DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Probolinggo, Mei 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

KATA PENGANTAR. Probolinggo, 23 November 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Probolinggo, Oktober 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

Juknis Operasional SPM

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

RESUME PROFIL KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

RESUME PROFIL KESEHATAN

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

Transkripsi:

Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2015 i

Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2015 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GRAFIK i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 SISTEMATIKA PENYUSUNAN 1 1 2 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 KEADAAN GEOGRAFIS 2.2 WILAYAH ADMINISTRASI 2.3 BUDAYA 2.4 KEPENDUDUKAN 4 4 4 4 4 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 ANGKA KEMATIAN 3.2 ANGKA KESAKITAN 7 7 11 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 PELAYANAN KESEHATAN 4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 4.4 KEADAAN LINGKUNGAN 17 17 28 29 35 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 SARANA KESEHATAN 5.2 TENAGA KESEHATAN 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN 39 39 41 42 BAB VI PENUTUP 43 LAMPIRAN TABEL PROFIL Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2015 ii

DAFTAR GRAFIK NO. GRAFIK JUDUL GRAFIK HAL Grafik II.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Probolinggo 6 tahun 2016 Grafik III.1 Jumlah kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2010-2016 8 Grafik III.2 Penyebab kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2016 9 Grafik III.3 Jumlah kematian ibu di Kota Probolinggo tahun 2010-2016 11 Grafik III.4 Jumlah penderita Pneumonia Balita di Kota Probolinggo tahun 12 2016 Grafik III.5 Jumlah kasus DBD di Kota Probolinggo tahun 2010-2016 16 Grafik IV.1 Cakupan K1 dan K4 di Kota Probolinggo tahun 2011-2016 18 Grafik IV.2 Jumlah PUS peserta KB baru dan KB aktif di Kota 23 Probolinggo tahun 2016 Grafik IV.3 Prosentase Rumah Tangga Sehat ber PHBS di Kota 31 Probolinggo Tahun 2016 Grafik IV.4 Pencapaian Indikator PHBS di Kota Probolinggo Tahun 2016 32 Grafik IV.5 Strata Posyandu di Kota Probolinggo Tahun 2016 33 Grafik IV.6 Kondisi Taman Posyandu di Kota Probolinggo Tahun 2016 33 Grafik IV.7 Tingkat Perkembangan Kelurahan siaga di Kota Probolinggo 34 Tahun 2016 Grafik IV.8 Presentase TTU/ TPM memenuhi syarat Tahun 2011-2016 38 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2015 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan mulai dari tingkat pusat sampai ke Kabupaten/ Kota, untuk itu ditetapkan Visi pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo yaitu : Masyarakat Kota Probolinggo Mandiri untuk Hidup Sehat Guna mewujudkan Visi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Probolinggo ditetapkan misinya secara jelas sebagai satu pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat Kota Probolinggo untuk hidup sehat. 2. Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat dengan upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif. 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas kepada ibu, bayi, anak, remaja dan lansia secara komprehensif. 4. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit menular dan tidak menular dengan cara peningkatan kualitas lingkungan yang sehat. 5. Menciptakan manajemen kesehatan yang baik dan bersih. Hasil-hasil kegiatan program bidang kesehatan di Kota Probolinggo yang berupa data-data kesehatan dikumpulkan melalui Sistem Informasi Kesehatan merupakan bahan untuk menyusun Profil Kesehatan Kota Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 1

Probolinggo. Data tersebut adalah salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan Kota Probolinggo, yang berisikan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Probolinggo pada tahun 2016 dimana di dalamnya memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung yang lain yang berhubungan dengan program kesehatan. Data dan informasi kesehatan yang ada di dalam Profil Kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas Sistem Informasi Kesehatan suatu daerah tersebut. Dengan adanya data-data yang akurat, dapat menghasilkan informasi kesehatan yang aktual dan menggambarkan suatu kondisi nyata, yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan evaluasi dari hasil pelaksanaan kegiatan, dimana diharapkan dapat membantu upaya-upaya terobosan dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan program kesehatan tersebut, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah dalam pelaksanaan kegiatan program yaitu adanya efisiensi dan efektifitas. 1.2. Sistimatika Penyusunan Profil kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut : Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan, Visi dan Misi Dinas Kesehatan serta sistimatika dari penyusunan. Bab 2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Probolinggo meliputi keadaan geografis, wilayah administrasi, budaya, data kependudukan dan informasi umum lainnya. Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 2

Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini mengurai tentang pelayanan kesehatan dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, dan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar. Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab 6 : Penutup Lampiran Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 3

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Keadaan Geografi Secara geografis, Kota Probolinggo terletak antara 7 43'41-7 49'04 Lintang Selatan dan 113 13' - 113 15' Bujur Timur, dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara : Selat Madura b. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, Sumberasih Kab. Probolinggo c. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo d. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Luas Wilayah : a. Luas daratan : 56,667 Km² 2.2. Wilayah Administrasi Pemerintahan, terbagi dalam : a. Kecamatan : 5 b. Kelurahan : 29 2.3. Budaya Secara garis besar, masyarakat Kota Probolinggo terbagi menjadi 4 (empat) kelompok : a. Budaya Surabaya/ Arek b. Budaya Pesisir c. Budaya Kejawen/ Mataraman d. Budaya Madura 2.4. Kependudukan Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 4

khususnya, hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk. Indikator kependudukan dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan penduduk dan distribusi penduduk menurut umur. a. Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2016 dari data proyeksi penduduk Propinsi Jawa Timur oleh Badan Pusat Statistik sejumlah 231.112 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 4 per km². Kepadatan penduduk di Kota Probolinggo yang ada di 5 (lima) Kecamatan sangat bervariatif. Kepadatan yang tertinggi sekitar 7,24 per km² ada di Kecamatan Mayangan dan yang terendah kepadatan penduduknya di Kecamatan Kedopok yaitu 2,46 per km². b. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur Pada tahun 2016 di Kota Probolinggo distribusi penduduk paling tinggi pada kelompok umur 15-44 tahun, yaitu sebesar 109.734 jiwa (47,48%). Yang kedua kelompok umur 45-64 tahun yaitu sebesar 50.877 jiwa (22,014%), Selanjutnya kelompok umur 5-14 tahun sebesar 38.716 jiwa (16,75%), dilihat dari distribusi penduduk menurut umur maka jumlah penduduk terbanyak pada usia produktif. c. Rasio Jenis Kelamin Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan ratio jenis kelamin yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Di Kota Probolinggo tahun 2016 jumlah penduduk laki-laki 113.781 jiwa dan perempuan 117.311 jiwa. Adapun Ratio jenis kelamin adalah 96,97 artinya jika perempuan ada sejumlah 100 orang maka ada laki-laki sejumlah 97 orang. (Tabel 2). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 5

PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DI 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 <1-4 '5-14.15-44.45-64.>=65 LAKI2 9439 19678 54369 24855 5440 PEREMPUAN 9250 19038 55365 26022 7656 Grafik II.1 : Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Probolinggo tahun 2016 d. Beban Tanggungan Di Kota Probolinggo tahun 2016 jumlah penduduk yang tidak produktif atau usia <15 tahun dan >64 tahun sebanyak 70.501 jiwa dan produktif atau usia 15-64 tahun sebanyak 160.611 jiwa. Sehingga Ratio beban tanggungan nya adalah 30 yang artinya jika ada 100 penduduk yang produktif, maka jumlah penduduk yang tidak produktif ada 30 orang. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 6

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. Angka Kematian Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat karena bayi merupakan kelompok usia yang paling rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator penting untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, sehingga program-program kesehatan banyak Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 7

yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, dimana AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal antara fase kelahiran hingga berumur <1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Probolinggo tahun 2016 sebesar 23/1000 Kelahiran Hidup, atau dengan angka riil 86 bayi meninggal per 3.679 Kelahiran Hidup. Kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2016 disebabkan oleh BBLR (Berat badan Lahir Rendah), Asfiksia, Sepsis, kelainan konginental, pneumonia dan Diare. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah kasus adalah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada Ibu Hamil mengenai kehamilan, perawatan neonatal, IMD (Inisiasi Menyusui Dini), ASI eksklusif dan imunisasi dasar lengkap dan memberikan penyuluhan kepada remaja putri. KEMATIAN BAYI DI TAHUN 2010-2015 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Juml Kematian Bayi 69 56 41 72 94 86 98 Grafik III.1 : Jumlah kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2010-2016 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 8

PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI Lain-Lain 15 Diare 2 Pneumonia 3 Kelainan Konginental 5 Sepsis 9 Asfiksia 19 BBLR 45 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Grafik III.2 : Penyebab kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2016 2. Angka Kematian Balita (AKBA) Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Di Kota Probolinggo tahun 2016 Angka Kematian Balita sebesar 28/1.000 kelahiran hidup dari target 32/1.000 kelahiran hidup, atau dengan jumlah riil 104 balita meninggal per 3.678 kelahiran hidup. Kematian balita disebabkan oleh penyakit Sesak, Kecelakaan, Febris, BBLR (Berat badan Lahir Rendah), Asfiksia, Sepsis, kelainan konginental, pneumonia dan diare. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 9

3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) bukan karena kecelakaan, tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Di Kota Probolinggo Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2016 mencapai 163/100.000 KH, angka riil kematian ibu 6 orang dengan jumlah kelahiran hidup 3.678. Angka kematian Ibu masih tinggi bila dibandingkan dengan target MDgS 102/100.000 KH. Dan penyebab kematian ibu hamil tahun 2016 ini antara lain karena Hepatitis B Kronis, Eklamsia, APB, ALO Corfdiomegali, dan Pendarahan post partum. Untuk mengurangi jumlah kasus tersebut telah dilakukan peningkatan kemitraan bidan dan dukun, pembentukan kelas ibu hamil di semua kelurahan, meningkatkan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dengan stiker, mengaktifkan peran kader dalam penemuan ibu hamil secara dini, dan melakukan penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 10

KEMATIAN IBU DI TAHUN 2010-2016 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 8 7 6 6 4 3 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Grafik III.3 : Jumlah Kematian Ibu di Kota Probolinggo tahun 2010 2016 3.2. Angka Kesakitan Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga dihadapkan pada transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda (double burden). Di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new emerging) serta gizi kurang, namun disisi lain dihadapi pula meningkatnya penyakit non infeksi dan degeneratif. Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Angka kesakitan diperoleh dari laporan yang ada pada sarana pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas melalui pencatatan dan pelaporan maupun dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilance). 1. Tuberculosis (TB) Pengendalian penyakit TB Paru di Kota Probolinggo memakai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yaitu pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas minum obat (PMO). Dengan program ini berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB BTA (+) kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 11

85%. Keberhasilan pengendalian pengobatan penderita TB Paru tergantung pada kerjasama antara penderita, Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan yang mempunyai komitmen tinggi dalam pelaksanaan kegiatan program. Di Kota Probolinggo tahun 2016 ada 170 kasus baru BTA (+) dari sejumlah 424 kasus TB yang ada, jumlah penderita TB-Paru BTA (+) yang diobati 159 penderita (93,53 %), angka kesembuhannya 86,79%, dan angka keberhasilan pengobatan (success rate) sebesar 92,45%. (Tabel 7, 8, 9). 2. Pneumonia Balita Pneumonia merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Selain diare, pneumonia juga penyebab utama kematian pada bayi dan balita. Untuk itu pemberantasan penyakit ini di laksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). PENDERITA PNEUMONIA BALITA DI TAHUN 2015 25 20 15 10 5 0 SUKABUM I JATI KANIGARA N KEDOPOK WONOASI H KETAPAN G Jml Penderita 13 23 4 9 21 0 Jml Ditangani 13 23 4 9 21 0 Grafik III.4 : Jumlah Penderita Pneumonia Balita di Kota Probolinggo tahun 2016 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 12

Dari data tersebut diatas di Kota Probolinggo tahun 2016 jumlah pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 70 balita atau 8,04 % dari jumlah perkiraan penderita pneumonia balita.(tabel 10) 3. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Salah satu new emerging disease yang sudah ada sebelumnya adalah HIV/AIDS dan dimungkinkan pula akan timbulnya penyakit infeksi baru yang tidak terduga dan penularannya sangat cepat, kematian yang tinggi, keadaan tersebut dapat menimbulkan pandemi di masa datang. Di Kota Probolinggo tahun 2016 perkembangan penyakit HIV/AIDS terus di lakukan upaya penemuan penderita dan meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan, seperti sosialisasi secara luas dengan cara memberikan penyuluhan kepada semua penderita tersangka atau penderita yang di skrening HIV/AIDS. Beberapa kegiatan yang telah di lakukan dalam rangka pengendalian dan pengawasan HIV/AIDS adalah pemeriksaan sero survey di LP (Lembaga Pemasyarakatan), penemuan penderita di klinik VCT (Voluntary Conseling Testing), yang selanjutnya di rujuk ke klinik CST (Care Support Treatment) yang tempatnya di RSUD dr. Moh. Saleh serta pemeriksaan pada setiap pendonor darah. Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Probolinggo tahun 2016 sebanyak 82 kasus, jumlah kematian sebanyak 6 kasus, dan tidak ada kasus Syphlis. Kelompok terbanyak penderita HIV/AIDS pada usia 25-49 tahun (usia produktif). Upaya yang selalu dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan, diarahkan juga pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrening HIV/AIDS terhadap darah donor, sosialisasi kepada anak sekolah (SMP, SMA/SMK) dan upaya Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 13

pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Infeksi menular seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan terjadinya penularan HIV. Upaya pengobatan IMS telah berjalan baik, ini ditunjukkan dari persentase kasus IMS yang ditemukan dan diobati 100%. (Tabel 11) 4. Diare Jumlah penderita diare di Kota Probolinggo tahun 2016 sebanyak 5.705 penderita dan seluruhnya dapat tertangani 100%. Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. (Tabel 13). 5. Penyakit Kusta Penderita kusta tahun 2016 di Kota Probolinggo sebanyak 20 penderita, yang terdiri dari tipe PB (Pausi Basiler) atau kusta kering 2 (tiga) orang dan dapat menyelesaikan pengobatannya, tipe MB (Multi Basiler) atau kusta basah ada 18 orang yang dapat menyelesaikan pengobatannya atau RFT (Release From Treatment) sejumlah 17 penderita. Dimana jumlah penderita kusta yang ada menyebar di seluruh wilayah Kecamatan di Kota Probolinggo dengan jumlah penderita cacat tingkat 2 sebanyak 8 Penderita (38%) (Tabel.14, 15, 16, 17) 6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/dicegah prevalensinya dengan pelaksanaan program imunisasi. ( Tabel 18 s.d 20 ) Penyakit-penyakit tersebut antara lain : a. Difteri Pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus suspek dipteri di Kota Probolinggo dan tidak ada yang meninggal. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 14

b. Pertusis Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus pertusis di Kota Probolinggo. c. Tetanus Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus tetanus di Kota Probolinggo. d. Tetanus Neonatorum Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum di Kota Probolinggo e. Campak Pada tahun 2016 ditemukan 13 kasus campak di Kota Probolinggo dan tidak ada yang meninggal. f. AFP <15 Th Pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus AFP non Polio di Kota Probolinggo g. Hepatitis B Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus Hepatitis di Kota Probolinggo. 7. Demam Berdarah Dengue Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo tahun 2016 sejumlah 533 kasus dan meninggal 9 (sembilan) kasus dengan CFR (Case Fatality Rate) 1,7 jumlah kasus ada peningkatan dibandingkan tahun lalu, kasus DBD yang terjadi menyebar rata diseluruh wilayah Kecamatan. Upaya pencegahan telah di lakukan dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) setiap 3 bulan oleh tenaga kesehatan, dan pemeriksaan jentik berkala oleh kader jumantik, penyuluhan-penyuluhan kesehatan, menggalakkan Satu Rumah Satu Jumantik dan setiap minggu diadakan kerja bakti oleh Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. (Tabel 21) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 15

KASUS DBD DI TAHUN 2010-2016 1000 800 600 400 200 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Kasus DBD 804 142 23 76 323 236 533 Grafik III.5 : Jumlah Kasus DBD di Kota Probolinggo tahun 2010-2015 8. Malaria dan Filariasis Kasus malaria dan filariasis dari tahun ke tahun tidak ditemukan di Kota Probolinggo. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penderita dari wilayah lain yang menjadi endemis (kasus impor). Antisipasi perlu dilakukan dengan penemuan dini penderita, penyuluhan, penyebaran leaflet/poster serta melalui media baik elektronik (radio) dan media massa. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 16

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. Pelayanan Kesehatan Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Dan upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Upaya pelayanan kesehatan dasar yang telah dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2016 sebagai berikut : 1. Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 17

faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 10 T yaitu : 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2) Ukur tekanan darah 3) Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas) 4) Ukur tinggi fundus uteri 5) Tentukan Presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6) Skrining status Immunisasi Tetanus dan berikan immunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan. 7) Pemberian tablet zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8) Test laboratorium (rutin dan khusus) 9) Tatalaksana kasus 10) Temu wicara (Konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan K-1 tahun 2015 di Kota Probolinggo tercapai 98,3% dari target 97%, dan K-4 tercapai 92,4 % dari target 95%, dari sejumlah 4.114 ibu hamil yang ada. (Tabel.29) 105 100 95 90 85 CAKUPAN K.1 DAN K.4 DINAS KESEHATAN TAHUN 2011-2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 K.1 99,54 102 100 97,71 98,52 98,3 K.4 95,82 94,78 93,3 94,01 91,04 92,4 Grafik IV.1 : Cakupan K1 dan K4 di Kota Probolinggo tahun 2011-2016 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 18

