BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hasil analisis statistik secara umum dari data yang digunakan: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. & investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Retail adalah penjualan dari sejumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek yang diteliti oleh penulis adalah persahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013. Indeks Liquid 45 atau yang sering disebut LQ 45 terdiri atas 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria, sehingga terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuidasi yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut (www.idx.co.id). Beberapa kriteria saham untuk dapat masuk dalam indeks LQ 45 yaitu : 1) Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan. 2) Masuk dalam top 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 3) Masuk dalam peringkat yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (ratarata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 4) Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular. Saham-saham dalam indeks LQ 45 akan disesuaikan setiap enam bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Saham-saham yang dinyatakan tidak memenuhi kriteria lagi, akan digantikan dengan saham-saham baru yang 42

43 lebih memenuhi syarat. Pergerakan indeks LQ 45 cenderung selalu searah dengan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG). Jika LQ 45 naik maka IHSG juga naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena semua saham-saham yang menjadi anggota indeks LQ 45 juga menjadi IHSG, saham-saham dalam indeks LQ 45 merupakan lokomotif utama penggerak IHSG, karena indeks LQ 45 menampung sahamsaham yang paling likuid, paling besar kapitalisasinya dan paling baik kinerjanya. Sehingga indeks LQ 45 bisa dijadikan alat untuk mengukur kinerja pasar saham di BEI. Obyek penelitian ini terdiri dari 45 perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45, ada 21 perusahaan yang tidak konsisten masuk dalam indeks LQ 45 dan 1 perusahaan melaporkan laba negative. Perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 23 perusahaan, maka jumlah seluruh sampel penelitian periode 2011-2013 adalah sebanyak 69 sampel data. B. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi suatu data. Berikut ini hasil analisis deskiptif menggunakan SPSS 20.

44 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAIC TM 69 1,92 11,57 5,6030 2,34143 ROE 69 3,39 50,53 21,3709 9,16308 PBV 69,96 7,40 3,3206 1,52083 Valid N (listwise) 69 Berdasarkan data Tabel 4.1 statistik deskriptif diatas, N = 69 berarti jumlah data yang valid (sah untuk diproses) sebanyak 69 sampel. Dari data tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa untuk VAIC TM (modal intelektual) mempunyai nilai rata-rata sebesar 5,60. Perusahaan yang memiliki VAIC TM terbesar adalah Astra Agro Lestari Tbk., yaitu sebesar 11,57. Untuk perusahaan yang memiliki nilai VAIC TM terendah adalah International Nickel Indonesia Tbk., yaitu sebesar 1,92. Nilai rata-rata modal intelektual sebesar 5,60 menunjukkan bahwa modal intelektual perusahaan berada pada kategori top performers (skor VAIC TM di atas 3). Nilai VAIC TM disini adalah menunjukkan nilai (value added) yang dihasilkan dari Intellectual Capital (IC) sebuah perusahaan. Semakin besar nilai VAIC TM pada sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut telah dengan baik melakukan manajemen terhadap Intellectual Capital (IC) yang dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA value added capital employed), human capital (VAHU value added human capital), dan structural capital (STVA structural capital value added). Sehingga jika dilihat dari nilai VAIC TM, maka perusahaan yang telah dengan baik melakukan manajemen terhadap Intellectual Capital (IC) dengan nilai VAIC TM

45 yang paling tinggi adalah Astra Agro Lestari Tbk, sedangkan perusahaan yang belum dengan baik melakukan manajemen terhadap Intellectual Capital (IC) sehingga mendapatkan nilai VAIC TM yang paling rendah adalah International Nickel Indonesia Tbk. Untuk ROE (kinerja perusahaan) menunjukan minimum sebesar 3,39 dan nilai maksimum sebesar 50,53. Nilai rata-rata (mean) sebesar 21,37 dengan standar deviasi sebesar 9,16. Nilai mean ROE sebesar 21,37 menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atas jumlah dana (ekuitas) pemegang saham, ini berarti perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 0,21% untuk setiap Rp. 1 jumlah dana pemegang saham. Untuk PBV (harga saham) mempunyai nilai minimum sebesar 0,96 dan nilai maksimum sebesar 7,40. Sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,32. Nilai rata-rata PBV > 1 menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai bukunya. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual yaitu uji one sample kolmogorov-smirnov test dan Grafik Normal Probability Plot.

