PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR. Novi Astarina, Yarmaidi, Irma Lusi Nugraheni

Keywords: the tipe of model Cooperative Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

Devi Nur Afriliani H. Endang Surahman Suharsono

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh. Maria Alifah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

PENGARUH GABUNGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN TANYA JAWAB TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKULTAS EKONOMI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) disertai Numbered Heads Together (NHT)

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dita Amelia*, Johni Azmi**, Jimmi Copriady*** No.

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Devi Alvia H. Endang Surahman Suharsono

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR (JURNAL) Oleh YUNI MALINDA

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 3 BUKITTINGGI

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

HASIL BELAJAR IPS MODEL NHT DAN GI DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI ANTAR TGT DAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI 1) Oleh

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

*

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

System Concepts) ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

*Keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN DUA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN

Transkripsi:

0 PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013 (J U R N A L) Oleh DESI IMANUNI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Desi Imanuni, Sumadi *, Sugeng Widodo ** Abstract: The objectives of this research were to find out: (1) The differences on average of geography learning outcomes by implementing the cooperative learning model type NHT and STAD, (2) The differences on average of geography learning outcomes by implementing the cooperative learning model type NHT higher than the cooperative learning model type STAD, (3 ) The difference on gain of geography learning outcomes by implementing the cooperative learning model type NHT and STAD, and (4) The difference on gain of geography learning outcomes by implementing cooperative learning model type NHT higher than the cooperative learning model type STAD. The method used in this research was Quasi Experiment. The population in this research was the students of class XI Social year 2012-2013. The sampling was taken by using Puposive Sampling technique by determining the relative characteristics including the mastery of learning outcomes, selected class XI Social 1 and XI Social 3 SMA Negeri 4 Metro. Data collecting tool used was a test of natural resources matter. The software used to process the research data was SPSS version 17.0 For Windows. The result in this research: (1) There is a difference on average of geography learning outcomes by implementing cooperative learning model type NHT and STAD, (2) The average of geography learning outcomes by implementing cooperative learning model type NHT higher than type STAD, ( 3) There is a difference increase (gain) on the average of geography learning outcomes by implementing cooperative learning model type NHT and STAD,and (4) The increase (gain) on the average of geography learning outcomes by implementing cooperative learning model type NHT higher than type STAD. Key Word: Number Heads Together, Student Team Achievement Division, and Geography Learning ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan rerata hasil belajar geografi dengan perlakuan model dan STAD, (2) Perbedaan rerata hasil belajar geografi dengan perlakuan model lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) Perbedaan gain hasil belajar geografi dengan perlakuan model dan STAD, dan (4) Perbedaan gain hasil belajar geografi dengan perlakuan model lebih tinggi dibandingkan STAD. Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 2012-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Puposive Sampling

2 dengan memperhatikan atas ciri-ciri relatif yang dimiliki yaitu ketuntasan hasil belajar, maka dipilih kelas XI IPS I dan XI IPS 3 SMA Negeri 4 Metro. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes pada materi sumber daya alam. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data penelitian adalah Program SPSS Versi 17.0 For Windows. Hasil dalam penelitian ini: (1) Ada perbedaan rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model dan STAD, (2) Rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model lebih tinggi dibandingkan dengan tipe STAD, (3) Ada perbedaan peningkatan (gain) rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model dan STAD dan (4) Peningkatan (gain) rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan dengan tipe STAD. Kata Kunci: Number Heads Together, Student Team Achievement Division, dan Hasil Belajar Geografi PENDAHULUAN Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003). Dalam KTSP pembelajaran melibatkan peranan aktif antara siswa dan guru sehingga proses pembelajaran berlangsung dua arah. Metode pembelajaran yang semula ekspositori berubah menjadi partisipatori, dan pendekatan yang semula tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 4 Metro menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran geografi adalah 74. Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai nilai 74 atau lebih. Berdasarkan pra-survey diketahui bahwa hasil belajar geogafi siswa belum semua tuntas, karena 40,54% dari 111 siswa atau sebanyak 45 siswa belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal. Siswa yang memiliki nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal sebanyak 59,46% dari 111 siswa atau sebanyak 66 siswa.hal ini didukung oleh Djamarah (2010:107) yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75% saja dikuasai siswa maka pembelajaran tersebut dikatakan rendah. Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar dirinya. Faktor yang ada dalam diri siswa antara lain kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, sikap, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, sedangkan faktor diluar siswa antara lain lingkungan keluarga,