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualiatas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci MPS (Mother pregnancy safer) yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tahun 2016 di Kota Probolinggo hasil cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tercapai 94,4% dari target 95% atau ada 3.707 persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan dari 3.927 persalinan yang ada (Tabel 29) Hal ini disebabkan karena pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap karena masih ada persalinan yang dilakukan di luar kota dan setelah melahirkan hingga masa nifas selesai baru pulang kembali lagi Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 19

ke daerahnya. Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang resiko tinggi kehamilan dan keamanan dalam proses persalinan. 3. Pelayanan Nifas dan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dan untuk Masa nifas adalah masa 6 jam sampai 42 hari setelah persalinan dimana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Kunjungan nifas bertujuan untuk deteksi dini komplikasi dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 1) Kunjungan nifas pertama pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) Kunjungan nifas kedua dilakukan pada waktu 4 hari sampai 28 hari setelah persalinan; 3) Kunjungan nifas ketiga dilakukan pada waktu 29 hari sampai 42 hari setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar minimal 3 kali. Dalam masa nifas ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan. Dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil risiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Sedangkan pelayanan neonatal meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar berupa ASI Ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda. Selain itu diberikan vit A 1 kapsul 200.000 IU, setelah melahirkan dan 24 jam berikutnya 1 kapsul 200.000 IU, agar daya tahan tubuh meningkat dan dapat mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu nifas sehingga pemberian ASI lebih optimal. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 20

Dan di tahun 2016 Kota Probolinggo untuk pelayanan kesehatan ibu nifas tercapai 93,6% dari target 95% atau ada 3.675 ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari sejumlah 3.927 ibu bersalin.(tabel.29) 4. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe dengan tujuan untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi pada bumil. Cakupan pemberian tablet Fe 1 ( 30 tablet ) dan tablet Fe 3 ( 90 tablet ) kepada ibu hamil. Di Kota Probolinggo tahun 2016, untuk Fe 3 tercapai (91,54%) atau ada 3.766 bumil yang mendapat Fe 3. Dan untuk Fe 1 tercapai 98,39% atau ada 4.048 bumil dari sejumlah 4.114 ibu hamil yang ada. (Tabel 32) 5. Komplikasi Kebidanan yang ditangani Komplikasi kebidanan (maternal) adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/ kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi maternal adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi maternal untuk mendapatkan perlindungan/pencegahan dan penanganan difinitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Cakupan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi yang mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (polindes, puskesmas dan rumah sakit). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 21

Di Kota Probolinggo tahun 2016 cakupan komplikasi kebidanan ditangani tercapai 81,06 % dari target 80%.(Tabel.33) 6. Pelayanan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani Bayi usia kurang dari 1 bulan merupakan golongan umur yang rentan gangguan kesehatan. Upaya untuk mengurangi resiko tersebut adalah melalui pelayanan kesehatan pada neonatus minimal tiga kali yaitu dua kali pada usia 0-7 hari dan satu kali pada usia 8-28 hari atau disebut KN lengkap. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pelayanan kesehatan neonatus dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, ASI dini-eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat dan kulit), pemberian vitamin K, imunisasi, manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus pada ibunya. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan. Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital. Pelayanan neonatus komplikasi diberikan oleh bidan atau dokter di pustu, praktek bidan, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Di Kota Probolinggo tahun 2016 Cakupan pelayanan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tercapai 52,2 % dari target 80%.(Tabel.33) 7. Pelayanan Keluarga Berencana ( KB ) Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Tahun 2016 jumlah Peserta KB Baru 3.513 (8,9 %) dan Jumlah Peserta KB Aktif 28.688 (73%) dari jumlah PUS yang ada 39.289. (Tabel 36) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 22

PUS,PESERTA KB BARU DAN PESERTA KB AKTIF DI 10000 8000 6000 4000 2000 0 SUKABUMI JATI KANIGARAN KEDOPOK WONOASIH KETAPANG JML PUS 3844 6807 9747 5686 5720 7485 Peserta KBBaru 207 252 1062 547 576 869 Peserta KB Aktif 2447 4624 7709 3807 4339 5762 Grafik IV.2: Jumlah Pus,Peserta KB baru dan KB aktif di Kota Probolinggo Tahun2016 Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah IUD, MOP/ MOW, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kota Probolinggo tahun 2016, yang paling banyak dipilih Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (NON MKJP) adalah jenis suntik 12.940 (45,1%), sedangkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang paling banyak dipilih adalah jenis implan sebesar 4.635 (16,2%) dari total peserta aktif 28.688 8. ASI Ekslusif ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan apapun, pada bayi mulai 0 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi (kolostrum yang Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 23

mengandung imunoglobulin A/ IgA, whei-casein, decosahexanoic/ DHA dan arachidonic/ AA dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochus-associated lymphocyte/balt, Gut associated lymphocyte tissue/ GALT, mammary associated lymphocyte tissue/malt serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/mal). Selain Aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/sids). Di Kota Probolinggo tahun 2016 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 65,1% dari target 80% atau ada 1.620 bayi dari sejumlah bayi berusia 0-6 bulan yang diperiksa yaitu 2.487 bayi. (Tabel 39) 9. Pelayanan Kesehatan Bayi Kunjungan bayi adalah kunjungan anak usia kurang dari satu tahun (29 hari-11 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat di sarana kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat yang mempunyai kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali dalam 1 tahun. Di Kota Probolinggo tahun 2016 pelayanan kesehatan bayi tercapai 93% dari target 95% hal ini disebabkan banyak yang bersalin di luar kota sehingga bayinya tercatat setelah usia 1 (satu) bulan. ( Tabel 40 ). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 24

10. Desa UCI (Universal Child Immunization) Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Target cakupan UCI menurut indikator Standart Pelayanan Minimal (SPM) di Kota Probolinggo sebesar 86 %. Di Kota Probolinggo tahun 2016 terdapat 5 Kecamatan dengan 29 Kelurahan, dimana kelurahan yang telah mencapai UCI sebesar 96,6 % atau ada 28 Kelurahan UCI dari 29 Kelurahan yang ada. Kelurahan yang mencapai UCI tersebar di semua Kecamatan di Kota Probolinggo. (Tabel 41) 11. Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Pemberian vitamin A pada bayi dan balita untuk mencegah kekurangan vitamin A atau rabun senja pada bayi dan balita. Secara nasional pemberian vitamin A diberikan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu bulan Pebruari dan Agustus. Bayi usia 6-11 bulan mendapat vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 IU, sedangkan anak balita usia 12-49 bulan diberikan vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU. Di Kota Probolinggo tahun 2016 pemberian vitamin A pada bayi tercapai 89,93% atau ada 3.357 bayi dari 3.733 bayi yang ada dan pada anak balita tercapai 94,30% atau ada 14.213 anak balita dari 15.072 anak balita yang ada (Tabel 44). Terjadinya gizi buruk balita salah satunya adalah kekurangan zat gizi vit A. 12. Pelayanan Balita di Timbang Cakupan balita ditimbang atau D/S tercapai 64,3% dari target 80% sehingga perlu ditingkatkan kinerja dari kader dan kesadaran dari Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 25

masyarakat melalui penyuluhan serta dukungan dari Lintas Sektor terkait. Setiap bulan hendaknya balita ditimbang di Posyandu. (Tabel.47) 13. Pelayanan Kesehatan Balita Di Kota Probolinggo tahun 2015 Pelayanan Kesehatan Balita tercapai 81,7%, dari target 82% hal ini dikarenakan Balita yang sudah masuk PAUD belum semua tercatat pada pelayanan anak Balita (Tabel 46) Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia 12-59 bulan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita diantaranya adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen SDIDTK, pembinaan posyandu, pembinaan anak sekolah (PAUD) dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan memanfaatakan buku KIA, perawatan anak balita dengan pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A. Cakupan pelayanan Anak Balita adalah anak umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 2 kali dalam setahun berupa pengukuran berat badan per tinggi badan (BB/ TB), perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar dan daya lihat. Pemantauan petugas kesehatan dilaksanakan selain di dalam gedung (puskesmas, pustu, polindes, poskesdes) juga di luar gedung seperti di posyandu, taman bermain, PAUD, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak- Kanak atau setingkat. 14. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita mempermudah resiko terjadinya infeksi penyakit sehingga resiko kematian Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 26

