BAB II DESKRIPSI PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

STANDAR SNI

GEDUNG PERSATUAN BULUTANGKIS SEMARANG

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

GEDUNG OLAHRAGA KABUPATEN KUBU RAYA

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

STADION AKUATIK DI SEMARANG

TA Sekolah Alam Gunungpati

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

Structure As Aesthetics of sport

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Ruang Kapasitas Unit Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT SINEMA SIDOARJO

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB V HASIL RANCANGAN

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

ANALISIS STANDARISASI FASILITAS LAPANGAN OLAHRAGA PADA GELANGGANG OLAHRAGA BAHUREKSO KENDAL SKRIPSI

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

PUSAT PELATIHAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan Jakarta No.18 Bandung : ± 2,5 Ha KDB : 70 % KLB GSB : 2,1 (Luas lantai Maksimal 2.500 m²) : Minimal15 meter digunakan untuk RTNH (Plaza) atau Parkir Batas Lahan Perancangan Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Jalan Jakarta : Kompleks ABRI : Pemukiman Penduduk : Jalan Jakarta Dalam II.2 Lokasi Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang merupakan area perdagangan dan jasa sesuai dengan peruntukan RTRW 2013-2031. Lokasi ini dipilih agar gedung olahraga yang sebelumnya kurang memadai untuk standar bangunan olah raga menjadi lebih maksimal dan memiliki standar gedung olahraga skala nasional dan internasional. 6

Gambar II.1 Lokasi Site Sumber : Google Earth II.3 Pengertian Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990). Center : Pusat. Bandung Badminton Center merupakan sebuah sarana dan gelanggang olahraga khusus untuk olahraga badminton yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pelatihan serta pertandingan-pertandingan skala kecil sampai skala besar. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung olahraga ini serta mengacu pada standar nasional perancangan sebuah gedung olahraga. II.4. Pola Kegiatan Pelaku kegiatan dari perancangan ini adalah sebagai berikut: II.4.1 Pengunjung Pengunjung terbagi dalam beberapa kelompok seperti: Anak-anak yang berlatih maupun yang menonton pertandingan. Remaja baik yang bermain, berlatih dan menonton pertandingan. 7

Dewasa baik dari atlet, staf, pengelola, penyewa maupun yang menonton pertandingan. Orang tua yang bermain dan menonton Kaum difabel yang menonton. II.4.2 Pengelola Pengelola gedung utama Pengelola gedung penunjang Staf II.4.3 Kegiatan Kegiatan utama Olah raga baik yang berlatih dan bermain. Rekreatif Menonton pertandingan berbagai kompetisi. Edukatif Berlatih dan belajar bulu tangkis. Kegiatan Pendukung Restoran, Kafe, Retail souvenir, pusat kebugaran dan klinik kesehatan. II.5 Studi Literatur dan Studi Banding II.5.1 Studi Literatur Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-3647-1994) tentang tata cara perancangan teknik bangunan gedung olahraga adalah sebagai berikut: Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya. 8

Klasifikasi gedung olah raga direncanakan berdasarkan ketentuanketentuan sebagai berikut: a. Tipe Lapangan Olahraga Tabel II.1 Tipe Lapangan Olahraga Sumber : SNI 03-3647-1994 b. Klasifikasi Lapangan Olahraga Tabel II.2 Klasifikasi Lapangan Olahraga Sumber : SNI 03-3647-1994 9

c. Lapangan Gambar II.2 Ukuran Lap. Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 Ukuran lapangan bulu tangkis ; (13,40 x 6,10) meter. Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40 mm. Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih atau kuning. Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court minimal 4 meter. Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter. Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah 15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter (diasumsikan memakai atap lengkung/miring) Lantai tidak boleh keras untuk mencegah terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis. 10

d. Tribun Bandung Badminton Center Bentuk Tribun terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap. Tipe tetap bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena. Gambar II.3 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Gambar II.4 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m; Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 1,20 m; Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20m; 11

e. Tempat duduk Gambar II.5 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut: VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m; Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m; Gambar II.6 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 12

f. Tata letak tempat duduk Gambar II.7 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994 Tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut: Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi; Tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi; Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor; Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan; Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 kompartemenisasi. g. Tangga Tangga harus memenuhi ketentuan berikut: Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya; Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang; Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm; Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal 30 cm. 13

h. Lantai Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Bandung Badminton Center Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai; Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kg/m; Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis; Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus ditutup dengan lapisan elastis; Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada peredaran udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai; Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan; Permukaan lantai harus tidak licin; Permukaan lantai harus tidak mudah aus; Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata. i. Fasilitas Penunjang (1) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal dua unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut : Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton. Kelengkapan fasilitas tipa-tiap unit antara lain : Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus; Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower; Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk; Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan 4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin; Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah; 14

Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk. (2) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan, sebagai berikut : Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton; Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal: 1 buah bak cuci tangan; 1 buah kakus; 1 buah ruang bilas tertutup; 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk; (3) Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 12 m 2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah kakus; (4) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15 m 2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping; (5) Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300 m 2, tipe B minimal 81 m 2 dan maksimal 196m 2, sedangkan tipe C minimal 81 m 2 ; (6) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m 2 untuk tipe A, 80 m 2 untuk tipe B dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban; 15

(7) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan: Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untuk wanita 1 buah kakus jongkok untuk 100 penonton wanita; Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita. Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria. (8) Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut : Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dan tipe C minima l 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m 2 untuk setiap orang. Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m 2. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut; (9) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain: Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m 2 dan 20 m 2 untuk gudang alat kebersihan; Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m 2 dan 20 m 2 untuk gudang alat kebersihan; Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m 2 dan 9 m 2 untuk gudang dan alat kebersihan; 16

(10) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik; (11) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton; (12) Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin; (13) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan; (14) Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai kapasitas penonton; (15) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut: Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film; Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon dan telex; Toilet khusus untuk pria dan wanita. (16) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang digunakan untuk tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus; (17) Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B, sebagai berikut: Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500m; 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk. 17

II.5.2 Studi Banding a. Taufik Hidayat Arena - Jakarta Gambar II.8 Taufik Hidayat Arena Sumber: www.taufikhidayatarena.com Taufik Hidayat arena berada tepatnya berada di jalan raya Ciracas No. 8 Jakarta Timur. Bangunan tersebut memiliki luas 6.600 persegi tersebut dilengkapi berbagai fasilitas antara lain: Halaman parkir yang dapat memuat 40 kendaraan roda empat dan 50 kendaraan roda. Pos jaga yang di disain mirip Shutllecock. Fitness center Kafe Lapangan Indoor Souvenir Shop Living Room Athlete Lounge Dan lainnya 18

Gambar II.9 Lapangan Indoor THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com www.taufikhidayataren Gambar II.10 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com Gambar II.11 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com 19

b. PB Djarum Kudus - Jawa Tengah Gambar II.12 PB Djarum Kudus Sumber: www.pbdjarum.org Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulu tangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di Jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 Gambar II. 13 Tampak Depan PBDK Sumber: www.pbdjarum.org Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada PB Djarum Kudus Antara Lain: Lapangan Indoor Fasilitas Fisiotherapy Fitness Center 20

Kafe Asrama Dan Lainnya Gambar II.14 Lapangan Indoor PBDK Sumber: www.pbdjarum.org Gambar II.15 Fasilitas Fisiotherapy Sumber: www.pbdjarum.org Gambar II.16 Fasilitas Ruang Fitnes Sumber: www.pbdjarum.org 21