3 lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Slameto, 2003:54). Penggunaan model pembelajaran adalah faktor dari luar siswa yang berasal dari lingkungan sekolah. Belum optimalnya hasil pembelajaran tersebut dikarenakan kurang tepat pendekatan pembelajaran yang digunakan. Variasi model pembelajaran perlu digunakan agar siswa dapat aktif dan dengan mudah menguasai materi yang diberikan, sehingga potensi yang ada pada diri siswa dapat dioptimalkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk menyeimbangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka model yang dikembangkan harus berbasis kepada siswa. Pada situasi ini dapat dikembangkan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.. Sekolah menengah atas ini telah melakukan variasi pembelajaran namun hal itu dirasa belum mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Lie (2010:59-60) mengungkapkan teknik belajar Number Heads Together memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Selanjutnya diungkapkan bahwa penerapan model dimulai dari siswa dibagi kedalam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda. Guru memberikan tugas kelompok dan masing-masing kelompok harus mengerjakannya. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Kelompok dengan nilai tertinggi diberi penghargaan. Student Team Achievement Division adalah model pembelajaran yang sering dan mudah digunakan dalam pembelajaran oleh guru pemula (Slavin, 2011:143). Model ini efektif jika diterapkan pada materi berbagai bidang studi seperti matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan ilmiah (Slavin, 2011:12). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat sampai lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru memberikan kuis individual kepada siswa, dan masing-masing siswa tidak boleh saling bekerjasama dalam mengerjakan kuis, selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan skor perkembangan tertinggi. Proses pembelajaran yang berlandaskan KTSP lebih menekankan pentingnya proses belajar siswa disamping hasil belajar yang akan dicapainya. Hal ini diasumsikan bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula (Sudjana, 2010:36). Jadi penerapan setiap model pembelajaran alam memberikan efek yang berbeda pada hasil belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan

4 dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. Hal ini didukung oleh Slavin dalam Sanjaya (2010:242) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatan prestasi belajar sekaligus meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Dalam proses pembelajaran kooperatif NHTdan STAD memiliki kesamaan, namun perbedaan akan terlihat lebih jelas dalam proses pemberian nomor atau identitas dan evaluasi. Pada model pembelajaran kooperatif NHT siswa diberi nomor yang berbeda dalam kelompoknya dan pada saat evaluasi guru akan memanggil nomor siswa secara acak, kemudian siswa akan menjawab pertanyaan dari guru. Pemanggilan ini dilakukan secara acak, dan siswa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif STAD siswa tidak memiliki nomor tertentu dalam kelompoknya, dan evaluasi dilakukan dengan cara masing-masing siswa menyelesaikan kuis individual dan tidak boleh bekerja sama dengan siswa lain untuk menyelesaikan kuis. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar geografi dengan perlakuan NHT dan STAD pada siswa kelas XI IPS SMAN 4 Metro, (2) Untuk mengetahui rerata hasil belajar geografi dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS SMAN 4 Metro, (3) Untuk mengetahui perbedaan gain hasil belajar geografi dengan perlakuan NHT dan STAD pada siswa kelas XI IPS SMAN 4 Metro, dan (4) Untuk mengetahui gain hasil belajar geografi dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS SMAN 4 Metro. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Rotasi model pembelajaran digunakan dalam penelitian ini. Rotasi dilakukan agar hasil penelitian tidak bias karena faktor sampel, maka pemberian perlakuan (treatment) dipertukarkan (Arikunto, 2002:279). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro tahun pelajaran 2012-2013. Sampel penelitian ini adalah 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Ditetapkan kelas XI IPS 1 sebagai kelas ekperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol yang menerapkan STAD. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Bentuk tes adalah soal pilihan jamak dan uraian. Sebelum dilakukan pengambilan data, perangkat tes divalidasi oleh guru matematika SMAN 4 Metro dan