46 Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 69 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 6,94839642 Most Extreme Differences Absolute,067 Positive,067 Negative -,047 Kolmogorov-Smirnov Z,555 Asymp. Sig. (2-tailed),918 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

47 Dari table 4.2, sig. 2-tailed adalah 0,918 atau probabilitas diatas 0,05 (0,918 > 0,05). Residual data terdistribusi normal jika signifikansi kolmogorov smirnov test > 0,05. Hal ini diperjelas dengan grafik normal plot yang terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini menjelaskan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas, berarti ini menunjukkan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolonieritas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Tolerance dan Variance Inflating Factor (VIF). Hasil uji multikolonieritas dari model regresi ditunjukan olah tabel berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),896,437 2,052,044 1 VAIC TM,069,068,106 1,013,315,835 1,197 ROE,095,017,574 5,465,000,835 1,197 a. Dependent Variable: PBV

48 Pada Tabel 4.3 dapat dilihat untuk seluruh variable, nilai tolerancenya > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolonieritas pada model regresi. 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat diketahui melalui uji Durbin Watson (DW test). Jika d lebih kecil dibandingkan dengan d1 atau lebih besar dari 4-d1, maka Ho ditolak yang berarti terdapat autokolerasi. Jika d terletak diantara du dan 4-du, maka Ho diterima yang berarti tidak ada autokolerasi. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,625 a,391,372 1,20475 1,936 a. Predictors: (Constant), ROE, VAIC TM b. Dependent Variable: PBV Dari tabel 4.4 dapat dilihat besarnya nilai Durbin-Watson sebesar 1,936 dengan satu variabel independen dan sampel berjumlah 69, maka didapatkan dl = 1,554 dan du = 1,672. Karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas 1,672 (du) dan kurang dari 2,328 (4- du). Maka dapat disimpulkan kita menerima H0 yang berarti tidak ada korelasi positif atau negatif, dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara Uji

49 Glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),626 1,529,409,684 1 VAIC TM,385,239,201 1,610,112 ROE,117,061,239 1,912,060 a. Dependent Variable: absres Dari table 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen > 0,05 sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. D. Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi (R 2 ) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan R Square. Nilai R 2 adalah antara nol dan 1. Semakin mendekati 1 maka nilainya semakin baik yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

50 Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,625 a,391,372 1,20475 1,936 a. Predictors: (Constant), ROE, VAIC TM b. Dependent Variable: PBV Dilihat dari tabel 4.6 diatas, maka diketahui bahwa R Square sebesar 0,391 yang artinya adalah sebesar 39,1% hubungan variabel dependen yaitu variabel nilai perusahaan dapat diterangkan secara signifikan oleh modal intelektual dan kinerja perusahaan sedangkan sisanya yaitu 60,9% (100% - 39,1%) diterangkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. 2. Uji Kesesuain Model (F-test) Uji Kesesuaian model digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen dan intervening secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05. Apabila tingkat signifikansi uji F < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

51 Tabel 4.7 F-test ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 61,484 2 30,742 21,181,000 b 1 Residual 95,794 66 1,451 Total 157,278 68 a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), ROE, VAIC TM Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai F hitung sebesar 21,181 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0,05), maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen yaitu modal intelektual dan variabel intervening berupa kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga variabel modal intelektual dan kinerja keuangan dapat digunakan secara bersama-sama. 3. Uji Signifikan Parsial (t-test) Uji t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen dan variable intervening terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut manakah di antara variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka suatu independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap dependen. Berikut hasil uji t dalam penelitian ini :