meningkat, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Terjadinya gizi buruk baik pada bayi dan balita adalah karena asupan gizi kurang, dimana faktor-faktor penyebabnya adalah kemiskinan, penyakit infeksi, kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan pola asuh yang salah. Gizi buruk yang terjadi pada balita tahun 2016 di Kota Probolinggo yang mendapatkan perawatan sebanyak 100% atau ada 36 balita gizi buruk. (Tabel 48) 15. Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan dan pemeriksaan anak sekolah dasar/ sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter kecil. Tahun 2016 di Kota Probolinggo cakupan penjaringan siswa SD/ MI yang diperiksa sebesar 97,68% atau ada 4.118 siswa dari sejumlah 4.216 siswa yang ada. (Tabel 49) Hal ini disebabkan karena pada saat melaksanakan kegiatan penjaringan kesehatan tersebut, tidak semua siswa masuk sekolah, sehingga tidak tercapai 100% dan dianjurkan bagi siswa yang tidak masuk untuk melaksanakan pemeriksaan di Puskesmas. 16. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Di Kota Probolinggo tahun 2016 pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan upaya promotif, preventif dan kuratif Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 27

pelayanan yang diberikan meliputi tumpatan gigi tetap sebanyak 2.483 orang, pencabutan gigi tetap sebanyak 1.175 orang sedangkan jumlah murid SD yang diperiksa sebanyak 18.059 orang (73,4%) dari sejumlah 24.609 murid yang ada. Dan murid yang memerlukan perawatan gigi lebih lanjut dapat terlayani yaitu sebanyak 4.956 murid (97,3%). (Tabel 50, 51) 17. Pelayanan Kesehatan Usila Di Kota Probolinggo tahun 2016 cakupan pelayanan kesehatan usila (60 tahun keatas) sebesar 70,92 % atau ada 15.223 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari 21.464 lansia yang ada. (Tabel 52) 4.2. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Probolinggo tahun 2016, tercapai 77,4 %, dari target 100%, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat, terutama dari sektor informal yang belum tercakup secara maksimal dalam jaminan kesehatan nasional. Peserta jaminan kesehatan yang ada terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI), Pekerja Penerima Upah (PPU),Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri, Bukan Pekerja (BP), Jamkesda/PBI Daerah (Tabel 53) 2. Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah di Kota Probolinggo Tahun 2016 adalah sebagai berikut : untuk kunjungan rawat inap sebanyak 22.704, kunjungan rawat jalan 374.394, sedangkan kunjungan gangguan jiwa 688. (Tabel 54) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 28

4.3. Perilaku Hidup Masyarakat Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS di rumah tangga. A. Rumah Tangga Ber-PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010:10). Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat di desa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat (Depkes RI, 2007). % RUMAH PENCAPAIAN INDIKATOR TATANAN YANG TANGGA SEHAT MASALAH Rumah Tangga TOTAL DIKAJI SEHAT TIDAK INDIKATOR % PRIORITAS 1.Tidak 68625 62085 39121 22964 1. Persalinan Nakes 98,33 Merokok dlm rumah 63,01 % 36,99 % 2. ASI eksklusif 58,75 2.ASI Eksklusif 3. Menimbang Bayi & 81,23 3. Menimbang Balita bayi dan Balita 4. Cuci tangan dg air bersih dan sabun 86,90 5. Tersedia air bersih 97,67 6. Tersedianya jamban 88,09 7.Memberantas jentik di rumah 85,64 8. Makan sayur & buah 88,99 9. Aktivitas fisik tiap hari 91,49 10. Tidak merokok dlm rumah 47,96 Tabel 1.1 : Pencapaian PHBS Rumah Tangga 63,01 % Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 29

PHBS ini akan berhasil melalui kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan penyebarluasan informasi melalui media cetak, media elektronik maupun media tradisional dengan pendekatan pada budaya lokal yang ada di Kota Probolinggo serta bekerjasama dengan radio pemerintah, swasta dan radio line yang ada di 5 pasar di Kota Probolinggo. Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dalam tahun 2016, jumlah rumah tangga adalah 68.625 RT dengan rumah tangga yang dikaji sebesar 62.085 RT. Untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga itu sendiri terdiri dari sepuluh indikator dengan masingmasing capaian dan terdapat 3 (tiga) masalah utama yang belum mencapai target yakni tidak merokok dalam rumah, ASI Eksklusif dan Menimbang bayi dan balita. Dalam indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga terdapat sepuluh poin yakni Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, ASI Eksklusif, Menimbang Bayi & Balita, Cuci tangan dg air bersih dan sabun, Tersedia air bersih, Tersedianya jamban, Memberantas jentik di rumah, Makan sayur & buah, Aktivitas fisik tiap hari, serta Tidak merokok di dalam rumah. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 30

RUMAH TANGGA SEHAT BER-PHBS 36,99 Sehat Tidak Sehat 63,01 Diagram IV.3 : Rumah Tangga Ber-PHBS Pada diagram IV.3 dapat dilihat dari total rumah tangga yang dikaji yakni sebesar 62.085 RT, terdapat 39.121 rumah tangga sehat atau sebesar 63,01% dari target sebesar 53% untuk rumah tangga sehat di Tahun 2016, sedangkan 22.964 rumah tangga sisanya atau sebesar 36,99% belum memenuhi kriteria rumah yang melakukan prinsip Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga. Pada diagram IV.4 dapat dilihat dari sepuluh indikator tersebut terdapat tiga indikator prioritas masalah yaitu tidak merokok dalam rumah sebesar 47,96%, ASI Eksklusif sebesar 58,75% dan menimbang bayi dan balita sebesar 81,23%. Maka dari itu untuk memenuhi target tiga indikator tersebut perlu adanya upaya kerja sama dari masyarakat, tenaga kesehatan dan juga pemerintah terkait. Untuk indikator Tidak merokok dalam rumah perlu adanya penyuluhan mengenai dampak rokok, Penguatan Tim Pemantau Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) yang dilakukan oleh Kepala SKPD secara persuasif dan representatif, sosialisasi Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 31

Perwali No. 40 tahun 2015 tentang petunjuk pelaksanaan atas Perda No. 12 tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM). CAPAIAN 10 INDIKATOR PHBS 1. Persalinan Nakes 2. ASI Eksklusif 91,44 47,96 98,33 58,75 3. Menimbang bayi & Balita 4. Cuci tangan dg Air Bersih 88,99 81,39 5. Tersedia air bersih 6. Tersedianya jamban 85,64 86,9 7. Memberantas 88,09 97,67 8. Makan Sayur & buah 9. Aktifitas fisik tiap hari 10. Tidak merokok dalam rumah Diagram IV.4 : Pencapaian 10 Indikator PHBS B. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada masyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat diantaranya adalah posyandu yang berjumlah 218 dengan 126 posyandu PURI sudah terbentuk 68 taman posyandu dimana posyandu PURI ditambah layanan BKB dan PAUD. 1. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangan posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 32

yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. STRATA POSYANDU 18,35 50,46 4,59 26,61 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Diagram IV.5 : Strata Posyandu Seperti yang terlihat pada diagram 1V.5 yang menyatakan bahwa Strata posyandu di Kota Probolinggo tahun 2016 terdiri dari posyandu pratama 4,59 %, posyandu madya 26,61 %, posyandu purnama 50,46 % dan posyandu mandiri 18,35%. Sedangkan pada diagram 1V.6 terlihat kondisi taman posyandu yang sudah optimal 62 taman posyandu 91,18 % dan taman posyandu yang belum optimal 6 taman posyandu 8,82 %. 8,82 Belum Optimal Optimal 91,18 Diagram IV.6 : Kondisi Taman Posyandu Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 33

2. Kelurahan Siaga Kelurahan siaga adalah kelurahan yang mempunyai kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri. Salah satu syarat Kelurahan Siaga Aktif adalah adanya Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yang didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai sehingga siap mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat. STRATA KELURAHAN SIAGA 4 0 12 13 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Diagram IV.7 : Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Poskeskel merupakan upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat yang melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat secara mandiri. Di Kota Probolinggo pada tahun 2016 telah terbentuk 29 Kelurahan Siaga Sehat Aktif tetapi masih didominasi oleh Kelurahan Siaga Sehat Aktif Pratama sebanyak 13 Kelurahan (44,83%), 12 Kelurahan (41,38%) merupakan Kelurahan Siaga Sehat Aktif Madya, 4 Kelurahan (13,79%) merupakan Kelurahan Siaga Sehat Aktif Purnama, dan belum ada Kelurahan Siaga Sehat Aktif Mandiri. Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan penguatan Kelurahan Siaga Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 34

