BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi persaingan global antar perusahaan terutama perusahaan manufaktur membuat persaingan dunia usaha ini menjadi lebih ketat khususnya antar perusahaan sejenis (Haryanti, 2016). Karena mereka memproduksi barang sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang berbeda beda pula (Hantono, 2015). Dengan kondisi yang seperti ini, perusahaan dituntut mampu mengelola dananya sebaik dan seefisien mungkin. Karena, perusahaan manufaktur di Indonesia berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya yang minim atau rendah guna meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional (Hantono, 2015). Oleh karena itu, dalam mengelola dana perusahaan merupakan faktor yang sangat penting agar terciptanya perusahaan untuk bisa memaksimalkan labanya. Dalam meningkatkan laba, perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk aktivitas operasional perusahaan agar tetap berjalan lancar. Pendanaan tersebut tidak hanya berasal dari pendanaan internal atau milik pribadi tetapi juga pendanaan eksternal yang berasal dari para kreditur dan para investor (Martiana, 2016). Dengan laba yang tinggi, investor lebih tertarik untuk menanamkan dana/modalnya pada suatu perusahaan. Karena dengan laba yang tinggi, 1
2 kemungkinan perusahaan mempunyai resiko yang kecil. Dengan demikian, semakin besar laba perusahaan maka semakin besar pula bagian atas laba yang diterima oleh para investor atau pemegang saham (Martiana, 2016). Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dalam satu periode serta mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri (Kasmir, 2015:193). Profitabilitas yang biasa digunakan oleh perusahaan dalam mengukur tingkat profitabilitas terhadap ekuitasnya adalah dengan menggunakan Return On Equity (ROE). Karena dengan menggunakan Return On Equity (ROE) selain digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal yang dimilikinya, rasio ini juga dapat memberikan investor gambaran tentang seberapa efektif perusahaan mengkonversi uang itu untuk berinvestasi ke dalam laba bersih serta dapat menjadi sebuah indikator keberhasilan sebuah perusahaan di mata investor (Martiana, 2016). Dimana semakin besar tingkat ROE, maka semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga semakin baik (Alima, 2015). Terdapat berbagai faktor yang dalam penelitian terdahulu ditemukan mempengaruhi profitabilitas (ROE) perusahaan. Faktor tersebut yang diteliti
3 dalam penelitian ini antara lain mengunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Total Assets Turnover (TAT). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi debt to equity ratio maka berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. (Kasmir, 2015:158). Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia (Hery, 2016:152). Semakin tinggi rasio ini belum tentu dikatakan perusahaan dalam keadaan baik. Hal ini bisa terjadi karena kas perusahaan tidak digunakan sebaik mungkin (Kasmir, 2015:135). Total Assets Turnover (TAT), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2015:185). Sedangkan menurut Margaretha (2011:26) rasio ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Semakin besar rasio ini maka semakin baik berarti perusahaan bisa mengelola aktivanya secara efisien untuk memperoleh penjualan.
4 Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 krisis finansial global masih terasa dampaknya hingga mempengaruhi kinerja sektor otomotif di Indonesia yang mengalami kenaikan dan penurunan penjualan. Berikut ini merupakan data grafik yang diperoleh dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun 2011-2015. 10.000.000 9.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 Penjualan Mobil dan Motor 2011 2012 2013 2014 2015 Sales Motor 8.043.535 7.141.586 7.771.014 7.908.941 6.708.384 Sales Mobil 894.164 1.116.212 1.229.901 1.208.019 1.013.291 Sumber: data GAIKINDO yang diolah penulis tahun 2011-2015 Grafik 1.1 Data Penjualan Mobil dan Motor tahun 2011-2015 Berdasarkan data tersebut, bisa dilihat bahwa penjualan mobil dari tahun 2011-2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena adanya produk mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC). Seperti yang dikutip dari berita online (dunia industri.com) bahwa nilai penjualan mobil di Indonesia pada semester I 2012 menembus Rp 78,85 triliun, naik sekitar 25% dibanding dengan periode yang sama pada 2011. Dan nilai penjualan mobil di Indonesia ditaksir mencapai Rp 165 triliun pada 2013.