52 Tabel 4.8 t-test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),896,437 2,052,044 1 VAIC TM,069,068,106 1,013,315 ROE,095,017,574 5,465,000 a. Dependent Variable: PBV Berdasarkan Tabel 4.8, Variabel modal intelektual (VAIC TM ) memiliki nilai t sebesar 1,013 dan nilai sig. sebesar 0,315 > α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel kinerja perusahaan (ROE) memiliki nilai t sebesar 5,465 dan nilai sig. sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari variabel independen dan intervening yang dimasukan dalam model dengan signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel modal intelektual tidak berpengaruh dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. 4. Analisis Regresi Berganda Berikut ini hasil perhitungan regresi berganda :

53 Tabel 4.9 Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),896,437 2,052,044 1 VAIC TM,069,068,106 1,013,315,835 1,197 ROE,095,017,574 5,465,000,835 1,197 a. Dependent Variable: PBV Dari tabel 4.9 di pereoleh persamaan regresi sebagai berikut : PBV = 0,896 + 0,069 VAIC TM + 0,095 ROE Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan Constant = 0,896, artinya bila modal intelektual dan kinerja perusahaan konstan atau tetap maka nilai perusahaan sebesar 0,896. 5. Analisis Jalur (Path Analysist) Berikut ini adalah hasil analisis jalur dalam penelitian ini : Tabel 4.10 Analisis Jalur Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,406 a,165,152 8,43634 a. Predictors: (Constant), VAIC TM

54 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 12,469 2,650 4,705,000 VAIC TM 1,589,437,406 3,636,001 a. Dependent Variable: ROE Hasil analisis pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai standardized beta modal intelektual (VAIC TM ) sebesar 0,406 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,001 hal ini berarti modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan, yang artinya H1 diterima. Nilai standardized beta modal intelektual (VAIC TM ) sebesar 0,406 merupakan nilai path atau jalur P2. Pada table 4. 9 nilai standardized beta modal intelektual sebesar 0,106 dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu 0,315. Hal ini berarti bahwa modal intelektual tidak berpengaruh pada nilai perusahaan yang berarti hipotesis H2 ditolak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar belum memberikan penghargaan pada sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan. Nilai standardized beta modal intelektual sebesar 0,106 merupakan nilai jalur P1. Untuk hipotesis ke tiga yaitu kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, berdasarkan Tabel 4. 9 dapat diketahui nilai standardized beta kinerja keuangan sebesar 0,574 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 yang berarti hipotesis H3 diterima. Nilai standardized beta kinerja keuangan perusahaan 0,574 merupakan nilai jalur P3. Besarnya nila e1 = (1-0,165) = 0,913 dan besarnya nilai e2 = (1-0,391) = 0,780.

55 e1 = 0,913 p2 = 0,406 Kinerja Perusahaan p3 = 0,574 p1 = 0,106 e2 = 0,780 Modal Intelektual Gambar 4.2 Path Analysist Nilai Perusahaan Hasil analisis menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh tidak langsung pada nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel antara. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat modal intelektual perusahaan akan meningkatkan kinerja keuangan, kinerja keuangan yang meningkat akan direspon positif pasar sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Tabel 4.11 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total VARIABEL Pengaruh Langsung VAIC TM Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Pengaruh Langsung ROE Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total ROE 0,406-0,406 - - - PBV 0,106 0,233 0,339 0,574-0,574 Sesuai Tabel 4.11 besarnya pengaruh langsung modal intelektual pada kinerja keuangan adalah 0,406. Besarnya pengaruh langsung modal intelektual