Sehat Aktif melalui pembentukan pokjanal Kelurahan Siaga Sehat Aktif serta yang difasilitasi oleh tim Pokjanal Kelurahan Siaga Sehat Aktif serta Forum Kelurahan Siaga Sehat Aktif (Forkesa) Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kelurahan dengan target 11 % Kelurahan Siaga Sehat Aktif berstrata PURI (Purnama & Mandiri). 4.3. Keadaan Lingkungan Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat-tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah (sesuai dengan blangko Survey Penyehatan Lingkungan / SPL-01). Jumlah rumah yang ada di Kota Probolinggo tahun 2016 sebanyak 61.206, rumah yang dibina kesehatannya sebanyak 3.537 dan capaian untuk rumah dibina tahun 2016 sebanyak 1.813 atau 51,26%. Secara keseluruhan, rumah yang dibina sampai dengan tahun 2016 sebanyak 48.309 atau 78,93%. (Tabel 58). Dari rumah yang diperiksa tidak terdapat penjelasan, misalnya rumah yang diperiksa berlokasi di pedesaan atau perkotaan. Perlu Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 35

upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan. 2. Akses Air Minum yang layak Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990 air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila sudah dimasak. Syarat syarat air bersih adalah tidak berasa, tidak berbau,tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Air tersebut bersumber dari ledeng, SPT, SGL, PAH, sungai, curah hujan yang airnya sudah melalui penyaringan. Di Kota Probolinggo tahun 2016 jumlah penduduk yang memiliki akses air minum yang layak sebesar 81 % dari target 70% atau ada 186.633 penduduk dari 231.112 jumlah penduduk. Untuk penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan tercapai 94,4% atau ada 17 sampel yang memenuhi syarat dari 18 penyelenggara air minum yang ada. (Tabel 59,60 ) 3. Akses Sarana Sanitasi yang layak Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh penduduk di Kota Probolinggo tahun 2016, berupa jamban sehat tercapai 73,3% atau ada 169.498 penduduk dari 231.112 jumlah penduduk yang ada. Jenis sarana jamban yang ada antara lain jamban komunal, leher angsa, plengsengan dan jamban cemplung. (Tabel 61) 4. Kelurahan STBM Pelaksanaan pemicuan Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) bertujuan merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kualitas lingkungan tempat Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 36

tinggal dimana kegiatan ini sudah dilaksanakan mulai awal bulan Nopember 2011 di Kota Probolinggo. Pada tahun 2016 Kota Probolinggo telah melakukan verifikasi pada empat kelurahan yang mencapai ODF (Open Defecation Free) yaitu di Kelurahan Tisnonegaran, Sukabumi, Sumber taman dan Ketapang. Pada tahun 2017 direncanakan ada 6 kelurahan yang diprioritaskan untuk ODF yaitu Kelurahan Pilang, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kelurahan Wiroborang, Kelurahan Kebonsari Wetan, Triwung Kidul dan Kedung Galeng). 5. Tempat Pengelolaan Makanan memenuhi syarat, dibina dan diuji petik Pengawasan dan pembinaan sanitasi pada Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dilakukan secara berkala dengan menggunakan indikator penilaian yang sudah ditentukan berdasarkan peraturan yang ada. TPM yang dimaksud berupa rumah makan/ restoran, jasa boga, industri makanan dan pedagang kaki lima. Tahun 2016, jumlah TPM (Jasa Boga, Rumah Makan/ Depot, DAM dan jajanan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 86,46%. (Tabel.64) Sedangkan industri Rumah Tangga yang mengajukan ijin P-IRT pada tahun 2016 sebanyak 80 orang. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 37

GRAFIK PERSENTASE TTU/TPM MEMENUHI SYARAT TAHUN. 2011-2016 100 50 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TTU 71,3 71,4 72,3 74,1 80,79 82,26 TPM 81,6 81,6 82,7 86,7 86,47 86,46 Grafik IV.8: Persentase TTU/TPM memenuhi syarat di Kota Probolinggo Th.2011-2016 Pemerintah Kota Probolinggo juga telah menerapkan kebijakan dalam pengawasan dan pemeriksaan rumah makan dan restoran yang ditetapkan dalam Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 59 Tahun 2004 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Bagi Rumah Makan dan Restoran (data terlampir). Selain itu telah dibentuk Tim Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Makanan dan Minuman Olahan di Kota Probolinggo yang bertugas dalam mengawasi dan memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada pelaku usaha/ produsen untuk meningkatkan mutu/ kualitas, produktifitas dan mentaati ketentuan standar/ persyaratan kesehatan serta tidak menyebabkan timbulnya bahaya kesehatan yang telah ditetapkan ke dalam Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/135/KEP/425.012/2016 Tentang Tim Pemantau Peredaran Makanan dan Minuman Tahun 2016. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 38

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1. Sarana Kesehatan Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan terdiri atas data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. 1. Puskesmas Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, baik pelayanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Secara konseptual Puskesmas menganut konsep Wilayah, dan diharapkan satu Puskesmas dapat melayani rata-rata 30.000 penduduk. Pada tahun 2016 di Kota Probolinggo terdapat 6 puskesmas dengan rasio terhadap penduduk adalah 1:38.519 jiwa artinya 1 Puskesmas rata-rata melayani 38.519 jiwa. Hal ini berarti jumlah Puskesmas di Kota probolinggo masih kurang. Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan di Puskesmas telah dikembangkan puskesmas pembantu yang berjumlah 21 unit dengan rasio 1 puskesmas dibantu 2-3 puskesmas pembantu sehingga diharapkan dapat menjangkau pelayanan kesehatan seluruh penduduk Kota Probolinggo. Di Kota Probolinggo terdapat 2 puskesmas rawat inap yaitu puskesmas Ketapang dan puskesmas Wonoasih, dengan kapasitas tempat tidur rata-rata sebanyak 26 tempat tidur. 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 39

perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Di Kota Probolinggo tahun 2016 memiliki 1 (satu) Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Umum Swasta 1 (satu) buah, dan Rumah Sakit bersalin milik swasta 2 (dua) buah dengan total tempat tidur 495 TT. Adapun prosentase pemakaian tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit Kota Probolinggo adalah 57,0% (Tabel 56 ). 3. Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/ Pengelola Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan. Pada tahun 2016 di Kota Probolinggo jumlah Apotik sebanyak 30 Apotek, Toko Obat sebanyak 4 Toko Obat dan Gudang Farmasi sebanyak 1. ( Tabel 67) 4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu. Posyandu yang berjumlah 218 dari 150 posyandu PURI sudah terbentuk 68 taman posyandu, dimana posyandu PURI ditambah layanan BKB dan PAUD. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 40

Strata posyandu di Kota Probolinggo tahun 2016, terdiri dari posyandu pratama 4,59 %, posyandu madya 26,61 %, posyandu purnama 50,46 % dan posyandu mandiri 18,35%. (Tabel 69) Sedangkan kondisi taman posyandu yang sudah optimal 62 posyandu ( 91,18%) dan yang belum optimal 6 posyandu (8,82%). Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang mempunyai kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri, salah satu syarat kelurahan Siaga Aktif adanya pos kesehatan kelurahan (POSKESKEL) yang didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai, Tim Pokjanal Forkesa tingkat Kecamatan dan Kelurahan sehingga siap mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat. Poskeskel merupakan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat secara mandiri. Di Kota Probolinggo pada tahun 2016 telah terbentuk 29 Kelurahan Siaga Aktif. (Tabel 71). Kelurahan siaga sehat aktif yang paling banyak adalah Aktif pratama yaitu sebanyak 13 kelurahan (44,83%), sehingga perlu dilakukan penguatan kelurahan siaga sehat aktif melalui penguatan tim pokjanal kelurahan siaga sehat aktif, Forkesa Tingkat Kecamatan dan Kelurahan serta dukungan masyarakat dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih & Sehat melalui Pengembangan 3 UKBM yang dibina dan 70% pencapaian PHBS Rumah Tangga. 5.2. Tenaga Kesehatan Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil pengumpulan data sumber daya kesehatan yang ada di Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 41

Kota Probolinggo, yang meliputi tenaga yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun yang ada pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan di Kota Probolinggo pada tahun 2016 seluruhnya 902 orang yang tersebar pada 6 Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan terdiri atas Tenaga Medis (Dokter) 130 orang, Perawat/Perawat gigi 483 orang, Bidan 160 orang, Farmasi 41 orang, Kesehatan Masyarakat 7 orang, Sanitasi 9 orang, Gizi 24 orang, Radiografer 7 orang, Teknisi Medis 5 orang, fisioterapis 15 orang, Analisis kesehatan 11 orang, dan perekam medis 6 orang (Tabel 73 s.d 81) 5.3. Pembiayaan Kesehatan Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2016 diperoleh dari sumber dana APBD Kota Probolinggo, APBD Propinsi dan APBN (Tugas Pembantuan, BOK, WHO,DBHCHT dan ASKESKIN/ PBI BPJS). Total anggaran kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2016 sebesar Rp. 220.381.169.421,49,-. Dan presentasi APBD Kesehatan terhadap APBD Kota Probolinggo sebesar 10,92%, sehingga diperoleh anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp. 953.568,70 (Tabel 81) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 42

