdasarkan Metode SERVQUAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI CAFE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL) Rima Novyani Putri, Ambar Harsono, Sugih Arijanto Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Email: rimanovyani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang telah diberikan pada dua cabang Café X yang berada di Kota Bandung. Berdasarkan hasil analisa tingkat kepuasan tersebut diusulkan perbaikan kualitas pelayanan jasa berdasarkan yang diharapkan konsumen. Metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan jasa adalah Service Quality (SERVQUAL) terhadap 5 Gap. Dengan menggunakan metode ini, dilakukan analisis terhadap Gap 1, Gap 2, Gap 3, dan Gap 5 yang berpengaruh terhadap kualitas jasa. Hasil keseluruhan Gap 5 untuk cabang 1 bernilai -0,631 dan cabang 2 bernilai -0,678. Beberapa perbaikan yang diusulkan untuk memperbaiki kualitas pelayanan antara lain adalah perbaikan standar pelayanan berdasarkan marketing research terhadap expektasi pelanggan, peningkatan konsistensi pelayanan berdasarkan standar, dan peningkatan kebersihan sesuai standar. Kata Kunci: Kepuasan, Service Quality, SERVQUAL ABSTRACT This study was conducted to determine the level of customer satisfaction on the quality of service given by the two branches of Café X in Bandung. Based on the analysis of the satisfaction level, improvement of service quality expected by the consumer was proposed. The method used to measure the quality of service is the Service Quality (SERVQUAL). This method carried out analysis of Gap 1, Gap 2, Gap 3, and Gap 5 that affect the quality of services. The overall result of Gap 5 for branch 1is -0.631 and branch 2 is-0.678. Several improvements has been proposed, such as the improvement of service standards based on marketing research of customer expectation, improvement the consistency of service based on standards, and improvement of hygiene standards. Keywords: Customer Satisfaction, Service Quality, SERVQUAL Reka Integra- 287

Putri, dkk. 1.PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Perkembangan dunia kuliner di Kota Bandung bergerak dengan sangat pesat. Dilihat dari bertambah banyaknya cafe-cafe baru, menimbulkan persaingan yang sangat ketat terhadap jasa pelayanan di bidang kuliner. Hal tersebut merupakan tantangan bagi cafe yang telah berjalan terlebih dahulu, karena selain menghadapi persaingan cafe-cafe yang telah ada juga harus menghadapi pesaingan dari pendatang baru. Strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas untuk memuaskan konsumen. Konsumen akan mendapatkan kepuasan apabila persepsi akan suatu produk atau jasa sama atau lebih dari yang diharapkan yang salah satunya adalah pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Cafe X adalah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner khususnya olahan minuman. Cafe X saat ini telah memiliki 4 buah cabang di Kota Bandung. Banyaknya keluhan dari pelanggan menyebabkan Cafe X harus meningkatkan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, Cafe X harus mampu mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa yang telah diberikan, sehingga bisnis tersebut dapat melakukan perbaikan kualitas pelayanan jasa berdasarkan yang diharapkan konsumen dengan menggunakan metode Service Quality (SERVQUAL). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, Caian s Blend & Shake harus mampu mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa yang diberikan. Oleh karena itu, yang menjadi kunci keberhasilan adalah konsumen. Konsumen adalah sasaran utama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap kegiatan atau jasa yang dilakukan perusahaan harus dapat memuaskan konsumennya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan jasa adalah Service Quality (SERVQUAL). Metode ini dapat menganalisis kebutuhan konsumen dan menganalisis penyebab terjadinya ketidakpuasan konsumen sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan konsumen diharapkan menjadi puas. Menurut Parasuraman (1990) model SERVQUAL meliputi analisis terhadap 5 gap yang berpengaruh terhadap kualitas jasa. Gap tersebut terdiri dari: 1. Gap kesatu adalah kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan (knowledge gap). 2. Gap kedua adalah kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa (standardgap). 3. Gap ketiga adalah kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (delivery gap). 4. Gap keempat adalah kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal (communicationsgap). 5. Gap kelima adalah kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan (service gap). Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan kualitas pelayanan berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan metode Service Quality (SERVQUAL) dan penentuan atribut SERVQUAL menggunakan DINESERV. Reka Integra-288