56 pada nilai perusahaan adalah 0,106. Pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan yaitu 0,574. Besarnya pengaruh modal intelektual pada nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel antara yaitu 0,233 (0,406 x 0,574) sehingga pengaruh totalnya menjadi 0,339 (0,106 + 0,233). Pengaruh tidak langsung modal intelektual pada kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,233 lebih besar dari koefisien hubungan langsung, berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan sebagai variabel antara mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan. Hasil perhitungan koefisien determinasi total menunjukkan nilai 0,391 atau 39,1%. Angka ini menunjukkan bahwa sebesar 39,1% variabilitas kinerja keuangan dan nilai perusahaan dipengaruhi modal intelektual. Sedangkan sisanya sebesar 60,9% (100% - 39,1%) variabilitas kinerja keuangan dan nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. ROE = 0,406VAIC TM + 0,913 PBV = 0,106VAIC TM + 0,574ROE + 0,780 Besarnya kontribusi pengaruh modal intelektual pada kinerja keuangan perusahaan yaitu (0,406)2 = 0,164 atau 16,4%. Kontribusi pengaruh langsung modal intelektual pada nilai perusahaan adalah (0,106)2 = 0,011 atau 1,1%. Kontribusi pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan yaitu (0,574)2 = 0,329 atau 32,9%. Hal ini berarti kinerja keuangan sebagai variabel intervening memberikan kontribusi tambahan yang cukup besar yaitu 32,9%, sehingga kontribusi pengaruh modal intelektual pada nilai perusahaan melalui kinerja keuangan adalah (0,406)2 + (0,574)2 = 0,493 atau = 49,3%.

57 E. Pembahasan 1) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa beberapa modal intelektual yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 telah secara langsung mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan ROE yang lebih baik. Dengan memanfaatkan modal intelektual yang dimiliki, maka perusahaan dapat meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan pendapatan tanpa adanya peningkatan beban dan biaya secara proporsional atau mengurangi beban operasi perusahaan. Pemanfaatan modal intelektual secara efektif dan efisien akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian keunggulan kompetitif dan selanjutnya akan tercermin dalam kinerja perusahaan yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika modal intelektual dikelola dengan baik oleh perusahaan maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Firer dan Williams (2003), Chen et al, (2005), Tan et al, (2007), dan Ulum dkk (2008) yang menyatakan bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien perusahaan mengelola sumber daya intelektual (physical capital, human capital dan structural capital) yang dimiliki perusahaan akan memberikan hasil yang meningkat yang ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan perusahaan (Sunarsih dan Mendra 2012). Solikhah dkk. (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu

58 mengelola sumber daya intelektualnya dengan efisien akan menciptakan value added dan competitive advantage yang akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. 2) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pengujian hipotesis kedua (H2) tidak berhasil membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti pasar tidak memberikan penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki modal intelektual yang lebih tinggi. Peneliti menemukan bahwa masih banyak perusahaan LQ 45 yang belum mengungkapkan biaya tenaga kerja pada laporan laba ruginya, padahal pengungkapan biaya tenaga kerja dirasa penting karena merupakan bagian dari human capital untuk menghitung modal intelektual. Perusahan yang tergabung dalam LQ 45 sebagian besar merupakan perusahaan besar yang sudah go public, sehingga sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan bukan menjadi tolak ukur perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Jadi dalam mengapresiasi nilai pasar,para investor cenderung hanya melihat dari harga saham perusahaan saja dan tidak menitikberatkan pada sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunarsih dan Mendra (2012), yang tidak berhasil membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh langsung pada nilai perusahaan. Tetapi berbeda dengan penelitian Belkaoui (2003) dan Chen et. al. (2005) yang berhasil memberikan bukti empiris bahwa intellectual capital (VAIC TM ) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

59 3) Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 sebagian besar memiliki nilai ROE yang tinggi, hal ini berarti pemegang saham mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar nilai ROE perusahaan maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang mengemukakan bahwa kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. 4) Pengaruh Modal Intelektual melalui Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan. Hasil penelitian pada perusahaan LQ 45, besarnya pengaruh tidak langsung modal intelektual pada nilai perusahaan adalah 0,233. Nilai tersebut lebih besar dari koefisien hubungan langsung yaitu 0,106 yang berarti kinerja perusahaan merupakan variabel yang memediasi hubungan modal intelektual dan nilai perusahaan. Pasar akan memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan yang

60 meningkat, kinerja perusahaan yang meningkat akan direspon positif oleh pasar sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunarsih & Mendra (2011) yang berhasil membuktikan bahwa kinerja perusahaan sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan. Secara keseluruhan hasil hipotesis adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Kesimpulan H1 H2 H3 H4 Modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan Modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan Modal intelektual melalui kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan Diterima Ditolak Diterima Diterima