5 diujicobakan terlebih dahulu pada kelas XI IPS 2. Hasil ujicoba soal dianalisis reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data instrument penelitian adalah Program Anates 4.0.9. Berdasarkan hasil ujicoba instrument maka jumlah soal yang digunakan pada tes sebanyak 10 soal pilihan jamak dan 5 soal essay. Pengujian hipotesis diawali melalui uji normalitas dan homogenitas varian. Uji normalitas dan uji homogenitas varian menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelas memiliki varian yang sama. Oleh karena itu, uji perbedaan rata-rata pada penelitian ini menggunakan t-test (uji t). Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data penelitian adalah Program SPSS Versi 17.0 For Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian kelas eksperimen dengan menggunakan Number Heads Together dapat diketahui nilai minimum 69, maximum 86,50, jumlah 2118,05 dan rerata 75,64 serta Gain dapat diketahui nilai minimum 0,04, maximum 0,88, jumlah 15,31 dan rerata 0,55. Berdasarkan data penelitian kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division dapat diketahui nilai minimum 57, maximum 79, jumlah 1960,3 dan rerata 70,12 serta Gain dapat diketahui nilai minimum 0,04, maximum 0,76, jumlah 10,83 dan rerata 0,39. 1. Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada uji dua pihak dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar geografi siswa antara yang menggunakan model dan STAD. Hal ini dibuktikan atas dasar analisis data dengan uji t dimana didapatkan nilai 4,168 signifikansi 0,000 < 0,025. Dari perhitungan diketahui 2,305. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena pada pembelajaran kooperatif tipe NHT materi sumber daya alam, disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima siswa tetapi siswa akan bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Keunggulan model pembelajaran tersebut adalah optimalisasi partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Pada tahap berpikir bersama, siswa diberi kebebasan untuk mengerjakan LKS melalui diskusi dengan kelompoknya, bertanya dan sebagainya yang mendukung kerja kelompok. Menurut Huda (2011:82) Model ini bertujuan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Slavin dalam Huda (2011:130) metode ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD materi sumber daya alam siswa akan bergabung dengan kelompoknya

6 untuk berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut untuk untuk berfikir kritis, sistematis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang dihadapi secara berkelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD rasa tanggung jawab yang diberikan adalah memahami dan menyelesaikan tugas secara bersama-sama (Slavin, 2011:12). 2. Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua, dari hasil perhitungan dapat dilihat > =1,674 dengan taraf signifikansi = 0,05. Dengan demikian Ha diterima. Dapat disimpulkan rerata hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, hasil belajar geografi dengan menggunaan model lebih tinggi daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini sesuai dengan manfaat model seperti yang dikemukakan oleh Lundgren (dalam http://raseko.blogspot.com/2011/ 05/modelpembelajaran-kooperatif-tipenht html) salah satunya yaitu hasil belajar lebih tinggi. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Setiap siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan nomor anggota mereka. Ketika proses pemanggilan nomor, guru tidak memberitahukan nomor yang akan berpresentasi, pemanggilan secara acak ini aka memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut (Huda, 2011:130). Pada umumnya siswa harus mampu mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang ada dalam LKS. Hal ini membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, sehingga memudahkan siswa memahami dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari karena pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun sosial. Hal ini didukung oleh pendapata Kagan dalam Trianto (2011: 82) NHT bertujuan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada fase 2 dari fase-fase pembelajaran kooperatif, yaitu adanya penyajian informasi atau materi pembelajaran. Perbedaan model ini dengan model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan kelompok (Trianto, 2011:73). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa juga tidak memiliki struktur nomor khusus, sehingga rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh siswa kurang bila dibandingkan dengan NHT. Dengan demikian, membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar

7 dan aktif dalam pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih unggul dibanding pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ketiga, dari hasil perhitungan diketahui 2,305 dengan nilai signifikansi 0,025, maka hipotesis nol ditolak. Dengan kata lain peningkatan hasil belajar geografi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT benar-benar berbeda dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan terjadi pada kedua model pembelajaran kooperatif ini, namun terdapat selisih antara model dan STAD, dimana gain model lebih tinggi dibandingkan dengan STAD. Hal ini disepakati oleh Sanjaya (2012:243) selain proses pembelajaran hal lain yang menarik dari model pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan prestasi belajar siswa (student achievement). Pada dasarnya kedua tipe dari pendekatan pembelajaran kooperatif tersebut dapat merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat mengkonstruk sendiri pemahaman mereka secara bersama-sama.. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Adanya perkembangan kognitif menunjukkan bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah informasi. Setiap siswa juga akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya (Sanjaya, 2012:244). 4. Hipotesis Keempat Pengujian hipotesis keempat, dapat diketahui > = 1,674 dengan taraf = 0,05. Dengan demikian Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan peningkatan (gain) hasil belajar antara peserta didik yang diberi perlakuan dengan menggunakan model dan STAD, dimana peningkatan (gain) hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagan ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok.

8 Huda (2011: 87-88) menyatakan bahwa kelompok pembelajaran kooperatif ini dibentuk untuk memfokuskan perhatian siswa pada materi yang dipelajari, menciptakan setting dan mood yang kondusif untuk belajar, memastikan siswa memproses materi yang sudah diajarkan, dan menjadi kegiatan penutup (closure) diakhir pelajaran. Dalam kedua pembelajaran tersebut, siswa yang biasanya belajar secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan belajar mereka,serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan bervariasi. Kedua pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri tiap siswa karena siswa dilatih untuk aktif berpendapat, menghargai perbedaan pendapat dan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya karena adanya persaingan dan penghargaan yang diberikan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Stahl dalam Isjoni (2011:23) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa memeungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih keterampilan, baik ketrampilan berfikir (thinking skilli) maupun ketrampilan social (social skill). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Ada perbedaan rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan t hitung = 4,143 > t tabel = 2,305 dengan nilai signifikansi = 0,000 < 0,025. 2. Rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro. Hal ini dapat diitunjukkan dengan hasil perhitungan t hitung = 4,143 > t tabel = 1,674 dengan nilai signifikansi = 0,000 < 0,005. 3. Ada perbedaan peningkatan (gain) rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan t hitung = 3,100 > t tabel = 2,305 dengan nilai signifikansi = 0,0015 < 0,025.

9 4. Peningkatan (gain) rerata hasil belajar geografi setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Number Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan > =1,674 dengan nilai sig = 0,003 < 0,05. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta: Jakarta. Lie, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Grasindo: Jakarta. Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Djamarah, Syaiful bahri dan Zain, Aswin. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta: Jakarta. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Isjoni. 2011. Cooperative learning. CV Alfabeta: Bandung. Slameto.2003. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta: Jakarta. Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice (Terjemahan). Nusa Media.: Bandung. SARAN 1. Untuk membelajarkan materi geografi secara efektif, menarik efisien dan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. 2. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar geografi khususnya pada materi sumber daya alam dan jenis-jenis serta potensinya guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo: Bandung Sudjana. 2002. Metode Statistika. PT Tarsito: Bandung Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovafif-Progresif. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Persada Media Group: Jakarta. Santoso, Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.(http://raseko.blogspot.com/ 2011/05/model-pembelajarankooperatif-tipe-ht.html diakses tanggal 13 maret 2012 jam 10.22 AM).