KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 011/I/KIP-PS-A/ IDENTITAS

Transkripsi

1 A S L I KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor: 011/I/KIP-PS-A/2014 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Pusat yang menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik Nomor Registrasi 011/I/KIP-PS/2014 yang diajukan oleh: Nama Alamat : Horas Napitupulu : Babelan Indah Blok C 247 Rt 007/ Rw 010 Kel. Kebalen, Kec. Babelan, Kab Bekasi Selanjutnya disebut sebagai Pemohon Terhadap Nama Alamat : Kementerian Perdagangan Republik Indonesia : Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut sebagai Termohon. [1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon; Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah memeriksa surat-surat Pemohon; 1

2 2. DUDUK PERKARA A. Pendahuluan [2.1] bahwa Pemohon telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 28 Januari 2014 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggai yang sama dengan registrasi sengketa Nomor: 011/I/KIP-PS/2014. Kronologi [2.2] bahwa Pemohon mengajukan permohonan Informasi Publik kepada Termohon dengan rincian permohonan sebagai berikut: 1. bahwa pada tanggal 25 November 2013 Pemohon mengajukan permohonan informasi yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan rincian informasi yang diminta yaitu: a. dari total Rp Anggaran Tahun 2012 yang di bawah kewenangan Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan; b. dengan kode anggaran 3704,024 senilai Rp digunakan untuk belanja barang dalam rangka menyiapkan 38 laporan yang berkaitan dengan laporan keuangan perdagangan; c. untuk membuat 22 draft peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan dihabiskan anggaran sebesar Rp untuk belanja barang; dan d. laporan sosialisasi anti dumping sebanyak 15 laporan dalam anggaran disebut sebesar Rp bahwa pada tanggal 25 November 2013 Pemohon mengajukan permohonan informasi yang ditujukan kepada Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi (PPID) Direktur Kecil Menengah dan Produk Dalam N Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan rincian informasi diminta yaitu: a. 4 (empat) kegiatan kampanye peningkatan penggunaan produk dala negeri Tahun 2012 dengan anggaran senilai Rp b. 6 (enam) kegiatan sosialisasi Gerakan 100 % Cinta Indonesia senilai Rp , meliputi jenis kegiatan (Pengadaan Barang dan Jasa) tempat/lokasi, nama dan alamat penerima, copy kwitansi serta dokumen pendukung lainnya. 3. bahwa pada tanggal 25 November 2013 Pemohon mengajukan permohonan informasi yang ditujukan kepada Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian 2

3 Perdagangan Republik Indonesia berupa informasi APBN 2012: peningkatan Pelayanan Informasi Publik sebesar Rp ,- [2.3] bahwa permohonan informasi Pemohon sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf [2.2] tidak mendapat jawaban dari Termohon, kemudian Pemohon mengajukan Surat Keberatan yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 09 Desember 2013 dan diterima Termohon pada tanggal 10 Desember [2.4] bahwa Termohon pada tanggal 16 Desember 2013 telah menyerahkan Informasi Publik yang diterima Pemohon pada tanggal yang sama. [2.5] bahwa setelah Pemohon mendapat Informasi Publik dari Termohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [2.4] kemudian Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 28 Januari 2014 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal yang sama dengan diberi register sengketa Nomor: 011/I/KIP-PS/2014. [2.6] bahwa sengketa a quo telah disidangkan pada tanggal 17 April 2014 yang hanya dihadiri oleh Pemohon dan sidang pada tanggal 25 April 2014 dihadiri oleh Pemohon dan Termohon tanpa surat kuasa dari Atasan PPID/Pimpinan Badan Publik. [2.7] bahwa dalam persidangan tanggal 25 April 2014 hadir empat orang yang mengaku mewakili Termohon. Dari empat orang tersebut, satu orang hamt\hf berdasarkan Surat Tugas Nomor 580/SJ.DAG.4/ST/2014, yang ditandatanga Lasmininsih, SH,LLM selaku Kepala Biro Hukum Sekretariat Jendral Keme Perdagangan sedangkan tiga orang lainnya tanpa membawa surat tuga Kementerian Perdagangan. Alasan Permohonan [2.8] Pemohon mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat karena Informasi Publik yang disampaikan Termohon tidak sesuai dengan permohonan. 3

