METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan,

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

III. METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

I. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58)

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis, maka dalam penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneliti tindak kelas (Clas

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti.

I. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam sebuah kelas secara bersama (Didik dan Wahyu, 2011: 3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006 : 3)

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi, rencana, diteruskan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Transkripsi:

33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. (Sukardi. 2003: 93) Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan mahasiswa, dan (3) Kelas dalam hal

34 ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok mahasiswa sekelas yang sama dari pendidik yang sama pula. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut : (a) Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. (b) Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. (c) Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya. (d) Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. (e) Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah. (f) Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di

35 sekolah. Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencaaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar 5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Muhajir, 1997) Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan,

36 pengamatan dan tahap refleksi. Berikut adalah putaran spiral penelitian yang tindakan kelas: 1. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Tindakan Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 3. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan. 4. Refleksi Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. 5. Perbaikan rencana Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana. B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian : Di lapangan SD Negeri 4 Pujodadi Pringsewu 2. Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tiga bulan (selama bulan Agustus-Oktober 2013). C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Pujodadi Pringsewu yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 10 siswa putri.

37 D. Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Kayang 1. Siklus Pertama a. Rencana 1) Menyiapkan RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. 2) Menyiapkan proses pembelajaran gerak dasar kayang dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi gerak dasar kayang pada siklus pertama. 3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicamp atau kamera) 4) Mempersiapkan siswa berbaris untuk pembelajaran gerak dasar kayang untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. b. Tindakan 1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap, kemudian siswa melakukan pemanasan umum. 2) Menjelaskan bentuk gerak dasar kayang yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dengan bantuan dari teman. 3) Setiap siswa melakukan 3 sampai 5 kali gerak dasar kayang dengan bantuan teman. Diberikan pengulangan gerak dasar kayang secara berurutan sampai siswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar. 4) Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan gerak dasar kayang dengan bantuan teman pada tatap muka hari tersebut. c. Observasi

38 1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran gerak dasar kayang dengan bantuan dari teman dapat berjalan dengan baik dan efektif. 2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama. d. Refleksi 1. Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan rencana tindakan untuk selanjutnya, yaitu pada siklus kedua dengan bantuan alat gymball. 2. Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah melakukan gerak dasar kayang dengan bantuan dinding. 2. Siklus Kedua a. Rencana 1) Menyiapkan RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. 2) Menyiapkan proses pembelajaran gerak dasar kayang dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan. 3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handikem atau kamera) 4) Menyiapkan siswa berbaris untuk pembelajaran gerak dasar kayang untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua. b. Tindakan 1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap, kemudian siswa melakukan pemanasan umum.

39 2) Menjelaskan bentuk gerak dasar kayang yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu dengan bantuan dinding. 3) Setiap siswa melakukan 3 sampai 5 kali gerak dasar kayang dengan bantuan dinding. Diberikan pengulangan gerak dasar kayang secara berurutan sampai siswa benar-benar menguasai dengan baik. 4) Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan gerak dasar kayang dengan bantuan dinding pada tatap muka hari tersebut. c. Observasi 1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran gerak dasar kayang dengan bantuan dinding dapat berjalan dengan baik dan efektif. 2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus kedua. d. Refleksi 1) Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan rencana tindakan untuk selanjutnya, yaitu pada siklus ketiga dengan bantuan alat gymball. 2) Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus ketiga adalah melakukan gerak dasar kayang dengan bantuan alat gymball. 3 Siklus Ketiga a. Rencana

40 1) Menyiapkan RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. 2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran gerak dasar kayang dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan. 3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handikem atau kamera). 4) Menyiapkan siswa berbaris untuk pembelajaran gerak dasar kayang untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga. b. Tindakan 1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap. 2) Kemudian siswa melakukan pemanasan umum 3) Menjelaskan bentuk gerak dasar kayang yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu dengan bantuan alat gymball. 4) Setiap siswa melakukan 3 sampai 5 kali gerak dasar kayang secara bergantian dengan bantuan alat. Siswa yang sudah melakukan gerak dasar kayang berlari ke barisan paling belakang, dan barisan selanjutnya maju kedepan melakukan gerak dasar kayang, dan seterusnya sampai siswa sudah melakukan semuanya. 5) Diberikan pengulangan gerak dasar kayang secara berurutan sampai siswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar. 6) Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan gerak dasar kayang dengan bantuan alat gymball pada tatap muka hari tersebut. c. Observasi

41 1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat gymball berjalan dengan baik dan efektif, 2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga. d. Refleksi Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan. E. Instrumen dan Cara Pengambilannya Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) di setiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alat ini berupa indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa bantuan teman, gymball, dan serta penilaian pembelajaran gerakan kayang. Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar kayang di setiap indikator diberi bobot nilai. Penilaian gerak dasar kayang bentuk indikatornya adalah: (1) Tahap awalan (2) Tahap pelaksanaan (3) Tahap akhiran, (Erlangga, 2004). F. Analisis data

42 Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus : Keterangan : P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar (Subagio dalam Surisman, 1997) N : Jumlah siswa yang mengikuti tes Prosentase ketuntasan belajar siklus satu: f P x 100 % n 7 P x 100 % 26 P 0,269230769230769 x 100 % P 0,269230769230769 % P 26,92% Prosentase ketuntasan belajar siklus dua: f P x 100 % n 12 P x 100 % 26 P 0,461538461538462 x 100 P 0,461538461538462 % P 46,15% % Prosentase ketuntasan belajar siklus tiga: f P x 100 % n 22 P x 100 % 26 P 0,846153846153846 x 100 % P 0,846153846153846 %

43 P 84,61% Efektivitas (Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan : E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : Rerata tes awal Perhitungan tingkat evektifitas siklus satu: x n x x i 100% i 59,54 41,08 100% 41,08 18,46 100% 41,08 0,44937 100% 44,937% 44,94% Perhitungan tingkat evektifitas siklus satu: x n x x i 100% i 61,59 41,08 100% 41,08 20,51 100% 41,08 0,49927 100% 49,927% 49,30% Perhitungan tingkat evektifitas siklus satu: x n x x i i 100%

44 73,15 41,08 100% 41,08 32,07 100% 41,08 0,7806719 100% 78,06719% 78,07% Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Sekala penilaian : 1. 85-100 = Baik sekali 2. 70-84 = Baik 3. 55-69 = Sedang 4. 40-54 = Kurang 5. <40 = Kurang sekali ( Stuargg ) Tabel 1. Penetapan KKM Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intek Siswa Baik sekali < 40 Baik Sekali 85-100 Baik Sekali 85-100 Kriteria dan Skala Penilaian Baik 40-54 Baik 70-84 Baik 70-84 Sedang 55-69 Sedang 55-69 Sedang 55-69 Kurang 70-84 Kurang 40-54 Kurang 40-54 Kurang Sekali 85-100 Kurang Sekali < 40 Kurang Sekali <40

45 Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intek Siswa Baik sekali 1 Baik Sekali 5 Baik Sekali 5 Kriteria dan Skala Penilaian Baik 2 Baik 4 Baik 4 Sedang 3 Sedang 3 Sedang 3 Kurang 4 Kurang 2 Kurang 2 Kurang Sekali 5 Kurang Sekali 1 Kurang Sekali 1 Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas baik, daya dukung baik sekali, dan intake peserta didik baik, maka nilai KKM-nya adalah: Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila : 1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 70 atau persentase ketercapaian 70 % secara perorangan. 2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat lebih dari 50% siswa yang telah mendapat nilai 70 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79 ). Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.