BAB VI PENUTUP Sebagai uraian akhir pada Bab Penutup Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 ini, disampaikan kegiatan-kegiatan program di bidang kesehatan yang bersifat berkesinambungan dan berkelanjutan dari tahun ke tahun sampai dengan saat ini. Hasil hasil kegiatan program tahun 2016, adalah bahan untuk menyusun profil kesehatan yang merupakan performance kinerja pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo, yang mana dapat digunakan sebagai bahan untuk evaluasi dan menyusun perencanaan kegiatan di tahun mendatang serta sebagai dasar kebijakan pengambilan keputusan. Adapun hasil-hasil kegiatan program kesehatan di tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Derajat kesehatan masyarakat Kota Probolinggo tahun 2016, yang salah satunya dapat dilihat dari jumlah kematian ibu sebanyak 6 orang dan kematian bayi sebanyak 98 bayi. Serta balita gizi buruk yang ditangani/ mendapat intervensi sebanyak 36 atau (100%) balita gizi buruk yang yang di intervensi mengalami perbaikan status gizi buruk menjadi status gizi baik. 2. Jumlah peningkatan kasus penyakit, masih menjadi ancaman setiap tahunnya terutama penyakit demam berdarah Dengue (DBD). Penyakit demam berdarah untuk tahun 2016 mengalami peningkatan, tahun 2015 sebanyak 236 kasus dan tahun 2016 naik menjadi 533 kasus atau dengan Incidence Rate 230,62 per 100.000 penduduk. 3. Sosialisasi secara intensif kepada masyarakat tentang program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) masih sangat diperlukan, karena capaian kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masih 77,44 % dari target 100%. Meskipun pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam profil kesehatan yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan harapan, diharapkan profil kesehatan ini dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 43

LAMPIRAN TABEL PROFIL Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2016 44

RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 57 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 29 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.781 117.331 231.112 Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,7 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 4078,4 Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 43,9 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 97,0 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 0,00 0,00 95,04 % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs 0,00 0,00 30.624,00 % Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 57.169,00 % Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 3.965,00 % Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 1.382,00 % Tabel 3 e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 12.817,00 % Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 17,00 % Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 1.835 1.843 3.678 Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 14 10 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal 46 42 88 neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 25 23 24 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati 52 46 98 bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 28 25 27 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati 54 50 104 Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 29 27 28 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 163 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6 B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 90 80 170 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 52,94 47,06 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 79,10 68,18 73,56 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 223 201 424 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 195,99 171,31 183,46 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 2,59 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 17,72 20,05 18,74 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 86,36 87,32 86,79 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 5,68 5,63 5,66 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA 92,05 92,96 92,45 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 0,88 0,00 0,43 per 100.000 penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 11,80 4,19 8,04 % Tabel 10 21 Jumlah Kasus HIV 52 30 82 Kasus Tabel 11 22 Jumlah Kasus AIDS 52 30 82 Kasus Tabel 11 23 Jumlah Kematian karena AIDS 3 3 6 Jiwa Tabel 11 24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11 25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 12 8 20 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 10,55 6,82 8,65 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 4,76 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 38,10 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 3,46 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 1,05 0,85 0,95 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 85,71 94,44 % Tabel 17 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 1,74 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 1 0 1 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 6 7 13 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 1 0 1 Kasus Tabel 20

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20 29 Incidence Rate DBD 297,94 165,34 230,62 per 100.000 penduduk Tabel 21 30 Case Fatality Rate DBD 2,06 1,03 1,69 % Tabel 21 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22 32 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 22 33 Angka Kesakitan Filariasis 2 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23 34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 6,91 10,49 8,80 % Tabel 24 35 Persentase obesitas 3,46 5,42 4,34 % Tabel 25 36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 1,52 % Tabel 26 37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26 38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 98 % Tabel 29 40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 92,37 % Tabel 29 41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 94,40 % Tabel 29 42 Pelayanan Ibu Nifas 93,58 % Tabel 29 43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,14 % Tabel 29 44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 27,52 % Tabel 30 45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 91,54 % Tabel 32 46 Penanganan komplikasi kebidanan 81,06 % Tabel 33 47 Penanganan komplikasi Neonatal 48,33 56,45 52,23 % Tabel 33 48 Peserta KB Baru 8,94 % Tabel 36 49 Peserta KB Aktif 73,02 % Tabel 36 50 Bayi baru lahir ditimbang 94 103 98 % Tabel 37 51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5,61 5,86 5,74 % Tabel 37 52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 92,54 99,16 95,72 % Tabel 38 53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 90,90 98,38 94,49 % Tabel 38 54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 64,44 65,87 65,14 % Tabel 39 55 Pelayanan kesehatan bayi 93,38 92,56 92,97 % Tabel 40 56 Desa/Kelurahan UCI 96,6 % Tabel 41 57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 80,09 77,75 78,92 % Tabel 43 58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 96,99 97,84 97,42 % Tabel 43 59 Bayi Mendapat Vitamin A 97,04 97,25 97,15 % Tabel 44 60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 92,40 94,20 93,29 % Tabel 44 61 Baduta ditimbang 68,09 68,71 68,40 % Tabel 45 62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,35 0,16 0,26 % Tabel 45 63 Pelayanan kesehatan anak balita 76,43 87,15 81,72 % Tabel 46 64 Balita ditimbang (D/S) 63,67 64,98 64,32 % Tabel 47 65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,63 0,37 0,50 % Tabel 47 66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan 97,81 97,53 97,68 % Setingkat Tabel 49 68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 2,11 Tabel 50 69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 73,19 sekolah Tabel 51 70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 93,48 sekolah Tabel 51 71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 75,16 71,71 73,38 % Tabel 51 72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 97,94 96,52 97,29 % Tabel 51 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 97,94 96,52 97,29 % Tabel 51 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 71,47 70,47 70,92 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 77,44 % Tabel 53 76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 122,56 200,24 162,00 % Tabel 54 77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3,07 3,27 13,10 % Tabel 54 78 Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS 56,21 42,73 48,34 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 79 Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS 31,81 24,99 27,83 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 57,04 % Tabel 56 81 Bed Turn Over (BTO) di RS 59,78 Kali Tabel 56 82 Turn of Interval (TOI) di RS 2,62 Hari Tabel 56 83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-phbs 63,01 % Tabel 57 C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 78,93 % Tabel 58 89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 80,75 % Tabel 59 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 94,44 % Tabel 60 91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 73,34 % Tabel 61 92 Desa STBM 20,69 % Tabel 62

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 82,27 % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 86,47 % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina 100,00 % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik 9,54 % Tabel 65 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 2,00 RS Tabel 67 95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2,00 RS Tabel 67 96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 2,00 Tabel 67 97 Jumlah Puskesmas non-rawat Inap 4,00 Tabel 67 Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67 Jumlah Puskesmas pembantu 21,00 Tabel 67 98 Jumlah Apotek 30,00 Tabel 67 99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68 100 Jumlah Posyandu 218,00 Posyandu Tabel 69 101 Posyandu Aktif 68,81 % Tabel 69 102 Rasio posyandu per 100 balita 1,17 per 100 balita Tabel 69 103 UKBM Poskesdes 29,00 Poskesdes Tabel 70 Polindes - Polindes Tabel 70 Posbindu 7,00 Posbindu Tabel 70 104 Jumlah Desa Siaga 29,00 Desa Tabel 71 105 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 71 D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis 40,00 22,00 62,00 Orang Tabel 72 107 Jumlah Dokter Umum 13,00 36,00 49,00 Orang Tabel 72 108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 48,03 per 100.000 penduduk Tabel 72 109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 4,00 15,00 19,00 Orang Tabel 72 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 8,22 per 100.000 penduduk 111 Jumlah Bidan 160,00 Orang Tabel 73 112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 69,23 per 100.000 penduduk Tabel 73 113 Jumlah Perawat 152,00 322,00 474,00 Orang Tabel 73 114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 205,10 per 100.000 penduduk Tabel 73 115 Jumlah Perawat Gigi 3,00 9,00 12,00 Orang Tabel 73 116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 2,00 39,00 41,00 Orang Tabel 74 117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 1,00 6,00 7,00 Orang Tabel 75 118 Jumlah Tenaga Sanitasi 3,00 6,00 9,00 Orang Tabel 76 119 Jumlah Tenaga Gizi 1,00 23,00 24,00 Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan 220.381.169.421,49 Rp Tabel 81 121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 10,92 % Tabel 81 122 Anggaran Kesehatan Perkapita 953.568,70 Rp Tabel 81

TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN PENDUDUK ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2 1 2 3 4 5 6 7 5819 9 10 1 MAYANGAN 8,655 5 5 62.653 12.058 5,20 7238,94 2 KANIGARAN 10,653 6 6 57.333 21.833 2,63 5381,86 3 KEDOPOK 13,624 6 6 33.448 9.311 3,59 2455,08 4 WONOASIH 10,981 6 6 33.647 8.252 4,08 3064,11 5 KADEMANGAN 12,754 6 6 44.031 11.352 3,88 3452,33 6 0 #DIV/0! #DIV/0! 7 0 #DIV/0! #DIV/0! 8 0 #DIV/0! #DIV/0! 9 0 #DIV/0! #DIV/0! 19 0 #DIV/0! #DIV/0! 20 0 #DIV/0! #DIV/0! (KAB/KOTA) 56,7 0 29 29 231.112 62.806 3,68 4.078 Sumber: - Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo

TABEL 2 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 1 0-4 9.439 9.250 18.689 102,04 2 5-9 9.906 9.405 19.311 105,33 3 10-14 9.772 9.633 19.405 101,44 4 15-19 9.878 9.563 19.441 103,29 5 20-24 9.144 8.877 18.021 103,01 6 25-29 8.891 9.229 18.120 96,34 7 30-34 8.818 9.184 18.002 96,01 8 35-39 8.835 9.295 18.130 95,05 9 40-44 8.803 9.217 18.020 95,51 10 45-49 7.783 8.490 16.273 91,67 11 50-54 7.086 7.507 14.593 94,39 12 55-59 5.772 5.871 11.643 98,31 13 60-64 4.214 4.154 8.368 101,44 14 65-69 2.507 2.894 5.401 86,63 15 70-74 1.537 2.027 3.564 75,83 16 75+ 1.396 2.735 4.131 51,04 113.781 117.331 231.112 96,97 ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44 Sumber: - Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo

TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN NO VARIABEL LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 94.436 98.676 193.112 PERSENTASE 2 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 183.534 0,00 0,00 95,04 a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0,00 0,00 0,00 b. SD/MI 57.418 0,00 0,00 29,73 c. SMP/ MTs 30.624 0,00 0,00 15,86 d. SMA/ MA / SMK 57.169 0,00 0,00 29,60 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 3.965 0,00 0,00 2,05 g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.382 0,00 0,00 0,72 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 12.817 0,00 0,00 6,64 i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 17 0,00 0,00 0,01 0 0,00 0,00 0,00 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Probolinggo

TABEL 4 KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KELAHIRAN NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS HIDUP LAKI-LAKI MATI HIDUP + MATI PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 MAYANGAN SUKABUMI 155 2 157 159 5 164 314 7 321 2 MAYANGAN JATI 339 3 342 329 3 332 668 6 674 3 KANIGARAN KANIGARAN 469 8 477 474 3 477 943 11 954 4 KEDOPOK KEDOPOK 248 4 252 261 1 262 509 5 514 5 WONOASIH WONOASIH 258 5 263 288 1 289 546 6 552 6 KADEMANGAN KETAPANG 366 4 370 332 6 338 698 10 708 7 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 21 22 23 (KAB/KOTA) 1.835 26 1.861 1.843 19 1.862 3.678 45 3.723 ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14,0 10,2 12,1 Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 5 NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NEONATAL KEMATIAN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN BAYI a ANAK BALITA BAYI a ANAK BAYI BALITA NEONATAL BALITA a ANAK NEONATAL BALITA BALITA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 MAYANGAN SUKABUMI 2 2 0 2 6 6 0 6 8 8 0 8 2 MAYANGAN JATI 7 8 0 8 7 7 0 7 14 15 0 15 3 KANIGARAN KANIGARAN 8 11 1 12 7 8 2 10 15 19 3 22 4 KEDOPOK KEDOPOK 9 10 1 11 2 3 0 3 11 13 1 14 5 WONOASIH WONOASIH 11 11 0 11 9 11 0 11 20 22 0 22 6 KADEMANGAN KETAPANG 9 10 0 10 11 11 2 13 20 21 2 23 7 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 BALITA (KAB/KOTA) 46 52 2 54 42 46 4 50 88 98 6 104 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 25 28 1 29 23 25 2 27 24 27 2 28 Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 6 KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU LAHIR NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS KEMATIAN IBU HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 35 tahun 35 tahun 35 tahun 35 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 MAYANGAN SUKABUMI 314 0 0 1 1 0 1 0 1 2 MAYANGAN JATI 668 1 1 0 0 0 0 1 1 3 KANIGARAN KANIGARAN 943 1 1 0 0 0 0 1 1 4 KEDOPOK KEDOPOK 509 0 0 1 1 0 1 0 1 5 WONOASIH WONOASIH 546 0 0 0 0 0 0 0 6 KADEMANGAN KETAPANG 698 0 0 1 1 2 0 1 1 2 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0, (KAB/KOTA) 3.678 0 0 2 2 0 0 0 0 0 3 1 4 0 3 3 6 ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 163 Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 NO KECAMATAN KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PUSKESMAS SELURUH KASUS BARU TB BTA+ PENDUDUK KASUS TB KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P % % % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 MAYANGAN SUKABUMI 11.069 11.542 22.611 17 58,62 12 41,38 29 26 57,78 19 42,22 45 0 0,00 2 MAYANGAN JATI 19.693 20.349 40.042 6 30 14 70,00 20 30 48 32 51,61 62 0 0,00 3 KANIGARAN KANIGARAN 28.206 29.127 57.333 19 51 18 48,65 37 49 56 38 43,68 87 1 1,15 4 KEDOPOK KEDOPOK 16.695 16.753 33.448 8 44 10 55,56 18 32 42 45 58,44 77 0 0,00 5 WONOASIH WONOASIH 16.635 17.012 33.647 19 63 11 36,67 30 32 62 20 38,46 52 0 0,00 6 KADEMANGAN KETAPANG 21.483 22.548 44.031 13 62 8 38,10 21 29 62 18 38,30 47 0 0,00 7 RSUD dr. MOH. SALE 0 0 8 53 7 46,67 15 25 46 29 53,70 54 10 18,52 8 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 20 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! (KAB/KOTA) 113.781 117.331 231.112 90 53 80 47 170 223 53 201 47 424 11 3 CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 79,10 68,18 73,56 CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 195,99 171,31 183,46 Sumber: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 231112

TABEL 8 KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK L P L + P L P L + P L P L + P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 MAYANGAN SUKABUMI 47 48 95 17 12 29 36,17 25,00 30,53 2 MAYANGAN JATI 30 31 61 6 14 20 20,00 45,16 32,79 3 KANIGARAN KANIGARAN 81 55 136 19 18 37 23,46 32,73 27,21 4 KEDOPOK KEDOPOK 44 55 99 8 10 18 18,18 18,18 18,18 5 WONOASIH WONOASIH 112 59 171 19 11 30 16,96 18,64 17,54 6 KADEMANGAN KETAPANG 79 59 138 13 8 21 16,46 13,56 15,22 7 RSUD dr. MOH. SALEH 0 115 92 207 8 7 15 6,96 7,61 7,25 8 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 14 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 20 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! BTA (+) TB PARU % BTA (+) TERHADAP SUSPEK (KAB/KOTA) 508 399 907 90 80 170 17,72 20,05 18,74 Sumber: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI* ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) L P L + P L ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) P L + P ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN L P L + P % % % % % % L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 MAYANGAN SUKABUMI 11 8 19 7 63,64 5 62,50 12 63,16 4 36,36 3 37,50 7 36,84 100,00 100,00 100,00 0 0 0 2 MAYANGAN JATI 23 10 33 23 100,00 9 90,00 32 96,97 0 0,00 1 10,00 1 3,03 100,00 100,00 100,00 0 0 0 3 KANIGARAN KANIGARAN 18 20 38 17 94,44 20 100,00 37 97,37 0 0,00 0 0,00 0 0,00 94,44 100,00 97,37 0 0 0 4 KEDOPOK KEDOPOK 10 11 21 9 90,00 11 100,00 20 95,24 0 0,00 0 0,00 0 0,00 90,00 100,00 95,24 0 0 0 5 WONOASIH WONOASIH 7 10 17 5 71,43 9 90,00 14 82,35 1 14,29 0 0,00 1 5,88 85,71 90,00 88,24 0 0 0 6 KADEMANGAN KETAPANG 16 10 26 15 93,75 8 80,00 23 88,46 0 0,00 0 0,00 0 0,00 93,75 80,00 88,46 1 0 1 7 RSUD dr. MOH. SALE 0 3 2 5 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 8 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 9 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 10 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 11 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 12 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 13 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 14 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 15 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 16 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 17 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 18 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 19 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 20 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 (KAB/KOTA) 88 71 159 76 86,36 62 87,32 138 86,79 5 5,68 4 5,63 9 5,66 92,05 92,96 92,45 1 0 1 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 1 0 0 Sumber: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Keterangan: * kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