4 Alasan atau Tujuan Permohonan Informasi Publik [2.9] Pemohon mengajukan permohonan informasi untuk pengawasan masyarakat dan publikasi informasi. Petitum [2.10] Pemohon memohon Komisi Informasi Pusat untuk memutus sengketa Informasi Publik ini. B. Alat Bukti Keterangan Pemohon [2.11] Menimbang bahwa di persidangan pada tanggal 17 dan 25 April 2013 Pemohon menyampaikan keterangan sebagai berikut: 1. bahwa Pemohon menerangkan alasan permohonan informasi ke Termohon sebagaimana dalam surat permohoan informasi yaitu untuk pengawasan masyarakat dan publikasi informasi Badan Publik Penggunaan Informasi yang Pemohon artikan dalam rangka menyambungkan aspirasi, pengembangan ilmu pengetahuan, dan partisipasi masyarakat. 2. bahwa Pemohon menyatakan benar telah mengirim surat permohonan informasi kepada Termohon pada tanggal 25 November 2013 dan mengajukan keberatan pada tanggal 09 Desember bahwa Pemohon menyatakan Surat Keberatan tersebut benar telah diajukan kepada Termohon dan terdapat tanda terima tertanggal 10 Desember 2013 yang diterima oleh Saudara Ismanto. 4. bahwa Pemohon menyatakan, benar telah menerima informasi dari Termohon pada tanggal 16 Desember 2013 berupa Soft Copy Laporan Keuanj: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2012 namun info; tersebut tidak sesuai dengan permintaan Pemohon. 5. bahwa Pemohon menyatakan informasi yang disampaikan Termohon ( Pemohon terdapat tanda terimanya. 6. bahwa Pemohon menerangkan informasi yang diterima dari Termohon^ bentuk Compact Disc (CD) dan berdasarkan hasil yang dilihat Pemo^k^^ONoO^; informasi yang disampaikan tersebut bersifat umum tidak terperinci dan itu tidak sesuai dengan permohonan Pemohon. 7. bahwa Pemohon menerangkan nominal anggaran yang dimintakan kepada Termohon berdasarkan kegiatan tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari Koran Media Kabinet Indonesia. Surat-Surat Pemohon [2.12] Bahwa Pemohon mengajukan surat sebagai berikut: 4

5 Surat P-l Salinan surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Direktur Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dan surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Republik Indonesia berserta dengan tanda terimanya. Surat P-2 Salinan Surat Keberatan yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 09 Desember 2013 beserta tanda terimanya. Surat P-3 Salinan tanda bukti penyerahan Informasi Publik tertanggal 16 Desember Surat P-4 Surat P-5 Salinan Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang diajukan tertanggal 28 Januari 2014 dan diterima pada tanggal yang sama. Salinan Kartu Tanda Penduduk Nomor atas nama Horas Napitupulu 3. PERTIMBANGAN HUKUM [3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah mengenai permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 35 ayat (1) huruf d, dan Pasal 37 ayat (2) Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KJpf^fORjj^ juncto Pasal 5 huruf b, Pasal 13 huruf b Peraturan Komisi Informasi Nomor tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki No. lj 2013). [3.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Perki No. 1 Tahun 2013 Majelis Komisioner akan mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: 1. kewenangan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa dan memutus permohonan a quo. 5

6 2. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi. 3. kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan Publik dalam sengketa informasi. 4. batas waktu pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi. Terhadap keempat hal tersebut di atas, Majelis mempertimbangkan dan memberikan pendapat sebagai berikut: A. Kewenangan Komisi Informasi Pusat [3.3] Menimbang bahwa Komisi Informasi (KI) Pusat mempunyai dua kewenangan yaitu kewenangan absolut dan kewenangan relatif. Kewenangan Absolut [3.4] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 UU KIP dinyatakan: Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. [3.5] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU KIP juncto Pasal 1 angka 3 Perki 1 Tahun 2013 dinyatakan: Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang teijadi antara Badan Publik dengan Pemohon Informasi Publik dan/atau Pengguna Informasi Publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan/atau menggunakan Informasi Publik berdasarkan peraturan perundang-undangan. [3.6] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan: Pasal 26 ayat (1) huruf a UU KIP Komisi Informasi bertugas: menerima, memeriksa, dan memutus pe penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berd alasan sebagaimana dimaksud dalam UU KIP. Pasal 36 ayat (1) UU KIP Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari keija setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1). 6