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan di Caian s Blend & Shake dengan Menggunakan Metode DINESERV dan Service Quality (SERVQUAL) 2. STUDI LITERATUR 2.1 Definis Jasa Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler & Keller, 2012, dalam Tjiptono 2014). 2.2 Karakteristik Jasa Tjiptono (2014) mengatakan bahwa berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri dari: 1. Intangibility 2. Inseparability 3. Variability/Heterogeneity/Inconsistency 4. Perishability 5. Lack Of Ownership 2.3 Klasifikasi Jasa Jasa bisa diklasifikasikan berdasarkan beraneka raga kriteria. Menurut Lovelock (1992) dalam Tjiptono (2014), jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan sifat tindakan jasa 2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan 3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan standar konstan dalam penyampaian jasa 4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa 5. Berdasarkan metode penyampaian jasa 2.4 Definisi Kualitas Jasa Zeithaml (2000) dalam Tjiptono (2014) merangkum implikasi kualitas jasa terhadap laba dalam sebuah model konseptual. Dalam model tersebut, kualitas jasa berkontribusi pada laba melalui dua jalur utama, yaitu pemasaran defensif (defensive marketing) dan pemasaran ofensif (offensive marketing). Pemasaran ofensif berorientasi pada upaya mendapatkan pelanggan baru, sedangkan pemasaran defensif berkaitan erat dengan kompetensi organisasi dalam mempertahankan pelanggan. 2.5 Dimensi Kualitas Jasa Pengukuran kualitas jasa dalam model SERVQUAL didasarkan pada skala multi-item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta gap diantara keduanya dalam dimensi-dimensi utama kualitas jasa. Terdapat lima dimensi utama (sesuai urutan derajat kepentingan relatifnya. Kelima dimensi tersebut antara lain: 1. Reliabilitas (reliability), yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 2. Daya tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. 3. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keraguraguan. 4. Empari (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. Reka Integra-289

Putri, dkk. 5. Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 2.6 Populasi Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 2.7 Sampel Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. 2.8 Ukuran Sampel Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. 2.9 Teknik Sampling Sugiyono (2014) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. 2.10 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2014) pengumpulan data dapat diartikan sebagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. 2.11 Skala Pengukuran Menurut Sugiyono (2014) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untu menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. 2.12 Pengujian Alat Ukur Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian. 2.13 DINESERV Menurut Paramitha (2013) DINESERV merupakan metode servqual (Parasuraman et al. 1988) namun khusus untuk restoran yang dikembangkan oleh Steven et al. (1995). Pada servqual instrumen pengukuran gap antara pemikiran konsumen harus disediakan dan apa yang telah disediakan restoran masih terlalu bias. Sedangkan pada DINESERV, instrumen yang digunakan adalah nilai distribusi dari 5 dimensi servqual yang dikembangkan dan Reka Integra-290

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan di Caian s Blend & Shake dengan Menggunakan Metode DINESERV dan Service Quality (SERVQUAL) disesuaikan dengan kondisi jasa khususnya restoran. 2.14 SERVQUAL (Service Quality) Model kualitas jasa yang populer dan hingga kini banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (singkatan dari service quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa: reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas (1985, 1988, 1990, 1993, 1994) dalam Tjiptono (2014:271). Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang sebagian besar didasarkan pada pendekatkan diskonfirmasi (Oliver, 1997) dalam Tjiptono (2014:271). Dalam pendekatan ini ditegaskan bahwa bila kinerja pada suatu atribut yang bersangkutan, maka kepuasan (dan kualitas jasa) pun akan meningkat. Begitu pula sebaliknya. 3. METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Mulai A Perumusan Masalah YA Tujuan Penelitian Gap 1 Studi Literatur Gap 1 > 0 TIDAK Identifikasi Metode Penelitian YA Identifikasi Atribut Pelayanan Identifikasi Karakteristik Responden Kuesioner Standard Performance Penyusunan Dan Penyebaran Kusioner Pendahuluan Desain Sampling Gap 2 Pengujian Alat Ukur TIDAK Gap 2 > 0 TIDAK Valid dan Reliabel? YA Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner Penelitian YA Kuesioner Tingkat Kuesioner Kuesioner Kuesioner Service Delivery Kepentingan Persepsi Ekspektasi Gap 3 Perhitungan Bobot Kepentingan Gap 5 Gap 3 > 0 TIDAK Penyebaran Kuesioner Tambahan Gap 1 dan Gap 2 Untuk Manajemen dan Kuesioner Tambahan Gap 3 Untuk Karyawan YA Gap 5 < 0 TIDAK Pertahankan Pengolahan Data Untuk Kuesioner Gap Tambahan Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner Tingkat Kepentingan Manajemen Analisis Keseluruhan Gap, Analisis Karakteristik Responden, dan Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Perhitungan Bobot Kepentingan Manajemen Kuesioner Persepsi Manajemen Mengenai Ekspektasi Kesimpulan dan Saran Selesai A Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian Reka Integra-291