TABEL 10 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS BALITA PERKIRAAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L + P L P L+P L P L+P % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 MAYANGAN SUKABUMI 994 992 1.986 44 44 88 11 24,86831 2 4,530627 13 14,70971 2 MAYANGAN JATI 1.681 1.654 3.335 75 74 148 20 26,73636 3 4,075921 23 15,5 3 KANIGARAN KANIGARAN 2.387 2.370 4.757 106 105 212 2 1,9 2 1,9 4 1,9 4 KEDOPOK KEDOPOK 1.541 1.430 2.971 69 64 132 6 8,7 3 4,7 9 6,8 5 WONOASIH WONOASIH 1.443 1.401 2.844 64 62 127 13 20,2 8 12,8 21 16,6 6 KADEMANGAN KETAPANG 1.858 1.813 3.671 83 81 163 0 0,0 0 0,0 0 0 7 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 20 0 0 - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! (KAB/KOTA) 9.904 9.660 19.564 441 430 871 52 11,79866 18 4,187312 70 8,04045 PERSENTASE PERKIRAAN KASUS 4,45% Sumber: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 11 KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN NO KELOMPOK UMUR L P L+P H I V AIDS KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 4 TAHUN 1 0 1 1,22 1 0 1 1,22 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 2 5-14 TAHUN 0 1 1 1,22 0 1 1 1,22 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 3 15-19 TAHUN 0 1 1 1,22 0 1 1 1,22 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 4 20-24 TAHUN 5 3 8 9,76 5 3 8 9,76 1 1 2 0 0 0 #DIV/0! 5 25-49 TAHUN 37 21 58 70,73 37 21 58 70,73 2 2 4 0 0 0 #DIV/0! 6 50 TAHUN 9 4 13 15,85 9 4 13 15,85 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! PROPORSI KELOMPOK UMUR (KAB/KOTA) 52 30 82 52 30 82 3 3 6 0 0 0 PROPORSI JENIS KELAMIN 63,41 36,59 63,41 36,59 50,00 50,00 #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN DONOR DARAH NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING PENDONOR TERHADAP HIV POSITIF HIV L P L + P L P L + P L P L+P % % % % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! Sumber:.. (sebutkan)

TABEL 13 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PENDUDUK TARGET PENEMUAN DIARE DIARE DITANGANI P L P L+P L P L+P % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 MAYANGAN SUKABUMI 11.069 11.542 22.611 299 312 610 637 213 599 192 1.236 202 2 MAYANGAN JATI 19.693 20.349 40.042 532 549 1.081 442 83 469 85 911 84 3 KANIGARAN KANIGARAN 28.206 29.127 57.333 762 786 1.548 465 61 557 71 1.022 66 4 KEDOPOK KEDOPOK 16.695 16.753 33.448 451 452 903 291 65 353 78 644 71 5 WONOASIH WONOASIH 16.635 17.012 33.647 449 459 908 449 100 593 129 1.042 115 6 KADEMANGAN KETAPANG 21.483 22.548 44.031 580 609 1.189 395 68 455 75 850 71 7 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 20 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! L L + P (KAB/KOTA) 113.781 117.331 231.112 3.072 3.168 6.240 2.679 87,2 3.026 95,5 5.705 91,4 ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 MAYANGAN SUKABUMI 0 3 3 3 0 3 2 MAYANGAN JATI 0 1 1 0 1 1 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 1 1 0 1 1 4 KEDOPOK KEDOPOK 0 2 4 6 2 4 6 5 WONOASIH WONOASIH 1 1 4 4 4 1 5 6 KADEMANGAN KETAPANG 1 1 2 1 3 3 1 4 7 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 (KAB/KOTA) 1 1 2 11 7 18 12 8 20 PROPORSI JENIS KELAMIN 50,00 50,00 61,11 38,89 60,00 40,00 ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 10,54657632 6,81831741 8,65381287 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2 % % 1 2 3 4 5 6 7 8 1 MAYANGAN SUKABUMI 3 0,00 1 33,33333333 2 MAYANGAN JATI 1 0,00 1 100 3 KANIGARAN KANIGARAN 1 0,00 0 4 KEDOPOK KEDOPOK 6 0,00 1 16,66666667 5 WONOASIH WONOASIH 5 1 20,00 2 40 6 KADEMANGAN KETAPANG 4 0,00 3 75 7 LUAR WILAYAH 0 1 0,00 0 8 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 9 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 10 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 11 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 12 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 13 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 14 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 15 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 16 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 17 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 18 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 19 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! 20 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! (KAB/KOTA) 21 1 4,76 8 38,0952381 ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 3 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

TABEL 16 KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS TERCATAT NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 MAYANGAN SUKABUMI 0 3 3 3 0 3 2 MAYANGAN JATI 0 2 2 0 2 2 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 1 1 0 1 1 4 KEDOPOK KEDOPOK 0 2 5 7 2 5 7 5 WONOASIH WONOASIH 0 3 3 3 0 3 6 KADEMANGAN KETAPANG 1 1 3 1 4 4 1 5 7 LUAR WILAYAH 0 0 1 1 0 1 1 8 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 (KAB/KOTA) 1 0 1 11 10 21 12 10 22 ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,054658 0,85229 0,951919 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KUSTA (PB) KUSTA (MB) RFT PB NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB a PENDERITA MB a RFT MB L P L + P L P L + P JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA L P L+P % % % L P L+P % % % H H H H H H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 MAYANGAN SUKABUMI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 3 0 0 0 #DIV/0! 0 0 2 MAYANGAN JATI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 1 #DIV/0! 1 100 2 200 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 2 #DIV/0! 0 0 2 200 4 KEDOPOK KEDOPOK 1 1 #DIV/0! 1 100 1 100 2 4 6 3 150 2 50 5 83 5 WONOASIH WONOASIH 1 1 #DIV/0! 1 100 1 100 4 4 4 100 3 #DIV/0! 7 175 6 KADEMANGAN KETAPANG 1 1 1 100 #DIV/0! 1 100 2 1 3 1 50 0 0 1 33 7 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 20 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! (KAB/KOTA) 1 2 3 1 100,0 2 100,0 3 100,0 11 7 18 11 100 6 86 17 94 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

TABEL 18 KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK <15 TAHUN KASUS AFP (NON POLIO) 1 2 3 4 5 1 MAYANGAN SUKABUMI 5.667 1 2 MAYANGAN JATI 9.749 0 3 KANIGARAN KANIGARAN 14.097 0 4 KEDOPOK KEDOPOK 8.193 0 5 WONOASIH WONOASIH 8.511 0 6 KADEMANGAN KETAPANG 11.188 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 10 0 0 11 0 0 12 0 0 13 0 0 14 0 0 15 0 0 16 0 0 17 0 0 18 0 0 19 0 0 20 0 0 (KAB/KOTA) 57.405 1 AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,74 Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu se 57.405

TABEL 19 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DIFTERI PERTUSIS KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM KASUS KASUS KASUS MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 MAYANGAN SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 MAYANGAN JATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 KEDOPOK KEDOPOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 WONOASIH WONOASIH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 KADEMANGAN KETAPANG 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CASE FATALITY RATE (%) 0,00 #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi

TABEL 20 KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS PD3I NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK POLIO HEPATITIS B KASUS MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 MAYANGAN SUKABUMI 4 2 6 0 1 0 1 0 0 0 2 MAYANGAN JATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 KEDOPOK KEDOPOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 WONOASIH WONOASIH 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 6 KADEMANGAN KETAPANG 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 (KAB/KOTA) 6 7 13 0 1 0 1 0 0 0 CASE FATALITY RATE (%) 0,0 Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi

TABEL 21 KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS MENINGGAL CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 MAYANGAN SUKABUMI 36 15 51 1 1 0,0 6,7 2,0 2 MAYANGAN JATI 61 32 93 2 2 3,3 0,0 2,2 3 KANIGARAN KANIGARAN 77 45 122 1 1 1,3 0,0 0,8 4 KEDOPOK KEDOPOK 52 32 84 1 1 1,9 0,0 1,2 5 WONOASIH WONOASIH 39 23 62 2 1 3 5,1 4,3 4,8 6 KADEMANGAN KETAPANG 74 47 121 1 1 1,4 0,0 0,8 7 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 8 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 14 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 20 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! (KAB/KOTA) 339 194 533 7 2 9 2,1 1,0 1,7 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 297,9 165,3 230,6 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 22 NO KECAMATAN PUSKESMAS KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA SUSPEK POSITIF MENINGGAL CFR L P L+P L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 MAYANGAN SUKABUMI 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 MAYANGAN JATI - - 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 KANIGARAN KANIGARAN 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 KEDOPOK KEDOPOK 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 WONOASIH WONOASIH 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 KADEMANGAN KETAPANG 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 8 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 14 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 20 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! (KAB/KOTA) 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular