BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. desain pretest-posttest control group design. Didalam desain ini, kontrol atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah Eksperimental-semu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian research). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Kasihan Bantul yang beralamat di Jalan Wates km 3, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian pada 2 Maret 2015 2 April 2015 semester genap 2014/2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi menurut Nanang Martono (2011: 66) diartikan sebagai keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul tahun pelajaran 2014/2015, yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas VIII A VIII E. 2. Sampel Penelitian Menurut Nanang Martono (2011: 66), sampel merupakan sebagian anggota populasi yang diilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel 39

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Nanang, 2011: 67). Teknik ini digunakan karena anggota populasi bersifat homogen. Pengambilan sampel diambil secara acak dua kelas dari lima kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul, Bantul, Yogyakarta. Dari dua kelas tersebut, satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas dijadikan kelas kontrol. Setelah pengacakan diperoleh kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional (pembelajaran dengan pendekatan sainstifik). D. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu mengembangkan definisi operasional variabel sebagai berikut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa SMP. 1. Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kelas dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan dua siswa. Jika banyaknya kelompok pada kelas tersebut bukan kelipatan dua, maka salah satu pasangan kelompok tersebut bersama dengan guru. Dalam pembentukan kelompok tersebut guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa melakukan prosedur teknik Mencari Pasangan seperti yang dijelaskan di depan. 40

b. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara berkelompok dan siswa berdiskusi serta bekerja sama dengan kelompoknya. c. Setelah selesai berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompoknya, salah satu anggota dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bergabung dengan pasangan kelompok lainnya. Sehingga kelompok baru beranggotakan satu anggota dalam kelompok tersebut dan satu anggota dari kelompok yang lain (tamu). Salah satu anggota dalam kelompok tersebut bertugas membagi informasi terkait dengan hasil kerja kelompok yang telah dilakukan d. Setelah selesai, salah satu anggota kelompok (tamu) kembali ke kelompoknya masing-masing dan membagikan hasil perolehannya. e. Setiap kelompok membahas dan membandingkan antara hasil temuan mereka dengan hasil temuan yang diperoleh dari kelompok lain. 2. Model pembelajaran konvensional dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengamati Siswa mengamati yang telah disajikan oleh guru serta LKS yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. b. Menanya Siswa menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya baik dalam penjelasan guru maupun langkah-langkah pada LKS yang diberikan kepada teman atau guru. c. Mencoba 41

Siswa melaksanakan langkah-langkah yang diberikan pada LKS maupun yang diperintahkan oleh guru. d. Menalar/mengasosiasi Siswa membuat kesimpulan sementara atas hasil kerjanya. e. Menyaji Siswa menyajikan hasil kerjanya kepada teman-temannya didepan kelas baik secara lisan maupun tertulis. 3. Siswa dikatakan memahami konsep apabila siswa mampu : a. mendefinisikan dan menjelaskan ulang sebuah konsep matematika, b. mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, c. memberikan contoh dan noncontoh dari suatu konsep matematika tersebut, d. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, e. mengapliksikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. E. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs dan pembelajaran konvensional. Pembelajaran pada kelompok kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs dan untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. 42

2. Variabel terikat siswa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika F. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest grup design. Dalam desain ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol akan diberi pretest sebelum perlakuan dan kemudian setelah perlakuan akan diberikan posttest. Dalam hal ini kelompok eksperimen diberi simbol E, kelompok kontrol diberi simbol K dan perlakuan diberi simbol X. Untuk lebih jelasnya, desain penelitian yang digunakan disajikan dalam Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Desain Penelitian Pretest-Posttest Group Design. Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen (E) (Change Of Pairs) A1 XE A3 Kontrol (K) (Konvensional) A2 XK A4 Keterangan: A1 : soal pretest kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran Change Of Pairs A2 : soal pretest kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran konvensional A3 : soal posttest kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran Change Of Pairs A4 : soal posttest kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran konvensional XE : perlakuan kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran Change Of Pairs XK: perlakuan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. 43

G. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan oleh guru pada setiap kali pertemuan di kelas. RPP merupakan persiapan mengajar guru yang didalamnya terdapat program terperinci yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumus dengan jelas. RPP disusun oleh peneliti dengan memperhatikan pendapat dosen pembimbing dan guru. Dalam menyusun RPP, peneliti melakukannya dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk materi yang akan dipilih, b. memahami materi yang akan diajarkan, c. menentukan tujuan pembelajaran, d. merumuskan indikator-indikator pencapaian Kompetensi Inti (KI) untuk materi yang akan diajarkan, e. menyusun draf RPP, f. mengkonsultasikan draf RPP kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran, g. merevisi draf RPP yang telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. 44

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS merupakan alat pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran. LKS berisikan permasalahan-permasalahan dan petunjuk-petunjuk yang akan digunakan sebagai bahan diskusi yang harus diselesaikan oleh siswa. LKS yang diberikan tersebut sesuai dengan sub pokok bahaan yang sedang diajarkan pada pertemuan tersebut. LKS disusun oleh peneliti dengan memperhatikan pendapat dosen pembimbing dan guru. Dalam menyusun LKS, peneliti melakukannya dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk materi yang akan dipilih, b. memahami materi yang akan diajarkan, c. menentukan tujuan pembelajaran, d. merumuskan indikator-indikator pencapaian Kompetensi Inti (KI) untuk materi yang akan diajarkan, e. menyusun draf LKS, f. mengkonsultasikan draf LKS kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran, g. merevisi draf LKS yang telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran, h. memperbanyak LKS. 45

H. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Lembar observasi adalah lembar yang berisi pernyataan-pernyataan tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi diperlukan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran guna mendapatkan data yang akurat dalam proses pembelajaran. Sehingga, lembar observasi ini berguna untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. 2. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep yang berbentuk uraian yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Tes merupakan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa secara individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini menggunakan tes pemahaman konsep dalam bentuk soal uraian yang terdiri dari dua macam test yaitu pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diberikan perlakuan. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun instrumen tes kemampuan pemahaman konsep antara lain sebagai berikut: 46

a. mengumpulkan kajian teori yang berhubungan dengan pemahaman konsep matematika siswa, b. menyusun definisi operasinal tentang pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan kajian teori yang telah ada,, c. menjabarkan komponen-komponen pemahaman konsep matematika siswa ke dalam indikator pemahaman konsep matematika, d. menyusun kisi-kisi soal pemahaman konsep matematika berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika, e. menyusun butir-butir soal pretest dan posttest berdasarkan kisi-kisi. f. memberi skor untuk setiap butir soal, g. memvalidasi instrumen soal pretest dan posttest kepada dosen ahli, h. merevisi instrumen soal pretest dan posttest berdasarkan masukan dosen ahli, i. memperbanyak lembar instrumen soal pretest dan posttes. I. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan dilaksanakan untuk setiap pertemuan. Lembar observasi yang disusun oleh peneliti digunakan untuk mengamati kegiatan keterlaksanaan pembelajaran yang meliputi aktivitas belajar siswa dan guru. 2. Metode Tes Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Tes uraian adalah pertanyaaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan 47

alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (Nana Sujana, 2002:35). Pemberian tes tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan. Soal yang diberikan dalam pretest dan posttest sejenis dan tingkat kesukarannya sama. Langkah-langkah dalam mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti: a. pemberian tes awal (pretest), b. pelaksanaan pembelajaran/pemberian perlakuan, c. pemberian tes akhir (protest). 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data melalui kegiatan dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Beberapa jenis dokumen yang dapat dijadikan sebagai data seperti foto-foto kegiatan pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai data tambahan yang memperkuat data-data lainnya. J. Validitas Instrumen pengumpulan data berupa soal kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Soal tersebut dapat dikatakan baik jika memenuhi validitas. Validitas instrumen adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Nana Sujana, 2002:12). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam menggukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau 48

variabel yang hendak diukur (Nana Sujana, 2002:13). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, tetapi sebaliknya jika instrumen tidak valid maka validitasnya rendah. K. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data Sebelum data dianalisa untuk menguji hipotesis penelitian, data perlu dideskripsikan terlebih dahulu. Data yang perlu dideskripsikan adalah hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Deskripsi data yang dilakukan berupa rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan nilai terendah dari data tersebut. a. Rata-rata (mean) Mean adalah rata-rata perolehan skor siswa masing-masing kelas. Data perolehan skor siswa berupa data tidak berkelompok, Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus yang ditulis oleh Walpole (1992: 24) yaitu: x = n i=1 x i n Keterangan: x = mean (Rata-rata skor siswa) x i = nilai siswa n = banyaknya siswa b. Ragam/varians Untuk menghitung ragam/varians digunakan rumus yang ditulis oleh Walpole (1992: 35): s 2 = n i=1 (x i x ) 2 n 1 49

Keterangan: s = variansi x i = skor siswa x = rata-rata skor siswa n = banyaknya siswa c. Standar Deviasi Standar deviasi adalah akar dari variansi yang dapat menunjukkan seberapa besar simpangan baku dari data yang dianalisis. Untuk menghitung standar deviasi digunakan rumus yang ditulis oleh Walpole (1992: 36): s = n i=1 (x i x ) 2 n 1 d. Nilai tertinggi dan nilai terendah Skor yang tertinggi dan skor terendah diperoleh dengan cara melihat langsung dan mengidentifikasikan skor yang telah diperoleh siswa. 2. Uji Asumsi Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas terhadap hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah nilai pretest dan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS versi 16 menggunakan uji 50

Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS versi 16. Berikut ini langkahlangkah pengujian normalitas: 1) Hipotesis: H0: Skor pretest/posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Skor pretest/posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikasi: α = 0,05 3) Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: F hitung = s 1 2 s 2 2 (Sugiyono, 2012: 140) derajad bebas v 1 = n 1 1, v 2 = n 2 1 Keterangan: s 1 2 = varians kelas eksperimen s 2 2 = varians kelas kontrol 4) Kriteria keputusan: H 0 diterima jika p > α 5) Kesimpulan b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai pretest dan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan tersebut menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov Test dengan bantuan SPSS versi 16. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis homogenitas skor pretest: 51

1) Hipotesis: H 0 : σ 1 2 = σ 2 2 (Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan pemahaman konsep matematika memiliki variansi yang sama) H 1 : σ 1 2 σ 2 2 (Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan pemahaman konsep matematika memiliki variansi yang tidak sama/berbeda) 2) Taraf signifikasi: α = 0,05 3) Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: F hitung = s 1 2 Keterangan: s 2 2 (Sugiyono, 2012: 140) s 1 2 = varians kelas eksperimen s 2 2 = varians kelas kontrol 4) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika F hitung < F 1 α 2 (v 1,v 2 ) atau F > Fα 2 (v 1,v 2 ) dengan v 1= n 1-1, dan v 2 = n 2-1. 5) Kesimpulan c. Uji Kemampuan Awal Setelah melakukan uji asumsi analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi maka dilakukan pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan 52

pengujian apakah kemampuan awal dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama atau tidak. Adapun pengolahan pada uji kemampuan awal ini adalah dengan uji-t dengan bantuan SPSS versi 16. Berikut ini rumusan hipotesis yang digunakan: H 0 : μ 1 = μ 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan 2 awal pemahaman konsep matematika yang sama H 0 : μ 1 μ 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal pemahaman konsep matematika yang tidak sama dengan taraf signifikasi: α = 0,05 dan statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Jika hasil uji homogenitas menyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki variansi yang sama, maka statistik uji yang digunakan adalah: t = x 1 x 2 s p 1 n1 + 1 n2 (Walpole, 1992: 305) dengan s p = (n 1 1)s 1 2 +(n 2 1)s 2 2 n 1 +n 2 2 2) Jika hasil uji homogenitas menyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki variansi yang berbeda, maka statistik uji yang digunakan adalah: t = x 1 x 2 s 1 2 n1 +s 2 2 n2 (Walpole, 1992: 305) 53

Dengan s p = (n 1 1)s 1 2 +(n 2 1)s 2 2 n 1 +n 2 2 Keterangan: x 1: rata-rata skor pretest kelas eskperimen x 2: rata-rata skor pretest kelas kontrol s 1 2 : variansi skor pretest dari kelas eksperimen s 2 2 : variansi skor pretest dari kelas kontrol n 1 : banyaknya siswa pada kelas eksperimen n 2 : banyaknya siswa pada kelas kontrol Kriteria keputusan: H0 ditolak jika t hitung < tα 2,n atau t hitung > tα 1+n2 2 2,n 1+n2 2 3. Pengujian Hipotesis a. Jika siswa dari kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, maka kriteria keefektifan dalam pengujian hipotesis adalah pembelajaran dikatakan efektif jika nilai yang diperoleh siswa dari tes pemahaman konsep (posttest) sudah mencapai KKM yaitu 75. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah pertama Pengujian hipotesis pertama untuk menjawab rumusan permasalahan pertama yaitu apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata 54

posttest siswa minimal mencapai KKM yaitu 75. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis. a) Hipotesis: H 0 : μ e 74,99 Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul H 1 : μ e > 74,99 Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul b) Taraf signifikansi: α = 0,05 c) Statistik uji (Walpole, 1992: 305): t = x μ e s n Dengan derajat bebas v = n 1 Keterangan: x = rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen μ e = nilai yang dihipotesiskan (75) s = simpangan baku n = jumlah siswa d) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t tabel e) Kesimpulan 2) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah kedua Pengujian hipotesis kedua untuk menjawab rumusan permasalahan kedua yaitu apakah penggunaan model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari 55

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata posttest siswa minimal mencapai KKM yaitu 75. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis. a) Hipotesis: H 0 : μ e 74,99 Model pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul H 1 : μ e > 74,99 Model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul b) Taraf signifikansi: α = 0,05 c) Statistik uji (Walpole, 1992: 305): t = x μ e s n Dengan derajat bebas v = n 1 Keterangan: x = rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen μ e = nilai yang dihipotesiskan (75) s = simpangan baku n = jumlah siswa d) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t tabel e) Kesimpulan 56

3) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah ketiga Pengujian hipotesis ketiga untuk menjawab rumusan permasalahan ketiga yaitu apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata posttest siswa dikelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih tinggi dari rata-rata posttest siswa dikelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis: a) Hipotesis: H 0 : μ e μ k Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) tidak lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan atau keduanya memiliki efektivitas yang sama H 1 : μ e > μ k Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampua pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan 57

b) Taraf signifikansi: α = 0,05 c) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t α d) Statistik uji : (1) Jika pada uji homogenitas didapat kesimpulan bahwa data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama maka statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: t = x e x k s p 1 ne + 1 n k (Walpole, 1992: 305) dengan s p = (n e 1)s e 2 +(n k 1)s k 2 n e +n k 2 dan v = n 1 + n 2 2 (2) Jika pada uji homogenitas didapat kesimpulan bahwa data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang berbeda maka statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: t = x 1 x 2 s 1 2 n1 +s 2 2 n2 (Walpole, 1992: 305) dengan v = Keterangan: ( s 1 2 n1 +s 2 2 n2 ) 2 ( s 1 2 2 n1 ) s2 2 ( n 1 + n2 ) n 1 x 1 = rata-rata nilai pretest kelas eksperimen x 2 = rata-rata nilai pretest kelas kontrol s 1 2 = variansi nilai pretest kelas eksperimen s 2 2 = variansi nilai pretest kelas control n 1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen n 2 = jumlah peserta didik kelas kontrol e) Kesimpulan 58

b. Jika siswa dari kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang berbeda, maka kriteria kefektifan dalam pengujian hipotesis didasarkan pada selisih nilai posttest dan pretest siswa (gain skor). Gain skor ini diperoleh dari: g = skor posttest skor pretest skor maksimum skor pretest dengan kriteria pada Tabel 3 di bawah ini: Gain Skor Tabel 3. Kriteria Gain Skor Kriteria 0,7 g Tinggi 0,3 g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah Berdasarkan gain skor, kriteria kefektifan yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah pembelajaran dikatakan efektif jika nilai rata-rata gain skor lebih besar atau sama dengan 0,7 atau pada kriteria tinggi. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah pertama Pengujian hipotesis pertama untuk menjawab rumusan permasalahan pertama yaitu apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata gain 59

skornya lebih besar atau sama dengan 0,7 Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis. a) Hipotesis: H 0 : μ e 0,69 Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan H 1 : μ e > 0,69 Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan b) Taraf signifikansi: α = 0,05 c) Statistik uji (Walpole, 1992: 305): t = x μ e s n Dengan derajat bebas v = n 1 Keterangan: x = rata-rata gain skor pada kelas eksperimen μ e = nilai yang dihipotesiskan (0,7) s = simpangan baku n = jumlah siswa d) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t tabel e) Kesimpulan 60

2) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah kedua Pengujian hipotesis kedua untuk menjawab rumusan permasalahan kedua yaitu apakah penggunaan model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata gain skornya lebih besar atau sama dengan 0,7 Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis. a) Hipotesis: H 0 : μ e 0,69 Model pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul H 1 : μ e > 0,69 Model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari b) Taraf signifikansi: α = 0,05 kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul c) Statistik uji (Walpole, 1992: 305): t = x μ e s n Dengan derajat bebas v = n 1 Keterangan: x = rata-rata gain skor pada kelas eksperimen μ e = nilai yang dihipotesiskan (0,7) 61

s = simpangan baku n = jumlah siswa d) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t tabel e) Kesimpulan 3) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah ketiga Pengujian hipotesis ketiga untuk menjawab rumusan permasalahan ketiga yaitu apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul? Kriteria keefektifan: model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas VIII SMP N 1 Kasihan Bantul jika nilai rata-rata posttest siswa dikelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih tinggi dari rata-rata posttest siswa dikelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis: a) Hipotesis: H 0 : μ e μ k Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) tidak lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan atau keduanya memiliki efektivitas yang sama 62

H 1 : μ e > μ k Model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Kasihan b) Taraf signifikansi: α = 0,05 c) Kriteria keputusan: H 0 ditolak jika t hitung > t α d) Statistik uji: t = x e x k s p 1 ne + 1 n k (Walpole, 1992: 305) dengan s p = (n e 1)s e 2 +(n k 1)s k 2 n e +n k 2 Keterangan: dan v = n 1 + n 2 2 x 1 = rata-rata nilai pretest kelas eksperimen x 2 = rata-rata nilai pretest kelas kontrol s 1 2 = variansi nilai pretest kelas eksperimen s 2 2 = variansi nilai pretest kelas kontrol n 1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen n 2 = jumlah peserta didik kelas kontrol e) Kesimpulan 63