Putri, dkk. 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Kuesioner Pendahuluan Bentuk kuesioner pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kuesioner Pendahuluan No Atribut 1 Memiliki area parkir dan bangunan yang menarik 2 Memiliki interior yang menarik 3 Memiliki karyawan yang bersih dan rapih 4 Memiliki dekorasi sesuai dengan image dan harga 5 Memiliki tampilan daftar menu yang jelas 6 Memiliki tampilan menu yang menunjukan cafe 7 Memiliki ruang makan yang nyaman dan leluasa 8 Memiliki toilet yang bersih 9 Memiliki ruang makan yang bersih 10 Memiliki meja dan kursi yang nyaman 11 Pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan 12 Segera memperbaiki jika terjadi kesalahan 13 Pelayanan yang konsisten 14 Memberikan bill yang akurat 15 Pesanan yang disajikan karyawan sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan 16 Karyawan sigap dalam menjaga kualitas layanan saat restaurant ramai 17 Karyawan cepat dalam menangani pelanggan 18 Karyawan cepat dalam menangani permintaan khusus pelanggan 19 Karyawan mampu menjawab pertanyaan pelanggan dengan lengkap 20 Karyawan mampu membuat pelanggan merasa nyaman 21 Karyawan mampu memberi informasi seputar menu yang ada 22 Karyawan mampu membuat pelanggan merasa aman 23 Karyawan terampil dalam melayani pelanggan 24 Memberikan dukungan karyawan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik 25 Karyawan bersedia memberi perhatian tinggi terhadap kebutuhan individu pelanggan 26 Karyawan bersedia memberi pelayanan sehingga pelanggan merasa spesial 27 Karyawan besedia mengantisipasi kebutuhan dan keinginan individu pelanggan 28 Karyawan bersedia meminta maaf jika terjadi kesalahan 29 Karyawan bersedia memberi layanan sepenuh hati 4.2 Pengujian Alat Ukur Pengujian alat ukur ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Apabila data sudah valid dan reliabel, maka penelitian dapat dilanjutkan. Apabila tidak valid dan reliabel, maka data harus diperbaiki dan harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas ulang, sampai data tersebut valid dan reliabel atau data tersebut harus dihilangkan atau dibuang. 4.2.1 Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas untuk cabang 1 dan cabang 2, didapat bahwa tidak semua nilai r hitung berada diatas nilai r tabel. Artinya, tidak semua atribut dapat digunakan pada kuesioner selanjutnya. Hanya atribut yang bersifat valid saja yang dapat digunakan pada kuesioner selanjutnya. Pada penelitian ini, ada 5 atribut yang tidak valid. Atribut tersebut adalah: Reka Integra-292

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan di Caian s Blend & Shake dengan Menggunakan Metode DINESERV dan Service Quality (SERVQUAL) 1. Dimensi Tangible, yaitu atribut 1 tentang cafe yang memiliki area parkir dan bangunan yang menarik dan atribut 5 tentang cafe yang memiliki tampilan daftar menu yang jelas. 2. Dimensi Reliability, atribut 11 tentang pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan, atribut 12 tentang segera memperbaiki jika terjadi kesalahan, dan 14 tentang memberikan bill yang akurat. Atribut 1 dibagi dalam 2 pertanyaan karena area parkir dan bangunan dianggap sesuatu yang berbeda. Sedangkan, atribut 5, 11, 12, dan 14 dibuang karena atribut tersebut tidak valid dan aribut-atribut tersebut tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur. Sehingga ada 26 atribut yang dapat digunakan pada kuesioner selanjutnya. 4.2.2 Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas cabang 1 bernilai 0,918 dan cabang 2 bernilai 0,944, maka hasil tersebut dikatakan reliable. 4.2.3 Gap 5 Untuk mencari Gap 5 dibutuhkan data hasil kuesioner tingkat kepeningan pelanggan, hasil kuesioner persepsi pelanggan, dan hasil kuesioner ekspektasi pelanggan. Data hasil perhitungan Gap 5 cabang 1 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Perhitungan Gap 5 Cabang 1 No Atribut Atribut Kualitas Pelayanan Rata-Rata Persepsi Rata-Rata Ekspektasi Gap 5 Bobot Kepentingan Gap 5 Terbobot 1 Area parkir yang memadai 3,512 4,413-0,901 0,207-0,186 2 Bangunan yang menarik 3,062 4,421-1,360 0,207-0,281 3 Interior yang menarik 3,339 4,409-1,070 0,207-0,222............... 26 sepenuh hati 4,033 4,521-0,438 0,205-0,090-0,631 Berdasarkan analisis Gap 5 terbobot pada cabang 1, atribut yang mendapatkan prioritas untuk diperbaiki (paling tidak memuaskan dan paling penting) yaitu, atribut 11, 9, 2, 7, dan 14. Berdasarkan analisis Gap 5 terbobot pada cabang 2, atribut yang mendapatkan prioritas untuk diperbaiki (paling tidak memuaskan dan paling penting) yaitu, atribut 11, 9, 2, 21, dan 1. Langkah selanjutnya adalah hasil dari masing-masing cabang yang bernilai negatif (-) akan menjadi inputan untuk mencari gap 1 yaitu tentang persepsi manajemen mengenai ekspektasi pelanggan. 4.2.4 Gap 1 Untuk melakukan perhitungan Gap 2 dibutuhkan data hasil kuesioner tingkat kepentingan manajemen dan hasil kuesioner ekspektasi pelanggan. Data hasil perhitungan Gap 1 dapat dilihat pada Tabel 3. Reka Integra-293

Putri, dkk. No Atribut Tabel 3. Hasil Perhitugan Gap 1 Cabang 1 Rata-Rata Atribut Kualitas Pelayanan Persepsi Rata-Rata Manajemen Ekspektasi Mengenai Ekpektasi Gap 1 Bobot Kepentingan Gap 5 Terbobot 1 Area parkir yang memadai 4 4,413-0,413 0,195-0,080 2 Bangunan yang menarik 4 4,421-0,421 0,195-0,082 3 Interior yang menarik 5 4,409 0,519 0,195 0,115............... 26 sepenuh hati 5 4,521 0,479 0,479 0,089 Langkah selanjutnya adalah hasil dari masing-masing cabang yang bernilai positif (+) menjadi input untuk mencari gap 2 yaitu tentang standard performance. 4.2.5 Gap 2 Untuk melakukan perhitungan Gap 2 dibutuhkan data hasil kuesioner Standard Performance. Data hasil perhitungan Gap 2 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitugan Gap 2 No Atribut Atribut Kualitas Pelayanan Standard Performance Kondisi Ideal Gap 2 3 Interior yang menarik 2 4-2 4 Karyawan yang bersih dan rapi 2 4-2........... 26 Pelayanan sepenuh hati 2 4-2 Berdasarkan hasil perhitungan gap 2 di setiap masing-masing cabang didapatkan nilai yang menunjukan negatif (-), oleh sebab itu penyebab terjadinya gap 5 negatif (-) berasal dari gap 2 yang artinya standar operasional tidak sesuai untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. 4.2.6 Gap 3 Untuk melakukan perhitungan Gap 3 dibutuhkan data hasil kuesioner Service Delivery. Data hasil perhitungan Gap 3 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitugan Gap 3 No Atribut Atribut Kualitas Pelayanan Standard Performance Kondisi Ideal Gap 2 3 Interior yang menarik 3 4-1 4 Karyawan yang bersih dan rapi 3 4-1........... 26 Pelayanan sepenuh hati 3 4-1 Berdasarkan hasil perhitungan gap 3 didapatkan nilai yang menunjukan negatif (-), artinya bahwa pelayanan kurang tersampaikan dengan baik kepada pelanggan oleh para karyawan. 4.2.7 Kuesioner Tambahan Gap 1 dan Gap 2 Untuk Manajemen Hasil kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk manajemen ini digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya gap 1 yang bernilai negatif (-). Penyebab gap 1 yang bernilai negatif (-) berdasarkan hasil kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk cabang 1 adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan belum dapat mengatur sumber daya untuk kualitas pelayanan. 2. Perusahaan lebih menekankan pada penjualan sebanyak mungkin dibandingkan dengan menekankan untuk melayani pelanggan. Reka Integra-294

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan di Caian s Blend & Shake dengan Menggunakan Metode DINESERV dan Service Quality (SERVQUAL) Sedangkan penyebab gap 1 yang bernilai negatif (-) berdasarkan kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk cabang 2 adalah sebagai berikut: 1. Manajer perusahaan jarang mencari saran mengenai pelayanan pelanggan dari kontak pelanggan. 2. Perusahaan belum dapat mengatur sumber daya untuk kualitas pelayanan. 4.2.8 Kuesioner Tambahan Gap 3 Untuk Karyawan Hasil penyebaran kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan cabang 1 di atas dapat diartikan bahwa penyebab gap 5 yang bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak merekrut orang-orang yang ahli dalam pekerjaannya. 2. Dalam perusahaan, lebih menekankan penjualan kepada pelanggan sehingga sulit memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan hasil penyebaran kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan cabang 2 di atas dapat diartikan bahwa penyebab gap 5 yang bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak merekrut orang-orang yang ahli dalam pekerjaannya. 2. Dalam perusahaan, lebih menekankan penjualan kepada pelanggan sehingga sulit memberikan pelayanan yang baik. 3. Karyawan merasa bahwa karyawan tidak terlatih dengan baik oleh perusahaan dalam hal bagaimana berinteraksi secara efektif dengan pelanggan. 5. ANALISIS 5.1 Analisis Gap Keseluruhan Analisis gap keseluruhan terdiri dari analisis gap keseluruhan cabang 1 dan analisis gap keseluruhhan cabang 2. 5.1.1 Analisis Gap Keseluruhan Cabang 1 Dilihat dari tabel rekapitulasi hasil gap keseluruhan, penyebab gap 5 negatif (-) berasal dari gap 1 dan gap 2. Hasil gap 1 negatif (-) di analisis kembali dengan menggunakan kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk manajemen, dan hasil gap 3 negatif di analisis kembali dengan menggunakan kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan. Berdasarkan hasil kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk cabang 1, penyebab terjadinya gap 5 yang bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan belum dapat mengatur sumber daya untuk kualitas pelayanan. 2. Perusahaan lebih menekankan pada penjualan sebanyak mungkin dibandingkan dengan menekankan untuk melayani pelanggan. Sedangkan, berdasarkan kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan cabang 1, penyebab terjadinya gap 5 yang bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak merekrut orang-orang yang ahli dalam pekerjaannya. 2. Dalam perusahaan, lebih menekankan penjualan kepada pelanggan sehingga sulit memberikan pelayanan yang baik. 5.1.2 Analisis Gap Keseluruhan Cabang 2 Dilihat dari tabel rekapitulasi hasil gap keseluruhan, penyebab gap 5 negatif (-) berasal dari gap 1 dan gap 2. Hasil gap 1 negatif (-) di analisis kembali dengan menggunakan kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk manajemen, dan hasil gap 3 negatif (-) di analisis kembali dengan menggunakan kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan. Berdasarkan hasil kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 untuk cabang 1, penyebab terjadinya gap 5 yang Reka Integra-295

Putri, dkk. bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Manajer perusahaan jarang mencari saran mengenai pelayanan pelanggan dari kontak pelanggan. 2. Perusahaan belum dapat mengatur sumber daya untuk kualitas pelayanan. Sedangkan, berdasarkan kuesioner tambahan gap 3 untuk karyawan cabang 2, penyebab terjadinya gap 5 yang bernilai negatif (-) adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak merekrut orang-orang yang ahli dalam pekerjaannya. 2. Dalam perusahaan, lebih menekankan penjualan kepada pelanggan sehingga sulit memberikan pelayanan yang baik. 3. Karyawan merasa bahwa karyawan tidak terlatih dengan baik oleh perusahaan dalam hal bagaimana berinteraksi secara efektif dengan pelanggan 5.2 Analisis Karakteristik Responden Analisi karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin, pekerjaan, dan penghasilan responden. Karakteristik responden di analisis berdasarkan masin-masing cabang. 5.2.1 Rekapitulasi Karakteristik Responden Data rekapitulasi karakteristik responden untuk cabang 1 dan cabang 2 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi Karakteristik Responden Untuk Cabang 1 dan Cabang 2 Cabang 1 Cabang 2 Jenis Kelamin Laki-Laki 125 62 Perempuan 117 46 Pelajar/Mahasiswa 196 85 Pekerjaan Wiraswasta 9 - Pegawai Negeri 1 - Pegawai Swasta 36 23 s/d 2 juta 137 33 Penghasilan 2-3 juta 91 68 3-4 juta 14 7 Karakteristik responden yang digunakan untuk analisis adalah yang berpopulasi lebih besar. Untuk cabang 1 adalah sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin : Laki-laki dengan jumlah pelanggan 125 orang 2. Pekerjaan : Pelajar dengan jumlah pelanggan 196 orang 3. Penghasilan: s/d 2 juta dengan jumlah pelanggan 137 orang Sedangkan karakteristik responden yang digunakan untuk analisis pada cabang 2 adalah sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin : Laki-laki dengan jumlah pelanggan 62 orang 2. Pekerjaan : Pelajar dengan jumlah pelanggan 85 orang 3. Penghasilan: 2-3 juta dengan jumlah pelanggan 68 orang Analaisis ini dilakukan apabila perusahaan ingin melihat segmen pelanggan yang lebih spesifik. 5.2.2 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki cabang 1, didapatkan nilai negatif (-) pada gap 5 ini bertambah 1 atribut. Atribut tersebut adalah atribut 5 tentang dekorasi sesuai image dan harga. Responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki cabang 1 tidak puas dengan dekorasi sesuai dengan image dan harga. Reka Integra-296

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan di Caian s Blend & Shake dengan Menggunakan Metode DINESERV dan Service Quality (SERVQUAL) Dekorasi saat ini memang tidak menunjukan image cafe tersebut yang bertemakan minuman. Harga menu yang ditawarkannya pun tidak sesuai dengan dekorasi yang ada. Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki cabang 2, didapatkan nilai negatif (-) pada gap 5 ini bertambah 1 atribut. Atribut tersebut yaitu atribut 20 tentang karyawan yang terampil dalam melayani pelanggan. Responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki cabang 2 tidak puas terhadap pelayanan yang kurang terampil. Kondisi saat ini karyawan memang tidak terampil dalam melayani pelanggan karena keterbatasan karyawan yang ada. 1 shift bekerja hanya ada 2 sampai 3 orang karyawan. Hal tersebut yang menyebabkan karyawan yang tidak terampil dalam menangani pelanggan karena kurangnya karyawan dalam 1 shift sehingga karyawan hanya fokus kepada pesanan saja. 5.2.3 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan pekerjaan pelajar/mahasiswa cabang 1, tidak bertambah gap 5 yang bernilai positif (+) atau negatif (-). Itu artinya pendapat responden berdasarkan pekerjaan pelajar/mahasiswa sama dengan hasil keseluruhan responden. Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan pekerjaanpelajar/mahasiswa cabang 2, tidak bertambah gap 5 yang bernilai positif (+) atau negatif (-). Itu artinya pendapat responden berdasarkan pekerjaan pelajar/mahasiswa sama dengan hasil keseluruhan responden. 5.2.4 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan penghasilan s/d 2 juta cabang 1, didapatkan nilai positif (+) pada gap 5 ini bertambah 1 atribut yaitu atribut 20 tentang karyawan yang terampil dalam melayani pelanggan. Itu artinya, pelanggan berdasarkan penghasilan s/d 2 juta sudah cukup puas dengan pelayanan karyawan yang terampil dalam melayani pelanggan. Setelah melakukan perhitungan gap 5 dengan responden berdasarkan penghasilan 2-3 juta cabang 2, tidak bertambah gap 5 yang bernilai positif (+) atau negatif (-). Itu artinya pendapat responden berdasarkan penghasilan 2-3 juta sama dengan hasil keseluruhan responden. 6. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Nilai rata-rata gap 5 untuk cabang 1 sebesar -0,631 dan cabang 2 sebesar -0,678 artinya secara keseluruhan baik cabang 1 dan cabang 2 yaitu perusahaan tidak memuaskan. 2. Penyebab ketidakpuasan pelanggan yang berasal dari gap 1 adalah sebagai berikut: a.perusahaan belum dapat mengatur sumber daya untuk kualitas pelayanan. b. Perusahaan lebih menekankan pada penjualan sebanyak mungkin dibandingkan dengan menekankan untuk melayani pelanggan. 3. Penyebab ketidakpuasan pelanggan yang berasal dari gap 2 adalah perusahaan tidak memiliki standar. 4. Penyebab ketidakpuasan pelanggan yang berasal dari gap 3 tidak ada karena perusahaan tidak mengukur standar. Reka Integra-297

Putri, dkk. Usulan untuk perusahaan adalah sebagai berikut: 1. MeningkatkanStandar pelayanan berdasarkan marketing research mendalam terhadap expektasi pelanggan. 2. Meningkatkan konsistensi pelayaan berdasarkan standar. 3. Meningkatkan kebersihan sesuai standar. REFERENSI Paramitha, Angela. 2013. Studi Deskriptif DINESERV Warung Leko Cabang Bonet Menurut Persepsi Yang Berdomisili di Surabaya. Surabaya. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta. Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta : ANDI. Reka Integra-298