5 Sedangkan pada penjualan motor dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup drastis. Menurut tim redaksi dunia industri hal ini disebabkan karena suku bunga kredit motor naik menjadi rata-rata 28% untuk Pulau Jawa, dari semula 21%. Kenaikan bunga kredit itu terkait dengan peningkatan biaya perusahaan leasing, antara lain biaya karyawan, cost off fund, dan biaya lainnya. Kemudian pada tahun 2012 ke tahun 2014 penjualan motor terus mengalami peningkatan disebabkan daya beli konsumen lokal yang tinggi ditambah dengan adanya inovasi baru dari industri otomotif. Selanjutnya, pada tahun 2013 sampai 2015 penjualan mobil menurun dan penjualan motor dari tahun 2014 sampai 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurunnya penjualan mobil dan motor secara nasional mengakibatkan Laba bersih dari Grup bisnis otomotif menurun 10% menjadi Rp 5,3 triliun. Secara keseluruhan, disebabkan karena lemahnya permintaan otomotif akibat perlambatan ekonomi. Selain itu, diskon harga di pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi terus memberikan dampak negatif terhadap laba bersih. Dengan adanya kondisi yang dialami sektor otomotif dari tahun 2011-2015, hal ini dapat mempengaruhi kondisi laba bersih pada perusahaan otomotif selama periode tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh para investor atau pemegang saham. Dengan laba yang turun, apakah perusahaan bisa mengembalikan dana pinjaman (utang) yang berasal dari investor dan kreditur termasuk modal miliknya sendiri?
6 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Sultan dan Adam (2015) tentang Pengaruh Struktur Modal Pada Profitabilitas: Studi Empiris Analisis Perusahaan Terdaftar Di Irak hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julita (2015) bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan Hantono (2013) tentang Pengaruh Current Ratio Dan Debt to Equity Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap Return on Equity. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Pongrangga, Dzulkirom dan Saifi (2015) bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity. Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan Nusbantoro (2015) tentang Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return On Equity (Studi pada Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014) hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Equity. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Ardiatmi (2014) yang menyatakan bahwa total assets turnover (TAT) tidak berpengaruh terhadap return on equity (ROE).
7 Alasan dipilihnya perusahaan otomotif pada penelitian ini karena industri otomotif mempunyai potensi dalam mengembangkan produknya secara lebih cepat yaitu dengan melakukan berbagai inovasi dan mempunyai ekspansi pasar yang lebih luas dibandingkan industri sektor lainnya. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut peneliti tertarik dan ingin menguji kembali pengaruh struktur modal dan likuiditas yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Total Assets Turnover terhadap kondisi laba khususnya Return On Equity (ROE). Oleh sebab itu, berdasarkan uraian diatas maka diajukan penelitian dengan judul Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Total Assets Turnover (TAT) Terhadap Profitabilitas (ROE) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015). B. Perumusan Masalah Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, sebagai berikut: 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE)? 2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE? 3. Apakah Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE)?
8 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah yang telah dijabarkan. Secara rinci, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a) Untuk menguji dan mengukur pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap profitabilitas (ROE). b) Untuk menguji dan mengukur pengaruh Current Ratio (CR) terhadap profitabilitas (ROE). c) Untuk menguji dan mengukur pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap profitabilitas (ROE). 2. Kontribusi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi kontribusi teoritis dan kontribusi praktis diantaranya sebagai berikut: a) Kontribusi Praktik 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak Perusahaan Manufaktur, khususnya perusahaan manufaktur di bidang otomotif dalam rangka menjaga dan meningkatkan kinerjanya yang terkait dengan profitabilitas. Manajemen perusahaan diharapkan dapat terus memperhatikan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
9 2. Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi para (stakeholders), seperti investor, kreditor, pemerintah, pemasok, institusi terkait, masyarakat, dan pihak terkait lainnya dalam menilai kinerja perusahaan manufaktur tersebut. Hal ini sebagai tambahan pengetahuan, terutama saat mereka akan menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut. b) Kontribusi Akademik 1. Bagi pihak akademik yaitu guna untuk mempelajari lebih mendalam mengenai teori-teori manajemen keuangan yang dikaitkan secara langsung dengan fenomena sebenarnya yang terjadi di lapangan. 2. Selain itu, menambah literatur dan acuan penelitian guna menguji teori dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian serta berguna bagi perkembangan penelitianpenelitian selanjutnya.