KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA TOR & RAB KEGIATAN TEMA : Diskusi Terbatas : Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi TAHUN 2017 1
A. PENDAHULUAN Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang untuk pengembangan pribadi dan lingkungan sosial serta menjadi bagian penting bagi ketahanan sosialnya. Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya serta segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Pengelolaan informasi publik adalah salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi, sehingga masyarakat mendorong pemegang kekuasaan legislatif untuk membentuk Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) telah mendorong pelaksanaan keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan negara yang transparan dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik. Setiap orang berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan undang-undang. 1 Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. 2 Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi Informasi kabupaten/kota 3. Pada tahun 2017 Komisi Informasi yang telah terbentuk sejumlah 30 Komisi Informasi Provinsi, 4 Komisi Informasi Kabupaten dan 1 Komisi Informasi Kota. Keberadaan Komisi Informasi Provinsi yang sudah bertambah jumlahnya juga diharapkan dapat bekerja optimal mengingat tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya yang dapat memberikan kontribusi atau dampak bagi Indonesia. 1 Pasal 4 ayat (1) UU KIP. 2 Pasal 23 UU KIP. 3 Pasal 24 ayat (1) UU KIP. 1
Keberadaan Komisi Informasi sebagai lembaga negara di Indonesia yang mengawal keterbukaan informasi publik juga diharapkan mendapat dukungan penuh baik secara administratif, keuangan, dan tata kelola dari sekretariatnya. Pasal 29 UU KIP menyatakan bahwa sekretariat Komisi Informasi dilaksanakan oleh Pemerintah yang dalam hal ini adalah pejabat yang tugas dan wewenangnya di bidang komunikasi dan informatika. Sedangkan tata kelola kesekretariatan Komisi Informasi Provinsi/Kabupaten/Kota dipengaruhi juga oleh urusan pemerintahan daerah di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri yang didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Komunikasi dan Informatika ditambah dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Mengenai pengaturan urusan daerah ini memiliki titik berat pada permasalahan penganggaran Komisi Informasi. Dalam Pasal 29 ayat (6) UU KIP secara jelas dinyatakan Anggaran Komisi Informasi Pusat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Oleh karena itu, urusan kesekretariatan Komisi Informasi memiliki titik singgung antara peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah harus memiliki sinergisitas dengan Komisi Informasi sebagai lembaga yang diamanatkan undang-undang dalam memberikan pedoman pelayanan atas informasi publik beserta sarana dan prasarananya. 2
Melalui Diskusi Terbatas ini diharapkan ada komunikasi dua arah sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan permasalahan yang ada di kesekretariatan Komisi Informasi dengan Pemerintah (Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Kementerian Dalam Negeri) serta peran aktif pemerintah daerah dalam mendukung sekretariat Komisi Informasi. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan keterbukaan informasi publik di Indonesia. B. MAKSUD dan TUJUAN Maksud 1. Menjalin kerja sama aktif antara Komisi Informasi dengan Pemerintah; dan 2. Menginventarisasi permasalahan yang dihadapi sekretariat Komisi Informasi. Tujuan 1. Mengoptimalisasi peran pemerintah daerah dalam mendukung sekretariat Komisi Informasi; dan 2. Mencari solusi nyata bagi setiap permasalahan yang dihadapi sekretariat Komisi Informasi. C. PENERIMA MANFAAT Dengan diadakannya Diskusi Terbatas ini, maka akan diperoleh manfaat internal bagi sekretariat Komisi Informasi untuk peningkatan kinerja Komisi Informasi dalam menjalankan fungsi, tugas, dan kewenangannya sesuai dengan UU KIP dan juga manfaat eksternal bagi pemerintahan dalam memberikan dukungan penatakelolaan Komisi Informasi. D. OUTPUT Output kegiatan ini berupa kegiatan Diskusi Terbatas yang dihadiri oleh Komisi Informasi se-indonesia yang diharapkan akan menghasilkan: 1. Langkah strategis atas permasalahan atau kepentingan yang ada di pemerintahan Indonesia; dan 2. Langkah strategis atas permasalahan yang dihadapi sekretariat Komisi Informasi. 3
E. OUTCOME Melalui output di atas, maka diharapkan Diskusi Terbatas ini memberikan kontribusi dan dampak bagi sekretariat Komisi Informasi dan upaya optimalisasi peran pemerintah daerah dalam mendukung Komisi Informasi. F. STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN Tahapan dan Waktu Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pada: Waktu : 15 November 2017 Tempat : Makassar Susunan Acara : Terlampir Peserta : +/- 251 peserta, yang terdiri atas: 1. 7 orang Komisioner Komisi Informasi Pusat 2. 210 orang perwakilan dari 30 Komisi Informasi Provinsi masing-masing 6 orang 3. 24 orang perwakilan dari 4 Komisi Informasi Kabupaten masing-masing 6 orang 4. 6 orang perwakilan dari 1 Komisi Informasi Kota 5. 4 orang Pemantau dari Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara (tidak disediakan akomodasi & transportasi) G. PENUTUP Demikian Term of Reference ini dibuat untuk dapat menjadi acuan bagi terlaksananya Diskusi Terbatas ini. 4