7 Pasal 37 ayat (2) UU KIP Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2). Pasal 38 ayat (1) UU KIP Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota harus mulai mengupayakan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi paling lambat 14 (empat belas) hari keija setelah menerima permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. [3.7] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perki No. 1 Tahun 2013 dinyatakan: Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh apabila: a. Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID; atau b. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan diterima oleh atasan PPID. [3.8] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon telah menempuh mekanisme memperoleh informasi dan mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagai berikut: 1. Pemohon telah mengajukan permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Direktur Kecil Menengah dan JF's Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, d; permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang cutuj * 1 kepada Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Indonesia yang diterima pada tanggal yang sama; 2. Pemohon telah mengajukan Surat Keberatan yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 09 Desember 2013 dan diterima Termohon pada tanggal 10 Desember 2013; 3. Pemohon telah menerima informasi dari Termohon pada tanggal 16 Desember

8 4. Pemohon telah mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 28 Januari 2014 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal yang sama dengan registrasi sengketa Nomor: 011/I/KIP-PS/2014. [3.9] Menimbang bahwa berdasarkan uraian dalam paragraf [3.4] sampai dengan paragraf [3.8] Majelis berpendapat Komisi Informasi Pusat mempunyai kewenangan absolut untuk menerima, memeriksa dan memutus sengketa a quo. Kewenangan Relatif [3.10] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (2) UU KIP dinyatakan: Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik tingkat kabupaten/kota selama Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota tersebut belum terbentuk. [3.11] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Perki 1 Tahun 2013, dinyatakan: Komisi Informasi Pusat berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik Pusat. [3.12] Menimbang bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 6 ayat (1) Perki 1 Tahun 2013 yang dimaksud dengan Badan Publik Pusat adalah: Badan Publik yang lingkup kerjanya bersifat nasional atau lembaga pusat dari suatu lembaga yang hierarkis. Contoh: Kementerian. DPR,Mahkamah Agung, Markas Besar Kepolisian Negara Republik I: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Partai Politik tingki organisasi non pemerintah tingkat pusat, BUMN, atau lembaga negar! tingkat pusat. [3.13] Menimbang bahwa Termohon adalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 juncto Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (selanjutnya disebut UU No. 39 Tahun 2008), diatur; Pasal 7 ayat (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara 8

9 Pasal 1 angka 1 Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. [3.14] Menimbang bahwa kedudukan kementerian berdasarkan Pasal 2 UU No. 39 Tahun 2008, diatur; Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia [3.15] Menimbang bahwa pertanggungjawaban kementerian berdasarkan Pasal 3 UU No. 39 Tahun 2008, diatur; Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. [3.16] Menimbang bahwa tugas kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU No. 39 Tahun 2008, yaitu; Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. [3.17] Menimbang bahwa Termohon merupakan organisasi kementerian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 12 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun [3.18] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.10] sampai di paragraf [3.17], Majelis berpendapat bahwa Termohon yang memiliki menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dan berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia merupakan Badan Publik pusat. B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon [3.19] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan: Pasal 1 angka 12 UU KIP Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam UU KIP. Pasal 1 angka 7 Perki No. 1 Tahun

10 Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut Pemohon adalah Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi. Pasal 11 ayat (1) huruf a Perki No.l Tahun 2013 Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan permohonan berupa identitas yang sah, yaitu: 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor, atau identitas lain yang sah yang dapat membuktikan Pemohon adalah Warga Negara Indonesia, atau; 2. Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum. 3. Surat kuasa dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal Pemohon mewakili kelompok orang. [3.20] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perki No.l Tahun 2013 dinyatakan: Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh apabila: a. Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID; atau b. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan diterima oleh atasan PPID. [3.21] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon telah menempuh mekanisme permohonan informasi dan mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf [3.8]. [3.22] Menimbang bahwa permohonan yang diajukan oleh Individu/Warga Indonesia, maka berdasarkan uraian paragraf [3.19] Pemohon wajib Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor, atau identitas lain yang sah membuktikan Pemohon adalah Warga Negara Indonesia. [3.23] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, Pemohon telah identitas pemohon berupa Salinan Kartu Tanda Penduduk KTP (Surat P-5). [3.24] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.23] Majelis berpendapat Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) dalam sengketa a quo. C. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon 10

11 [3.25] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengatur: Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. [3.26] Menimbang bahwa Termohon adalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 juncto Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (selanjutnya disebut UU No. 39 Tahun 2008), diatur; Pasal 7 ayat (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara Pasal 1 angka 1 Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. [3.27] Menimbang bahwa kedudukan kementerian berdasarkan Pasal 2 UU No. 39 Tahun 2008, diatur; Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia [3.28] Menimbang bahwa pertanggungjawaban kementerian berdasarkan Pasal 3 UU No. 39 Tahun 2008, diatur; Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. [3.29] Menimbang bahwa tugas kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 7 No. 39 Tahun 2008, yaitu; Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelengg, pemerintahan negara. [3.30] Menimbang bahwa Termohon merupakan organisasi kementerian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 12 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun

12 [3.31] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.25] sampai dengan paragraf [3.30], Majelis berpendapat bahwa Termohon yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dan berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) dalam sengketa a quo. [3.32] Menimbang bahwa Termohon dalam sidang sengketa a quo tanggal 25 April 2014 dihadiri oleh empat orang sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf [2.7]. [3.33] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (2) UU KIP Pihak Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pimpinan Badan Publik atau pejabat terkait yang ditunjuk yang didengar keterangannya dalam proses pemeriksaaan Pasal 1 angka 8 Perki No. 1 Tahun 2013 diatur: Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut Termohon adalah Badan Publik yang diwakili oleh Pimpinan Badan Publik, atasan PPID, atau pejabat yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengambil keputusan dalam penyelesaian sengketa di Komisi Informasi. [3.34] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.32] dan paragraf [3.33] Majelis berpendapat empat orang yang hadir dalam persidangan tanggal 25 April 2014 tidak memenuhi syarat yang ditentukan untuk mewakili Termohon dalam persidangan sehingga Majelis tidak mempertimbangkan hal-hal yang disampaikan di dalam persidangan. D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informal [3.35] Menimbang bahwa Pemohon telah menempuh mekanisme perm) informasi dan mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi sebagai berikut: 1. Pemohon telah mengajukan permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Pejabat Pengelola 12

13 Informasi dan Dokumentasi (PPID) Direktur Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dan surat permohonan Informasi Publik tertanggal 25 November 2013 yang ditujukan kepada Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang diterima pada tanggal yang sama; 2. Pemohon telah mengajukan Surat Keberatan yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 09 Desember 2013 dan diterima Termohon pada tanggal 10 Desember 2013; 3. Pemohon telah menerima informasi dari Termohon pada tanggal 16 Desember Pemohon telah mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 28 Januari 2014 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal yang sama dengan registrasi sengketa Nomor: 011/I/KIP-PS/2014 [3.36] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan: Pasal 36 ayat (2) UU KIP Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari keija sejak diterimanya keberatan secara tertulis. Pasal 37 ayat (2) UU KIP Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2). [3.37] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 13 huruf a Perki No 2013 mengatur: Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerj tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemoh [3.38] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, Pemohon telah mengaj keberatan kepada Termohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [3.35] poin 2. [3.39] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, Termohon telah memberikan informasi kepada Pemohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [3.35] poin 3 dan berdasarkan Surat P-3. 13

14 [3.40] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, Pemohon telah mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diuraikan dalam paragraf [3.35] poin 4 dengan alasan informasi yang diberikan Termohon tidak sesuai dengan permohonan Pemohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [2.10] poin 3,4, dan 5. [3.41] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.35] sampai paragraf [3.40] Majelis berpendapat bahwa permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan Pemohon pada tanggal 28 Januari 2014 melebihi jangka waktu 14 hari kerja sejak Pemohon menerima Informasi Publik dari Termohon pada tanggal 16 Desember [3.42] Menimbang bahwa berdasarkan uraian dalam paragraf [3.41] Majelis berpendapat permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang diajukan Pemohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [3.35] poin 4 telah melebihi jangka waktu yang ditentukan Pasal 37 ayat (2) UU KIP juncto 13 huruf a Perki No. 1 Tahun [3.43] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Perki No. 1 Tahun 2013, mengatur; Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela untuk menerima ataupun menolak permohonan. [3.44] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada parag memandang perlu untuk menjatuhkan Putusan Sela dan tidak pokok perkara a quo. 4. KESIMPULAN [4.1] Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan: 1. Komisi Informasi Pusat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo. 14

15 4. KESIMPULAN [4.1] Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan: 1. Komisi Informasi Pusat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo. 2. Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan dalam sengketa a quo. 3. Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai Termohon dalam sengketa a quo. 4. Batas waktu Pengajuan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melebihi jangka waktu yang ditentukan UU KIP dan Perki No. 1 Tahun AMAR PUTUSAN Memutuskan, [5.1] Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Dyah Aryan i selaku Ketua merangkap Anggota, John Fresly dan Evy Trisulo masingmasing sebagai Anggota, pada hari Jumat, tanggal 25 April 2014 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Jumat, tanggal 25 April 2014 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas, dengan didampingi oleh Parlindungan sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri Pemohon dan Termohon. Ketua Majelis (Dyah Aryani) 15

16 Anggota Majelis Anggota Majelis 16

17 Untuk salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. 17